Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mujiyanto
"Tesis ini membahas peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini dilakukan pada industri kecil di Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtut waktu (lime series), tahun 1976-2007. Data diperoleh dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan, serta Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kulonprogo. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares, OLS) dalam bentuk double log. Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan tenaga keija dan seberapa besar serta arah pengaruhnya pada sektor industri kecil. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai modal mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Besarnya pengaruh nilai modal terhadap penyerapan tenaga kerja adalah apabila nilai modal naik sebesar I % (cateris paribus) maka permintaan tenaga kerja akan turun sebesar 0,034 %. Variabel nilai produksi mempunyai pengaruh positif signifikan. Besarnya pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja, apabila nilai produksi meningkat sebesar 1 % (cateris paribus) maka jumlah tenaga kerja yang digunakan (terserap) akan naik sebesar 0,035 %. Variabel upah tenaga kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, besarnya pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja apabila upah naik sebesar 1 % (cateris paribus) maka jumlah tenaga kerja yang terserap naik sebesar 0,090 %. Kesimpulan penelitian Peranan Industri Kecil Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Kulonprogo, 1976-2007, bahwa sektor industri kecil di kabupaten Kulonprogo mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

This Thesis discusses small industry roie i n labour absorbtion and factors that influence small industry in labour absorbtion. This Research is conducted at small industry in Kulonprogo Regency, Province Special region Yogyakarta. The data consist 1976 - 2007 time series secondary. Data is obtained/got from Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi and Pertambangan, and Biro Pusat Statistik (BPS) Kulonprogo Regency. Anaiyzer that used [by] is double reggression analysis that appraised by using smallest square method (Ordinary Least Squares, OLS) in the form of double logarithm. Slated for Reggression analysis knows any factors that influence labour absorbtion and how big and its influence direction at small industrial sector. Reggression analysis Result indicates that Capital value have negative and significant influence to labour absorbtion. Level of influence of Capital value to labour absorbtion is if Capital value go ups as high as 1 % (cateris paribus) then labour request will go down as high as 0,034 %. Production rate Variable have positive influence significant. Level of production rate influence to labour absorbtion, if level production rate as high as 1 % (cateris paribus) then [job/activity] total power that used [by] (terserap) will go up as high as 0,035 %. Variable of labour fee have positive and significant influence to labour absorbtion, level of fee influence to labour absorbtion if fee go ups as high as I % (cateris paribus) then [job/activity] total power that absortion go up as high as 0,090 %. Research Conclusion The contribution of small-scale industry to labor absorption in Kulonprogo Regency, 1976-2007, that small industrial sector in Kulonprogo Regency have significant influence to labour absorbtion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Felarius Tata
"ABSTRAK
Studi ini terfokus pada stuktur sosial dalam kelompok etnik (suku) pelaku dan komoditi di kawasan PIK Pulogadung Jakarta Timur dimana didalamnya tertambat kapital sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa studi kasus,
dengan teknik wawancara, observasi visual, serta studi dokumen.
Penelitian ini menggunakan konsep dan teori dari pemahaman Dimensi Kapital Sosial pada kesamaan kelompok etnik(suku) dan komoditi dengan melihat struktur sosial baik dalam cakupan mikro, mezzo, dan makro. Dengan melihat fungsi fasilitas kapital sosial dalam kasus ini ditemukan bahwa kapital sosial yang menonjol dalam pengembangan industri kecil adalah dimensi bonding, bridging, dan linking.
Ditemukan bahwa jenis kapital berhubungan dengan periode perkembangan PIK. Pada jaman Orde Baru, kapital yang lebih menonjol adalah dimensi kapital sosial adalah dimensi bonding, bridging, dan linking. Selanjutnya, pada jaman Reformasi dimensi yang lebih menonjol adalah bonding.

ABSTRAK
This study focuses on the social structure in which social capital embedded inside the ethnic groups (tribes) and commodities produced in PIK Pulogadung, East Jakarta. This study is a qualitative study using a case study approach with interview, visual observation, and study documents.
This research uses the concepts and theories of Social Capital Dimensions on shared ethnic groups (tribes) and commodities to see both the social structure within the scope of the micro, mezzo, and macro. By looking at the function of social capital facility, it is found that prominent social capital in the development of small industries is the dimension of bonding, bridging, and linking.
It is also found that the type of capital was related to the political era. In the New Order era, the more prominent social capital dimensions was bonding, bridging, and linking. Furthermore, at the time of the Reformation of the more prominent dimension is bonding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1494
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Hidayani
"ABSTRAK
Artikel ini membahas pembentukan jaringan sosial melalui status kerja di sektor informal dalam menghadapi peningkatan permintaan kualitas pekerja dalam pasar kerja eksternal. Studi terdahulu menjelaskan tentang modal yang dibutuhkan oleh pekerja dalam mendapatkan pekerjaan, yaitu tingkat pendidikan dan keterampilan kerja sebagai syarat kualifikasi kerja utama yang ditetapkan oleh perusahaan, dan jaringan sosial sebagai modal pendukung bagi pekerja dalam mendapatkan status pekerjaan. Tinjauan terhadap studi-studi tersebutmenemukan bahwa jaringan sosial yang dimiliki oleh pekerja dapat memberikan akses informasi yang lebih baik bagi pekerja. Penulis berpendapat bahwa jaringan sosial memiliki peran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan pemenuhan kualifikasi kerja untuk mendapatkan pekerjaan, khususnya ketika pekerja tidak mampu memenuhi syarat kualifikasi kerja. Melalui artikel ini penulis menjelaskan bagaimana upaya yang diterapkan oleh pekerja dalam memanfaatkan sektor pekerjaan informal sebagai upaya peningkatan status kerja kedalam sektor formal, yaitu dengan memanfaatkan jaringan sosial yang terbentuk dalam pekerjaan di sektor informal tersebut. Penelitian ini menggunakan studi pada pengemudi transportasi online sebagai sektor pekerjaan informal yang dimanfaatkan. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara mendalam pada studi kasus pada pengemudi armada transportasi berbasis aplikasi.

ABSTRACT
This article discusses the formation of social networks through working status in the informal sector in the face of increasing demand for skilled-workers in the external labor market. Previous studies describes the capital needed by workers in obtaining employment, namely the level of education and occupational skills as a condition of the main job qualification set by company, and social networks as a supporting capital for workers in obtaining employment status. Review of these studies found that social networks owned by workers can provide better access to information. Authors argue that social networks have a role that is not less important than the fulfillment of job qualifications, especially when workers are unable to qualify the work qualifications. Furthermore, this article explains how the efforts give by workers in utilizing the informal employment sector as a way to improve the work status into the formal sector, by utilizing social network that formed in the informal sector. This study uses a study on an online transport driver as an informal employment sector that is utilized. This article uses a qualitative approach and an in-depth interview method on a case study on an application-based transportation fleet driver."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mukian Mulyadi
"Hakekatnya pola penggunaan tanah merupakan gambaran di atas ruang daiipada gabungan basil jenis usaha manusia, tingkat teknologi dan jwnlahnya. Adanya penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dan seimbang akan mengakibatkan perbedaan perkembangan penggunaan tanah yang ada. Perkembangan penggunaan tanah yang dijumpai di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu, sebagaimana yang dikemukakan Prof. I Made Sandy dan skema A sampai dengan skema I.
Kabupaten Sleman path tahun 1994 terdiri dan 17 kecamatan dengan luas 57.482 ha dan berpenduduk 788.340jiwa. Dan Kabupaten Kulonprogo path tahun 1994 terdiri dan 12 kecamatan dengan luas 58.628 ha dan berpenduduk 424.75 1 jiwa. Kabupaten Sleman memiliki wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dan diantara wilayah tersebut terdapat lereng 0% sampai lereng lebih dan 40%. Kabupaten Kulonprogo memiliki juga wilayah dataran rendah sampai wilayah dataran tinggi, namun dibandingkan dengan Kabupaten Sleman, lereng di Kabupaten Kulonprogo relatiflebih terjal.
Masalah: 1. Perkembangan penggunaan tanah path tahun 1994 di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo sudah mencapai tahap apa berdasarkan skema yang dikemukakan oleh Prof I Made Sandy? 2. Dimanakah letak perbedaan penggunaan tanah path Wilayah Tanah Usaha tertentu di kedua kabupaten tersebut ? 3. Bagaimanakah kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi penggunaan tanah?
Kesimpulan:
1. Pola penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo berbeda, yakni setelah perkainpungan, terdapat sawah, kebun campuran, tegalan dan terakhir hutan. Perbedaannya path Kabupaten Kulonprogo setelah perkampungan terdapat sawah, kebun campuran, lalu perkebunan, tegalan dan terakhir hutan.
2. Path Kabupaten Sleman keathan pemanfaatan untuk lahan persawahan sudah berkembang ke arah pegunungan, akan tetapi luas persawahan yang dibuat ke arah pegunungan relatif kedil luasnya, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema G. Pada Kabupaten Kulonprogo wilayah yang lebih tinggi terdapat kebun campuran dan tegalan sedangkan pemanfäatan tanah untuk lahan persawahan dan perkampungan sudah terthpat path wilayah sekitar pantai, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema H.
3. Pengusahaan tanah di Kabupaten Sleman didominasi oleh pengusahaan tanah intensif yang berupa lahan persawahan, sedangkan pengusahaan tanah di Kabupaten Kulonprogo didominasi oleh pengusahaan tanah kurang intensif yang berupa kehun campuran.
4. Penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo tahun 1994 sudah tidak sesuai lagi dengan konsepsi Wilayah Tanah Usaha.
5. Perbedaan penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo 'dipengaruhi oleh faktor ketinggian, lereng dan kepathtan penduduk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Furqan
"Tingginya jumlah Angkatan kerja merupakan salah satu modal dalam pembangunan sebuah negara. Pertumbuhan jumlah angkatan kerja harus seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja akan berdampak pada rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja yang kemudian akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang menghadapi masalah terkait penyerapan tenaga kerja adalah Kota Depok. Skripsi ini membahas upaya Kota Depok dalam meningkatkan penyerapan tenaga melalui Bursa kerja yaitu dengan memaksimalkan fungsi Bidang Pelatihan Produktivitas dan Bina Lembaga Pelatihan Kerja, dan Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai konsep ketenagakerjaan konsep pasarkerja dan penyerapan tenaga  kerja, konsep bursa kerja, serta Konsep analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang mendeskripsikan upaya Dinas Tenaga Kerja Kota Depok dalm meningkatakan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya  Disnaker Kota Depok dalam meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja melaui bursa kerja masih dihadapkan pada banyak permasalahan. Masalah tersebut dapat dilihat dari tidak adanya BLK sebagai pusat pelatihan tenaga kerja; minimnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor; belum terciptanya integrasi data ketenagakerjaan; serta kondisi pandemi Covid-19 yang menghambat berjalannya program-program penyerapan tenaga kerja Disnaker Kota Depok.

The high number of labor force is one of the assets in the development of a country. The growth in the number of the workforce must be balanced with the growth in employment opportunities. The growth of the workforce that is faster than the growth of job opportunities will have an impact on the low rate of employment which in turn will have an impact on increasing the number of unemployed. One city in West Java Province that faces problems related to employment is Depok City. This thesis discusses the efforts of the City of Depok in increasing the absorption of labor through the job fair, namely by maximizing the functions of the Productivity Training and Work Training Institutions Fields, and the Field of Job Placement and Expansion. The theory used in this research is the theory of the concept of employment, the concept of the labor market and the absorption of labor, the concept of the job market, and the concept of the SWOT analysis. This research is a qualitative research with a descriptive design that describes the efforts of the  Department of Labor in Depok City in increasing employment. The results of this study indicate that the efforts of the  Department of Labor in Depok City in increasing the number of employment through the job market are still faced with many problems. This problem can be seen from the absence of BLK as a workforce training center; the lack of company participation in compulsory reporting; the absence of integration of manpower data; as well as the condition of the Covid-19 pandemic which hindered the running of Depok Citys Manpower employment programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Faizah
"Pantai Anyer sebagai salah satu obyek wisata terkemuka di Kabupaten Serang berperan dalam perkembangan fasilitas wisata seperti hotel di Jalan Raya Anyer. Perkembangan industri pariwisata diharapkan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitar destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hotel-hotel yang ada di sepanjang Jalan Raya Anyer menyerap angkatan kerja yang berasal dari Kecamatan Anyar serta bagaimana karakteristik angkatan kerja yang bekerja pada hotel. Hotel diklasifikasi berdasarkan jaringan dan non jaringan, kemudian penentuan kelas hotel tinggi atau rendah dilakukan dengan metode pembobotan. Pembagian wilayah berdasarkan administrasi desa dan bentuk medan dilakukan untuk mengasumsikan jarak desa terhadap lokasi hotel.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik hotel dengan karakteristik angkatan kerja lokal. Sehingga dapat diketahui bahwa hotel jaringan memiliki angkatan kerja dengan karakteristik yaitu dari desa-desa yang lebih yang beragam dengan jarak dekat maupun jauh, semakin banyak angkatan kerja yang berumur produktif, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, tetapi dominasi penempatan angkatan kerja lokal pada divisi yang rendah. Hotel non jaringan memiliki karakteristik angkatan kerja antara lain berasal dari desa-desa terdekat dengan hotel, dengan umur antara 20-50 tahun, tingkat pendidikan dari SD sampai dengan S1, dan ditempatkan pada seluruh divisi, baik tinggi maupun rendah secara merata. Penyerapan angkatan kerja tertinggi terjadi pada desa-desa yang dilalui Jalan Raya Anyer, terutama pada desa-desa dimana banyak hotel-hotel berdiri.

Anyer beach is one of the site attractions at the Serang Regency which development is expected to bring economic impact to the surrounding community. This study aims to determine how the hotels along Anyer Street absorb the labor force coming from Anyar District and how the characteristics of the labor force working in the hotel. The hotels are classified based on the network and nonnetwork, then determination high or low class hotel is done by weighting method. Deliniation area is based on the country territory and relief to assume the distance between location and the hotels.
Descriptive analysis is used to determine the relationship between the characteristics of the hotel with the characteristics of the local labor force. So it can be seen that the characteristics of the labor force in the network hotels were came from countries which near and far distances, with more productive age, higher education level, but the dominance of the local workforce placement is at the lower division. Non network hotels characteristics of the labor were came from countries nearby the hotels, with ages between 20-50 years, levels of education from primary up to bachelor degree, and placed in all divisions, high and low both equally. Highest labor force absorption occurs in the countries passed by Anyer Street, especially in the villages where these hotels exist.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herfy Rithuesa Hardiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan struktur perilaku dan kinerja industri besar sedang dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia
Metode yang digunakan yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan estimasi ekonometrika data panel. Analisis struktur perilaku dan kinerja industri dianalisis dengan data panel dengan hasil bahwa konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar CR4 dan biaya input advertensi berpengaruh signifikan terhadap profit Kinerja industri juga dianalisis dengan data panel yang menunjukkan bahwa profit upah tenaga kerja riil teknologi dan output berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Koefisien variabel profit 0 05 teknologi 0 04 dan output 0 09 yang bermakna kenaikan satu persen porsi profit atau teknologi atau output akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja sedangkan variabel upah tenaga kerja riil 0 27 yang bermakna jika terjadi kenaikan upah riil sebesar 1 juta maka akan tingkat penyerapan tenaga kerja akan turun.

The focus of this study aims to determine the development of the structure conduct and performance of large and medium industry are employment in Indonesia.
This study used quantitative descriptive methods and econometric of panel data. Analysis of the structure conduct and performance of large and medium industry were analyzed by profit approach with econometric model of the panel which shows that the concentration ratio of the four biggest companies CR4 and input cost advetise significantly influence the profit. Industry performance is also analyzed with panel data showing that profit real wages of labor technology and output have a significant effect on employment in Indonesia.
The coefficient of profit is 0 05 technology is 0 04 and output is 0 09 which indicate if increase 1 percent of the portion profit technology or output will increase the employment rate while the coefficient of wages 0 27 indicate increase 1 million of the portion real wages the employment rate will reduce.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Ivestasi merupakan salah satu faktor penting berkaitan dengan penciptaan kesempatan kerja. Studi ini bertujuan mengkaji perkembangan penananman modal asing dan perannya dalam menyerap tenaga kerja. Metode eksplorasi digunakan untuk menjelaskan karakteristik industri dan regresi panel untuk menghitung elastisitas penyerapan tenaga kerja terhadap Penanaman Modal Asing (PMA). Data diperoleh dari Badang Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2002 hingga 2007. Dari tersebut didapatkan beberapa temuan. Pertama, industri kimia dan farmasi adalah industri yang memiliki nilai paling besar terhadap total PMA, yakni 26,88 persen dari total PMA, namun memberikan sedikit kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja. Kedua, industri tekstil adalah industri yang paling besar menyerap tenaga kerja walaupun memiliki nilai investasi kecil terhadap PMA, sehingga industri tersebut termasuk dalam kategori industri yang paling evisien. Terakhir, analisa pool least square regression memperlihatkan bahwa dibutuhkan investasi sebesar US$ 370 PMA untuk menyerap setiap satu tenaga kerja."
JKIN 3:2 (2008) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>