Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djarot Dimas, examiner
Jakarta: Rosda Jayaputra, 1987
794 DJA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yolana Wulansuci
"Skripsi ini membahas budaya populer manga dan anime sebagai soft power Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh John Storey dan konsep soft oleh Joseph S. Nye Jr. Penelitian ini difokuskan pada manga dan anime Doraemon serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian pemerintah Jepang terhadap budaya populer yang dimanfaatkan menjadi soft power salah satunya dapat dilihat dari ditunjuknya Doraemon menjadi Duta Budaya Animasi Jepang pertama pada tahun 2008 yang memiliki misi diplomasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai budaya populer manga dan anime yang dimanfaatkan Jepang sebagai soft power negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional.

This thesis is about popular culture manga and anime as Japan_s soft power. The research is using the concept of popular culture by John Storey and soft power_s concept by Joseph S. Nye Jr. The focus of this thesis is on Doraemon_s manga and anime. The Japanese government concerns on make use of popular culture as soft power can be seen from Doraemon_s appointment as the first Anime Cultural Ambassador in 2008 which has a special diplomatic mission. This thesis uses qualitative descriptive analysis methode. The purpose of this study is to understand the use of popular culture as soft power for Japan on making relationship with the international world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Winarto
Bandung: IPTN, 1993
519 HAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asmara Hadi
Djakarta: Djambatan, 1952
331.8 ASM s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cindya Esti Sumiwi
"ABSTRAK
Isu etnisitas dan agama (SARA), yang muncul di media sosial Twitter, dilekatkan pada Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat selama Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung. Perihal konten atau pesan politik, hingga mereka yang disebut sebagai influencer telah menjadi variabel-variabel penting dalam upaya penanganan isu tersebut. Pertanyaan penelitian dalam penulisan ini adalah, seperti apa bentuk konten yang dihasilkan? Bagaimana peran influencer selama kampanye berlangsung? Dengan metode kualitatif, penulis melakukan berbagai kajian literatur, seperti buku, jurnal ilmiah, data monitoring media sosial, dan pemberitaan media daring, hingga wawancara mendalam dengan sejumlah tim pemenangan Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konten atau pesan politik, serta influencer telah membentuk persona pasangan petahana sebagai sosok "bineka". Dengan key message seputar keberagaman, sosok Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat dibangun dalam citra sebagai pelayan rakyat yang bekerja untuk semua kalangan. Hal ini dibentuk dalam rangka diferensiasi dengan pasangan calon lainnya. Namun demikian, pesan politik akan keberagaman ini sendiri telat disampaikan secara eksplisit, dan baru lebih gencar ketika memasuki kampanye putaran kedua. Walaupun sejak putaran pertama telah ada upaya netralisasi terhadap isu SARA, kampanye yang dilakukan pun masih bersifat parsial. Pada akhirnya, tolak ukur keberhasilan suatu strategi kampanye dilihat dari tujuan utama kampanye tersebut dilakukan. Bila dilihat dari persebaran sentimen pada masa akhir, kampanye media sosial yang dilakukan oleh tim pemenangan dapat dikatakan berhasil. Namun demikian, hal ini tentunya tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan hasil akhir pemilu.

ABSTRACT
The ethnicity and religion issue, which appeared on Twitter, was attached to Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat during the 2017 Regional Election of DKI Jakarta underway. The content or political message, and those called as influencers had become important variables in handling the issue. The research questions in this writing are, What was the form of the contents? How was the role of influencers during the campaign? By using the qualitative method, the researcher did literature studies, to the in-depth interviews with some members of the campaign team of Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat. The result of this research shows that the content or political message and the influencer had formed the image of this candidate as the "bineka" persons. In the key message of diversity, the image of Basuki T. Purnama - Djarot S. Hidayat was built as the servant of the people that work for all circles in DKI Jakarta. It was formed in order of differentiation with the other candidate. Nevertheless, this political message of diversity was too late to be delivered explicity, and getting more intensified when the campaign was entering its second round. Although there were efforts to neutralize the ethnicity and religion issue on the first round, the campaign was done partially. In the end, the benchmark of success of a campaign strategy can be seen from the main purpose of the campaign itself. As it is seen from the sentiment deployment in the last moment, the social media campaign which was done by the winning team, could be deemed successful. But however, it can't be automatically linked to the final result of the election."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Upik Kesumawati Hadi
Bogor: IPB, 2000
616.968 UPI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
899.221 2 RAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayusoetta Jaya Hartono
"ABSTRAK
Media massa Indonesia punya sejarah soal keberpihakan politik dan dukungan dalam pemberitaan terhadap kandidat politik pemilihan umum sesuai afiliasi atau posisi pemilik dalam politik praktis partai atau pemerintahan. Saat akses masyarakat terhadap berita dan informasi online semakin terbuka, maka kebutuhan terhadap media massa online yang dapat diandalkan dan berpihak pada rakyat yang memberi informasi secara akurat dan lengkap, semakin genting. Melalui penelusuran terhadap pemberitaan dua media massa online yang dimiliki oleh elite politik, makalah ini mencoba memberi gambaran termutakhir soal hubungan antara berita, pemilik, dan agenda politik di era konglomerasi media Indonesia saat ini. Selain juga mencoba menggugah masyarakat untuk memahami sudut pandang dan dampak berita yang lebih komprehensif dan menuntut media untuk menegakkan prinsip-prinsip jurnalisme.

ABSTRACT
Indonesian mass media has long history of partiality and support towards political candidates during election depends on their owners affiliation and political position in party or government. When public access towards news and information become wider, the needs of credible and peoples oriented mass media that cover accuracy and comprehensibility in their works become so important. Through reviews of coverage by two online newspaper that owned by political elites, this paper is trying to give a portrait of relation between news, media owners, and political agenda in the era of media conglomeration in Indonesia. Furthermore, to evocate peoples notions about angle and effect of news and to sue journalism principle enforcement by the media. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>