Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Geneva: World Health Organization, 1984
617.712 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Lea Awoitauw
"Malaria masih menjadi ancaman kesehatan bagi setengah populasi dunia termasuk di Indonesia dimana pada tahun 2020 jumlah kasus malaria mencapai 226.364 kasus dan 96% kasus tersebut berasal dari Provinsi Papua. Kabupaten Jayapura sendiri menduduki peringkat ke empat penyumbang kasus malaria terbanyak di Provinsi Papua pada tahun 2016 sebanyak 29.044 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura pada tahun 2021. Penelitian menggunakan metode penelitian jenis kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang dilakukan pada informan terpilih meliputi kepala dinas kesehatan, kepala bidang P2P, kepala bidang SDMK, kepala sub bagian umum, program, dan informasi, pengelola program malaria di dinas kesehatan, kepala puskesmas dan pengelola program malaria puskesmas di wilayah Kabupaten Jayapura. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Februari - Maret 2022 dengan menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan telaah dokumen sebagai sumber data sekunder. Peneliti menggunakan pendekatan sistem dalam menilai input yang terdiri dari sumber daya manusia, dana, sarana, dan perundangan. Pada proses adalah bagaimana penemuan dan tatalaksana penderita, pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah, peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan peningkatan sumber daya manusia serta untuk output yaitu angka API, SPR, dan ABER di Kabupaten Jayapura. Ditemukan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria tidak berhasil mencapai target pada tahap Intensifikasi pengendalian yang telah ditetapkan didalam Pedoman Pengendalian Malaria Menuju Eliminasi Tahun 2030 di Kabupaten Jayapura yang tertuang dalam Peraturan Bupati Jayapura nomor 44 Tahun 2017 dengan angka API adalah 100‰, SPR 24% dan ABER dibawah 10%. Hal-hal yang menjadi hambatan adalah kompetensi SDM yang belum memenuhi standar, ketersediaan dana yang belum memadai, dan manajemen sarana yang belum optimal. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura telah dilaksanakan namun belum optimal. Disarankan agar pemerintah daerah Kabupaten Jayapura dapat menjadikan program eliminasi malaria sebagai prioritas anggaran dalam APBD Kabupaten Jayapura. Selain itu kerjasama lintas sektor yang tergabung dalam Malaria Center perlu digiatkan kembali dan merumuskan Rencana Aksi Daerah (RAD) serta bermitra dengan global fund, Unicef, LSM, TNI, Polri, Organisasi profesi dan tokoh masyarakat.

Malaria is still a health threat to half the world's population, including in Indonesia where in 2020 the number of malaria cases reached 226,364 cases and 96% of these cases came from Papua Province. Jayapura Regency itself was ranked the fourth most malaria case in Papua Province in 2016 with 29,044 cases. This study aims to evaluate the implementation of the malaria elimination program in Jayapura Regency in 2021. The study used a qualitative type of research method with a study case approach, conducted on selected informants including the Head of the Health Office, Head of the P2P Division, Head of HHR Division, Head of the General, Program and Information Sub-Section, Program Manager of Malaria in Health Office, Head of Puskesmas and Program Manager of Malaria in Puskesmas in Jayapura Regency. Data collection was carried out in February - March 2022 using in-depth interviews as the primary data source and document study as a secondary data source. Researchers use a systems approach in assessing inputs consisting of human resources, funds, facilities, and legislation. The process is how to find and treat patients, prevention and control of risk factors, epidemiological surveillance and outbreak control, improving information and education communication (IEC) and increasing human resources as well as for output, namely the number of API, SPR, and ABER in Jayapura Regency. It was found that the implementation of the malaria elimination program did not succeed in achieving the target of the control intensification stage that had been set out in the Guidelines for Malaria Control towards Elimination in 2030 in Jayapura Regency in Jayapura Regency Regulation number 44 year 2017 with API number is 100‰, SPR 24% and ABER below 10%. The things that become obstacles are human resources competencies that do not meet the standards, inadequate funding availability, and non-optimal management of facilities. It can be concluded that the implementation of the malaria elimination program in Jayapura Regency has been implemented but has not been optimal. It is recommended that the regional government of Jayapura Regency can make the malaria elimination program a budget priority in the Jayapura Regency RREB. In addition, cross-sectoral collaboration that is incorporated in the Malaria Center needs to be reactivated and formulate Regional Action Plans (RAP) and and partnering with global funds, Unicef, NGOs, TNI, Polri, professional organizations and community leaders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rahmayani
"Tuberkulosis dan HIV merupakan isu kesehatan yang menjadi target tujuan pembangunan berkelanjutan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia untuk dapat diakhiri pada tahun 2030. Kaitan antara TBC dan HIV sangat erat, TBC merupakan penyebab kematian utama pada orang dengan HIV (ODHIV). Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC nomor dua terbanyak didunia. Dengan 271 juta penduduk Indonesia diketahui 543.100 orang yang hidup dengan HIV dan diperkirakan 4.700 orang pasien TBC-HIV. Upaya pencegahan sangat diperlukan untuk mencegah risiko penularan tuberkulosis pada ODHIV, dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) yang mengungkapkan persepsi seorang individu tentang penyakitnya akan mempengaruhi perilaku kesehatannya. Dengan diketahuinya kaitan persepsi ODHIV terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV diharapkan perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV dapat ditingkatkan dan berdampak pada penurunan kasus koinfeksi TBC-HIV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Tujuan penelitian ini untuk menggali lebih dalam tentang persepsi perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV menggunakan komponen teori Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian adalah perilaku pencegahan yang di lakukan ODHIV dalam pencegahan Tuberkulosis adalah pemeriksaan TBC, meminum Terapi pencegahan Tuberkulosis, memakai masker saat bepergian dan melakukan pola hidup sehat. Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ kesakitan terhadap Tuberkulosis, persepsi manfaat dan hambatan untuk berperilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat berperilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya dari petugas kesehatan, pendamping ODHIV, pasangan, dan teman sebaya.

Tuberculosis and HIV are health issues that are targeted by sustainable development goals to improve the welfare of the world community to end in 2030. The link between TB and HIV is very close, TB is the main cause of death in people living with HIV (PLWH). Indonesia is a country with the second most TB cases in the world. Of the 271 million population, there are 543,100 people living with HIV and an estimated 4,700 people with TB-HIV. Prevention efforts are urgently needed to prevent the risk of tuberculosis transmission in ODHIV, with the Health Belief Model (HBM) theoretical approach which reveals an individual's perception of his illness will affect his health behavior. By knowing the link between perceptions of ODHIV on tuberculosis prevention behavior in ODHIV, it is hoped that tuberculosis prevention behavior in ODHIV can be increased and have an impact on reducing cases of TB-HIV co-infection. This research is a qualitative using a case study design. The purpose of this study was to dig deeper into the perceptions of tuberculosis prevention behavior in ODHIV using the theory component of the Health Belief Model (HBM). The results of the study are preventive behaviors that are carried out by ODHIV in preventing tuberculosis, namely TB examinations, taking TB prevention therapy, wearing masks when traveling and adopting a healthy lifestyle. This behavior is influenced by perceptions of vulnerability, perceptions of danger/pain against tuberculosis, perceptions of benefits and barriers to this behavior, having beliefs about this behavior, and cues to do so from health workers, ODHIV companions, partners, and peers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Puspitasari
"Secara global, insiden TB dunia pada tahun 2015 sebesar 10,4 juta kasus.
Indonesia berada di urutan kedua dari total kasus diseluruh dunia sebesar 10%,
setelah India. Prevalensi TB berdasarkan provinsi yang tertinggi adalah Jawa
Barat (0,7%). Padatnya tingkat hunian di pesantren dapat menimbulkan kondisi
rentan sehingga dianggap memicu banyaknya kasus TB. Pengendalian TB
berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam
penanggulangan TB. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak pemberdayaan
santri kader TB terhadap perilaku pencegahan TB di pondok pesantren Garut Jawa
Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen pada 230
santri sebagai sampel pada masing-masing kelompok intervensi dan kontrol.
Pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pengumpulan data awal,
setelah itu dilakukan intervensi berupa pelatihan pada 30 santri yang terpilih
sebagai kader TB dengan melakukan penyuluhan dan kunjungan kamar 2 bulan
kemudian dilakukan pengumpulan data akhir. Analisis yang digunakan adalah uji
wilcoxon, mann-whitney dan uji regresi logistic ganda model faktor resiko. Hasil
penelitian membuktikan santri yang mendapat intervensi berpeluang memiliki
perilaku pencegahan baik hampir 3 kali (OR=2,90; 95%CI= 1,9-4,4)
dibandingkan dengan santri yang tidak mendapatkan intervensi setelah dikontrol
jenis kelamin santri.

Globally, the incidence of tb in 2015 amounted to 10.4 million cases. tb ranks in
the 2nd place of the total cases all over Indonesia by 10% after India. The highest
prevalence of TB by province is western Java (0.7%,). Tb incidence did not occur
only in the general population, but also arise in certain community such as islamic
boarding schools. The density of occupancy in Islamic boarding school can cause
vulnerable condition causing many cases of tb. Community-based TB control is
one of health promotion efforts in TB prevention. This study aims to determine
the impact of Empowerment of Tuberculosis (TB) Against Student Cadres
Behavior in TB Prevention at Islamic boarding school, Garut, West Java.
Quantitative research method with quasi experimental design on 230 students as
sample in each intervention and control group. Data collection was done 2 times,
that is initial data collection, after that do intervention in the form of training at 30
students selected as TB cadre by doing counseling and visit room 2 month later to
do final data collecting. The analysis used was wilcoxon test, mann-whitney and
multiple logistic regression test of risk factor model. The result of the research
shows that students who have intervention have a good prevention behavior
almost 3 times (OR = 2,90; 95% CI = 1,9-4,4) compared with students who do not
get intervention after separation of gender.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tonka Wisabayu Kelana
"Latar Belakang: Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB diseluruh dunia. Jumlah penderita TB di pabrik sepatu PT X di Balaraja pada Januari 2012 sebanyak 17 orang karyawan yang menderita TB, sedangkan data sampai Juni 2013 didapatkan total jumlah penderita TB di PT X sebanyak 29 orang. Hal ini perlu mendapat perhatian sebab jumlah penderita TB di Indonesia yang mulai menurun, sedangkan di PT X jumlah penderita TB meningkat.
Metode: Penelitian ini menggunakan evaluasi program dengan pendekatan sistem. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder yang sudah ada diperusahaan yang berada dibagian HR (Human Resource), dan dari klinik perusahaan.
Hasil: Didapatkan beberapa prioritas jalan keluar yaitu pengadaan PMO (Pengawas Minum Obat), edukasi, kebijakan manajeman dan kepatuhan dan pengawasan penggunaan APD.
Kesimpulan: Program TB di PT X masih kurang, sehingga didapatkan empat prioritas pemecahan masalah agar jumlah penderita TB di PT X tidak meningkat. Prioritas terpenting yaitu adanya Pengawas Minum Obat dan diikuti oleh edukasi untuk pekerja bagian produksi dan diikuti oleh kebijakan manajemen dan kepatuhan dan pengawasan penggunaan APD

Background: Since 1993, the WHO declared that TB is a global emergency for humanity. Although the DOTS strategy has proven highly effective for the control of TB, but the burden of TB disease in the community is still very high. With the advances achieved since 2003, it is estimated there are approximately 9.5 million new cases of TB, and about 0.5 million people died from TB worldwide. Number of patients with TB in the shoe factory PT X in Balaraja in January 2012 as many as 17 employees who suffer from TB, while the data until June 2013 obtained the total number of TB patients in PT X by 29 people. It is critical because the number of TB patients in Indonesia are starting to decline, whereas in PT X number of people with TB increased.
Methods: This study uses a systems approach to program evaluation. Data collected through the existing secondary data that the company is at the HR (Human Resource), and from the company clinic.
Results: Got some way out that procurement priorities PMO (Supervisory Drink Drugs), education, policy and compliance management and monitoring of the use Personal Protective equipment
Conclusion: TB program in PT X is still lacking, so we get four priorities problem solving that the number of TB patients in PT X is not improved. That is the most important priority Drinking and Drugs Supervisory followed by education for production workers and followed by management and compliance policies and monitoring the use of personal protective equipment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Pele
"ABSTRAK
Adanya Budaya makan sirih di Ngada dapat menjadi salah satu sumber penularan tuberkulosis. Sumber penularan terkait dengan kebiasaan makan sirih secara bersama dalam kelompok yang saling berbagi daun dan tempat penampungan cairan sirih antara orang sehat dan pasien TB. Tahun 2018 kasus TB di Ngada mencapai 176 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penularan tuberkulosis dalam budaya makan sirih pada pasien TB dengan pendekatan health belief model. Korelasi ini menggunakan cross sectional multivariate dengan teknik sampling consecutive, melibatkan 110 responden, dengan kriteria inklusi: suku Bajawa, TB aktif,dan aktif  makan sirih. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki perilaku penularan yang tinggi pada budaya makan sirih (51,8%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penularan TB antara lain riwayat pengobatan (p value=0,028), pengetahuan tentang TB (p value = 0,038), persepsi keseriusan (p value= 0,037); persepsi manfaat (p value= 0,039) dan persepsi hambatan (p value = 0,038). Faktor yang paling dominan adalah pengetahuan (OR 2,365 (CI 95%)1,015-5,510). Dari hasil penelitian diharapkan perawat dapat meningkatkan kompetensi budaya dalam menerapkan asuhan keperawatan peka budaya mencegah perilaku penularan dalam budaya makan sirih.

ABSTRACT
Betel eating culture in Ngada can be a source of tuberculosis transmission. The source of transmission is related to the habit of eating betel together in groups that share leaves and betel liquid reservoirs between healthy people and TB patients. In 2018 TB cases in Ngada reached 176 cases. Aims: The purpose of this study was to identify the factors that influence tuberculosis transmission behavior in the Betel eating culture in TB patients with the health belief model approach. Method: This research method used cross-sectional multivariate with consecutive sampling, involving 110 respondents, selected by consecutive sampling. Result: The results showed that most respondents had high transmission behavior in betel eating culture (51.8%). Factors related to TB transmission behavior include medical history (p-value = 0.028), knowledge about TB (p-value = 0.038), the perception of seriousness (p-value = 0.037); the perception of benefits (p-value = 0.039) and the perception of obstacles (p-value = 0.038). The dominant factor was knowledge (OR 2,365 (95% CI) 1,015-5,510). Conclusion: The research implications are expected that nurses can improve cultural competence in applying culturally sensitive nursing care to prevent transmission in Betel eating culture."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Widodo
"Pemantauan program malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu secara Pasif Case Detection (PCD) saat ini data laporan malaria dari Kabupaten/Kota diinput ulang yang dapat menyebabkan inkonsistensi dalam penginputannya sehingga akurasi data kurang baik dan laporan terlambat disampaikan. Pada evaluasi program malaria di Dinas Kesehatan yang menjadi permasalahan untuk output laporan dan ringkasan data untuk pendukung keputusan dibuat manual masing-masing bagian sehingga lama tersedia untuk disajikan dan perlu tatap muka untuk konfirmasi dan pemutahiran data.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem yang telah berjalan pada program malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, mengidentifikasi prioritas masalah utama dalam pencatatan dan pelaporan, pengolahan, penyajian, mengidentifikasi kebutuhan pengguna dalam pencatatan dan pelaporan, pengolahan, penyajian data malaria. Menyediakan data malaria yang berkesinambungan dan lengkap agar dapat digunakan untuk pendukung keputusan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengembangan perancangan sistem menggunakan SDLC (System Development Live Cycle). Informan pada penelitian ini adalah pengelola malaria yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dan petugas monev malaria Kabupaten, puskesmas. Sampel diambil dengan menggunakan metode Kecukupan (Adequasi). Tahun 2013 kelengkapan laporan program malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 100%, sedangkan ketepatan pengiriman laporan 80%. (Profil Dinkes Provinsi Bengkulu, 2013).

Monitoring malaria program in Bengkulu Provincial Health Office in Passive Case Detection (PCD) current malaria report data from the District / City inputted again which can cause inconsistencies in input so the accuracy of the data is less good and the report was late to delivery. In the evaluation of malaria programs in the Department of Health which is the case for the output reports and summaries of data for decision support created manually each piece is so long and need to be available for face-to-face served to confirm and update the data.
This study aims to analyze the system that has been running on the malaria program in Bengkulu Provincial Health Office, identify priority problems in recording and reporting major, processing, presentation, identify the needs of users in recording and reporting, processing, data presentation malaria. Malaria data provide continuous and complete in order to be used for decision support.
This study used a qualitative method to method development system design using SDLC (System Development Live Cycle). Informants in this study is the management of malaria in Bengkulu Provincial Health Office and District malaria monitoring and evaluation officer, a health center. Samples were taken using the method Sufficiency (Adequasi). In 2013 the completeness of reporting of malaria programs in Bengkulu Province Health Depeartement 100%, while 80% report delivery accuracy (Bengkulu Provincial Health Office, 2013).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzul Fahmi Afriyanto
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh yang dapat terjadi pada populasi berisiko seperti Lelaki Berhubungan Seks Dengan Lelaki (LSL). Kasus LSL yang terinfeksi HIV/AIDS menempati posisi pertama terbanyak di Kabupaten Gresik dibandingkan dengan populasi berisiko lainnya. Hal ini diperlukan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada LSL. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi LSL dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan disain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dilaksanakan pada bulan April-Mei 2022 pada 8 informan meliputi 6 LSL, seorang staf Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dan seorang staf Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gresik. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan LSL adalah penggunaan kondom saat berhubungan seksual, melakukan pemeriksaan VCT, dan melakukan pengobatan ARV bagi yang HIV (+). Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap HIV/AIDS, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari teman dekat, keluarga, pasangan, dan petuhgas kesehatan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan teori perilaku HBM terhadap petugas puskesmas dan menerapkan pendidikan sebaya kepada komunitas LSL tentang perilaku pencegahan HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells which causes a decrease in immunity that can occur in at-risk populations such as Men Who Have Sex With Men (MSM). MSM cases infected with HIV/AIDS occupy the first position in Gresik Regency compared to other at-risk populations. The purpose of this study was to analyze the perception of MSM in HIV/AIDS prevention in Gresik Regency. This research uses a qualitative approach, with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews carried out in April-May 2022 with 8 informants including 6 MSM, 1 staff from the Gresik District Health Office, and 1 staff from the Gresik District AIDS Commission. The results showed that HIV/AIDS prevention behaviors carried out by MSM were using condoms during sexual intercourse, conducting VCT examinations, and taking ARV treatment for those who were HIV (+). These behaviors are influenced by perceptions of vulnerability and perceptions of harm/illness to HIV/AIDS, perceptions of the benefits and barriers to performing these behaviors, having the belief that they can perform these behaviors, and the presence of cues to do so from close friends, family, partners, and health workers. Therefore, there is a need for training in the theory of HBM behavior for health workers and applying peer education to the MSM community about HIV/AIDS prevention behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ayman Makkisafadi
"Di Indonesia, sistem rujukan masih belum berjalan dengan baik, hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi yaitu pemberlakuan sistem rujukan yang belum terlaksana, informasi yang tidak tersampaikan dengan baik. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai sistem rujukan. Responden penelitian ini adalah ibu hamil sebanyak 109 orang yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Koja. Desain penelitian menggunakan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah kurang lebih 97 orang. Pada penelitian ini mencari hubungan latar belakang dan keadaan kehamilan dengan pengetahuan, sikap,  dan perilaku ibu hamil. Hasil yang didapat Pada penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak mempunyai hubungan yang bermakna. Pengetahuan,sikap,dan perilaku tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan semua variabel. Namun, ada beberapa variabel yang mendekati hubungan yaitu penghasilan yang di atas rata-rata mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik. Pada penelitian yang lain menyebutkan faktor sarana transportasi mempunyai pengaruh dalam sistem rujukan. Semakin jauh pusat pelayanan kesehatan sekunder maka ibu hamil menolak untuk dirujuk.

In Indonesia, the referral system has not been working well, and several factors contribute to this condition. Some of these factors are the incomplete implementation of the referral system itself and the conveying of the information of the system to the general public. This research aims to seek the relationship of the quality of antenatal care with the knowledge, attitude, and behaviour of pregnant women to the referral system. The respondent of this research are 109 pregnant women who were visiting Puskesmas Kecamatan Koja. This study uses cross-sectional method. The number of respondent finally committed to the study was 97 subjects due to drop-out. Result provided by Chi-square and Fischer Exact Test analyses shows that there is no relationship between antenatal care with the knowledge, attitude, and behaviour of pregnant woman to the referral system. This study show there is no relationship sociodemografic pregnant woman with knowledge, attitude, and behaviour. Therefore, this study shows that financial issues contribute a greater factor to knowledge and attitude to the referral system, as shown by the better knowledge and attitude with above average monthly salary respondent. However, other study has also shown that transportation method available to the respondent contribute as well to the referral system."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusdhy Hariawan Hamid
"ABSTRAK
Analisis Penerimaan Profesional Pemberi Asuhan TerhadapKebijakan Pemeriksaan Serologis HIV Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum DaerahProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018Salah satu metode untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah ProgramPencegahan Penularan dari Ibu ke Anak PPIA dengan skrining universal untukkehamilan. Telah dikeluarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan NomorGK/MENKES/001/I/2013 sebagai dasar bagi Direktur RSUD Prov. NTB untukmengeluarkan surat edaran Nomor: 824/15/RSUDP/2017 Tentang Layanan PPIA.Penelitian ini bertujuan menganalisis penerimaan profesional pemberi asuhanterhadap kebijakan pemeriksaan serologis HIV ibu hamil di RSUD Prov. NTB,yang dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif-eksploratif. Pengambilan datadilakukan melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi lapanganserta triangulasi sebagai upaya untuk menjaga validitas data. Analisis dipertajamdengan kerangka Five Stages of Grief dan Second Victim. Para pemberi asuhansecara umum mendukung kebijakan surat edaran, meskipun ada pula yang beradadalam posisi netral. Kegiatan PPIA sudah berlangsung dan proses pelaksanaannyaamat ditentukan oleh pelayanan pada poli VCT . Posisi para pemberi asuhanberada dalam situasi atau fase yang berbeda-beda, mulai dari fase depresi sampaikesiapan berdamai dalam penerimaan penugasan pelayanan PPIA. Perlupenanganan khusus berupa konsultasi psikologis pada profesional pemberi asuhanyang cenderung berada dalam fase depresi. Optimalisaasi pengelolaan sumber dayamanusia melalui pelatihan khusus merupakan rekomendasi yang dapatditindaklanjutiKata kunci:HIV/AIDS, PPIA, profesional pemberi asuhan.

ABSTRACT
Analysis of Professional Health Worker Acceptance on Policy ofSerologic HIV Screening on Expectant Mother in West Nusa Tenggara ProvincePublic Hospital in 2018Prevention from Mother to Child Transmission PMTCT is one of the program toreduce the transmission of HIV AIDS, including universal screening for pregnantwomen. Based on circular letter from The Minister of Health No.GK MENKES 001 I 2013 , the director of West Nusa Tenggara Province Hospitalhas signed a circular that regulates the PMTCT in the Hospital surat edaranNomor 824 15 RSUDP 2017 Tentang Layanan PPIA . The aim of this study is toanalyze the acceptance of professional health worker to the Regulation of universalscreening of HIV on expectant mother in the hospital, using a descriptiveexplorative analysis with in depth interview, document survey and observation,including triangulation in order to have a valid data. Five stages of grief and secondvictim theory was used to make a precise analysis. The professional health workersupports the regulation of PMTCT in the hospital generally, few of them stands inneutral position. PMTCT program is running on condition the dependency on VCTclinic support in counseling. The health workers are in the different depressionstage of grief, including bargaining and depression stage in order to accept theobligation on PMTCT. Particular recommendation of psychology consultation fordepression stage. Need more effort to optimalyze the management of humanresources with special training as a strong recommendation.Keywords HIV AIDS, PMTCT, professional health worker"
2018
T50773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>