Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Geneva: World Health Organization, 1981
312.17 WOR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Myhre, Byron A.
New York: John Wiley & Sons, 1974
615.650 7 MYH q
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 1993
362.12 WOR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tity Silvia
"ABSTRAK
Latar belakang. Transfusi darah mempunyai resiko untuk menyebabkan transmisi penyakit melalui darah, seperti malaria. Indonesia merupakan daerah endemik malaria terutama jenis P.falsiparum dan P.vivax. Di daerah endemik sulit menyaring kasus malaria hanya melalui wawancara dan keadaan klinis saja sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menyaring kasus malaria. Pemeriksaan laboratorium terhadap malaria yang ada saat ini adalah pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa, rapid diagnostic tests (RDT) dan PCR. Teknik yang digunakan tersebut memiliki keterbatasan. Perubahan yang terjadi pada permukaan membran eritrosit selama perkembangan parasit malaria intraseluler antara lain diekspresikannya berbagai protein polimorfik yang diketahui dapat memberi respon imun yang kuat. Antibodi terhadap molekul protein ini dapat ditemukan dalam serum penderita segera setelah penyembuhan infeksi malaria primer. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk melihat apakah sediaan apus sel darah merah yang terinfeksi malaria yang diwarnai dengan teknik imunositokimia dapat mendeteksi adanya antigen pada permukaan sel darah merah tersebut menggunakan mikroskop cahaya.
Metodologi.Penelitian ini dilakukan pada 42 bahan penelitian yang terdiri dari bahan yang positif dan negatif berdasarkan pemeriksaan mikroskop. Bahan penelitian ini diperiksa dengan teknik PCR sebagai baku emas, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan imunositokimia ( immunocytochemistry,ICC).
Hasil. Dari 42 bahan penelitian yang diperiksa dengan PCR , dua bahan tidak dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan ICC karena sediaan terlalu kecil.Dari 40 bahan yang diperiksa dengan PCR dan ICC, tiga bahan penelitian menunjukkan hasil positif dengan pemeriksaan PCR maupun ICC. Satu bahan penelitian yang negatif dengan pemeriksaan PCR menunjukkan hasil positif dengan pemeriksaan ICC. Sensitivitas pemeriksaan menggunakan teknik ICC dibandingkan dengan PCR adalah 100% dengan spesifisitas 97%.
Simpulan. Pemeriksaan ICC cukup sensitif untuk menyaring adanya sel darah merah yang terinfeksi malaria sehingga dapat dipertimbangkan sebagai pemeriksaan untuk uji saring malaria pada darah donor.

ABSTRACT
Background. Blood transfusion are at risk to cause the transmission of blood borne diseases, such as malaria. Indonesia is a malaria- endemic areas , especially P.falciparum and P.vivax. In endemic areas, malaria is difficult to filter out throught interviews and clinical manifestation only. Hence, the laboratory tests to screen cases of malaria are needed. The existing laboratory techniques to detect malaria are microscopic examination with Giemsa staining, rapid diagnostic test and PCR. These technique had limitation . Changes that occur on the surface of the erythrocyte membrane during intracellular malaria parasite development such as the expression of various polymorphic protein, is known to induce a strong immune response. Antibodies to this protein molecule can be found in the serum of patients immediately after primary malarial infection. Therefore this research aims to search if the red blood cells smear of blood infected with malaria using immunocytochemistry technique can detect the presence of antigens on the surface of red blood cells using a light microscope.
Methodology. In this study conducted at 42 study material consisting of positive and negative material base on microscope examination. This research material examined by PCR as gold standard, followed by immunocytochemistry examination (ICC).
Result. Forty two research material were examined by PCR, two material can not be able to proceed with the ICC examination because the size of preparation are too small. Forty material were examined by PCR and ICC, three material research shows positive result with PCR and ICC . One study material negative with PCR shows positive result with the ICC. Sensitivity checks using ICC compared to PCR technique was 100% with specificity was 97%.
Conclusion. ICC technique is sensitive to screen for red blood cells infected with malaria. It can be considered as a screening examination for malaria in blood donor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanamal, Grace C.D.
"ABSTRAK
Latar belakang. Defisiensi besi adalah salah satu gangguan gizi yang paling umum di seluruh dunia dan ini bisa terjadi pada para donor darah laki-laki yang rutin. Seorang donor tetap diharapkan dapat menyumbangkan darahnya secara teratur dalam jangka waktu yang tertentu. Pada donor darah yang seringkali diambil, dikhawatirkan pada suatu waktu dapat terjadi defisiensi besi, tanpa anemia. Dengan demikian menjadi perhatian utama para donor tersebut untuk dilakukan skrining defisiensi besi yang bertujuan bagi para donor darah ini agar tetap sehat dan terus mendonorkan darahnya.
Metodologi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada para donor darah laki-laki yang menyumbangkan darahnya pertama, kelima dan kesepuluh kali. Masing-masing donasi terdiri dari 25 orang yang diambil sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan hematologi darah lengkap dan pemeriksaan serum iron, TIBC, saturasi transferin dan feritin serum.
Hasil. Didapatkan hasil pada donasi pertama, rerata kadar feritin adalah 91,78; pada donasi kelima terjadi peningkatan kadar feritin yaitu sebesar 111,49 dan menurun lagi pada kelompok pendonor donasi kesepuluh yakni 65,28. Hasil uji kruskal wallis menunjukkan ada perbedaan rerata yang bermakna antara kadar feritin pada donasi pertama, kelima dan kesepuluh kali (nilai p = 0,044).
Simpulan. Terdapat penurunan cadangan besi tubuh (feritin serum) pada donasi pertama dan kesepuluh. Semakin sering kita menyumbangkan darah dapat terjadi defisiensi besi tahap pertama yang kita sebut juga iron depletion. Karena itu perlu diperhatikan pola makan atau status gizi dan juga suplemen yang diberikan sesudah donor.

ABSTRACT
Background : Iron deficiency is one of the most common nutritional disorder in the world and this can occur in the routine male blood donors. A blood donor is expected to donate blood regularly in a certain period of time. In routine blood donors, it is feared that they could have iron deficiency without anemia. Thus the need for screening these donors the iron status of these donors, becomes major concern to keep these blood donors healthy and can donate their blood intensly continue to donate blood.
Methodology : This study used a cross-sectional design on the first, fifth and tenth times male blood donors. Each donation consists of 25 people who were test for serum iron, total iron binding capacity ( TIBC), transferrin saturation and serum ferritin.
Results : it is increasing in the first donation, the mean ferritin levels were 91,78, the fifth donation ferritin levels increase in the amount of 111,49 and declined again in the tenth donation donor group 65,28. Results of Kruskal Wallis test showed significant difference between the mean ferritin levels at the first donation, the fifth and the tenth time (p = 0,044).
Conclusion : There is a significant of serum ferritin in the first and tenth routine male male blood donors. Therefore need to be considered diet or nutritional status and iron supplements were given after the donor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mayke Eka Normasari
"ABSTRAK
The scarcity of blood that is still happening today is the result of a combination of high blood needs and the difficulty of recruiting and maintaining donors. There is no research discover the substitute that can replace the role of blood, therefore the only source is from donations or blood donors. Approximately 80% of total blood donations collected by American Red Cross are come from blood drive events. Because blood has 6-hour spoilage time, donated blood at various donation locations must be collected and sent to a blood center for processing in less than 6 hours. This research study the Maximum Blood Collection Routing Problem (MBCRP). This problem is the extension of Vehicle Routing Problem with Time-Window (VRPTW) by considering the spoilage time limitation in blood. A mathematical model with objective to maximize total blood collection is built to cope with this problem. The mathematical model will be tested for verification and validation. The model is written in a computer programming language using AMPL software and is solved using the CPLEX solver. Furthermore, the results of verification and validation tests will be evaluated to see the applicability of the model."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rachmawati
"ABSTRAK
Tesis ini membahas strategi pemasaran sosial donor darah sukarela Palang Merah
Indonesia terutama pada tahun 2012-2013. Dalam tesis ini dideskripsikan
kegiatan-kegiatan promosi yang ditentukan dan dijalankan menurut kemampuan
PMI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil
penelitian menyatakan bahwa strategi pemasaran sosial yang dijalankan PMI
tampaknya memberikan hasil walaupun dalam pelaksanaanya PMI memiliki
keterbatasan sumber daya.

ABSTRACT
This thesis explores the social marketing strategy of voluntary blood donors in
Indonesian Red Cross, especially in 2012-2013. In this thesis described
promotional activities that are defined and executed according to the capabilities
of Indonesian Red Cross. This study is a descriptive qualitative research design.
The study states that a social marketing strategy that Indonesian Red Cross run
seems to provide results even though Indonesian Red Cross implementation has
experienced limited resources."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Maharani Ardiningrum
"Kebutuhan darah diperlukan dalam berbagai penanganan medis yang berhubungan dengan kesehatan maupun keselamatan jiwa manusia. Hal ini menjadikan kebutuhan darah pada rumah sakit di beberapa wilayah Provinsi Banten sangat krusial. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Unit Transfusi Darah (UTD) perlu melakukan alokasi pendistribusian darah untuk rumah sakit. Metode Integer Linear Programming (ILP) seringkali digunakan dalam penyelesaian permasalahan distribusi darah. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan metode ILP untuk menentukan perencanaan alokasi distribusi darah di Provinsi Banten. Perencanaan ini menggunakan metode alokasi perencanaan berkapasitas, yang dilakukan dengan tujuan pengeluaran biaya distribusi keseluruhan yang optimal. Model matematika yang dirancang diterjemahkan ke bahasa pemrograman LINGO 18 untuk dilakukan perhitungan. Hasil dari perhitungan model menunjukkan jumlah kantong darah yang perlu dialokasikan, dimana hal ini sesuai dengan permintaan rumah sakit dengan menyesuaikan dengan kapasitas UTD. Selain itu, dapat terlihat juga sumber dan tujuan pengalokasian kantong darah dari masing-masing UTD dan rumah sakit, yang dapat dikategorikan sebagai alokasi utama dan alternatif. Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa UTD P dan UTD R melakukan alokasi kepada 15 rumah sakit sebagai tujuan utamanya. Sementara UTD Q, melakukan alokasi utama kepada 35 rumah sakit. Selain itu, hasil perhitungan keseluruhan menunjukkan bahwa total biaya dari keseluruhan distribusi antara UTD dan rumah sakit adalah sebesar Rp729.771.525. Perencanaan pengalokasian darah ini diharapkan dapat memudahkan rumah sakit dan pihak yang membutuhkan dalam pemerolehan darah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Fitrah Naufal
"ABSTRAK
American Dream adalah etos nasional dari negara Amerika Serikat; sebuah konsep dimana semua orang bisa menjadi sukses di Amerika Serikat jika bekerja keras. Meskipun terkesan positif, sisi lain dari American Dream yang bisa menjadi berbahaya bagi orang-orang yang mempercayainya sering menjadi tema dari banyak karya literatur dan film. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis There Will Be Blood, sebuah film karya sutradara Paul Thomas Anderson yang dirilis tahun 2007, sebagai kritik kepada konsep American Dream. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa film There Will Be Blood ini menunjukkan konsep American Dream itu tidak seideal kelihatannya

ABSTRACT
The American Dream is the national ethos of the United States; a dream that everyone has a chance to success through hard work. The possibility that the pursuit of American Dream can be dangerous and lethal is used as a recurring theme in many literature works and films. This paper attempts to analyze There Will Be Blood, a 2007 film by Paul Thomas Anderson, as a critique to American Dream concept. This research will use James Truslow Adams definition of American Dream as a framework. The result of the study shows that the concept of American Dream is not as ideal as it seems in the movie There Will Be Blood."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diviandari Sabitha
"ABSTRAK
Dengan banyaknya kebutuhan penggunaan darah di rumah sakit, menjadikan darah sebagai produk yang penting. Jika jumlah minimal kebutuhan darah tidak dapat dipenuhi, rumah sakit akan mengalami kesulitan untuk melakukan transfusi darah kepada pasien yang membutuhkan. Salah satu provinsi yang kebutuhan darahnya belum terpenuhi adalah Provinsi Banten. Untuk memenuhi kebutuhan darah di Banten, maka timbul usulan untuk membuat Unit Donor Darah baru di Tangerang Selatan agar jumlah pasokan darah dapat mencapai target minimum kebutuhan darah. Dalam menentukan jumlah dan lokasi Unit Donor Darah baru yang optimal, diperlukan sebuah pengembangan model matematika yang turut mempertimbangkan beberapa faktor seperti jarak antara Unit Donor Darah dengan Unit Transfusi Darah, jumlah donasi darah pada area kandidat Unit Donor Darah baru, anggaran biaya yang dibutuhkan, serta area wilayah kandidat Unit Donor Darah baru. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan Binary Integer Programming sebagai cara untuk membuat keputusan dalam menentukan jumlah dan lokasi Unit Donor Darah dari beberapa pilihan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpilih dua lokasi Unit Donor Darah untuk dibangun. Dari lokasi pertama didapatkan jumlah donasi darah sebanyak 1680 kantong per bulan dengan biaya pembuatannya sebesar Rp 597.958.976. Dari lokasi kedua didapatkan jumlah donasi darah sebanyak 930 kantong per bulan dengan biaya pembuatannya sebesar Rp 595.056.976. Dari kedua Unit Donor Darah baru ini, jumlah darah yang didapat telah memenuhi jumlah minimal kebutuhan darah Provinsi Banten per bulan serta sudah sesuai dengan anggaran biaya yang dimiliki.

ABSTRACT
With the many needs of the use of blood in hospitals, making blood a very important product. If a minimum amount of blood needs cannot be met, the hospital will have difficulty in making blood transfusions to patients in need. Banten is one of the provinces that has not been able to meet the minimum blood needs. To meet blood needs in Banten, a proposal emerged to create new Blood Donation Unit in South Tangerang so that the amount of blood supply could reach the minimum target of blood needs. In determining the optimal number and location of new Blood Donation Units, it is necessary to develop a mathematical model that considers several factors such as the distance between the Blood Donation Unit and the Blood Transfusion Unit, the amount of blood donation in the candidate area of the new Blood Donation Unit, the required budget to make Blood Donation Unit, and new Blood Donation Unit candidate area. To solve this problem, this study uses Binary Integer Programming as a way to make decisions in determining the number and location of Blood Donation Units from several options. The results showed that two Blood Donation Unit location has been chosen to build. From the first location, the number of blood donations obtained is 1680 bags per month, with the manufacturing cost is Rp. 597.958.976. From the second location, the total number of blood donations obtained is 930 bags per month with the manufacturing cost is Rp. 595.056.976. From the two new Blood Donation Units, the amount of blood obtained has met the minimum amount of blood needs in Banten Province per month and is in accordance with the budget available."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>