Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Windi Nur Emiria
"Masa paling krusial bagi tumbuh kembang anak adalah seribu hari pertama kehidupan (HPK). Bayi yang lahir kurang bulan dan bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting. Pencegahan perrlu dilakukan melalui intervensi perawatan khusus untuk mencegah gangguan permanen yang sulit diperbaiki salah satunya melalui perencanaan pulang menggunakan buku KIA untuk bayi kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitasiperencanaanipulang menggunakan buku KIA untuk bayi kecil terhadap kepercayaan diri ibu merawat BBLR dan berat badan bayi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang melibatkan masing-masing 23 responden untuk kelompok kontrol dan intervensi. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan BBLR dan bayinya. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Kelompok intervensi mendapatkan edukasi menggunakan buku KIA untuk bayi kecil, video, demonstrasi dan redemonstrasi. Dan kelompok kontrol mendapatkan edukasi yang rutin dilakukan di rumah sakit. Pengukuran kepercayaan diri ibu dilakukan menggunakan Maternal Confidence Questionnaire (MCQ) dan pemantauan berat badan bayi menggunakan lembar observasi berat badan bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pulang menggunakan buku KIA untuk bayi kecil berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri ibu (p<0,001), dan juga berpengaruh signifikan terhadap berat badan bayi (p=<0,001). Intervensi perencanaan pulang menggunakan buku KIA bayi kecil efektif meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat dan berat badan BBLR. Penelitian ini merekomendasikan penerapan perencanaan pulang menggunakan buku KIA untuk bayi kecil sebagai salah satu intervensi dalam pencegahan stunting.
.....The most crucial period for child development is the first thousand days of life (HPK). Babies born preterm and babies with low birth weight (LBW) have a higher risk of experiencing stunting. Prevention needs to be done through special treatment interventions to prevent permanent disorders that are difficult to fix, one of which is through discharge planning using the MCH handbook for small babies. This study aims to determine the effectiveness of discharge planning using the MCH handbook for small babies on mothers' confidence in caring for LBW babies and their babies' weight. This research is a quasi-experimental study involving 23 respondents each for the control and intervention groups. Respondents in this study were mothers who gave birth to LBW babies and their babies. The selection of respondents was carried out using consecutive sampling techniques. The intervention group received education using the MCH book for small babies, videos, demonstrations and redemonstrations. And the control group received routine education at the hospital. Measuring mother's self-confidence was carried out using the Maternal Confidence Questionnaire (MCQ) and coaching the baby's weight using the baby's weight observation sheet. The results showed that planning to go home using the MCH handbook for small babies had a significant effect on the mother's self-confidence (p<0.001), and also had a significant effect on the baby's weight (p=<0.001). Discharge planning interventions using the MCH book for small babies effectively increase mothers' confidence in caring for LBW babies and their weight. This study recommends implementing discharge planning using the MCH handbook for young infants as an intervention in preventing stunting."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Br Ginting, Lea Morry
"Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang dapat dinilai sebagai keberhasilan pelayanan kesehatan dan menjadi komponen indeks pembangunan dan indeks kualitas hidup. Namun, masalah kematian dan kesakitan Ibu dan anak di Indonesia masih merupakan masalah besar. Dengan demikian, pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Upaya penurunan angka kematian ibu dan anak diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang memiliki kualitas data dan utilitas data yang baik. Pelaporan dan pencatatan kesehatan ibu dan anak digunakan untuk melihat dan memantau faktor-faktor resiko dan non resiko selama proses kehamilan normal maupun tidak normal dalam melakukan intervensi segera. Puskesmas Berastagi dan Puskesmas Tiga Panah merupakan beberapa dari Puskesmas yang ditemukan ketidaksambungan data, tidak kredibel di Kabupaten Karo. Risiko dari data yang tidak kredibel adalah tidak bisa mengetahui besarnya masalah yang sesungguhnya sehingga tidak bisa memonitor, mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan program. Pukesmas Berastagi dan Tiga Panah menerima pelaporan KIA dari Bidan di Desa. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan ibu dan anak untuk melihat data kesehatan ibu dan anak yang ada di Puskesmas Berastagi dan Tiga Panah terutama pelaporan data dari Bidan di Desa. Penelitian ini merupakan peneltian kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Berastagi memiliki kualitas data yang lebih baik dibandingkan dengan Puskesmas Tiga Panah namun masih terdapat desa yang harus diperbaiki dalam kualitas data; Penilaian lima komponen fungsi manajemen data, Puskesmas Berastagi memiliki pemanfaatan data dan informasi nilai yang paling rendah sedangkan untuk Puskesmas Tiga Panah dimana Pengolahan dan analisis data serta pemanfaatan data dan informasi memiliki nilai paling rendah ; Puskesmas Berastagi memiliki e-puskesmas namun belum mendukung pencatatan dan pelaporan KIA sedangkan Puskesmas Tiga Panah tidak memiliki e-puskesmas/SIMPUS; tidak terdapat SOP ; Formulir yang tidak tersedia secara rutin untuk Bidan di Desa di Puskesmas Berastagi sedangkan Puskesmas Tiga Panah tersedia secara rutin namun masih ditemukan Bidan di Desa mengirimkan dengan selembar kertas; tidak terdapat kebijakan secara tertulis terkait pencatatan dan pelaporan KIA; tidak pernah dilakukan pre dan post test di Puskesamas Berastagi dan Tiga Panah; Puskesmas Berastagi tidak memiliki dana khusus pencatatan dan pelaporan KIA.

Maternal and child health is one indicator of health status that can be assessed as the success of health services and is a component of the development index and quality of life index. However, the problem of maternal and child mortality and morbidity in Indonesia is still a big problem. Thus, maternal and child health services are a top priority in health development in Indonesia. Efforts to reduce maternal and child mortality require a recording and reporting system that has good data quality and data utility.Maternal and child health reporting and records are used to view and monitor risk and non-risk factors during normal and abnormal pregnancy processes in carrying out immediate interventions. Puskesmas Berastagi and Puskesmas Tiga Panah are some of the Puskesmas that were found to be data disconnected, not credible in Karo District. The risk of data that is not credible is not being able to know the true magnitude of the problem and so being unable to monitor, evaluate the success or failure of the program. Pukesmas Berastagi and Tiga Panah receive MCH reports from the village midwife. Therefore, it is necessary to have an evaluation of the recording and reporting system for maternal and child health to see the data on maternal and child health at the Berastagi and Tiga Panah Puskesmas, especially the reporting of data from village midwives. This research is a qualitative research by collecting data through observation interviews and documentation studies. The results showed that Puskesmas Berastagi has better data quality than Tiga Panah Puskesmas but there are still villages that need improvement in data quality; b. The assessment of the five components of the data management function, Puskesmas Berastagi has the lowest value data and information utilization, while for Tiga Panah Puskesmas that data processing and analysis as well as data and information utilization has the lowest value; Berastagi Puskesmas has an e-puskesmas but it does not yet support MCH recording and reporting, while the Tiga Panah Puskesmas does not have an e-puskesmas / SIMPUS; there isn’t standard operating procedures; Forms that were not regularly available for Village Midwives at Puskesmas Berastagi while Puskesmas Tiga Panah were available regularly but were still found. Village midwives sent them with a sheet of paper; there is no written policy regarding MCH recording and reporting; never done pre and post test at Puskesamas Berastagi and Tiga Panah; Berastagi Puskesmas does not have special funds for recording and reporting MCH."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta Depkes 1992 ,
WA320 Ind N92p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pandiangan, Deo Pratama
"Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam menurunkan AKI. Salah satu upayanya adalah menerapkan pelaporan berbasis digital yang lebih murah, cepat, dan global daripada pelaporan terdahulu yang berbasis kertas sehingga para pembuat kebijakan bisa lebih cepat dan akurat dalam merespons permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayahnya. Salah satu teknologi yang telah mulai diimplementasikan dan dikembangkan adalah teknologi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN). Namun dalam implementasinya, masih banyak rumah sakit dan puskesmas di Sumatera Utara yang belum mengimplementasikan teknologi MPDN dengan maksimal. Mengingat Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan AKI tertinggi di Indonesia maka pemanfaatan MPDN di Sumatera Utara perlu untuk ditingkatkan. Di dalam penelitian-penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kesiapan dan penerimaan suatu teknologi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi teknologi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan melihat pengaruh setiap variabel terhadap penerimaan teknologi MPDN yang mengacu pada Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Variabel yang ditemukan memiliki pengaruh terhadap penerimaan teknologi MPDN pada rumah sakit dan puskesmas di Sumatera Utara adalah performance expectancy, effort expectancy, social influence, self-efficacy dan technology anxiety. Moderator gender ditemukan memiliki pengaruh moderasi yang signifikan pada hubungan antara performance expectancy dengan behavioural intention pengguna. Moderator usia memiliki pengaruh moderasi yang signifikan pada hubungan antara effort expectancy, self-efficacy dan technology anxiety terhadap penggunaan MPDN. Variabel dan moderator yang berpengaruh ini kemudian dijadikan dasar untuk membangun strategi dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) sehingga didapatkan atribut yang dijadikan prioritas untuk dilakukan strategi peningkatan atau perbaikan.

In order to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) which is still high in Indonesia, the government has made various efforts to reduce the MMR. One of the efforts is to implement digital-based reporting that is cheaper, faster, and globally than the previous paper-based reporting so the policy makers can respond more quickly and accurately to the problems. One of the technologies that has begun to be implemented and developed is Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) technology. But in the implementation of the MPDN technology, there are still many hospitals and health centers in North Sumatra that have not implemented MPDN technology optimally. Considering that North Sumatra is one of the provinces with the highest MMR in Indonesia, the utilization of MPDN needs to be increased in North Sumatera. In previous studies, it was stated that the readiness and acceptance of a technology will affect the successful implementation of the technology. Therefore, this study aims to measure and see the effect of each variable on the acceptance of MPDN technology based on the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). The variables found to have an influence on the acceptance of MPDN technology in hospitals and health centers in North Sumatra are performance expectancy, effort expectancy, social influence, self-efficacy and technology anxiety. Gender has significant moderating effect in the impact of performance expectancy on the behavioural intentions of users. Age has significant moderating effect in the impact of effort expectancy, self-efficacy and technology anxiety on the behavioural intentions of MPDN users. These five influential variables are then used as the basis for building a strategy using Importance-Performance Analysis (IPA) so that the attributes that are prioritized for an improvement strategy are obtained."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Parmawaty
"Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk memantau program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Pelaksanaan kegiatan PWS KIA yang telah berjalan selama ini masih bersifat surveilans pasif. Data yang dicatat dan dikumpulkan adalah data hasil surveilans pasif yaitu sasaran dan pelayanan ibu hamil dan bayi pada pelayanan kesehatan saja dan tidak berbasis kewilayahan. Kualitas data yang dijadikan masukan kepada sistem merupakan hal yang juga penting. Masukan data yang diharapkan adalah data yang valid dengan memperkuat aspek penelusuran dan survailans aktif yang dilakukan oleh elemen kesehatan dibantu elemen masyarakat dengan basis wilayah. Dari masukan data yang berkualitas dapat menghasilkan analisis data yang berkualitas. Oleh karenanya maka perlu dikembangkan sistem supervisi sebagai suatu instrumen manajemen yang mengkoreksi dan mengendalikan masukan dan proses yang jelas terkait dengan mutu data. Penguatan sistem supervisi akan menggiring proses pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sesuai standar. Bersama dengan instrumen manajemen lainnya, pemantauan dan evaluasi, supervisi menjadi tumpuan perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
Metodologi yang digunakan adalah pendekatan sistem yang terdiri dari analisis sistem, perancangan sistem, perancangan basis data dan tahap uji coba. Pengembangan sistem menggunakan data sekunder kabupaten Malang dan Pasuruan. Kemudian sistem yang diajukan diujicobakan di kabupaten Pandeglang untuk mendapat masukan demi kesempurnaan sistem. Analisis data penelitian dilakukan dengan cara penggabungan analisis dari seluruh metode yang dilakukan. Berdasarkan hasil kajian data sekunder dan hasil wawancara, diketahui bahwa sistem supervisi tingkat desa perlu dikembangkan. Saran dari tingkat desa, puskesmas dan kabupaten mengenai kemungkinan pengembangan sistem telah dimanfaatkan untuk melihat kemungkinan penggunaan sistem dan penyempurnaan sistem.
Pada sistem yang diajukan, supervisi dilakukan dengan menggunakan daftar tilik dengan tahap kegiatan yang terdiri dari orientasi, kajian mandiri, verifikasi, rencana tindak lanjut perbaikan dan evaluasi hasil. Informasi daftar tilik kemudian dimasukkan ke aplikasi perangkat lunak untuk diolah datanya. Hasil pengolahan perangkat lunak akan memberikan informasi wilayah prioritas berdasarkan tingkat kepatuhan yang ditunjukkan dengan kode warna tertentu. Penelitian yang telah dilakukan di tiga kabupaten terpilih telah menghasilkan rancangan sistem supervisi pencatatan dan pelaporan KIA terpadu di kabupaten yang dapat menkoreksi dan mengendalikan input dan proses yang dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan sistem perencanaan program KIA.

Maternal and Child Health Local Area Monitoring (MCH - LAM) is a management tool to monitor the MCH program continuously in a particular area for immediate and appropriate follow up. The current LAM activities are still passive surveillance. Data collected through passive surveillance record pregnant women and newborn; the data are facility-based, not area-based. Data quality that serve as input for the system is also important. Input data are expected to be valid to strengthen active surveillance and tracking by health providers and community members in the area. Quality input will generate quality analysis. Therefore it is considered necessary to develop a supervision system as one of the management tool to correct and control inputs and process to provide quality data. Stronger supervision system will align recording and reporting to comply to standard. Together with other management tool, the monitoring and evaluation tool, supervision become the core of continuous quality improvement in health services.
Methodology used in this study is system approach that consists of system analysis, system design, database design and pilot testing. Development of the system uses secondary data from Malang and Pasuruan districts. The system was then pilot tested in Pandeglang district to get input for finalization. Data were analyzed by combining all analysis result from the methodologies used in this study. Secondary data review and in-depth interview found that recording and reporting system at village level should be developed. Input from village, puskesmas and district levels on system feasibility has been utilized to see possibility of usage and refinement of the system.
In the proposed system design, supervision is coducted using checklist containing steps of activities including orientation, self-assessment, verification, plan of action and continuous result evaluation. Information from the checklist is inputted into the software for data processing. The software output will yield information on priorities areas based on compliance result shown in color coding. The study was conducted in three districts and produced design of district level integrated MCH recording and reporting supervision system. The system is useful to correct and control input and process of recording and reporting mechanism and will produce valid data and information to improve maternal and neonatal program planning.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T21793
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linarsih
"ABSTRAK
Pendidikan kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilaksanakan melalui konsultasi perorangan atau perkasus pada waktu ibu datang memeriksakan kehamilannya, bayi atau balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak. Desain penelitian menggunakan rancangan quasi experiment dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 42 ibu hamil. Uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan, keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan serta keterampilan sesudah dan satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil, dengan demikian perlu dikembangkan program kelas ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.

ABSTRACT
Maternal and child health education more consultation is carried out through individual or per case at the time the mother came to check her pregnancy, babies or toddler. This study aims to determine the effect of pregnant women class to increase their knowledge and skills of pregnant women on maternal and child health. The study design is quasi experiment using a design where the entire population sampled, amounting to 42 pregnant women. Hypothesis testing using a paired sample t-test. The results showed there were significant differencesbetween the knowledge, skills before and after training skills and one month after the training pregnant women class, as such programs should be developed pregnant women class as part of efforts to reduce morbidity and mortality in mothers and babies."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Juliawati
"Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) merupakan rumah sakit setara tipe C+ yang pada awalnya hanya memberi pelayanan kepada karyawan, keluarga Pertamina serta perusahaan yang berhubungan dengan Pertamina. Dengan perubahan status RSPJ menjadi salah [p;'-09satu unit usaha Peramedika, maka pihak manajemen RSPJ mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan pengelolaan rumah sakit dengan mandiri yaitu dengan menerima pasien Non Pertamina. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbandingan yang ekstrem antara kunjungan pasien Pertamina dan Non Pertamina pada poli Rawat Jalan RS Pertamina Jaya Tahun 2006 yang mencapai kurang lebih 85 :15. Faktor tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian di bidang pemasaran rurnah sakit dalam hal ini RS Pertarnina Jaya khususnya tentang segmentasi,target dan posisi RS Pertamina Jaya sehingga diharapkan terjadinya peningkatan kunjungan pasien Non Pertamina.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapat informasi mengenai segmen pasar Rumah Sakit Pertamina Jaya sebagai dasar analisa penetapan segrnentasi, target, posisi pasar sehingga selanjutnya dapat direncanakan strategi pemasaran untuk meningkatkan kunjungan pasien Non Pertamina.
Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kepada 150 pasien poli rawat jalan RS Pertamina Jaya, bersifat deskriptif dengan pendekatan gabungan kuantitatif yaitu pengumpulan data melalui kuesioner untuk mengetahui segmentasi pasar dan kualitatif dengan analisa hasil wawancara mendalam kepada pihak manajemen RSPJ untuk mengetahui segrnentasi, target dan posisi rumah sakit.
Hasil penelitian segmentasi demografi, geografi dan psikografi diperoleh bahwa profil pasien Non Pertamina yang berobat ke poli Rawat Jalan RSPJ adalah dari segmen menengah ke atas, dengan rincian jenis kelamin perempuan, usia produktif yaitu. 15 - <50 tahun, pendidikan terakhir SLTA, bekerja sebagai pegawai swasta, dengan mayoritas berpenghasilan lebih dari Rp.2.000.000,-.serta didominasi oleh pasien yang berhubungan dengan keluarga Pertamina. Profil ini biasanya pasien dengan posisi sudah cukup mapan dari segi finansial dan kesadaran akan pelayanan kesehatan cukup tinggi, terutama dalam pelayanan kesehatan preventif selain kuratif. Tipe psikografis yang dominan adalah 'Loyal Customer' dengan gaya hidup menengah ke atas. Pasien tersebut datang dari 40 kecamatan yang berasal dari 5 wilayah Jakarta, Bekasi, Bogor Tangerang,Depok dan Sukabumi, dengan mayoritas asal wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat, dari pemetaan area terdapat 3 keIompok / cluster pada radius 0-5 km serta Iebih dari 5 km yaitu wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat yang bisa ditindaklanjuti sebagai target pemasaran RSPJ. Hal yang khas adalah sebagian kelompok area adalah kompleks perumahan Pertamina. Target pasar RS Pertamina Jaya adalah merubah asal pasien dari dominan Pertarnina menjadi Non Pertamina. Positioning RSPJ dimata pasien Non Pertarnina adalah karena faktor loyalitas, akses mudah serta fasilitas dan kualitas layanan RSPJ baik sumber daya manusia sarana maupun prasarana yang menurut pasien adalah sudah memuaskan dengan biaya yang terjangkau dibandingkan RS pesaing di sekitarnya.
Berdasar hasil penelitian tersebut disarankan kepada manajemen RSPJ untuk memperhatikan pasar aktual yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan sdm medis non medis serta fasilitas sarana prasarana RSPJ, perlu memperhatikan 'loyal customer' dan mempertahankan pasar potensial dengan lebih fokus pada pelayanan sesuai segmen dengan kombinasi membuat inovasi layanan dari Iayanan standar yang sudah ada.

Pertamina Jaya Hospital (Rumah Sakit Pertamina Jaya RSPJ), as the member Pertamedica's Strategic Business Unit, was established to provide medical services particularly for their traditional customer, i.e the employees of Pertamina with their family and any company who has business relationship with Pertamina. Considering current development, however, as C+ Class Hospital, RSPJ may extend their services by receiving non traditional customer, that is, Non Pertamina patients.
Background of the research was the extreme composition of 85% : 15% of "Pertamina" and "Non Pertamina" at Outpatient Clinic RSPJ in the year of 2006. As the objective of this research is to get clear market segmentation of RSPJ, and at the end, to define sound marketing plan (segmentation, targetting, and positioning) in order to increase the incoming of Non Pertamina Patient.
The data for the research was collected through questionaire, descriptive with the approach of combining either quantitative and qualitative, towards 150 patients who visited Outpatient Policlinic R,SPJ 2006. To provide a comprehensive result, indepth interview was done also with Pertamina Jaya Hospital management.
As summary of the result, the profile of Non Pertamina patient that comes to outpatient policlinic Pertamina Jaya Hospital 2006 are from middle to high segment as follows, gender is female, age from 15 - <50 year old (productive age), last education from senior high school, the private sector employment, majority has the salary more than 2 million rupiah and has the dominance from Pertamina family. From the profile as above-mentioned, it can be concluded that the patient has good financial position with highconsciousness in the need of health services, especially preventive health care. Dominant psicographyc type is 'Loyal Customer' with middle to high lifestyle. Patients come from 40 district from 10 area in Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok and Sukabumi with major patient comes from North, East and Central Jakarta. Geographic segmentation mapping indicates that there are three cluster in 0-5 km radius and more than 5 km radius, especially in North,East and Central Jakarta. Those area could be followed as a Pertarnina Jaya Hospital market target. There is specific things that part of the respondent is from Pertamina Housing Complex. Pertarnina Jaya Hospital Market Target is to change incoming patient from dominance Pertamina to become Non Pertamina. Pertamina Jaya Hospital Positioning from Non Pertarnina patient's side is loyality factor, easy access and quality of RSPJ facility and services include human resource. They are satisfied with RSPJ services and it has reasonable cost comparing with the competitor.
Suggestion for RSPJ management are as follows : They must observe actual market (existing demand) by increasing quality of services include human resource, facility and take care the loyal customer and maintain the potencial market in focusing to patient services and make the inovation health product services from the standard health product services.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>