Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Finny Fauzana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 28128
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tafia Sulistyani Prasojo
"Tesis ini membahas mengenai analisis kinerja saham berdasarkan perbedaan komposisi Index LQ45 menggunakan metode empat faktor Carhart. Penelitian dilakukan terhadap ketiga jenis saham, yaitu saham yang secara konsisten berada dalam indeks (saham inti), dikeluarkan dari indeks, dan menjadi saham pengganti dari saham yang keluar indeks LQ45 selama Tahun 2009-2014. Analisis kinerja saham dilakukan menggunakan metode empat faktor Carhart, antara lain konstanta intercept, market premium, faktor SMB (kapitalisasi pasar), faktor HML (nilai buku terhadap nilai pasar), dan faktor WML (momentum). Menggunakan metode empat faktor Carhart, hanya saham inti yang memiliki excess return positif, yang ditunjukkan oleh konstanta intercept positif. Variabel dependen saham inti dapat dijelaskan oleh nilai konstanta intercept dan HML (rasio nilai buku terhadap nilai pasar). Variabel dependen saham yang dikeluarkan dari indeks LQ45 dapat dijelaskan oleh faktor SMB (nilai kapitalisasi pasar). Sedangkan variabel dependen saham yang masuk sebagai pengganti di indeks LQ45 dapat dijelaskan oleh faktor rm-rf, HML (rasio nilai buku terhadap nilai pasar), dan faktor WML (momentum). Bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Chan et al (2013), menggunakan periode 1962-2003 dengan 788 saham yang masuk ke dalam indeks S&P 500 dan 244 saham yang dikeluarkan dari indeks S&P 500, Chan et al memiliki kesimpulan kedua jenis saham dipengaruhi secara signifikan oleh nilai konstanta intercept, faktor SMB (kapitalisasi pasar), dan faktor HML (nilai buku terhadap nilai pasar).

The objective of this research is to analyze the stock performance based on differences in the composition of the LQ45 Index using the Carhart four-factor. This research is conducted on three types of stocks, which are stocks that consistently remain in the index, being removed from the index, and become substitution of the stock that comes out from LQ45 index during the year of 2009-2014. The analysis of the stock performance uses Carhart four factors method, which are the intercept constant value, market premium, SMB factor (market capitalization), HML factor (book value to market value), and WML factor (momentum). Using the method of Carhart four factors, only stocks that consistently remain in the index LQ45 have positive excess return, while also demonstrating positive intercept constants. These intercept constants value and HML factor (ratio of book value to market value) explain dependent variable of stocks that consistently remain in the index LQ45. SMB factor (market capitalization) explain dependent variable of stocks that are removed from LQ45 index. While market premium, HML factor (ratio of book value to market value) and WML factor (momentum) explain dependent variable stocks that is being substitution of the stock that comes out from LQ45 index. In comparation to the results of previous studies by Chan et al (2013), using period of 1962-2003 with 788 of shares join into the S&P 500 and removal 244 of shares from S&P 500, Chan et al conclude that intercept constants value, SMB factor and HML factor influence both types of stock significantly."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Kurniawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi atas kinerja reksa dana saham yang dipilih dengan menggunakan strategi data historikal Nilai Aktiva Bersih NAB per unit selama periode 2010 2015 yaitu
menggunakan data 52 week high, prior 6 month return dan abnormal return empat faktor carhart harian 6 bulan terakhir dari reksa dana bersangkutan dan untuk mengetahui apakah holding period mempengaruhi imbal hasil yang diterima investor. Reksa dana diperingkat setiap bulan selama periode pengamatan yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 menggunakan data historikalnya dengan strategi 52 week high, prior 6 month return, dan abnormal return empat faktor carhart kemudian dihitung ratarata return yang dihasilkan setiap portofolio winner dan looser dengan masa holding period 1 sampai 12 bulan. Kinerja masing-masing portofolio dengan masing-masing strategi diukur dengan melihat raw return Sharpe Ratio dan Treynor Measure. Strategi memilih reksa dana dengan data historikal abnormal return empat faktor carhart menghasilkan return tertinggi dari semua strategi, juga mempunyai nilai Sharpe ratio dan Treynor measure yang tertinggi untuk holding period selama 6 bulan. Dalam penelitian terlihat bahwa reksa dana yang terpilih dalam portofolio winner belum tentu menghasilkan return secara individu reksa dana lebih baik dari yang lain. Penelitian menunjukkan bahwa holding period mempengaruhi return yang didapat oleh investor

ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the performance of mutual funds that selected using strategies 52 week high the prior 6 month return and abnormal return four daily Carhart four factor in the last 6 months of the mutual funds during period 2010 2015 and to get information about whether the holding period affects returns received by investors. Mutual funds are rated every month during the observation period 2010 to 2015 using their historical data base on strategies of 52 week high the prior 6 month return and abnormal return four factor Carhart, then calculated the average return generated from each portfolio winner and looser with holding period of 1 to 12 months. The performance of each portfolio with each strategy was measured by looking at raw returns Sharpe Ratio and Treynor Measure. Strategy for choosing mutual funds with historical data of the abnormal return Carhart four factor produces the highest returns of all strategies it also has the highest value of the Sharpe ratio and Treynor measure for the holding period of 6 months. In this study it appears that mutual funds in winner portfolio does not necessarily produce a return of individual mutual funds better than others and the study also shows that the holding period affect the return earned by investors"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Suterakhir
"ABSTRAK
Sebagai salah satu instrumen portofolio, pengukuran dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yang lazim digunakan yaitu: Sharpe, Treynor dan Jenson Indeks. Ketiga metode ini diharapkan mampu memberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai tingkat return yang dihasilkan unit linked tanpa mengesampingkan potensi resiko instrumen tsb."
2008
T 25572
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridzky Utomo
"Fokus dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran kinerja Reksa Dana Saham periode 2007-2013 berdasarkan sudut pandang investor, menggunakan Bayesian Model. Variabel yang menjadi acuan sebagai kinerja dari Reksa Dana Saham adalah abnormal return yang bernilai positif. Proses pengolahan data yang dilakukan yaitu menggunakan model regresi, Single Index Model (Bodie, Kane,dan Marcus, 2011), yang kemudian akan diperoleh keluaran berupa nilai intercept sebagai abnormal return dan koefisien variabel β. Reksa Dana yang memberikan nilai abnormal return positif akan dihitung kembali menggunakan Bayesian Model (P. Baaks, Metrick, dan Wachter, 2001). Keluaran dari model regresi tersebut akan dibandingkan dengan keluaran Bayesian Model. Pada model Bayes tersebut akan ditentukan prior beliefs beserta hyperparameter sesuai dengan kriteria dari investor, dan kemudian dengan menggunakan koefisien variabel β dari model regresi akan dihitung nilai posterior dan posterior probability dari Reksa Dana Saham. Hasil yang diperoleh adalah untuk seluruh Reksa Dana yang memiliki abnormal return positif, baik signifikan atau tidak, pada keluaran Bayesian Model memberikan nilai posterior abnormal return yang positif dengan posterior probability yang besar.

The focus of this study is to measure the performance of the Mutual Fund Shares 2007-2013 period based on the viewpoint of investors, using Bayesian models . Variable which is used as the performance of the Equity Fund is positive abnormal return. Data processing is performed using a regression model, the Single Index Model (Bodie, Kane, and Marcus, 2011), which will then be obtained as the output of the intercept value of abnormal return and variable coefficient β. Mutual Funds provide a positive abnormal return value will be recalculated using the Bayesian model (P. Baaks, Metrick, and Wachter, 2001). Output from the regression model will be compared with the output of a Bayesian model. In Bayes models will be determined prior hyperparameter and their beliefs according to the criteria of the investor, and then using the variable β coefficients from the regression model will be calculated posterior and posterior probability value of Mutual Fund Shares. The results obtained are for the entire mutual fund has a positive abnormal returns, whether significant or not, the output value of the posterior Bayesian models provide a positive abnormal return with a large posterior probability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renta Wachya
"Dewasa ini investor mempunyai beberapa alternatif untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen investasi. Secara garis besar ada 2 jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut nempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti deposito, SBI dan surat berharga komersial. Namun investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan Reksa Dana.
Berdasarkan portofolio investasinya, Reksa Dana yang dipasarkan saat ini oleh Manajer Investasi ada 4 jenis yaitu Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana saham, Reksa Dana pasar uang dan Reksa Dana campuran. Dan keempat jenis Reksa Dana tersebut Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana dengan nilai pengelolaan terkecil, hal ini dikarenakan risiko yang terdapat pada Reksa Dana saham lebih besar dibandingkan dengan jenis Reksa Dana lainnya. Indikasi tersebut menandakan bahwa tipikal investor Indonesia lebih menyukai investasi dengan risiko seminimal mungkin bahkan kalau bisa tanpa risiko sama sekali. Tetapi dengan kondisi dimana tingkat suku bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) yang semakin tinggi dengan nilai diatas 10%, nilai pengelolaan Reksa Dana yang ada khususnya Reksa Dana pendapatan tetap semakin mengecil dikarenakan banyaknya yang melakukan redemption secara besar-besaran. Dengan melihat kondisi dimana Sertfikat Bank Indonesia (SBI) yang cenderung naik, apakah kemampuan Reksa Dana saham masih dapat memberikan return lebih tinggi bagi investor.
Berdasarkan data yang diperoleh dan Biro Pengelolaan Investasi dan Riset (PIR) Bapepam terdapat 16 Reksa Dana saham yang secara aktif diperdagangkan selama 5 tahun berturut-turut yaitu sejak Januari 2001 sampai dengan Desember 2005 dengan nilai average return bulanan positif. Dari ke 16 Reksa Dana saham tersebut akan dibentuk suatu portofolio yang optimal dengan menggunakan Metode Markowitz dimana pembentukan portofolio tersebut untuk mendapatkan return yang sesuai dengan risikonya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa investor dapat melakukan investasi portofolio sepenuhnya yaitu 100% pada Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus. Dengan menginvestasikan 100% pada Scroder Dana Prestasi Plus maka akan mendapatkan tingkat return portofolio sebesar 42,33% dengan standard deviasi 23,19% serta indeks Reward to Variability Ratio sebesar 1,2953.
Selanjutnya penulis juga akan melakukan pengukuran kinerja Reksa Dana saham dengan menggunakan empat metode, keempat metode adalah metode Sharpe, Traynor, Jensen (Alpha) dan Appraisal Ratio. Setelah rasio keempat pengukuran ini didapat maka untuk pengukuran kinerja apakah buruk atau tidak, akan dibandingkan dengan benchmarknya yaitu kinerja pasarnya (menggunakan keempat pengukuran juga). Jika outperformed terhadap pasar berarti Reksa Dana tersebut baik sedangkan'sebaliknya jika underperformed berarti buruk.
Dari hasil penelitian terhadap pengukuran kinerja dengan metode Sharpe, terdapat 7 Reksa Dana saham yang kinerjanya berada di atas pasar. Ketujuh Reksa Dana tersebut adalah Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Makisma, Citereksadana Ekuitas, dan Bahana. Begitu juga untuk kinerja portfolio yang mempunyai kinerja jauh diatas pasar. Untuk kinerja portofolio memiliki kinerja yang terbaik dibandingkan dengan Reksa Dana saham jika berdiri sendiri-sendiri.

Currently, investors have some alternative for investing their fund within investment instrument. Globally, there are two types of investment instruments to be elected by investors those are both risky and risk-free assets. Risky assets means there is uncertainty investment return rate in the future such as stocks and obligation. Whereas, risk-free assets means there is certainty investment return rate in the future such as deposits, SBI and other commercial bonds. But investors may choose both of them simultaneously by investment instruments so called Mutual Fund.
Based on its investment portfolio, Mutual Fund having been marketed by Investment Manager is four types for Fixed Income, Equity, Money Market, and Balancing. From which Mutual Fund for Equity is the smallest one of management values, because its risk is larger than other varied Mutual Fund. Typically, such indication remark that Indonesia investor preferred investment with as minimal as possible investment risk or even without risk. But, as result of condition in which interest rate of Indonesia Bank Certificate (SBI) being increasingly high, i.e. more than 10%, value of Mutual Fund Management specially, for Fixed Income being decreasingly because so many investor had done redemption massively. By such condition in which SBI trend to rise, whether Mutual Fund may remain higher return for their investors.
Based on the data obtained from Bureau of Research and Investment Management (PIR) of Bapepam there are 16 Equity Fund had been dealt actively for five (5) years consecutively, from January 2001 through December 2005 with monthly average return is positive. From those 16 Equity Fund will be formed any optimal portfolio using Markowitz Method in which such portfolio establishment to get return suitable with its risk.
By research result had indicated that investors fully, they may invest to portfolio, i.e. 100% to Equity Fund of Schroder Dana Prestasi Plus. By investing 100% in it, then, investors will get portfolio rate of return is 42,33% with standard of deviation is 23,19% and index Reward to Variability Ratio of 1.2953
Hence, the author also will measure performance of Equity Fund using four methods those are Sharpe, Treynor, Jensen, and Appraisal Ratio. Then, upon obtaining those four measurement ratios, for measuring whether or not that performance is bad, it will be compared with its benchmark, i.e., its market performance (using those four measurements as well). If outperformed against market, it means such Equity Fund is good and conversely, it will be bad if it is underperformed.
From research results of performance by Jensen Method, there are 7 Equity Fund which if performance is above the market. Those are Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Maksima, Citareksadana Ekuitas, and Bahana Dana Prima. As well as portfolio which have performance more above the market. For performance of portfolio which has the best one compared to Equity Fund if it is autonomy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Fajar Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat style dan kinerja reksa dana berdasarkan styte yang dibuat. Style dari reksa dana dibangun atas lima buah indeks sebagai pendekatan faktor aset yaitu indeks LQ45, indeks nonLQ45 Aktif, indeks nonLQ45 Semi-Aktif, indeks nonLQ45 Pasif dan suku bunga SBI 1 bulanan sebagai pendekatan dari aset pasar uang.
Untuk membangun tiga indeks pendukung yang digunakan (indeks nonLQ45 Aktif, indeks nonLQ45 Semi Aktif dan indeks nonLQ45 Pasit) digunakan metode market capitalization weighted index. Style dibangun menggunakan metode style analysis yang diciptakan oleh William Sharpe. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa reksa dana saham yang diteliti cenderung mengalokasikan dananya pada saham-saham LQ45 dan aset-aset pasar uang. Sedangkan kinerja reksa dana yang diteliti menunjukkan mayoritas dari reksa dana ini masih belum dapat mengalahkan style-nya secara signifikan.

Abstract
This study based on Sharpe 's study on return-based style analysis. This study aimed at build a style and measure fund performance based on that style. There are five asset class factors that being used to build style. Indexes that being used to proxy those factors are LQ45 index, nonLQ45 Aktif index, nonLQ45 Semi-Aktif index, nonLQ45 Pasif index and SBI 1 Month rate as proxy for money market assets. To build nonLQ45 Aktif, nonLQ45 Semi-Aktif and LQ45 Pasif indexes, market-capitalization weighted index method will be used. Result from this study show that stock fund in this study have their most asset allocation on LQ45's stock and money market assets. Perfomance measure in this study shows that most fund in this stuady still had their return below their style.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wardhani
"Reksa Dana merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Sejak dicanangkannya tahun 1996 sebagai tahun Reksa Dana industri Reksa Dana mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini ditandai oleh semakin banyaknya Reksa Dana yang beroperasi. Dengan semakin banyaknya Reksa Dana maka investor memiliki semakin banyak pilihan. Selain mempertimbangkan kemanfaatan yang diberikan oleh Reksa Dana, investor juga harus mempertimbangkan kinerja dari Reksa Dana tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana saham yang ada di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja Reksa Dana. Untuk mengukur kinerja Reksa Dana penelitian ini menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Jensen (1968) dan Carhart (1997). Pada model Jensen kinerja diukur rnelalui intersep dari basil regresi antara kelebihan pengembalian portfolio sebagai variabel dependen dan kelebihan pengembalian pasarsebagai variabel independen. Model carhart merupakan pengembangan dari model Jensen dirnana variabel independennya ditambah dengan ukuran (size) dari portfolio Reksa Dana yang diproxi oleh kap-itolisasi pasar, PBV (price to book value) dari portfolio Reksa Dana dan pengembalian portfolio bulan sebelumnya. Pada penelitian ini variabel independennya ditambah dengan nilai PER (price earning ration) portfolio Reksa Dana.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang dibeliti pada penelitian ini adalah kemampuan manajer portfolio dalam hal memilih saham yang tepat dan pada scat yang tepat (stock selection & market lining ablita, kemampuan manajer portfolio dalam mempertahankan kinerjanya (hatbands effect) clan karakteristik Reksa Dana. Untuk mengetahui ada atau tidak stock .selection & market dining ability maka digunakan model yang telah dikembangkan oleh Henriksson dan Merton (1981) ditambah dengan faktor-faktor yang terdapat pada pengukuran kinerja Reksa Dana dengan menggunakan model carhat. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan manajer portfolio dalam mempertahankan kinerjanya diregresikan antara kelebihan pengembalian portfolio periode t sebagai variabel dependen dan kelebihan pengembalian portfolio periode t-1 sebagai variabel independennya. Faktor karakteristik Reksa Dana yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang diteliti adalah rasio antara biaya operasional Reksa Dana terhadap Total Aktiva Bersih, Total Aktiva Bersih Reksa Dana, umur Reksa Dana, perputaran portfolio Reksa Dana, jumlah maksimum persentase biaya transaksi, atliasi Reksa Dana dengan perusahaan sekuritas.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Reksa Dana yang diobservasi tidak memberikan kinerja yang Iebih baik dari pada kinerja pasar sebagai benchmarknya. Kinerja Reksa Dana selama periode penelitian underperform terhadap pasar sebesar 1.03 basis poin perbulan (berdasarkan model Jensen) atau 12.2 basis pain perbulan (berdasarkan model Carhart). Secara individu hanya 7 dari 18 Reksa Dana dalam sampel yang rnenunjukkan kinerja yang lebih balk atau outperform dari kinerja pasar, yaitu Arjuna, Danareksa Syariah, GTF Sejahtera, GTF Sentosa, indosurya Khatulistiwa, Panin dana Maksima, dan MPF Invests Pesona.. Disamping itu penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian pasar sangat menentukan tingkat pengembalian portfolio Reksa Dana. Kontribusi tingkat pengembalian pasar terhadap tingkat pengembalian )l6stra1 portfolio adaLah sebesar 58 basis poin perbulan (baik berdasarkan model Jensen maupun model Carhart) untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis pain. Sedangkan berdasarkan analisis per individu tingkat pengernbalian pasar memberikan kontribusi signifikan positif terhadap tingkat pengembalian portofolio dengan kisaran 46.8 sampai dengan 110.7 basis poin perbulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis pain. Selain itu dari penelitian ini dapat diindikasikan bahwa Ada kecenderungan bahwa Reksa Dana lebih memilih saham-saham yang berkapiitaiisasi besar dalam portfolionya dibandingkan sahamsaham yang berkapitalisasi kecil dan Reksa Dana yang diobservasi menggunakan strategi momentum sederhana dalam pengelolaan portfolionya. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh yang signifikan positif dari variabel rata-rata size dari saham-saham yang ada dalam portfolio Reksa Dana dan tingkat pengernbalian Reksa Dana bulan sebelumnya terhadap kelebihan pengembakan portfolio Reksa Dana.
Jeleknya kinerja Reksa Dana ini lebih disebabkan oleh ketidakmampuan manajer portfolio dalam memilih saham yang tepat untuk dimasukkan ke dalam portfolionya. Ketidak mampuan dalam hal stock selection ability ini memberikan kontribusi negatif terhadap pengembalian portfolio sebesar 14.8 basis pain per bulan. Sedangkan kemampuan dalam membeli/ menjual saham pada saat yang tepat atau market timing ability hanya memberi kontribusi terhadap peningkatan pengembalian portfolio sebasar 2.03 basis pain per bulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian pasar sebesar 100 basis poin. Dan kemampuan untukmempertahankan kinerjanya atau hot hands ectmembedkan kontribusi terhadap peningkatan tingkat pengembalian Reksa Dana adalah sebesar 5.25 basis pain perbulan untuk setiap kenaikan kelebihan pengembalian portofolio bulan sebelumnya sebesar 100 basis poin. Jadi kontribusi negatif dari stock selection ability dari manajer portfolio mendominasi kontribusi positif dari kemampuan manajer portfolio dalam hal market timing ability dan hat hands effectsehingga secara keseluruhan kemampuan manajer portfolio dalam mengelola portfolionya justru menurunkan tingkat pengembalian portfolionya, yaitu sebesar 7.52 basis pain per bulan.
Sedangkan berdasarkan analisis per individu hanya 7 Reksa Dana yang menunjukkan stock selection ability yang positif dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 9.05 sampai dengan 42.3 basis pain per bulan. Sedangkan untuk market timing ability Reksa Dana memiliki nilai posiitif dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 1.12 sampai dengan 76.1 basis pain per bulan. Untuk hatbands effect7 Reksa Dana merniliki kemampuan tersebut dengan nilai kontribusi terhadap pengembalian portofolio berkisar antara 1.38 sampai dengan 20.4 basis pain per bulan.
Selain ketidakmampuan manajer portfolio dalam memilih saham yang tepat, perbedaan karakteristik satu Reksa Dana dengan Reksa Dana lainnya menjadi penyebab lain dari jeleknya kinerja Reksa Dana yang diobservasi. Kinerja Reksa Dana dipengaruhi secara signifikan negatif oleh Total Aktiva Bersih, umur Reksa Dana, persentase biaya transaksi. Persentase biaya transaksi memberikan kontribusi terbesar terhadap jeleknya kinerja Reksa Dana. Sedangkan karakteristik Reksa Dana yang berkaitan dengan afiliasi Reksa Dana dengan perusahaan sekuriitas berpengaruh secara signifikan posittf."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldoko Cahyono
"Investasi saham memerlukan dana yang besar dan kemampuan yang memadai untuk suatu pengeiolaan yang optimal. Salah satu caranya adalah dengan strategi pasif (Passive strategy), yang menyatakan bahwa kita tidak dapat mengalahkan portofolio pasar karena merupakan penggabungan seluruh saham yang beredar di pasar sehingga terdiversifikasi dengan balk (well-diversified) dan memiliki tingkat risiko yang minimum. Strategi ini dilaksanakan dengan membentuk portofolio yang menyerupai portofolio pasar atau dengan membeli saham suatu perusahaan Reksa Dana. Untuk meyakinkan bahwa dana telah diinvestasikan dengan baik diperlukan suatu evaluasi kinerja atas portofolio dari saham Reksa Dana tersebut dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai standar pembanding. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode Jensen yang berusaha mencari signifikansi excess return. Metode ini didasarkan atas Capital Asset Pricing Model dengan mereformulasikan persamaan regresi Characteristic Line menggunakan variabel acak risk premium. Dari hasil penelitian yang dilakukan atas Sertifikat Dana Unit Saham 1, 2 dan 3 PT (Persero) Danareksa memiliki hubungan yang erat dengan pasar dan bergerak mengikuti pergerakan pasar. Selain itu, terbukti ketiganya belum mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada tingkat pengembalian Indeks Harga Saham Gabungan. Hal tersebut diimbangi oleh fluktuasi yang lebih kecil. Dengan melihat jarak vertikal saham terhadap Security Market Line, dapat diketahui secara jelas peringkat ketiga saham Reksa Dana tersebut, yaitu Sertifikat Dana Unit Saham 2 terbaik, diikuti oleh Sertifikat Dana Unit 3 dan 1. Jadi, perusahaan Reksa Dana mampu memberikan kemudahan dan keamanan dalam investasi saham, terutama bagi investor kecil sehingga dapat meningkatkan penghimpunan dana masyarakat melalui pasar modal. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendukung kelahiran perusahaan-perusahaan Reksa Dana di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maududi
"Kinerja reksa dana merupakan faktor penting dalam penentuan keputusan investasi. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana. Salah satu metode yang baik dalam menjelaskan kinerja reksa dana adalah metode Jensen Alpha berbasis 4 faktor Capital Asset Pricing Model yang dikembangkan oleh Carhart. Dimana kinerja dilihat dari nilai konstanta intercept (α). Selain nilai intersept, digunakan juga 4 faktor lain untuk menjelaskan kinerja reksa dana saham di Indonesia, yaitu : kelebihan tingkat pengembalian pasar saham (Rm - Rf), kapitalisasi saham (SMB), rasio nilai buku terhadap nilai pasar saham (HML), dan faktor momentum pasar saham (WML). Dari penelitian ini didapat hasil bahwa selama periode pengujian reksa dana saham di di Indonesia tidak menghasilkan excess return, dengan kecenderungan gaya investasi yang mengikuti portofolio pasar, dan memilih saham - saham yang secara sejarah memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.

Mutual fund performance is one of important factor in determining investment decision. There are many ways to measure mutual fund performance. One of the method that good to explain the mutual fund performance is Jensen Alpha Method based on 4 factor Capital Asset Pricing Model developed by Carhart. Where the performance determined by value of intercept (α). In addition to the value of intercept, there 4 another factor to explain indonesian mutual fund performance, namely : excess return in stock market (Rm - Rf), stock capitalization (SMB), book value to market value ratio (HML), and stock market momentum (WML). Finding from this research that during the testing periode, mutual fund in Indonesia doesn`t produce excess return, with investment style tendency to follow market portfolio, dan pick stocks that historically have high rate of return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>