Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Mahaendra Djaja
"Permasalahan utama antara ritel modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. Menurut Guy (1999), keberadaan minimarket yang lokasinya tidak jauh dari perumahan penduduk telah menarik minat penduduk untuk berbelanja di minimarket. Faktanya, hal tersebut menjadi alasan masyarakat memilih minimarket menjadi tempat berbelanja, sehingga membentuk suatu persepsi atau pandangan terhadap minimarket tersebut.
Ketertarikan konsumen yang paling utama terhadap minimarket adalah pada lokasinya, misalkan kemudahan untuk dijangkau dan yang terpenting adalah posisinya yang harus strategis. Oleh karena itu, lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan suatu tempat usaha secara keseluruhan (Berman dan Evans, 2004). DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DKI Jakarta (2009) mengatakan bahwa menjamurnya ritel modem dalam hal ini minimarket di DKI-Jakarta--menyebabkan omset pasar atau ritel tradisional seperti toko kelontong serta warung makin merosot. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Perkonomian Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa pertumbuhan minimarket mengalami peningkatan dari tahun 2007 - 2009. saat dikeluarkannya instruksi gubemur No.1 15 Tahun 2006 tentang Penundaan Sementara Perizinan Minimarket. Berdasarkan lokasinya ritel modern (minimarket) melanggar ketentuan jarak yang ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.
Dalam Perda jelas diatur, jarak antara pasar ritel modern dan ritel tradisional yang ada di lingkungan mulai dari 0,5 kilometer (km) untuk pasar ritel dengan luas 200 meter persegi (m2) namun kenyataannya lokasi ritel moderen tersebut banyak dijumpai memiliki jarak yang kurang dari 0,5 km dari ritel tradisional (toko dan warung kelontong) sehingga mengakibatkan dampak negatif terhadap kinerja ritel tradisional (toko kelontong dan warung) yang terlihal dari indikator menurunnya: omzet, jumlah pembeli per hari, jumlah pembelian per konsumen, Rata-rata Marjin, Rata-rata Keuntungan, Jumlah Produk yang dijual, Nilai total produk dan Rata-rata nilai belanja produk perhari.

The main problem among modern retail and traditional retail especially in the Urban is location. With it's power, modern retail could be spread out fastly in location where is close to the traditional retail which found before modern retail. According to Guy (1999), location of modern retail (minimarket) was closed to the settlement has been making interest to the people who was shopping at the modern retail (minimarket). In fact, that was as the reason why the people choose the modern retail for shopping, it will built the perception and opinion about it.
The main consumer interested to the modern retail (minimarket) is location, especially strategic of it location. Because, it could be make risk and benefit market place as whole (Berman and Evans, 2004). APPSI DKI Jakarta said, the spread out of modern retail (minimarket) result in the omzet of traditional retail was diminishing. Based on the data from Economic Bureau of DKI Jakarta Province, at 2007 - 2009 the growth of modern retail (minimarket) was increased while the regulation of the postponed modern retail permit was launched (instruksi gubernur No. 115 tahun 2006). Many of modern retail was break the law in it's distance that determined by government regulation No 2 Tahun 2002.
In that regulation has been arranged with clear about distance between modern retail with 200 m2 wide and traditional retail has 0,5 km. In fact, modern retail location has distance less than 0,5km from traditional retail with the result that negative impact of traditional retail performance which he seen at the diminishing indicator of omzet; number of buyer per day, number of purchaser per consumer, margin average, benefit average, number of sold product, value of total product and average of product shopping value per day.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Anggraeni
"Perkembangan minimarket yang pesat di Kota Depok membuat keberadaannya menjadi perhatian baik dari konsumen maupun pemerintah. Dikhawatirkan keberadaanya menimbulkan suatu perubahan fungsi keruangan kota tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisa pola persebaran minimarket di Kota Depok dan kesesuaian dengan peraturan terkait. Selain itu dalam penelitian ini juga menganalisa faktor-faktor yang di duga mempengaruhi jumlah minimarket di Kota Depok dengan mempertimbangkan keterkaitan antar wilayah kelurahan. Hasil analisis Sistem informasi geografi pola persebaran minimarket yaitu berpola sistemik. Penyebarannya yaitu banyak di kepadatan penduduk tinggi, perumahan, dan infratruktur jalan baik. Sedangkan hasil analisis regresi spasial menunjukkan adanya hubungan depedensi spasial antar jumlah minimarket yang dijelaskan oleh spatial error model. Identifikasi dengan spasial error model meyakinkan bahwa beberapa variabel yang tidak termasuk dalam model tetapi signifikan mempegaruhi secara spasial, seperti harga tanah dan kebijakan pemerintah.

The rapid development of mini market in Depok City makes its presence a concern both from consumers and government. It is feared its existence will cause a change in spatial function of the city. This study aims to analyze the pattern of minimarket distribution in Depok City and compliance with relevant regulations. In addition, in this study also analyzed the factors that are suspected to affect the number of minimarkets in Depok City by considering the inter regional relationships between districts. The result of geographic information system of minimarket distribution pattern that is patterned systemically. The location of minimarket is influenced by population density, housing, and quality of road infrastructure. There is a spatial dependence among the location of minimarkets in a form of spatial error model. The identification of spatial error is believed that there are several variables which are not included in the model but has an important role spatially, namely the price of land and local government policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianur Hikmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keberadaan ritel modern terhadap kinerja ritel tradisional dalam kebijakan zonasi ritel Perda DKI No.2 Tahun 2002. Penelitian dilakukan terhadap 153 ritel tradisional PD Pasar Jaya yang tersebar di DKI Jakarta. Dalam studi ini dilakukan identifikasi terhadap ritel modern (minimarket, supermarket, dan hypermarket) yang melanggar ketentuan kebijakan zonasi ritel.
Penelitian ini menggunakan data jumlah pedagang ritel tradisional sebagai proksi variabel kinerja ritel tradisional. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi berganda guna menguji pengaruh jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional, revitalisasi pasar, dan potensi pasar terhadap kinerja tradisional.
Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran deskriptif bahwa implementasi kebijakan zonasi ritel di DKI Jakarta banyak dilanggar oleh pelaku usaha ritel modern. Selain itu, diperoleh hasil bahwa variabel jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional dan potensi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja tradisional. Namun, hubungan antara jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional dengan kinerja tradisional adalah tidak linier (non-linier). Hal tersebut berarti bahwa pada awalnya keberadaan ritel modern memiliki hubungan positif dengan kinerja ritel tradisional namun pada rentang jumlah tertentu dan jumlahnya sudah melebihi titik kritis (batas maksimum) maka hubungannya akan menjadi negatif dengan kinerja ritel tradisional. Batas maksimum jumlah ritel modern yang diperbolehkan hanya berjumlah 1 (satu) outlet yang berada di dekat ritel tradisional. Adapun jenis ritel modern yang paling berpengaruh signifikan adalah supermarket. Peneliti merekomendasikan agar pemerintah mengkaji ulang Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2002, meningkatkan komitmen pemerintah dalam membatasi serbuan jaringan ritel modern terutama ritel supermarket melalui pengetatan izin, serta optimalisasi program revitalisasi pasar ritel tradisional baik segi fisik maupun non fisik.

This study aimed to analyze the impact of modern retail coexistence with traditional retail on traditional retail's performance in retail zoning policy of Jakarta Regional Regulation No 2 2002. The traditional retails in this study were PD Pasar Jaya traditional retail where there were 153 markets spreaded across Jakarta. This research identified the modern retails minimarkets supermarkets hypermarkets location in accordance to retail zoning policy.
This study used number of traditional retailers as a proxy of performance variable. This research used the descriptive and multiple regression analysis in order to test the impact of the the number of modern retails which violated the retail zoning policy the market revitalization and the market potential to traditional retail's performance.
Result showed that most of modern retails violated the zoning policy Furthermore the result also showed that the number of modern retails which are located at near traditional retails and market potential variable had a significant impact on traditional retail's performance Surprisingly the correlation between the number of modern retails which are located at near traditional retails with traditional retail's performance was not linear It means that the correlation between number of modern retails and traditional retail's performance is a positive within a certain amount and then becomes negative afterward The maximum number of modern retails in which the correlation is positive is 1 one Inparticular it is only supermarket that has significant impact on traditional retail's performance We recommend reviewing the Jakarta Regional Regulation No 2 2002 increasing the government 39's commitment to restrict the modern retail growth optimizing the revitalization program for the traditional retail tangible and in tangible.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Luciana
"ABSTRAK
Kehadiran toko X di DKI Jakarta adalah sinyal awal transformasi toko ritel modern menuju toko pintar. Studi kasus toko X bertujuan mengetahui dan menganalisis: pertama, jenis teknologi yang berpotensi menimbulkan pengangguran; kedua, persepsi konsumen terhadap toko X; ketiga, dampak teknologi dan inovasi terhadap tenaga kerja ritel dengan keterampilan rendah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang meliputi observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, kuesioner. Metode analisis untuk menjawab tujuan pertama dan tujuan ketiga adalah teknik klasifikasi data dan teknik analisis kerangka ikan (fishbone analysis); sedangkan tujuan kedua dengan teknik klasifikasi data berupa tabulasi silang dan penyaringan.
Hasil analisis menyatakan: pertama, kecerdasan buatan (artificial intelligence), sistem pengenalan wajah (face recognition), data besar (big data), RFID (Radio Frequency Identification), kamera, dan ponsel pintar adalah jenis teknologi yang menggantikan tenaga kasir, tenaga keamanan, dan tenaga administrasi pergudangan; kedua, peserta diskusi mengungkapkan toko X memiliki keunggulan di variabel teknologi dan pelayanan, disusul transaksi dan fasilitas; ketiga, ancaman yang mengemuka akibat kehadiran toko pintar adalah peluang terjadinya pengangguran karena sejumlah profesi menghilang, pekerjaan permanen menyusut, pembatasan rekrutmen karyawan baru hingga goncangan industri. Ancaman tersebut diakibatkan kompetensi tenaga kerja ritel yang terbatas pada mengerjakan tugas-tugas rutin dan repetitif, padahal operasional toko pintar membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan digital memadai, misalnya mengelola kecerdasan buatan dan data besar. Keterbatasan keterampilan menyebabkan tenaga kerja ritel tidak kompetitif dan rentan digantikan mesin dan perangkat lunak. Situasi kelangkaan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi menyebabkan sebuah perusahaan ritel terpaksa mendatangkan tenaga kerja asing. Ketertinggalan dan keterbatasan tersebut harus segera diatasi dengan memanfaatkan peluang yang disediakan globalisasi teknologi, yaitu akses kepada pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan diri. Para pemangku kepentingan dapat mengadakan beragam pendidikan formal dan informal, gratis maupun berbayar yang memberikan keterampilan baru (reskilling) dan keterampilan tambahan (upskilling) kepada tenaga kerja ritel.

The presence of X shop in DKI Jakarta is a signal of the beginning of the transformation of modern retail stores to smart shops. The case study of X shop aims to find out and analyze: first, the type of technology that has the potential to cause unemployment; second, consumer perceptions of store X; third, the impact of technology and innovation on retail skills with low skills. This study uses qualitative methods which include observation, in-depth interviews, focus group discussions, questionnaires. The analytical method for answering the first and the third objective is data classification techniques and fishbone analysis; the second objective is the data classification technique in the form of cross tabulation and filtering.
The results of analysis state: first, artificial intelligence, facial recognition system, big data, Radio Frequency Identification, cameras, smart phones are types of technology that replace cashier, security personnel, warehousing administrative staff; second, the discussion participants revealed that X shop has advantages in technology, service, transactions, facilities; third, the threat posed by the presence of smart shop is unemployment because possibility of some professions disappear, permanent jobs shrink, restrictions on recruitment of new employees, industrial shocks. The threat is caused by the competence of retail workers who are limited to doing routine and repetitive tasks. Smart shop operations require workers with adequate digital skills, for example managing artificial intelligence and big data. Limitation of skills have caused retail workforce to be uncompetitive and vulnerable to being replaced by machinery and software. Scarcity of high skills workers causes a retail company to be forced to bring in foreign workers. These limitations must be addressed immediately by utilizing the opportunities provided by technology, for example access to knowledge and skills to develop themselves. Stakeholders can hold up free and also paid education that provides new skills and additional skills to the retail workforce.
"
2019
T53616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramhadtu Prasaditama
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kompetitif dari ritel kecil dan independen di kota Bekasi terhadap hadirnya ritel modern terorganisasi (minimarket). Sikap respon kompetitif yang ditunjukkan oleh ritel kecil dan independen dilihat dari keragaman strategi fungsional dan strategi bisnis yang dijalankan, dan dengan mengklasifikasikan peritel kedalam kelompok strategi, dan akhirnya dengan menilai kinerja dari kelompok strategi yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan data survei dari 170 toko kelontong di kota Bekasi. Analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor untuk mencari keragaman strategi yang ada, dan analisis kluster untuk mencari kelompok strategi yang ada, serta uji non-parametric ANOVA Kruskal Wallis untuk mengetahui kinerja kelompok strategi. Penelitian ini menemukan adanya kelompok strategi di antara ritel kecil dan independen di kota Bekasi dan memiliki perbedaan kinerja terhadap hadirnya ritel modern.

The objective of this study is to decipher the competitive response of small, independent retailer in Bekasi to Organized retail (Minimart). The competitive behaviour is comprehended in terms of pattern of retail functional and business strategies, further classifying the retailers into strategic groups, and finally by assessing the performance of this strategic groups. this study is based on survey of 170 retailer shop in Bekasi city. Factor Analysis is used to find the pattern of strategy, and Cluster Analysis is used to find strategic groups, and Non-Parametric ANOVA Kruskal Wallis to find the performance of strategic groups. The result show that strategic groups exist among small independent retailer in Bekasi city and had different performance to organized modern retailer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Putradana
"Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki andil yang cukup besar terhadap perekonomian nasional serta penyerapan tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu usaha UMKM yang memiliki omzet cukup besar adalah usaha toko ritel sembako. Akan tetapi, keberadaan UMKM ini semakin terancam eksistensinya dikarenakan pertumbuhan toko ritel modern yang jauh lebih pesat selama jika dibandingkan dengan pertumbuhan UMKM ini. UMKM UD. Tjandra yang berlokasi di Cinere Depok, merupakan salah satu unit usaha bertipe toko ritel sembako tradisional yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan para kompetitor di sekitarnya seperti harga yang lebih murah dan adanya variasi produk yang tidak dapat ditemukan pada toko ritel modern. Berdasarkan analisis yang dilakukan masih terdapat beberapa kesenjangan di unit usaha, yaitu pada aspek promosi dan suasana toko, sehingga diperlukan suatu proses optimalisasi untuk meminimalisasi kesenjangan tersebut. Optimalisasi yang dilakukan yaitu promosi blind shop, cross selling, dan optimalisasi lingkungan fisik (servicescape). Setelah dilakukan optimalisasi, terjadi peningkatan volume penjualan dari produk-produk yang dipromosikan dan penilaian konsumen UD. Tjandra terkait kualitas lingkungan fisik di toko UD. Tjandra juga meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membantu UD. Tjandra dalam mengelola promosi yang efektif serta mengelola lingkungan tokonya secara lebih baik agar dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi pertumbuhan toko ritel modern yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini.

Small and Medium Business Enterprises has a significant impact to the national economic and adsorb a significant number of employees in Indonesia. One of the types of small and medium enterprise that have a rapid cash flow in their operation is a traditional retail store. However, this kind of business is getting weaker realizing there is a higher enhancement of the growth of modern retail store. UD. Tjandra, which located in Cinere, Depok is one kind of this business which has a few strengths comparing to its nearby competitor, but still not maximizing it yet to increase their competitive power. Based on the analysis that have been done during this research, there are a few gaps in this business entity that need to be optimized in order to make this business entity perform better, these gaps are promotion and servicescape. Optimization that have been done in this research are blind shop promotion, cross selling promotion, and servicescape optimization. After doing these optimizations, there is a raise in sales volume for a product that used as an object in the promotion optimization and based on the UD. Tjandra customer evaluation, there is a satisfaction enhancement to the quality of UD. Tjandra's store physical evidence. This research is aiming to assist UD. Tjandra to manage more effective promotion process and to manage their store appearance in a better way, so they can raise their competitive power to face modern retail store rapid growth in recent years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Satria Utama
"Perkembangan teknologi digital telah mendorong peritel untuk beralih dari saluran ritel berupa gerai fisik menjadi gerai online. Namun demikian, core retail competencies tetap sama dan sebuah survei oleh Oxford Institude of Retail menunjukkan bahwa sebagian besar peritel masih menganggap gerai fisik sebagai saluran ritel terpenting. Ketika penelitian yang berkaitan dengan sikap dan intensi pembelian konsumen ritel sangat penting untuk memastikan profitabilitas dan pertumbuhan peritel ritel, di Indonesia, penelitian dengan topik ini masih sangat langka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh 1 self-congruity, retailer awareness, retailer association, dan retailer perceived quality terhadap sikap konsumen terhadap peritel dan 2 sikap konsumen terhadap peritel terhadap intensi pembelian. Penelitian dilakukan di Indonesia, tepatnya di wilayah Jabodetabek, kepada 211 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa self-congruity, retailer awareness, dan retailer association memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap sikap konsumen terhadap peritel. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap peritel secara positif mempengaruhi intensi pembelian mereka. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti merekomendasikan kepada peritel, terutama department store, untuk mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan menciptakan imej yang sesuai dengan imej diri konsumen self-congruity , meningkatkan kesadaran konsumen awareness , dan menawarkan atribut dan karakteristik retailer association yang digemari konsumen.

Research related to retail consumers attitude and purchase intention is imperative to ensure retailers profitability and sustainable growth. In Indonesia, however, it remains a rare research subject. This study aims to determine the impact of 1 self congruity, retailer awareness, retailer association, and retailers perceived quality on consumers attitudes toward retailers and 2 consumers attitudes toward retailers on their purchase intention. The study was conducted in Indonesia, precisely in Jabodetabek area, to 211 respondents. The results show that self congruity, retailer awareness, and retailer association have significant positive impacts on consumers attitudes toward retailer. The results also indicated that consumers attitude toward retailers positively influences purchase intentions. Based on these results, researcher recommend retailers, especially department stores, to develop marketing strategies aimed at creating images that are congruent or in line with consumers self image self congruity , enhancing consumer awareness, and offering attributes and characteristics retailer association favored by consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia El Gibort
"Maraknya penutupan berbagai gerai ritel di Asia Tenggara menimbulkan dampak terhadap kondisi finansial emiten ritel, yang juga akan memberi pengaruh pada kondisi finansial investor. Penelitian ini secara spesifik ditujukan untuk menganalisis dampak finansial penutupan gerai ritel terhadap imbal hasil saham dan kinerja keuangan emiten ritel. Pendekatan empiris menggunakan Fama French three-factor model dipilih untuk menghitung imbal hasil abnormal yang disebabkan oleh kejadian ini. Rasio profitabilitas dan nilai pasar relatif digunakan untuk menilai kinerja keuangan tiap emiten. Studi memperlihatkan adanya nilai cumulative abnormal return negatif yang signifikan secara statistik sejak pengumuman hingga hari pertama setelah pengumuman. Cumulative abnormal return dengan nilai negatif terjadi sampai hari kelima setelah pengumuman, akan tetapi sudah tidak signifikan secara statistik. Adapun, kondisi kinerja keuangan emiten ritel sebelum dan sesudah penutupan gerai tidak berbeda signifikan secara statistik.

The spreading news of retail store closure in Southeast Asia brings the impact toward the financial condition of the retail listed companies as well as of the investors’. The specific objective of this study is to examine the financial impact of closing retail outlets on stock return and the financial performance of retail listed companies. Empirical approach is used in this study, using the Fama French three-factor model to calculate stock return that occur due to this event. Profitability and relative market value ratios are used to evaluate the financial performance. An interesting finding from this study is that there is an abnormal and negative return from the closure of retail stores. It is showed by the negative cumulative abnormal return (CAR), that is significant statistically, until the first day after the store closure announcement is announced. The negative abnormal return occurs until the fifth day after announcement that is not significant statistically anymore. However, the financial performances before and after store closure are not different statistically."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Vitriani
"Pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar menunjukkan trend yang terus meningkat. Hal ini nampak secara nyata dari menjamurnya keberadaan beragam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti department store hingga minimarket dan convenience store lainnya. Keberadaan mereka memberikan dampak yang sangat besar bagi keberadaan dan pertumbuhan ritel kecil dan independen (toko kelontong) di Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan akan respon kompetitif ritel kecil dan independen (toko kelontong) terhadap minimarket terorganisasi di Kota Makassar. Responden penelitian ini sebanyak 120 orang. Pengujian data menggunakan SPSS 20.0. Hasil menunjukkan bahwa terdapat keragaman pola strategi bisnis dan strategi fungsional yang bisa diidentifikasi dari ritel kecil dan independen di Kota Makassar yang mucul dalam tiga kluster yang terbentuk. Sementara itu, ritel kecil dan independen di Kota Makassar hanya menggunakan sebagian variabel strategi bisnis dan strategi fungsional pada strategic group based serta tidak terdapat perbedaan kinerja dari beragam strategic group sektor ritel kecil dan independen di Kota Makassar Beberapa implikasi untuk pemilik ritel kecil dan independen akan dibahas dan diusulkan dalam skripsi ini.

Economic growth in Makassar showed an increasing trend. It seems eviden Economic growth in Makassar showed an increasing trend. It seems evident from the proliferation of the shopping center where a variety of both large department stores such as to mini and other convenience stores. Their existence is giving a huge impact for the existence and growth of small and independent retailers (grocery store) in Makassar. This study aims to provide insight into the competitive response of small and independent retailers (grocery store) to organized minimarket in Makassar. Research respondents are 120 people. The data were examined with SPSS 20.0. Results show that there are patterns of diversity business strategy and functional strategies that can be identified from small and independent retailers in the city of Makassar which comes in three clusters are formed. Meanwhile, small and independent retailers in the city of Makassar only use part of the variable business strategy and functional strategies based on strategic group and there is no difference in the performance of a variety of strategic small group and independent retail sector in the city of Makassar Several implications for owners of small and independent retailers will be discussed and proposed in this paper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Gunarti
"Isu yang banyak berkembang di tengah masyarakat adalah pertumbuhan pasar modern (dalam hal ini hypermarket asing) yang seolah-olah mematikan usaha kecil. Banyak dari pelaku dunia usaha skala kecil mendapat imbas langsung dengan kehadiran pasar modern seperti hypermarket.
Permasalahan yang muncul yaitu lemahnya posisi tawar dari pemasok terhadap peritel besar sehingga mengakibatkan perilaku yang tidak adil bagi pemasok tersebut (abuse of dominant position). Kekuatan pasar (market power) yang dimiliki peritel asing menimbulkan ketergantungan hagi para pemasok untuk masuk ke gerai mereka.
Dominasi peritel asing terhadap pemasok dilakukan melalui cara hubungan usaha jual beli produk yang menggunakan sistem jual putus. Hubungan usaha tersebut dituangkan dalam perjanjian tertulis yang dinamakan National Contract yang memuat syarat perdagangan (trading terms) yang dapat dinegosiasikan dengan pemasok, antara lain listing fee, fixed rebate, minus margin, term of payment, reguler discount, common assortment cost, opening cost/new store.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap kompleksitas strategi aliansi yang dilakukan peritel asing dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat konmihnen kedasama pemasok UKM sebagai mitra dalam membangun bisnis ritel di Indonesia.
Hubungan antara strategi aliansi dengan komitmen kerjasama diungkapkan oleh Caughlan et al (2001:316). Menurut Caughlan di dalam strategi aliansi, dua atau lebih organisasi yang memiliki hubungan (hukum, ekonomi atau interpersonal) di antara mereka akan memiliki persepsi terhadap kepentingan pribadi yang berkaitan dengan kerjasama mereka. Di dalam aliansi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya hubungan yang erat (close relationship), rekanan (partnerships), hubungan kepemerintahannya (relational governance), hybrid governance, vertical quasi-integration, dan komitmen kerjasama (committed relationship). Di dalam industri distribusi, aliansi antara perusahaan diwujudkan dalam sebuah wujud komitmen yang tulus (genuine commitment). Artinya komitmen muncul ketika sebuah perusahaan merasakan hubungan kerjasama yang tidak terbatas. Sehingga, komitmen kerjasama merupakan sebuah wujud yang dihasilkan dari aliansi yang dibentuk dari dua atau lebih organisasi.
Penelitian yang dilalcukan dengan tujuan untuk menganalisis pelaksanaan strategi aliansi peritel asing dengan komitmen kerjasama pemasok lokal skala UKM, dilakukan dengan menggunakan metode survey kepada 100 responden pemasok lokal skala UKM yang berlokasi di DKI Jakarta.
Sedangkan teknik penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dan dianalisa dengan analisis statistik korelasi Product Moment dan Regresi untuk mengetahui derajat hubungan dan tingkat pembahan variabelnya.
Analisis Hasil Penelitiannya yaitu:
1. Pelaksanaan strategi aliansi yang dilakukan oleh peritel asing begitu kompleks dan memberatkan pemasok yang berskala kecil. Artinya peritel asing belum memiliki konsep strategi aliansi kepada UKM dalam membangun bisnis ritel di Indonesia. Peritel asing menempatkan mitra bisnisya (dalam hal ini adalah UKM) bukan sebagai mitra strategik yang turut mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis retail di Indonesia. Melainkan mereka hanya menempatkan UKM sebagai bagian kecil sebagai pemasok sebagai rangkaian hubungan jangka pendek saja;
2. Tingkat komitmen kerja sama pemasok UKM kepada peritel asing telah cuknp tinggi. Namun konsep kerja sama yang dijalankan saat ini belum memberikan hasil yang baik bagi UKM;
3. Pelaksanaan strategi aliansi yang dijalanlcan oleh Peritel Asing memberikan hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat komitmen kerjasama UKM kepada Peritel Asing. Semakin baik pelaksanaan strategi aliansi yang diterapkan peritel asing maka akan semakin tinggi tingkat komitmen kerjasama yang akan dilakukan pemasok skala UKM, dan demikian sebaliknya. Sehingga saat ini pemasok kecil dalam menjalankan kerjasama dengan peritel asing dengan unsur keterpaksaan karena kurangnya jalur pemasaran produk mereka, bukan karena mereka memang berkeinginan untuk menjalin kerjasama dengan peritel asing.

A popular opinion currently evolving within our community is that foreign hypermarkets are to blame for taking businesses away from small scale retailers. Many small scale retailers suffers significant loss in their revenues due to this.
Other problems arises from this is the weakening of suppliers bargaining position relative towards major suppliers resulting in a phenomena called the abuse of dominant position. Market power possessed by foreign retailers created a high dependency of suppliers on foreign retailers demand.
The domination of foreign retailers towards their suppliers takes form in the written purchase agreement called National Contract signed by both parties which incorporate negotiable trading terms covering listing fee, fixed rebate, minus margin, term of payment, regular discount, common assortment cost, opening cost/new store and penalty.
In relation to the fact outlined above, this study is aimed to identify strategies adopted by foreign retailer and their impact on the level of partnership commitment of SME scale suppliers.
The relationship between alliance strategy and partnership commitment was introduced by Caughlan et al (2001:316). According to Caughlan in an alliance, two or more organizations having relationship with one another (legal, economic or interpersonal) will possess perception of their own self interest in relation to their partnership. Alliance can be forged into a variety of forms including close relationship, partnership, relational govemance, hybrid govemance, vertical quasi-integration and commited relationship. In the distribution industry, alliance between companies take the form of genuine commitment, a commitment that is born when a company felt the need to establish and maintain an unlimited partnership with its counterpart. Therefore partnership commitment is the product of an alliance forged between two or more organizations.
This research is aimed to analyze the implementation of an alliance strategy initiated by a foreign retail company and its impact on the company?s SME scale supplier?s partnership commitment. The research is conducted using a survey method with a sample of 100 local suppliers located within DKI Jakarta.
The results of this are describe as follows :
(1) The implementation of alliance strategy by the company is perceived to be complex and burdening by small and medium scale suppliers. This entail a lack of alliance strategy concept applicable in Indonesia. Foreign retailer placed their small and medium scale suppliers not as strategic partners in developing its business in Indonesia but merely as suppliers who play a small and relatively short term role;
(2) Partnership commitment of small and medium scale suppliers towards their foreign counterpart receive a signiticant score, meaning that most small and medium scale suppliers possess a high level of commitment in developing partnership with foreign retailers, although the partnership concept currently exist does not yield a significant retmns to the small and medium scale suppliers;
(3) A significant relationship and influence exist between the implementation of alliance strategy by a foreign retailer and the partnership commitment level of a small and medium scale suppliers. The better implementation of alliance strategy by foreign retailer the higher the level of commitment relationship by Small Medium Enterprise Supplier and vice versa. However at present the small supplier is doing business with foreign retailer because the lag of distribution channel not because they want to have bussiness relation with foreign retailer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>