Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ifa Dahlia
"Sejak dua tahun terakhir, perusahaan pembiayaan otomotif mulai intens memasuki industri pinjaman dana tunai dengan jaminan BPKB motor sebagai produk alternatif. Industri Pinjaman Dana Tunai cukup berkembang disebabkan kebutuhan masyarakat akan dana tunai yang terus ada. Terlebih paska krisis Keuangan Global akhir 2008, kebutuhan tersebut semakin meningkat dan menjadi peluang bisnis. Peluang yang besar, ditambah kemudahan regulasi, memunculkan pelaku-pelaku pasar yang baru sehingga intensitas persaingan semakin tinggi. Untuk memenangkan persaingan, Adira Finance perlu memformulasikan strategi bersaing berdasar analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Strategi terpilih adalah strategi intensif, yaitu strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk.

For the last two years, the automotive finance companies have been competing on cash loan product. Customers need to place their motorcycle Ownership Vehicle Registration Document (BPKB) as a collateral to get the cash. The growth of this specific product is high due to high demand for cash to support customers needs. After global crisis at the end of 2008, the demand increased and many new entrants appeared, made the intensity of rivalry became higher. Adira Finance is formulating competitive strategy based on analysis of strengths, weaknesses, opportunities, and threats to win the competition. The chosen strategy is the intensive strategy: strategic market development, market penetration, and product development."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28118
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
"Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat.
Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.

Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community.
The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipto
"Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, pangsa pasar Garuda Indonesia di jalur Jakarta-Surabaya terus mengalami penurunan, tahun 1991 sebesar 86%, tahun 1992 menjadi 80% dan tahun 1993 merosot drastis menjadi 69%. Deregulasi dibidang jasa angkutan udara tahun 1980 tentang diijinkannya perusahaan penerbangan swasta nasional mengoperasikan pesawat jet dan melayani jalur gemuk Jakarta-Surabaya serta adanya pertumbuhan pasar di jalur tersebut menjadi faktor- faktor eksternal utama penyebab penurunan pangsa pasar Garuda. Sebab ini berarti penghapusan hak monopoli Garuda dan merubah struktur industri kedalam pasar yang bersaing.
Faktor internal Garuda yang menjadi penyebab penurunan pangsa pasar tersebut adalah ketidakmampuan manajemen Garuda dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan pasar serta rendahnya kualitas sumber daya manusia yang menyediakan jasa/produk Garuda. Apabila Garuda tidak ingin terus menerus kehilangan pangsa pasarnya, maka harus dicari strategi yang relevan dengan kondisi pasar yang bersaing dan mampu mengeksploitir seluruh sumber daya yang dimilikinya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah membentuk strategi pemasaran yang menampung kondisi perubahan lingkungan pasar dan struktur industri aktual.
Strategi pemasaran yang dibentuk merupakan hasil analisa lingkungan eksternal untuk mencari peluang dan menghadapi ancaman serta analisa kekuatan dan kelemahan Garuda relatif terhadap pesaing utamanya yang ditujukan kepada delapan bauran pemasaran jasa angkutan udara. Sedangkan titik berat perhatian diberikan kepada variabel-variabel bersaing bagi industri jasa penerbangan berjadual dengan memperhatikan empat karakteristik jasa angkutan udara (the four I's) serta pendekatan pemasaran yang khas untuk industri jasa angkutan udara.
Disamping berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sebaiknya Garuda juga meningkatkan kemampuan manajemennya dengan tujuan agar strategi pemasaran yang telah dibentuk dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Beberapa kiat agar strategi tersebut berjalan dapat dicapai melalui: pengenalan strategi kepada segenap karyawan, penanaman rasa memiliki, tugas kelembagaan, inovasi secara terus menerus; pemantauan untuk mendapat umpan balik, keteladanan, konsistensi sikap dalam menghadapi krisis, serta pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia serta tidak lagi melakukan dikotomi antara formulasi dan implementasi strategi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Mulyadi
"Seiring dengan makin berkembangnya suatu masyarakat, fungsi mobil menjadi makin berkembang. Mobil menjadi tidak hanya sekedar sebagai sarana transportasi namun juga sebagai sarana untuk menunjukkan harga diri. Akibatnya para produsen mobil jika produknya inginlaku dipasar ia harus menciptakan image yang baik, sehingga produknya dapat mewakili status tertentu. Upaya produsen untuk mewujudkan hal diatas dapat diiakukan inelalui Strategi Positioning. Sehingga produk mempunyai kesan tertentu dimata konsumen. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan mobil berusaha memposisikan salah satu produknya dimata, konsumen, ditengah persaingan yang ketat dan peraturan pemerintah yang sering berubah. Penulisan skripsi mi dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu studi lapangan melaiui wawancara dan pencarian data diperusahaan maupun di instansi yang berhubungan. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku, majalah, jurnal dll. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa setiap produsen mobil telah menerapkan strategi pemasaran mereka dengan baik. Para produsen mobil berupaya memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggannya. Nainun demikian kepuasan Konsumen adalah tujuan akhir karena keputusan membeli ditentukan oiehnya. Karena itu Strategi Positioning yang berusaha menempatkan image atau kesan tertentu dan suatu produk sangat membantu memberikan kepuasan kepada konsuinen sebagai pemakai tersebut. Dari penelitian ini didapat juga bahwa strategi Positioning akan berubah seiring dengan berubahnya peraturan pemerintah dibidang otomotif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah jika suatu perusahaan ingin berhasil memasarkan produknya ia harus melakukan strategi Positioning dengan tepat, dengan memasuki niche market yang belum terlayani dengan baik. Indomobil telah membuktikannya dengan baik. Adapun saran penulis terhadap Indomobil dalam positioning Vitara adalah Indomobil harus lebih mempertegas posisi Vitara sebagai kendaraan kedua keluarga,atau sebagai Jeep. Jangan berusaha memposisikan kepada kedua posisi (kendaraan keluarga dan Jeep) Hal tersebut bisa berbahaya, karena akan berkesan sebagai Jeep banci. Selanjutnya akan berkesan sebagai produk yang tidak memiliki keunggulan daya saing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Bharata
"ABSTRAK
Industri properti di Indonesia pernah mengalami masa boom pada sekitar tahun 1995 -
1996. Khusus di Jakarta bilamana sampai akhir tahun 1994 sudah tersedia I terbangun secara akumulatif sebanyak 6.340 di berbagai wilayah, maka pada tahun berikutnya (1995) bertambah menjadi 14.887 unit. Ini berarti pasokan unit apartemen mengalami kenaikan sebesar 130%.
Masa perkembangan bisnis apartemen menjadi terhambat, ketika Indonesia mengalami
krisis moneter. Krisis berlanjut menjadi krisis sosial ketika terjadi kerusuhan besar pada bulan Mei 1998 di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kerusuhan etnis di Maluku,
Kalimantan dan Papua. Keadaan ini tentunya membuat WNA menjadi merasa tidak aman dan sebagian besar PMA memutuskan untuk membatalkan atau menarik investasinya dari Indonesia.
Pada iklim ekonomi yang masih lesu, pangsa pasar yang tidak berkembang, maka
strategi bersaing sangat menentukan kelangsungan usaha di bidang Apartemen ini. Competitive Advantage ( keunggulan daya saing ) harus bisa ditemukan dan dimanfaatkan untuk memperbesar pangsa pasar. Analisa Internal seperti analisa SWOT, dan Analisa Industri menjadi hal yang harus dilakukan agar dihasilkan masukan untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Dalam tbesis ini dibahas bagaimana kondisi persamgan bisnis apartemen dan bagaimana apartemen Hilton menempatkan posisinya. Sdanjutnya untuk menghadapi
persaingan yang sangat ketat terse but strategi apa yang sebaiknya dilakukan oleh apartemen Hilton
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Pudjanegara
"Tesis ini membahas strategi korporasi yang digunakan oleh manajemen PT. XYZ sebagai perusahaan pembiayaan yang fokus pada usaha pembiayaan konsumen khususnya pembiayaan sepeda motor, untuk mengalihkan obyek pembiayaan sepeda motornya dari pembiayaan motor merek Jepang ke merek Cina, segera setelah manajemen melihat persaingan pada pembiayaan motor merek Jepang sudah tidak sehat. Banyak pesaing yang masuk ke dalam usaha ini, dan keuntungan yang semakin kecil, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan yang besar bagi perusahaan. Fokus dari penelitian juga untuk melihat apakah ada hubungannya atau kesamaan antara strategi yang digunakan oleh manajemen tersebut dengan strategi blue ocean.

This thesis discusses corporate strategies used by the management of XYZ as a finance company focused on consumer financing business, especially motorcycles financing, to divert the object of their motorcycle financing from Japanese brand to China brand, as soon as management sees the competition on the financing of the Japanese brand motorcycles are not healthy. Too many competitors, small profit margin, which cause great difficulties for the company. The focus of this research is also to see the relationship or similarity between the strategies used by the management with the blue ocean strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmi Setyaningsih
"Di berbagai negara dan industri, manajemen manufakturing dari sudut strategi hanya memainkan peranan pembantu dibandingkan dengan fungsi pemasaran dan keuangan. Kebanyakan perusahaan tidak mempunyai strategi manufakturing formal dan tidak diarahkan sama sekali untuk mencapai sasaran perusahaan. Padahal tanpa strategi yang berarti, perusahaan dapat membuat keputusan jangka pendek yang bisa kontradiksi dengan tujuan jangka panjang, dengan hasil yang tidak sesuai antara aktivitas manufakturing dan strategi perusahaan.
PT. X sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi juga tidak terlepas dari kebutuhannya untuk mengelola operasi manufakturingnya agar dapat mendukung strategi perusahaan untuk dapat bersaing dalam pasar farmasi. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen operasi di PT. X menggunakan pendekatan audit manufakturing sebagai elemen dalam formulasi strategi manufakturing yang sejalan dengan strategi perusahaan. Formulasi strategi manufakturing menggunakan model dari Menda (2004) dan dilakukan untuk produk obat A dan B yang diproduksi sendiri oleh PT. X. Alternatif strategi manufakturing yang diperoleh adalah strategi penekanan biaya dan variasi rasa produk untuk produk A, serta strategi penekanan biaya untuk produk B.
Dari kedua alternatif strategi manufakturing produk A, kemudian dipilih strategi yang paling sesuai untuk kebutuhan perusahaan saat ini dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Kriteria kinerja yang digunakan meliputi biaya, kualitas, pengantaran, dan fleksibilitas. Strategi manufakturing yang dipilih adalah alternatif strategi yang mempunyai skor akhir paling besar, yaitu strategi variasi rasa produk baik untuk metode rata-rata responden dengan bobot yang berbeda maupun bobot yang sama.

In many countries and industries, manufacturing management is still subordinate in strategy making to the marketing and financial functions. Many firms have no formal manufacturing strategy and manufacturing is simply not geared to a business's corporate strategy. Without a meaningful strategy, firms often make short-term decisions that are in conflict with their long-term goals, which invariably results in a poor match between manufacturing activities and the firm's overall strategy.
PT. X as a pharmaceutical company also has the need to manage their manufacturing operations in line with corporate strategy to leverage their competitive advantage in pharmaceutical market. This research describes how operation management in PT. X using manufacturing audit approach as key element to formulate manufacturing strategy that fit the corporate strategy. The formulation of manufacturing strategy proposed by Menda (2004) has applied in PT. X. The formulation is particularly used for medicine product A and B. Manufacturing strategy alternatives adopted include production cost reduction and variations of flavor for product A. For product B, manufacturing strategy adopted is only production cost reduction.
From both manufacturing strategy alternatives of product A, the most suitable strategy for current condition of the company is selected using Analytic Network Process (ANP) method. Performance criteria used include cost, quality, delivery, and flexibility. The selected manufacturing strategy is variations of flavor that has the highest final score, for different or same weighted average of respondents? methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Hifni
"ABSTRAK
Keterbatasan pihak perhotelan dalam menjangkau potensi pasar yang lebih luas
dimanfaatkan sebagai alasan utama untuk turut memasarkan unit ? unit kamar maupun
FasiIitas Iainnya yang dimiliki oleh tiap ? tiap hotel. Sehingga pada kondisi inilah timbul
suatu jenis usaha yang menempatkan diri sebagai perantara antara produsen (hotel) dan
konsumen.
INIDOTEL sebagai salah satu agen pemasaran perhotelan telah menyadari pentingnya
pelayanan yang diberikan kepada konsumennya, termasuk pula ragam layanan yang
ditawarkan. Tuntutan terhadap kelengkapan servis yang ditawarkan cenderung mengarah
pada generalisasi pola bisnis dalam industri ini, yaitu sebagai agen perjalanan.
Namun hal ini tidak serta merta disikapi dengan melakukan perubahan sesuai
tuntutan konsumen. Pihak perusahaan justru berusaha mempertahankan eksistensinya
sebagai agen reservasi perhotelan murni (defence strategy). Termasuk mempertahankan
ragam produk yang dimiliki, sistem operasi serta pencapaian pasar yang dituju.
Tulisan ini akan membahas sikap unit usaha INDOTEL dalam upaya
mempertahankan posisinya sebagai reservasi hotel (hotel reservation), dimana pembahasan
difokuskan hanya sampai pada tahap formulasi alternatif strategi pada tingkat korporasi
bagi INDOTEL, dan tidak sampai pada tahap implementasi maupun pengawasan. Pokok ?
pokok penting yang ditargetkan adalah:
Analisa terhadap strategi bertahan (defence strategy) yang selama ini
Dijalankan
Memberikan alternatif strategi bagi perusahaan
Mengembangkan kompetensi intl perusahaan
Kondisi Iingkungan diluar perusahaan turut mempengaruhi kebijakan penentuan
strategi yang akan diambil oleh perusahaan. Pola kecenderungan trend yang tengah terjadi
maupun tekanan perubahan terhadap bisnis yang dijalani merupakan saĆ­ah satu faktor yang
tidak dapat dikendalikan dalarn jangka pendek oleh rnanajemen perusahaan. Beberapa
perubahan faktor lingkungan yang turut mempengaruhi diantaranya: globalisasi, ekonorni,
politik, hukum, kebijakan pemerintah. kemajuan teknologi, sosial budaya dan Iingkungan
hidup, keamanan. perubahan demografi, serta sumber daya manusia.
Dari analisa yang dilakukan terlihat bahwa, saat ini kondisi perusahaan telah berada
dalam posisi competitive turbulance dan cenderung memasuki tahap mature pada bisnis life
cycle. Sehingga diperlukan strategi khusus guna mengatasi masalah ini, seperti mengelola
daya saing yang dimiliki atau bahkan bila perlu membentuk life cycle baru guna
menghindari decline. Sayangnya, perubahan yang terjadi dalam lingkungan tidak diikuti
dengan penyesuaian perencanaan dan penerapan strategi yang memadai / sesuai.
Manajemen perusahaan berpendapat masalah yang tenjadi hanyalah pada sistem distrihusi.
Pembahasan terhadap tekanan perubahan lingkungan eksternal dan disesuaikan
dengan kondisi internal perusahaan, menghasilkan formulasi strategi pada tingkat korporasi
terhadap kepentingan INDOTEL seat ini. Dimane formulasi strategi tersebut dipetakan
dalam TOWS Matriks yang terbagi daLam empat kuadran yaitu kuadran I (Growth
Strategy), kuadran II (Stability Strategy), kuadran III (Diversijied Strategy) dan kuadran IV
(Retrenchment Strategy).
Formulasi strategi digunakan untuk merencanakan alternatif strategi bagi perusahaan
dimasa mendatang. Selanjutnya guna mengantisipasi kemungkinan kebutuhan di masa
depan, digunakan metode skenario mengenai kondisi yang mungkin timbul. Termasuk pula
beberapa alternatif strategi pada tingkat korporasi yang dapat digunakan dan disesuaikan
dengan kondisi perusahaan. Adapun alternatif strategi yang dihasilkan adalah: Concentric
Diversified Strategy dan kooperatif, Concentrated- Vertical & Horizontal Growth Strategy,
Retrenchment Strategy dan kooperatif (captive company straieg, Stability Strategy (no
change .ctrategy), Stability Strategy (profit strategy).
Secara keseluruhan, analisa dan pembahasan yang dilakukan memberikan kesimpulan
khusus bagi kepentingan INDOTEL yaitu:
? Strategi yang selama ini dijalankan oleh perusahaan menunjukkan bahwa penerapan
strategi hanya berdasarkan kondisi situasional. Sedangkan penerapan strategi bertahan
yang cenderung membatasi pengembangan usaba, baik ragam produk maupun proses
operasional sangatlah tidak tepat diterapkan sebagai satu-satunya strategi bisnis.
Formulasi strategi dan alternatif strategi korporasi yang dihasilkan dalam analisa
kondisi internal terhadap pengaruh eksternal, dikelompokkan dalam empat kuadran
utarna serta dijabarkan menjadi lima alternatif strategi dimasa depan.
? Jalur distribusi telah menjadi andalan utama yang membentuk kompetensi intl (core
competence) dan ditunjang oleh 2 kekuatan utama yang menj adj keunggulan daya saing
(compeiltive advantage) yaitu brand INDOTEL serta keuangan (dukungan dana
pemegang saham).
"
2001
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Krisbiyantoro
"ABSTRAK
Metode pengadaan langsung merupakan cara pengadaan yang paling sederhana
dimana tidak melalui proses lelang, lebih efisien karena dapat melakukan
negosiasi langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa perantara. Penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survei kuesioner. Kemudian data
tersebut dievaluasi dengan analisa deskriptif dan divalidasi dengan wawancara
pakar. Manajemen pengadaan langsung di kecamatan dan kelurahan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta secara keseluruhan dari tahap perencanaan sampai dengan
pengendalian tidak berjalan dengan baik, SDM dalam pengadaan mempunyai
keterampilan yang kurang dan pejabat-pejabat yang bertanggung jawab dalam
pengadaan belum sepenuhnya bersertifikat. Selain itu terdapat 13 proses yang
belum diatur secara jelas atau tidak sesuai dengan best practice, maka dibuat
strategi dalam pelaksanaan manajemen pengadaan langsung yang dapat
diterapkan di kecamatan dan kelurahan Provinsi DKI Jakarta.

ABSTRACT
Direct procurement method is the simplest way which does not through an auction
process, is more efficient because it can negotiate directly to the providers without
any intermediaries. The study was conducted by collecting data through a
questionnaire survey. Then the data is evaluated by descriptive analysis and
validated with expert interviews. Direct procurement management in districts and
villages of DKI Jakarta as a whole from the planning stage until the control is not
going well, the human resources in the procurement have lack of skills and the
officials that responsible in procurement has not been fully certified. In addition
there are 13 processes that are not yet clearly regulated or not in accordance with
best practice, then the strategy was made in the implementation of direct
procurement management that can be applied in the districts and villages of DKI
Jakarta."
2015
T44709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Hari Purnomo
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007
658.401 2 SET m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>