Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peranan Islam sebagai landasan ideal kebudayaan masyarakat Tanah datar (Minangkabau - Sumatera Barat) dan implementasinya dalam kehidupan seni pertunjukan musik. Untuk menemukan kejelasan yang dimaksud dilakukan kajian berdasarkan pendekatan kualitatif dengan mengutamakan data atau bahan di lapangan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Renariah
"Berdasarkan hasil sensus penduduk dunia tahun 1995, diperoleh data bahwa harapan hidup terpanjang di dunia dicapai oleh bangsa jepang, dengan rata-rata umur lansia untuk laki-Maki mencapai 76 tahun dan perempuan mencapai 82 tahun. Salah sate contohnya adalah Shigechiyo Izumi berhasil mencapai umur 120 tahun. Sementara harapan hidup bangsa lain seperti Swiss rata-rata hanya mencapai 74 tahun untuk laki-laid daze 80 tahun untuk perempuan, sedangkan Amerika hanya mencapai 72 tahun untuk laki-laki dan 79 tahun untuk perempuan (Kosei hakusho = buku putih mengenai kesehatan dan kesejahteraan, 1995 : 127).
Selanjuthya kalau kita amati data hasil sensus penduduk prefektur Miyagi tahun 1998, data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun orang jepang berusia lanjut bertambah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu jumlah penduduk pada tahun 1996 berjumlah 352.449 orang, sedangkan pada tahun 1997 jumlahnya naik menjadi 367210 orang, berarti dalam kurun waktu satu tahun penambahannya mencapai 14.761 orang (Laporan tahunan sensus penduduk prefektur Miyagi, 1998). Dari selisih jumlah tersebut menunjukkan bahwa usia lanjut dapat diraih dan dipertahankan melalui pembinaan kesehatan yang baik.
Dunn (1976: 135) mengemukakan bahwa upaya pembinaan kesehatan ataupun penyembuhan diri dari suatu penyakit merupakan bagian dari kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, mereka pasti memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan tradisi-tradisi budaya yang rnencakup pengetahuan yang mereka miliki sebagai pedoman yang dipakai untuk membina kesehatan.
Iitsutae adalah salah satu bentuk tradisi lisan, yang disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang merupakan salah satu model pengetahuan orang Jepang yang secara selektif dipergunakan oleh orang Jepang khususnya di prefektur Miyagi sebagai pendukungnya. Model pengetahuan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan mereka, yang mereka pergunakan sebagai pedoman untuk bertindak, dalam hal ini adalah pedoman dan sebagai acuan untuk membina kesehatan bahkan mengobati penyakit?"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRAK
The purpose of this study was to find out the Banjar papadah along with cultural values they have. Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation and the relevance of the cultural noble values in Banjar papadah with social life at this time. The research problems are: 1) Banjar papadah along with the cultural values they have where Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation; 2) Are the cultural noble values in Banjar papadah still relevant to the life of society today. The study used a qualitative descriptive methodology with library research technique. Based on the analysis, it can be obtained that Banjar papadah-papadah related to human problems as individual, social in the nation and state. They have
the cultural noble values that can be used as a reference and guidelines, and those papadah-papadah are still very relevant to the social life and the nation at this time."
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asyura
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Rohliansyah
"Local Wisdom, Local Knowledge dan Local Genius masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini. Kearifan lokal berdasarkan pengetahuan dan kecerdasan lokal bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah moyang kita atau budaya setempat yang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, bila tidak disertai dengan nilai etika dan spiritualitas yang baik, akan merusak moral dan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dalam skala mikro yang pada akhirnya akan hancur dan runtuhnya kehidupan berbangsa dan bernegara dalam skala makro. Keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa daerah dan lainnya di Indonesia yang tumbuh dan berkembang sebagai nilai-nilai yang mengakar atau membumi dalam kelompok-kelompok masyarakat sebenarnya merupakan modal dasar, sekaligus kekuatan untuk menjadi bangsa yang besar."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Rohliansyah
"ABSTRAK
Local Wisdom, Local Knowledge dan Local Genius masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini. Kearifan lokal berdasarkan pengetahuan dan kecerdasan lokal bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah moyang kita atau budaya setempat yang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, bila tidak disertai dengan nilai etika dan spiritualitas yang baik, akan merusak moral dan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dalam skala mikro yang pada akhirnya akan hancur dan runtuhnya kehidupan berbangsa dan bernegara dalam skala makro. Keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa daerah dan lainnya di Indonesia yang tumbuh dan berkembang sebagai nilai-nilai yang mengakar atau membumi dalam kelompok-kelompok masyarakat sebenarnya merupakan modal dasar, sekaligus kekuatan untuk menjadi bangsa yang besar."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK
Debus merupakan suatu bentuk permainan kekebalan yang dilakukan seseorang terhadap benda tajam. Permainan tersebut, kini lebih dikenal sebagai suatu bentuk kesenian yang unik dan langka, yang hanya dimiliki oleh beberapa wilayah tertentu saja di Indonesia. Adapun wilayah tersebut, diantaranya adalah Jawa Barat, Sumatera Barat dan Aceh.
Debus, timbul dan muncul di Jawa Barat sejalan dengan awal masuknya agama Islam. Debus sendiri sebenarnya lahir dari kebudayaan Islam untuk menarik, masyarakat memeluk agama Islam. Oleh karena itu, debus dikembangkan oleh para guru agama atau syeh yang menjadi pimpinan sLlatL(kelompok tarekat tertentu. Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, aliran tarekat yang mengembangkan debus ini adalah aliran tarekat Qadiriyah dan Pi-raiyah.
Pada masa kini, debus tetap eksis dan dapat disaksikan peragaan permainannya. keberadaan debus yang cukup unik ini, menarik untuk dikaji dan diamati. Da1am penelitian ini, pokok kajian tertuju pada masalah fungsi debus dalam sistem budaya masyarakat Banten dan proses perubahan yang dihadapi debus masa kini.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberadaan debus hingga kini dilandasi pada keberlangsungan fungsi debus sendiri yang masih dipertahankan, baik ke dalam sistem debus maupun ke luar yaitu sistem budaya masyarakat pendukungnya, Debus melakukan perubahan dan modifikasi, untuk tetap debus dapat bertahan dan menarik untuk disaksikan oleh masyarakat pada masa kini."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Proyek Pengembangan Permuseuman, 1982
306 TAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pande Sulistyas Agustina
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat objektifikasi yang terjadi pada perempuan penari dalam praktik budaya seni tari Joged Bumbung. Metode yang digunakan adalah etnografi feminis, yang bertujuan untuk melihat operasi gender dan distribusi kekuasaan yang terjadi di dalam masyarakat dan budaya di dalamnya. Ditemukan bahwa perempuan penari dalam kasus ini, terobjektifikasi secara seksual karena adanya sistem budaya patriarki, dan diperparah karena mekanisme pasar kapitalis. Temuan ini kemudian dilihat menggunakan perspektif feminis
radikal sebagai teori utama dalam menjelaskan fenomena yang ditemukan dan perspektif feminis sosialis sebagai teori pendukungnya
ABSTRACT
The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.;The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory., The purpose of this research is to see the objectification of woman dancer in the
traditional dance, Joged Bumbung. The method used in this research was feminist
ethnographic that was used to see the gender operation and the distribution of
power happened in the society and the culture within. It was that women dancer in
this case, was objectified sexually because of the patriacrchy system, and worsen
by the capitalistic market. This findings was analyzed using the radical feminist
perspective as the main theory and socialist feminist perspective as the supporting
theory.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>