Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwowidodo
Jakarta: Dewaruci Press, 1982
631.44 PUR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nua Sinu Gabriel
"ABSTRAK
Pertanian tanaman pangan merupakan mata pencaharian penting bagi umat manusia. Tanaman' pangan yang paling digemari di Indonesia adalah padi atau Oryza Sativa L, yang banyak ditanam di sawah dan di ladang.
Penelitian tentang Teknologi Pertanian Padi pada Masyarakat Petani Flores Timur Periode 1967-1994 ini bertujuan menjelaskan proses perubahan yang terjadi pada masyarakat petani Flores Timur dalam budidaya tanaman padi selama periode penelitian. Secara khusus penelitian ini menjelaskan tingkat adopsi teknologi panca usaha tani oleh petani Flores Timur serta menjelaskan tingkat produktivitas lahan yang dicapai sebagai akibat adopsi teknologi tersebut. Data primer penelitian (metode sejarah) diperoleh dari dokumen .(arsip) pada instansi--instansi pemenintah Kabpaten Daerah Tingkat II Flores Timur dan dari wawancara dengan beberapa informan. untuk mencapai tujuannya, digunakan teori inovasi dari Rogers dan Shoemaker dalam menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat adopsi teknologi panca usaha tani sebagai berikut: 1,23% dari seluruh petani Flores Timur digolongkan sebagai adopter pemula, 9,10% sebagai mayoritas awal, 39,13% sebagai mayoritas akhir, dan 50,54% sebagai kelompok laggard (yang paling terlambat). Meskipun demikian, teknologi inovasi yang masuk kedalam masyarakat petani melalui kontak selektif dan kontak terarah, diadopsi dalam proses yang cepat dan pada tingkat yang tinggi. Kelompok laggard mengalami hambatan pada kondisi fisik geografi dan iklim di Flores Timur. Adopsi teknologi inovasi telah membawa perubahan dalam teknologi pertanian padi, yaitu dari teknologi tradisional kepada teknologi modern. Perubahan tersebut membawa pula perubahan pads tingkat produktivitas lahan pertanian di Flores Timur.
Tingkat produktivitas sawah intensifikasi selama periode penelitian mencapai rata-rata 3,07 ton/ha, sedangkan pada sawah nonintensifikasi rata-rata 1,55 ton/ha, serta pada ladang intensifikasi dan ladang nonintensifikasi mencapai.2,61 ton/ha dan 1,29 ton/ha. Meskipun teknologi panca usaha tani menunjukkan adanya peningkatan produktivitas lahan pertanian, tetapi terbatasnya lahan yang memungkinkan petani mengadopsi teknologi inovasi tersebut secara sempurna, menyebabkan produktivitas yang tinggi itu tidak mampu memenuhi kebutuhan beras bagi penduduk Flores Timur. Kekurangan beras tersebut disubstitusi dengan produksi palawija (terutama jagung) dan dengan mendatangkan beras dari daerah lain."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, 2014
630 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Trilaksana
"Pembangunan Pertanian mulai dilaksanakan sejak tahun 1969 bersamaan dengan pelaksanaan Repelita I. Pembangunan pertanian dilaksanakan dengan adanya gerakan Revolusi Hijau, dimana di Indonesia pelaksanaan Revolusi Hijau itu lebih dikenal dengan gerakan Bimas yang berintikan tiga komponen pokok yang meliputi; pertama, penerapan teknologi baru pertanian yang dikemas dalam pelaksanaan program Panca Usaha Tani dalam proses produksi yang harus dilakukan oleh para petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya, kedua, kebijakan harga yang ,dilakukan oleh pemerintah baik yang berupa kebijakan harga untuk saprodi maupun harga hasil produksi (harga dasar gabah), ketiga, kebijakan untuk memberikan kredit yang lunak untuk membantu para. petani mendapatkan saprodi yang di perlukan dan juga pembangunan sarana dan prasarana produksi terutama di daerah pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan penerapan teknologi pertanian yang dikemas dalam program Panca Usaha Tani ini dan adanya perubahan dalam sistem penyakapan tanah atau sistem bagi hasil di Kabupaten Ponorogo.
Pelaksanaan program Bimas memang secara nyata telah berhasil untuk meningkatkan hasil produksi pertanian terutama padi, dimana dengan pelaksanaan program Panca Usaha Tani tersebut telah membawa negara Indonesia berswasembada pangan pada tahun 1984. Namun demikian penerapan teknologi pertanian baru yang berupa penerapan Panca Usaha Tani itu ternyata juga banyak membawa akibat yang kurang menguntungkan terutama bagi petani kecil yang hanya memiliki lahan sempit atau petani yang tidak mempunyai lahan sama sekali yang pada umumnya sebagai petani penggarap bagi hasil. Hal ini disebabkan karena ternyata teknologi pertanian baru itu semuanya harus dibeli, baik bibit unggul, pupuk maupun obat﷓obatan kimiawi yang harganya relatif cukup mahal. Penerapan teknologi pertanian baru juga telah membawa perubahan cara bertani yang tradisional, dan menggeser adanya kerja gotong-royong, sistem panenan dari pemberian bawon ke sistem tebasan yang semuanya lebih bersifat rasional dan ekonomis.
Penerapan teknologi baru pertanian juga telah mengakibatkan semakin bergesernya fungsi, arti serta nilai awal yang terkandung dalam sistem penyakapan tanah, yang pada mulanya lebih bersifat untuk menjaga harmoni sosial desa, dengan cara saling membantu antara petani kaya dengan petani miskin yang tidak berlahan atau berlahan sempit yang berperan sebagai petani penggarap. Sistem penyakapan bagi hasil yang mencerminkan adanya hubungan yang saling membantu yang terlihat dalam sistem bagi hasil maro dengan hak dan kewajiban yang sama antara pemilik tanah dan penggarap telah berubah menjadi sangat bervariasi sekali. Di kabupaten Ponorogo sistem penyakapan tanah dengan pola maro itu setelah diterapkannya teknologi pertanian baru telah banyak yang bergeser menjadi sistem bagi hasil dengan pola mertelu atau mrapat yang cenderung sangat merugikan petani penggarap. Hal itu disebabkan karena para petani penyakap tersebut merasa tidak mampu lagi untuk berperan serta dalam membiayai proses produksi pertanian yang semakin mahal. Oleh karena itu para petani kaya pada saat sekarang dianggap kikir, karena segala sesuatunya serba dipertimbangkan secara rasional dan ekonomis bukan berdasarkan pertimbangan sosial lagi.
Untuk meningkakan kesejahteraannya, maka banyak dari anggota keluarga petani miskin yang lahannya sangat sempit dan petani penyakap kemudian melakukan migrasi keluar negeri dengan menjadi Tenaga Kerja di luar negeri (baik TKI maupun TKW), yang kemudian dengan modal yang diperolehnya mereka akan membuka usaha diluar sektor pertanian, misalnya; membuka toko makanan, menjadi pedagang gabah, pedagang ayam, membeli mobil omprengan baik mobil angkutan barang maupun angkutan penumpang umum, membuka wartel, membuka bengkel, membuka usaha penggergajian, membuka usaha penggilingan padi dan wiraswasta industri rumah lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T10937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan yang dihadapi oleh perkebunan lada rakyat di Indonesia ialah rendahnya produktivitas karena teknik budi daya masih sederhana serta kehilangan hasil masih tinggi akibat serangan hama dan penyakit. Untuk itu perlu penerapan Praktik Tanaman Sehat (PPS) atau Good Agricultural Practices (GAP). Praktik Tanaman Sehat bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, dan menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Penerapan PPS dalam usaha tani lada mencakup penggunaan benih unggul, kultur teknis, penggunaan sarana produksi, dan proses produksi. Rendahnya produktivitas dan fluktuasi harga lada dapat diatasi dengan penerapan PPS. Penggunaan peta kesesuaian lahan dan iklim serta penyediaan bahan tanaman dari varietas unggul dan teknologi budi daya dapat mendukung penerapan PPS pada perkebunan lada."
PIP 7:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rasti Saraswati
"perkembangan ilmu pengetahuan bioscience yang sangat pesat telah menghasilkan teknologi pupuk hayati tunggal dan majemuk yang memiliki multifungsi, yaitu sebagai penyedia hara, perombak bahan organik, pemacu pertumbuhan tanaman, pengendali hama dan penyakit tanaman, dan bioremediator logam berat. inovasi teknologi pupuk hayati berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah, melindungi tanaman dari hama dan penyakit, menghasilkan produk berkualitas dan aman dikonsumsi, serta energi terbarukan. aplikasi pupuk hayati mampu meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk anorganik, menjaga kelestarian lingkungan, memperbaiki produktivitas lahan, dan menyelamatkan ekosistem. pengayaan inovasi teknologi dan perbaikan sistem produksu pupuk hayati, sosialisasi keunggulan, perbaikan sistem pemasaran dan promosi teknologi pupuk hayati, serta refocusing penelitian dan pengembangan akan mampu menunjang keberlanjuyran sistem produksi pertanian dalam pengembangan pertanian bioindustri. penyuluhan dan promosi teknologi pupuk hayati memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah agar petani, penyuluh, dan masyarakat pertanian memahami manfaat pupuk hayati dalam pertanian bioindustri. peredaran pupuk hayati memerlukan regulasi dan lembaga independen yang mengelola sertifikasi kelayakan dan keamanan pupuk hayati serta memberikan timbangan ilmiah bagi kebijakan yang akan diambil agar tepat sasaran."
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
S. Joni Munarso
"Agroindustri memberikan kontribusi positif dan mendominasi pangsa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, tren kontribusi ini menurun dari 27,83% pada 2006 menjadi 25,49% pada 2011. Kelesuan agroindustri ini perlu segera diatasi untuk mencapai target pembangunan pertanian melalui peningkatan nilai tambah. Selaras dengan itu, peran teknologi pengolahan hasil pertanian sebagai komponen penting dalam pengem-bangan agroindustri perlu dikaji, mengingat teknologi yang tersedia belum digunakan secara maksimal oleh pengguna. Pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian memiliki empat titik kritis, yaitu tahap penyusunan komponen teknologi, perakitan paket teknologi, pengembangan model agroindustri, dan implementasi model agroindustri. Pada setiap titik kritis ini terdapat masalah yang berpotensi menghambat penerapan teknologi. Minimnya keterlibatan calon pengguna dalam perancangan penelitian memunculkan kebingungan dalam mengarahkan hasil perakitan teknologi. Filosofi quick yielding research sering mendorong terjadinya penghilangan tahap pe-rakitan paket teknologi, yang berakibat munculnya masalah teknis dalam pengembangan moral maupun implementasi model agroindustri. Tahap perakitan paket teknologi menjadi titik terlemah saat ini. Penguatan infrastruktur dan program riset serta penguatan modal sosial (social capital) pada tahap pengembangan model agroindustri merupakan kebijakan strategis untuk mendukung pengembangan teknologi menuju kemantapan penerapannya dalam pembangunan agroindustri."
[place of publication not identified]: Kementerian Kementerian RI, [date of publication not identified]
630 PIP 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Susanti
"

Ketahanan pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan pangan, aspek pangan, pemanfaatan pangan dan kerentanan pangan. Aspek yang dapat mempengaruhi  kerentanan pangan adalah penurunan produktivitas pangan, salah satunya adalah tanaman padi yang merupakan pangan pokok di Indonesia. Penyebab penurunan produktivitas padi adalah kondisi kerentanan lingkungan suatu wilayah. Tujuan penelitian ini adalah menyusun model spasial produktivitas padi berdasarkan kerentanan lingkungan pada tiap fase tanam dengan menggunakan pendekatan teknologi inderaja dan SIG. Model spasial ini disusun berdasarkan hasil aplikasi dua model yaitu model spasial fase tanam dan model produktivitas padi. Pemodelan spasial untuk melihat sebaran fase tanam padi menggunakan metode klasifikasi random forest mempunyai akurasi keseluruhan sebesar 0,92 yang membagi fase tanam padi menjadi fase awal tanam, fase vegetatif, fase generatif dan fase bera. Variabel yang digunakan untuk membangun model spasial fase tanam padi adalah kombinasi indeks vegetasi yaitu NDVI, EVI, SAVI, NDWI, dan variabel waktu. Pemodelan spasial untuk estimasi produktivitas padi juga menggunakan model regresi dengan variabel rawan bencana yaitu bencana banjir, kekeringan, longsor dan variabel curah hujan. Algoritma dibangun berdasarkan kondisi fase tanam padi. Estimasi produktivitas padi berdasarkan pengaruh kerentanan lingkungan ini memiliki akurasi paling baik dilakukan pada fase vegetatif yaitu sebesar 0,63  dan fase generatif sebesar 0,61, sedangkan pada fase awal tanam tidak dapat digunakan untuk mengestimasi produktivitas padi karena memiliki hubungan yang lemah dengan  akurasi sebesar 0,35.


Food security is influenced by several factors, such as food availability, food aspect, food utilization and food vulnerability. An aspect that can affect food vulnerability is food productivity decline, such as rice. Since rise is the staple food in Indonesia, its productivity decline most likely will affect Indonesia`s food vulnerability. The cause of the rice productivity decrement is the condition of environmental vulnerability of a region. The purpose of this study is to build a spatial model of rice productivity based on environmental vulnerability in each planting phase using remote sensing and GIS technology. Spatial model is built based on the result of implementation of two models which are planting phase model and rice productivity model. Spatial modelling that is built to understand the distribution of rice planting phases applied random forest classification method with an overall accuracy of 0,92. The classification result divides the rice planting phase into the initial phase of planting, vegetative, generative and fallow phase. The variables used to build spatial model of the rice planting phase are a combination of vegetation indexes namely NDVI, EVI, SAVI, NDWI, and time variables. Spatial modeling for estimating rice productivity also uses regression model with disaster-prone variables, namely floods, droughts, landslides and rainfall variables. The algorithm is built based on the condition of the rice planting phase. Estimation of rice productivity based on the influence of environmental vulnerability has the best accuracy in the vegetative phase equal to 0,63 and generative phase 0,61, whereas in the initial phase of planting it cannot be used to estimate rice productivity due to its weak relationship with accuracy 0,35.

"
2019
T53950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia tergolong tinggi, oleh karena itu, pemerintah menargetkan penurunan konsumsi beras rata-rata 1,5%/kapita/tahun melalui Program Percepatan Diversifikasi Pangan. Untuk mendukung program tersebut telah dihasilkan inovasi teknologi pangan fungsional, meliputi penu-runan indeks glikemik (IG) beras dan pangan sumber karbohidrat lainnya melalui teknologi proses pratanak maupun instanisasi, penghilangan rasa pahit (reduksi tanin dan asam sianida), peningkatan cita rasa, dan fortifikasi untuk meningkatkan mutu gizi produk pangan. Teknologi proses pratanak dapat mening-katkan kadar serat pangan, amilosa, vitamin, dan mineral pada beras, sedangkan daya cerna pati dan IG menurun. Proses instanisasi menghasilkan produk cepat saji, awet, dan siap dikonsumsi dalam waktu singkat (diseduh 3-5 menit). Pangan dengan IG rendah sesuai bagi penderita diabetes melitus dan obesitas. Proses fortifikasi dapat memperbaiki kualitas produk pangan. Teknologi ini lebih efektif diaplikasikan pada produk pangan olahan atau instan. Produk pangan fortifikasi bermanfaat bagi masyarakat yang kekurangan gizi. Pengembangan teknologi pangan fungsional diharapkan dapat menyediakan bahan pangan berbasis karbohidrat selain beras untuk mendukung program diversifikasi pangan dan memperbaiki gizi dan kesehatan masyarakat. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan sumber karbohidrat lokal, aplikasi teknologi pangan modern yang dipadukan dengan teknologi tradisional dapat menghasilkan produk yang efisien, aman, enak, dan ramah lingkungan."
PIP 7;1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiji Islands : The University of the south Pacific. 2005,
500 SPJNS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>