Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Kusumaningrum
"Skripsi ini membahas frekuensi distribusi komplikasi pasca ekstraksi edema dan dry socket pada pasien usia 17-76 tahun di RSGM-P FKG UI periode Januari 2003- Oktober 2008. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat retrospektif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa komplikasi pasca ekstraksi gigi berupa tidak ditemukan. Tetapi, komplikasi pasca kstraksi berupa dry socket paling banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin wanita yang menggunakan teknik kstraksi sederhana dan banyak ditemukan setelah dilakukan pencabutan gigi posterior.

The focus of this study is the distribution and frequency of implication post tooth extraction (swelling and dry socket) in patient with age 17-76 years old in RSGM-P FKG UI periode of januari 2003-oktober 2008. This research is a uantitative and retrospective research with descriptive design. The result prove that swelling after tooth extraction was not found. But dry socket post toth extraction were found in women by using the simple technique of tooth extraction, and mostly found after posterior tooth extraction."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Novikafuri Adiputri
"Skripsi ini membahas Frekuensi Distribusi Rasa Nyeri Pasca Ekstraksi pada Pasien Usia 17-76 Tahun di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Periode Januari 2003 - Oktober 2008. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat retrospektif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa komplikasi pasca ekstraksi rasa nyeri hanya ditemukan pada 2 pasien setelah dilakukan pencabutan gigi posterior. Tetapi, komplikasi dry socket ditemukan sebanyak 5 pasien, paling banyak pada pasien berjenis kelamin wanita yang menggunakan teknik ekstraksi ederhana dan banyak ditemukan setelah dilakukan pencabutan gigi posterior.

The focus of this study is the distribution and frequency of pain and dry socket post tooth extraction in patient with age 17-76 years old in RSGM-P FKG UI period of January 2003 - October 2008. This research is a quantitative and retrospective research with descriptive design. The result prove that pain after tooth extraction was only found in 2 patients after posterior tooth extraction. But dry socket post tooth extractions were found 5 patients, mostly in women by using the simple technique of tooth extraction, and mostly found after posterior tooth extraction."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Al Qushoyyi
"Latar belakang: Dry socket atau alveolar osteitis (AO) merupakan salah satu komplikasi
yang paling umum terjadi pasca ekstraksi gigi permanen dan menjadi salah satu
komplikasi yang paling banyak dipelajari dalam kedokteran gigi. Sampai saat ini, terdapat
berbagai macam metode preventif yang dapat digunakan dalam mencegah insidensi
terjadinya dry socket. Tujuan: Mengevaluasi seberapa efektif perawatan satu metode dan
yang lainnya dalam pencegahan kasus dry socket serta menganalisis berbagai faktor risiko
terkait. Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic review dengan pedoman
PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis).
Pencarian dilakukan menggunakan tiga basis data, yaitu ClinicalKey, EBSCOHost, dan
SpringerLink untuk mendapatkan literatur lima tahun terakhir (2016-2020) yang
membahas tentang pencegahan dry socket melalui berbagai metode preventif.
Hasil penelitian: Pencarian ini menghasilkan 888 studi dan didapatkan 15 studi untuk
dianalisis setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditetapkan. Dari sejumlah studi tersebut, terdapat 9 metode yang berbeda. Kesimpulan:
Efektivitas metode preventif yang dianalisis dalam studi ini menunjukkan hasil yang
bervariasi. Tiga metode dengan nilai efektivitas tertinggi di atas 80% yaitu Platelet-Rich
Fibrin (PRF), Platelet-Rich Plasma (PRP), dan gas ozon dengan nilai berturut-turut
100%, 89,2%, dan 80,2%. PRF dan PRP merupakan konsentrat trombosit yang berperan
baik dalam meregenerasi jaringan dan penyembuhan luka. Berdasarkan analisis
penelitian ini ditemukan bahwa setiap metode preventif mempunyai kelebihan dan
kekurangan yang harus dipertimbangkan dalam mencegah terjadinya dry socket dengan
tetap memperhitungkan faktor risiko terutama jenis kelamin, usia, dan lokasi gigi yang
diekstraksi.

Background: Dry socket or alveolar osteitis (AO) is one of the most common
complications that occur after permanent tooth extraction and is one of the most studied
complications in dentistry. At this time, various preventive methods that can be used to
prevent the incidence of dry socket have been introduced. Objective: The aim of this
systematic review is to provide data on various dry socket preventative methods and
analyze the associated risk factors. Methods: PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-Analysis) guidelines are used to conduct this systematic
review. The search criterias for literatures used in this study are studies that discuss dry
socket prevention through various preventative methods that are published in the past 5
years. Results: This search resulted in 888 studies. After further selection based on
predetermined inclusion and exclusion criteria, 15 final studies were selected from the
previous search process and divided into 9 different methods. Conclusion: The
effectiveness of different methods analyzed in this study shows various results. The three
methods with the highest values above 80% are PRF, PRP, and ozone gas with the
respective values of 100%, 89.2%, and 80,2%. PRF and PRP are platelet concentrates
that positively impact tissue regeneration and wound healing. From the analysis of this
study, it was found that each preventive method has its advantages and disadvantages that
must be considered in preventing the occurrence of dry socket while also taking into
account the associated risk factors, especially gender, age, and location of the extracted
teeth.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrina Putri Marlip
"Kehilangan gigi permanen merupakan salah satu indeks kesehatan gigi-mulut. Kehilangan gigi permanen disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dicegah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi alasan ekstraksi gigi permanen berdasarkan jenis kelamin, umur, dan elemen gigi pasien RSGM-P FKG UI periode 1 September 2011-31 Agustus 2012. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian adalah penyebab ekstraksi karies (51,3%), orthodontik (28,9%), impaksi (11,4%), penyakit periodontal (4,1%), trauma (2,3%), dan preprostetik (2,0%). Wanita lebih banyak melakukan ekstraksi (69,7%). Ekstraksi gigi permanen banyak pada usia 21-30 tahun (33,9%). Elemen gigi paling banyak diekstraksi adalah gigi premolar satu (29,5%) karena perawatan orthodontik.

Permanent tooth loss can be caused by many factors that can be prevented. This research aims to identify distribution and frequency the reason of permanent tooth according to gender, age, and tooth element in RSGM-P FKG UI period 1st September 2011-31st August 2012. This research is retrospective descriptive study. The reasons of extraction consist of caries (51,3%), orthodontic (28,9%), impaction (11,4%), periodontal disease (4,1%), trauma (2,3%), and pre-prosthetic reason (2,0%). Extraction of permanent tooth is mostly done in females (69,7%). First premolar is the most common permanent tooth extracted (29,5%) because of orthodontic treatment. Tooth permanent extraction most widely performed in 21-30 years group (33,9%)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aggil Segara Alamsyah
"Latar belakang: Ekstraksi gigi merupakan tindakan yang sangat kompleks sehingga dibutuhkan banyak keterampilan dan pengetahuan khusus. Dan hal tersebut dipelajari dalam pendidikan kedokteran gigi. Indonesia memiliki 32 universitas baik negeri maupun swasta yang menyediakan program sarjana dan profesi kedokteran gigi, termasuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Salah satu modul utama dalam kurikulum pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia adalah pembelajaran teknik ekstraksi gigi. Dan saat ini belum diketahui gambaran persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran teknik ekstraksi gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif potong lintang pada 404 mahasiswa menggunakan kuesioner tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran teknik ekstraksi yang pernah dipakai sebelumnya. Hasil: Setiap angkatan menunjukkan variasi penilaian yang berbeda terhadap pembelajaran teknik ekstraksi gigi. Mayoritas mahasiswa yang menggunakan model pelatihan praklinik menganggapnya sebagai persiapan yang berguna untuk tindakan ekstraksi gigi pada pasien. Sebagian besar mahasiswa merasa bahwa pengetahuan mereka tentang anatomi dan kesiapan mereka untuk menghadapi komplikasi saat ekstraksi terhitung kurang. Selain itu, mayoritas mahasiswa merasa telah dilatih dengan baik dan merasa puas dengan pelayanan pendidikan yang diberikan dalam pembelajaran teknik ekstraksi gigi. Kesimpulan: terdapat beberapa perbedaan persepsi antar angkatan 2014 – 2017 terhadap pembelajaran teknik ekstraksi gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Background: Tooth extraction is a very complex procedure that requires a lot of special skills and knowledge. This is taught in dentistry education. Indonesia has 32 public and private universities that provide undergraduate and professional dental programs, including the Faculty of Dentistry, University of Indonesia. One of the main modules in the education curriculum of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia is learning tooth extraction techniques. And currently, there is no known description of student perceptions of learning tooth extraction techniques at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia. Methods: This study used a cross-sectional descriptive study on 404 students using a questionnaire about student’s perceptions of learning extraction techniques that had been previously used. Results: Each batch students showed a different variation in the assessment of learning tooth extraction techniques. The majority of students who use the preclinical training model consider it a useful preparation for dental extraction in patients. Most of the students felt that their knowledge of anatomy and their readiness to deal with complications during extraction was lacking. In addition, the majority of students felt that they had been properly trained and were satisfied with the educational services provided in learning tooth extraction techniques. Conclusion: There are several differences in perceptions between 2014 - 2017 students batches of learning tooth extraction techniques at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aloe vera is a traditional wound healing medicine. We hypothesized acemannan, a polysaccharide extracted from Aloe vera gel, could affect bone formation. Primary rat bone marrow stromal cells (BMSCs) were treated with various concentrations of acemannan. New DNA synthesis, VEGF, BMP-2, alkaline phosphatase activity, bone sialoprotein, osteopontin expression, and mineralization were determined by [(3)H] thymidine incorporation assay, ELISA, biochemical assay, western blotting, and Alizarin Red staining, respectively. In an animal study, mandibular right incisors of male Sprague-Dawley rats were extracted and an acemannan treated sponge was placed in the socket. After 1, 2, and 4 weeks, the mandibles were dissected. Bone formation was evaluated by dual-energy X-ray absorptiometry and histopathological examination. The in vitro results revealed acemannan significantly increased BMSC proliferation, VEGF, BMP-2, alkaline phosphatase activity, bone sialoprotein and osteopontin expression, and mineralization. In-vivo results showed acemannan-treated groups had higher bone mineral density and faster bone healing compared with untreated controls. A substantial ingrowth of bone trabeculae was observed in acemannan-treated groups. These data suggest acemannan could function as a bioactive molecule inducing bone formation by stimulating BMSCs proliferation, differentiation into osteoblasts, and extracellular matrix synthesis. Acemannan could be a candidate natural biomaterial for bone regeneration."
ODO 102:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Farah Pratiwi
"Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kesulitan tindakan. Penelitian deskriptif analitik menggunakan rekam medik bedah mulut RSGMP FKG UI periode Januari 2011?Agustus 2012. Terdapat 1573 tindakan, wanita (63,9%, p<0.05), 21-30 tahun (40.4%, p<0.05), gigi akar ganda (78,3%, p<0.05), diagnosis eruptio deficilis (29,4%, p<0.05), keluhan rasa sakit (52,5%), pasien kompromis medis (23,3%, p>0.05), hipertensi (22,3%, p>0.05), dan pengukuran tekanan darah dilakukan pada 32,9% kasus. Jenis kelamin, usia, jumlah akar, dan diagnosis eruptio deficilis, fraktur, gangraena menunjukkan hubungan yang bermakna, sedangkan riwayat medis, penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus tidak menunjukkan hubungan bermakna secara statistik terhadap tingkat kesulitan.

Examination results show related factors to difficulty level of tooth extraction. A descriptive analytical study used oral surgery medical record RSGMP FKG UI period January 2011?August 2012. There were 1573 tooth extractions, females (63,9%, p<0.05), 21-30 years (40,4%, p<0.05), multiple roots teeth (78,3%, p<0.05), diagnosed eruptio deficilis (29,4%, p<0.05), pain (52,5%), medically compromised patients (23,3%, p>0.05), hypertension (22,3%, p>0.05), and measuring blood pressure done in 32,9% cases. Sex, age, the roots typed, and diagnosed as eruptio deficilis, fracture, gangraena show significant relation, while medical history, cardiovascular disease, hypertension, and diabetes mellitus show no statistically significant relation to difficulty level."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Michelle Anggraini
"Studi ini fokus membahas tentang variasi anatomis normal pada mukosa oral. Tujuan dari studi ini dalah untuk menentukan prevalensi dan distribusi lesi pada 312 pasien yang mengunjungi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Studi ini dilakukan dengan survei epidemiologi dan menggunakan pendekatan potong lintang. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 7 (2,2%) pasien dengan leukoedema, 69 (22,1%) pasien dengan fordyce granules, dan 207 (66,3%) pasien dengan linea alba pada mukosa oral mereka. Semua lesi lebih banyak ditemukan secara bilateral. Leukoedema dan fordyce granules lebih banyak ditemukan pada pria, sedangkan linea alba lebih banyak pada wanita. Leukoedema dan fordyce granules paling banyak ditemukan pada kelompok usia 69-76 tahun, sedangkan linea alba paling banyak ditemukan pada usia 13-20 tahun.

This study is focused on variations of anatomic structures of oral mucosa. The purpose of this study is to determine the prevalence and the distribution of these lesions in 312 patients who visited University of Indonesia Dental Hospital according to the location, age and gender. This study has been done by cross sectional descriptive epidemiological survey. The result showed that there were 7 (2.2%) people who had leukoedema, 69 (22.1%) people who had fordyce granules, and 207 (66.3%) people who had linea alba on their oral mucosa. All lesions were more common in bilateral location. Leukoedema and fordyce granules were more common among males, while linea alba were more common among females. Leukoedema and fordyce granules had the highest prevalence in 69-76 years age-group, while linea alba was highest in 13-20 years age-group."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Novita Mulya
"Karies merupakan salah satu komplikasi yang umumnya terjadi pada gigi impaksi. Penelitian yang membahas mengenai distribusi frekuensi karies pada gigi impaksi sudah banyak dilakukan di berbagai negara, namun di Indonesia masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai distribusi frekuensi karies pada gigi molar tiga kelas IA di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif yang bersifat retrospektif dengan sampel penelitian berupa data sekunder yang diperoleh dari kartu status pasien RSKGM FKGUI periode Januari 2010-Juli 2013.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa prevalensi impaksi molar tiga bawah kelas IA sebesar 42,5% dari 496 kasus impaksi molar tiga bawah. Rasio laki-laki : perempuan yang mengalami impaksi molar tiga kelas IA adalah 1:1,7. Mayoritas pasien berusia 17-35 tahun dan kebanyakan berasal dari suku Jawa (44,1%). Sebanyak 23,2% pasien mengalami karies pada gigi impaksinya dan umumnya terjadi pada impaksi mesioangular (17,2%). Permukaan oklusal merupakan daerah yang paling rentan terhadap terjadinya karies baik pada impaksi mesioangular, vertikal, horizontal, maupun transverse, yaitu sebanyak 59,6%.

Caries is one of the complications commonly arise in impacted teeth. Studies concerning frequency distribution of caries in impacted third molar are widely available in several countries, but not in Indonesia. This study aims to get information regarding frequency distribution of caries in class IA impacted third molar among patients of Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Research was done using retrospective descriptive study through observation of patient’s status cards at RSKGM FKGUI from January 2010 to July 2013.
The results indicate that prevalence of class IA impacted third molar is 42.5% out of 496 cases of all impacted mandibular third molar. Gender ratio of male to female is 1: 1.7, whereas the majority of the patients are aged 17-35 years old and of Javanese origins (44.1%). Some patients have caries in their impacted third molar (23.2%), especially in mesioangular impaction (17.2%). Occlusal surface accounts for the most susceptible site to caries in class IA impacted third molar (59.6%) in all mesioangular, vertical, horizontal and transversal impaction.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armida Sofyanis
"Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan ukuran rata-rata rahang kelompok Deutero Melayu pada mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Cetakan rahang mahasiswa diambil dan dibuat model rahang. Kemudian dilakukan pengukuran pada model tersebut dalam milimeter. Yang diukur adalah : panjang rahang dan lebar rahang, serta panjang lengkung gigi. Kemudian dicari ukuran rataratanya. Selain dari itu, dibedakan Pula bentuk rahang yang persegi dan yang oval. Dari gambaran bentuk lengkung rahang yang didapat,ternyata bentuk lengkung rahang yang oval, persegi, dan rata-rata ( gabungan oval dan persegi ), tidak menunjukkan banyak perbedaan, bila dikaitkan dengan ukuran sendok cetak yang sesuai. Hasil penelitian didapatkan ukuran rata-rata rahang,yang terdiri dari panjang rahang, lebar rahang, dan panjang lengkung rahang."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>