Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gitasmara Dewiyanti
"ABSTRAK
Krisis keuangan yang melanda bursa Amerika pada tahun 2008 lalu telah diduga membawa banyak bursa-bursa lain ke dalam keterpurukan. Hong Kong yang menjadi penyebab krisis di Asia pada tahun 1997 lalu juga ikut mengalami kejatuhan. Menjadi suatu pertanyaan besar apakah yang terjadi tersebut merupakan sebuah fenomena contagion atau hanya interdependence saja diantara bursa-bursa di dunia. Contagion didefinisikan sebagai suatu fenomena yang terjadi ketika koefisien korelasi dari cross-country meningkat ketika masa krisis dibandingkan dengan masa normal (tranquil period).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah meneliti keterkaitan antara 3 bursa, yaitu bursa Indonesia, Amerika, dan Hongkong pada periode normal dan krisis. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meneliti keberadaan volatility spillover antara Bursa Indonesia dengan Bursa Amerika dan Hongkong. Selain itu, penulis juga bermaksud meneliti perbedaan perilaku volatility spillover pada periode normal dan periode krisis untuk mengetahui apakah terjadi contagion pada krisis finansial Amerika di tahun 2008 lalu dengan bursa Indonesia serta dilihat pengaruhnya pula dari bursa Hongkong. Penelitian mengenai contagion telah banyak dilakukan di berbagai studi literatur tentang finance. Yang berbeda dari penelitian ini adalah, penelitian ini mengambil kejadian yang masih baru yaitu global melt down di tahun 2008 lalu dan mengambil dari sudut pandang negara Indonesia.
Data diambil dari harga penutupan harian Jakarta Composite Index (JCI) untuk Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJI) untuk Amerika, dan Hang Seng Index (HSI) untuk Hong Kong. Data bersumber dari Bloomberg. Penelitian ini menggunakan metode volatility spillover dengan model ARCH/GARCH yang digunakan untuk mengukur volatilitas suatu negara yang kemudian dilakukan secara silang. Model ARCH/GARCH sendiri meraih Nobel Prize di tahun 2003 karena telah berhasil memodelkan conditional variance. Pengukuran volatility spillover dilakukan secara contemporaneous dan dynamic Lebih jauhnya lagi penelitian ini membagi data menjadi 2 periode yaitu periode normal (3 Januari 2006 ? 8 Januari 2008) dan periode krisis (9 Januari 2008 ? 24 November 2008). Temuan menunjukkan bahwa terjadi contagion dari Amerika ke Indonesia secara contemporaneous dan dynamic serta terjadi contagion dari Hongkong ke Indonesia secara contemporaneous saja. Contagion atau interdependence tidak terjadi sebaliknya.

ABSTRACT
Financial crisis that happened in US at the year 2008 has brought other markets into crisis era. There is a big question here whether it was a contagion phenomenon or only interdependence across markets all over the world. Contagion is defined as a phenomenon that happened when the coefficient of cross-market correlation rose significantly at the crisis period compare to the tranquil period.
General objective of this research is to examine the correlation between 3 markets consisted of Indonesian market, US Market, and Hong Kong market in normal period and crisis period. Moreover, specific objectives of this research are to examine volatility spillover between Indonesia, US, and Hong Kong market; and also to examine the difference in the normal compare to crisis period to indicate whether there is a contagion, interdependence, or none of them. A lot of research of contagion has done in many finance study literature. The difference of this research is that this research takes the newest crisis; which is the global melt down in 2008; and has a view from Indonesian?s side.
The data taken from the closing price of Jakarta Composite Index (JCI) for Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJI) for US, and Hang Seng Index (HSI) for Hong Kong. Source of data are from Bloomberg. This research used volatility spillover method with ARCH/GARCH model to measure volatility of a country and cross it with other countries. ARCH/GARCH model achieved Nobel Prize in 2003 because it can successfully generate conditional variance model. The measurement of volatility spillover has done by contemporaneous and dynamic way. Moreover, this research divided the data into 2 period consist of normal (tranquil) period (3 January 2006 ? 8 January 2008) and crisis period (9 Januari 2008 ? 24 November 2008).. The findings are that contagion happened from US to Indonesia contemporaneously and dynamically; also happened from Hong Kong to Indonesia only contemporaneously. But contagion or interdependence did not happened vice versa.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Francisca Wijayanti Kusuma Wardhani
"Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian surat obligasi Amerika Serikat oleh Cina pada tahun 2008-2009. Penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian, Mengapa China membeli obligasi Amerika Serikat (U.S Treasury Bond) pada tahun 2008 hingga 2009? Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara Cina dan Amerika Serikat sehingga Cina bersedia membeli surat obligasi Amerika Serikat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi didalam hubungan kerjasama ekonomi dan politik antara China dengan Amerika Serikat. Kemajuan ekonomi Cina mampu menempatkan Cina sebagai negara dengan cadangan devisa tertinggi di dunia. Sementara itu, Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi sehingga terjadi defisit anggaran. Untuk membayar defisit anggarannya, maka Amerika Serikat mengeluarkan surat obligasi jangka panjang yang kemudian dibeli oleh Cina.
Ditemukan bahwa sekarang ini ada interdependensi antara Cina dan Amerika Serikat dimana Cina mau bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Akan tetapi perbedaan pandangan politik antara Cina dan Amerika Serikat terkadang menimbulkan ketegangan diantara keduanya sehingga diketahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi Cina dalam pembelian surat obligasi Amerika Serikat.

This thesis is intended to understand the factors that influence the purchase of U.S Treasury Bond by China in the year 2008-2009. This research is made to answer the question, Why is China buying U.S Treasury Bond in 2008 to 2009? This research aims to obtain an explanation of the relationship between China and the United States, that China is willing to buy U.S Treasury Bond.
The Research method used was qualitative descriptive method that is done by indentifying the problems that occur in economic cooperation and political relations China and the United States. China's Economy progress is able to put China as the country with the highest reserves in the world. Meanwhile, the United States experienced the economic crisis that resulted in budget deficit. In order to pay its budget deficit, the United States issued a long-term bonds that bought by China.
Found that today, there is interdependence between China and the United States in which China willing to cooperate with the United States in facing the economic crisis that occurred in the United States. However, the political differences between China and the United States sometimes cause tension between them so that know what factors are affecting China in the U.S. Treasury bonds purchases."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27996
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daillant, Georges
France: International Universities Bureau of the International Association of Universities, 1990
R 378.155 Dai u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Prasit Prasetyawati
"Penulisan tesis ini bertujuan mengeksplorasi potensi risiko saham sektoral dengan menghitung nilai value at risk indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah toeri nilai ekstrim (Extreme Value Theory). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pola risiko saham sektoral Indonesia memiliki ketidaksimetrisan dengan nilai kemungkinan imbal hasil negatif lebih besar dari kemungkinan imbal hasil positif kecuali untuk saham sektor pertanian. Potensi risiko saham sektoral dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah : sektor industri dasar dan kimia, sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri barang konsumsi, sektor aneka industri, sektor perdagangan, sektor properti, sektor infrastruktur, dan sektor keuangan. Perhitungan nilai value at risk indeks harga saham dapat menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan investasi pada saham.

This thesis explores the potential risk of equity price index in all sectors at Indonesia Stock Exchange. The objective reached by measuring its value at risk. The approach used in the study is Extreme Value Theory; it is used to measure the potential risk. The study shows the equity risk in all sectors at Indonesia Stock Exchange has an asymmetric pattern with its negative possibility value higher than the positive one; however, there is an exception for agricultural sector. The highest to the lowest values of potential risk in all sectors are: basic industry and chemical, agriculture, mining, consumer goods, miscellaneous industries, trade, property, infrastructure and finance. The value at risk of equity price index would be considerable for equity investment decision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dewi
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara bursa global terhadap bursa efek Indonesia dan mengetahui bursa apa yang paling berpengaruh terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah berbagai bursa dari beberapa negara yang akan diwakili dengan menggunakan proxy indeks. Adapun tujuh bursa saham tersebut adalah bursa saham Hongkong (HSI), Jepang (Nikkei 225), Singapura (STI), Australia (AORD), Inggris (FTSE), dan Amerika Serikat (DJIA) dan Indonesia (IHSG).
Penelitian menggunakan metode ekonometrika granger causality dan VAR (Vechtorauthoreggression) dengan periode penelitian Januari 2004 sampai dengan Mei 2009.
Hasil penelitian dengan uji granger causality menunjukan bahwa terdapat hubungan kausalitas satu arah ( Uni-directional causality) dan dua arah (bidirectional causality) terhadap bursa Efek Indonesia. Dan bursa global yang memiliki pengaruh terhadap bursa Efek Indonesia adalah bursa Hongkong dan Jepang.

This research was intended to analyze the causality of word stock exchange to Indonesian stock exchange, and eksplore what stock exchange have significant influence to Indonesian. Seven Stock exchange is represent by Hongkong (HIS), Jepang (nikkei), Singapura (STI), Australia (AORD), Inggris (FTSE), dan Amerika Serikat (DJIA).
The method in this paper, using granger causality and VAR, from January 2004-May 2009.
The result, there are causality granger among the stock Exchange to Indonesia stock exchange. Japan and Hongkong have significant influence to Indonesia stock exchange."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juli Hartawan
"Penelitian ini menganalisis bagaimana Shock BI Rate mempengaruhi return
dan volatilitas saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Setelah diuji
menggunakan OLS (Ordinary Least Squares) dan GARCH (Generalized
Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) menunjukkan bahwa Shock
BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap return dan volatilitas saham
perbankan dengan kapitalisasi yang sangat besar. Selanjutnya, hasil dari
penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan bagi investor individu dan
manajer portofolio untuk menentukan waktu yang tepat dalam mengambil
k
eputusan untuk membeli atau menjual saham perbankan dalam hal terjadi
Shock BI Rate.

This study explains how the Shock BI Rate influences the return and volatility
of banking stocks in Indonesia Stock Exchange after tested using OLS
(Ordinary Least Squares) and GARCH (Generalized Autoregressive
Conditional Heteroscedasticity) showed that Shock BI Rate significantly
influenced the return and volatility of very large capitalization banking stocks.
Furthermore, the results of this research can be used as a guide for individual
investors and portfolio managers to determine the right time in taking a
decision to buy or sell on banking shares in the event of Shock BI Rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniarso Aditomo
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan ukuran menggunakan PBV. Selain itu juga untuk menganalisis apakah struktur kepemilikan keluarga dan kepemilikan asing berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel pengungkapan CSR dan kepemilikan asing mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan keluarga tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Setyasmoro
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui hubungan jangka panjang dan jangka pendek perubahan indeks bursa global dan regional asia terhadap perubahan IHSG melalui model cointegration dan error correction sehingga dapat diketahui pergerakan indeks bursa-bursa yang dapat dijadikan sebagai indikator bulanan untuk memperkirakan perubahan IHSG, serta mengetahui pengaruh indeks dari bursa negara maju (DJI, FTSE, dan Nikkei) dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap IHSG. Adapun bursa saham global tersebut adalah Dowjones (DJI) yang mewakili bursa saham New York Amerika Serikat, FTSE yang mewakili bursa saham London Inggris. Sedangkan bursa saham regional asia adalah Hang Seng yang mewakili bursa saham Hong Kong, Nikkei yang mewakili bursa saham Jepang, STI yang mewakili bursa saham Singapura, KOSPI yang mewakili bursa saham Korea dan KLCI yang mewakili bursa saham Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DJI, FTSE, Hangseng, Nikkei, STI, KOSPI dan KLCI memiliki hubungan dalam keseimbangan jangka panjang. Sementara variasi STI dan korea dalam jangka pendek sebagai variabel pengganggu (shocks) menuju etidakseimbangan. Sedangkan Nikkei dan IHSG memiliki hubungan dua arah yang saling mempengaruhi dalam jangka pendek.

ABSTRACT
This research was intended to know and analyze the global and asia regional stock price index changes of the Jakarta Composite Index (JCI) in long-term and shortterm relationships through cointegration and error correction models which stockindex movements of stock can be used as monthly indicators to estimate JCI change, and to find out the influence of developed countrie exchanges (DJI, FTSE, and Nikkei) against JCI. Meanwhile, global stock exchanges are Dowjones (DJI) which represents the United States New York stock exchanges, FTSE which represents the UK London stock exchange. The asia regional stock exchanges are Hang Seng which represents Hong Kong stock-market, Nikkei which represents Japan stock-market, STI which represents Singapore stock-market, KOSPI which represents Korea stock-market and KLCI which represents Malaysia stockmarket. The results showed that the DJI, FTSE, Hangseng, Nikkei, STI, and the KLCI KOSPI has a relationship in the long-term balance. While variations in STI and the Koreans in the short term as nuisance variables (shocks) to the imbalance. Meanwhile, Nikkei and JCI has a two-way relationship of mutual influence in the short term.
"
2009
T27251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amadea Intan Kharisma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Corporate Social Responsibilities CSR terhadap Cost of Equity pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2015. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kepemilikan yaitu Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Swasta Non-BUMN sebagai perbandingan. Penghitungan CSR diambil dari Xu et. al. 2015 dengan mengkonstruksi CSR berdasarkan enam stakeholders Investor, Karyawan, Konsumen, Supplier, Komunitas dan Lingkungan dan penghitungan Cost of Equity yang menggunakan beberapa model empiris mengikuti Xu et. al. 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum CSR bukan faktor utama yang mempengaruhi tingkat Cost of Equity di Indonesia secara signifikan. Tetapi, CSR terhadap konsumen dan supplier memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap Cost of Equity di kedua jenis kepemilikan di Indonesia. Perusahaan Non-BUMN memiliki CSR yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan BUMN tetapi pengaruh CSR terhadap cost of equity pada BUMN lebih besar daripada perusahaan Non-BUMN. faktor-faktor finansial lebih berpengaruh signifikan dalam mengurangi Cost of Equity pada perusahaan Non-BUMN. Berdasar hasil ini dapat disarankan bahwa CSR di Indonesia perlu dikembangkan karena bisa memiliki keuntungan bagi perusahaan dan investor di Indonesia.

This study aims to examine the impact of Corporate Social Responsibilities CSR towards Cost of Equity in Indonesia rsquo s listed firms period 2008 2015. The sample firms are divided in to two ownership structure that is State Owned Enterprises SOE or Badan Usaha Milik Negara BUMN and Non State Owned Enterprises NSOE or Badan Usaha Milik Swasta Non BUMN as comparison. CSR is calculated using Xu et. al 2015 CSR construction which is construct six stakeholders Investor, Employee, Consumer, Supplier, Community and Environment and Cost of Equity is calculated using empirical models following Xu et. al. 2015.
The results show that basically CSR is not significantly affect Cost of Equity in Indonesia. But, CSR towards Consumer and Supplier are significantly negatively related towards Cost of Equity in both ownership structure in Indonesia. Non BUMN firms have better CSR than BUMN but the effect of CSR in reducing cost of equity is higher in BUMN than Non BUMN. Financial factors in Non BUMN firms have better significantly impact in reducing Cost of Equity. This findings, we suggest that CSR in Indonesia need to be developed because CSR still profitable and beneficial for investor and firms in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>