Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairuddin N.M.
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan. Universitas Gajah Mada, 1998
176 KHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Primi Paramita
"ABSTRAK
Pada masyarakat kita , masih banyak anggapan bahvva seks merupakan hal yang
tabu untuk dibicarakan. Orang tua yang seharusnya merupakan sumber utama bagi anak
dalam memberikan pendidikan seksual juga masih ragu dan malu untuk melakukan salah
satu tugasnya tersebut. Sedikit sekali orang tua yang mau menginformasikan
pengetahuan tentang masalah seks pada anaknya. Hal ini terjadi karena orang tua tidak
tahu atau merasa enggan bercerita mengenai seks (Dr.dr. Satoto dalam Kompas, 1994).
Akibat kurangnya informasi mengenai pendidikan seks dari orang tua serta
adanya sumber-sumber yang dapat menimbulkan salah pengertian, maka sekolah
merupakan altematif yang tepat untuk mengantisipasi hal ini. Alasan yang mendasarinya
adalah bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang mampu mencakup remaja dari
berbagai kalangan. Walaupun banyak terdapat lembaga atau perkumpulan remaja, namun
hanya sebagian dari remaja yang ikut terlibat, sehingga apabila pendidikan seks diadakan
melalui perkumpulan remaja saja, maka akan banyak remaja yang tidak mendapat
kesempatan untuk memperoleh informasi/pendidikan tersebut (Rice, 1996).
Beberapa SMU Swasta memasukkan pendidikan seks ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga dan kesehatan (Iskandar, 1998). Sedangkan SMU Negeri di
wilayah Jakarta telah mengantisipasi hal ini melalui pelajaran Biologi. Salah satu SMU
Negeri yang memberikan materi kesehatan reproduksi melalaui pelajaran Biologi adalah
SMU negeri 8 Jakarta.
Remaja merupakan suatu periode transisi, dan pada masa ini remaja banyak
mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya yang menuntut mereka beradaptasi
dengan perubahan tersebut serta tuntutan yang ada di masyarakat. Perubahan-perubahan
yang teijadi pada masa remaja adalah perubahan fisik, emosi, kognitif, dan
perkembangan kepribadian sosial.
Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi remaja adalah untuk mempersiapkan
remaja menghadapi beberapa kejadian penting yang berpengaruh pada kesehatan
reproduksi remaja, seperti misalnya saat baru melahirkan, mengalami hubungan seksual,
alat kontrasepsi, mengalami infeksi penyakit menular, dan saat pertamakali mngethui
bahwa dirinya hamil. Selain itu, pemberian pendidikan kesehatan reproduksi juga berisi mengenai penanaman nilai-nilai yang harus disampaikan untuk mencegah perilaku
seksual yang tidak bertanggung jawab.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pemahaman
siswa, serta pendapat guru dan siswa SMU Negeri 8 mengenai pemberian materi
kesehatan reproduksi yang disampaikan melalui pelajaran Biologi.
Responden penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Negeri 8 yang berjumlah 80
orang dan tiga orang guru Biologi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
digunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat penelitian untuk siswa
terbagi atas lima bagian, dimana tiga bagian pertama bertujuan untuk menguji
pemahaman siswa terhadap materi kesehatan reproduksi, AIDS, dan alat kontrasepsi,
sedangkan untuk bagian ke empat dan ke lima bertujuan untuk menggali pendapat siswa
terhadap prosees pembelajaran Biologi "Plus" dan hambatan yang dialami selama
kegiatan Biologi "Plus" berlangsung. Untuk kuesioner guru terbagi atas empat bagian.
Bagian pertama berisi mengenai materi tambahan yang diajarkan guru melalui Biologi
"Plus", bagian kedua adalah untuk menggali proses Kegiatan Biologi "Plus" dan
hambatan yang dialami guru, sedangkan bagian keempat dan ke lima berisi mengenai
pertanyaan terbuka
Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan
perhitungan persentase dari pendapat responden siswa dan guru, serta menghitung
korelasi dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment dengan menggunakan
program komputer SPSS 8.00 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui
bahwa tingkat pemahaman responden siswa terhadap materi kesehatan reproduksi secara
umum masih rendah, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian para guru Biologi dan
pihak sekolah. Pemahaman siswa terhadap materi kesehatan mengenai alat kontrasepsi
dan AIDS lebih baik dibandingkan dengan pemahaman siswa terhadap materi lain yang
tercakup dalam kuesioner. Selain itu untuk sebagian besar siswa dan guru berpendapat
bahwa pemberian materi kesehatan reproduksi melalui pelajaran Biologi sudah tepat,
namun hambatan yang dirasakan adalah terbatasnya waktu. Hal ini menyebabkan banyak
materi kesehatan reproduksi yang belum disampiakan pada siswa, dan dari pihak siswa
mereka berpendapat rasa ingin tahu mereka tidak terpenuhi."
1999
S2935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lita Patricia Lunanta
"Masa remaja adalah masa dimana ketertarikan seksual dan hubungan dengan lawan jenis (berpacaran) biasanya pertama kali terbentuk. Hal ini menyebabkan remaja berisiko untuk terlibat dalam berbagai perilaku seksual yang biasanya merupakan bagian dari berpacaran. Perilaku seksual remaja dalam berpacaran ini berkaitan dengan nilai-nilai yang dimilikinya, dimana nilai-nilai ini terbentuk karena pengaruh lingkungan sosial remaja, misalnya kebudayaan, institusi sosial (jenis kelamin, usia, kelas sosial, dan ras), pendidikan agama, serta oleh pengalaman personal dan kebutuhan individu. Nilai-nilai seksual ini merefleksikan apa dianggap benar dan salah dari suatu perilaku seksual serta kapan dan bagaimana seksualitas seharusnya diekspresikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nilai-nilai seksual remaja dalam berpacaran. Dengan demikian pihak yang berwenang (misalnya, orang tua, guru) dapat melakukan intervensi terhadap remaja dalam pembentukan nilai-nilai seksual yang mempengaruhi perilaku mereka. Hal ini dapat membantu remaja memilih perilaku seksual yang tepat dan menyadari akibat dari perilaku seksual mereka. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara individual dengan 25 orang remaja berusia 13-20 tahun yang mempunyai pengalaman berpacaran di Makassar, Depok, dan Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan penelitian secara umum memiliki standar abstinence dalam hubungan seksual sebelum menikah. Selanjutnya, terdapat perbedaan nilai-nilai seksual yang dimiliki oleh partisipan penelitian yang tampaknya sebagian besar berkaitan dengan standar dan hubungan dengan orang tua; standar teman sebaya; sikap dan tingkah laku saudara kandung; gender; serta pengharapan dalam pendidikan. Partisipan yang memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua cenderung menginternalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh orang tuanya, namun sebagian dari partisipan juga menunjukkan kecenderungan untuk membentuk standar yang sesuai dengan standar teman sebayanya. Selanjutnya, partisipan puteri yang memiliki saudara perempuan yang melakukan hubungan seksual pranikah juga melakukan hal yang sama dengan saudaranya. Partisipan putera mempunyai nilai-nilai seksual yang lebih permisif dan perilaku seksual yang lebih bebas dibandingkan partisipan puteri. Ditemukan juga bahwa partisipan yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah ternyata tidak memiliki pengharapan dalam bidang pendidikan. Selain itu, tidak ditemukan secara konsisten faktor-faktor personal dan lingkungan yang mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku seksual para partisipan. Pada beberapa partisipan juga tampak adanya ketidakkonsistenan antara nilai-nilai yang dimiliki dengan perilaku seksual mereka.
Secara umum, perilaku seksual yang dianggap boleh dan tidak boleh dilakukan oleh partisipan memiliki kesamaan. Perilaku seksual yang boleh dilakukan dalam berpacaran adalah touching (pegang tangan, memeluk), dan kissing (pipi, bibir), dimana partisipan putera juga membolehkanpetting. Di sisi lain, perilaku seksual yang menurut sebagian besar partisipan mutlak tidak boleh dilakukan adalah sexual intercourse, dimana partisipan puteri mengungkapkan bahwa kissing pada leher atau tempat-tempat tertentu, dan petting juga termasuk dalam perilaku seksual yang tidak boleh dilakukan.
Terdapat seorang partisipan puteri (19 tahun) dan seorang partisipan putera (20 tahun) yang sudah biasa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, namun mereka mempunyai alasan yang berbeda. Partisipan puteri melakukan hubungan seksual dengan pasangannya karena ia merasa tengah menjalin hubungan berpacaran yang serius, sebaliknya partisipan putera justru melakukan hubungan seksual dengan pasangan-pasangannya karena ia merasa tidak menjalin hubungan yang serius sehingga tidak perlu bertanggung jawab. Tampaknya nilai-nilai seksual partisipan puteri dipengaruhi oleh saudara sekandungnya yang mempunyai perilaku seksual yang sama, namun partisipan putera tidak mempunyai saudara sekandung yang mempunyai perilaku seksual yang sama dengannya. Kedua partisipan ini tampaknya mempunyai kebebasan sosial yang sangat longgar dalam keluarganya serta hubungan yang tidak terlalu dekat dengan orang tua. Kedua partisipan ini juga tidak menunjukkan adanya pengharapan dalam bidang pendidikan.
Untuk melengkapi hasil penelitian ini sebaiknya dilanjutkan dengan penelitian lain dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sehingga diperoleh gambaran nilai-nilai seksual remaja dengan sampel yang lebih besar serta analisis yang lebih mendalam lagi mengenai hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya nilainilai seksual tertentu pada remaja."
2002
S3141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suliarto Gunawan Halim
"Infertilitas yang disebabkan oleh masalah imunologis mempunyai peranan yang belum dipahami dengan baik. Sperma sebagai Salah satu komponen reproduksi mempunyai peranan penting dalam mencetuskan timbulnya ASA yang turut menyebabkan infertilitas. Kenaikkan titer ASA diduga mempengaruhi kemampuan reproduksi.
Keanekaragaman protein pada sperma mempunyai potensi sebagai imunogen yang akan menirnbulkan respon imun yang terukur sebagai titer ASA. Titer ASA yang diukur dengan metode ELISA dengan hasil kuantitatif dibandingkan pada kelompok yang terpajan oleh satu sumber sperma dengan kelompok yang terpajan oleh beberapa sumber sperma.
Hasil pemeriksaan titer ASA dengan metode ELISA menunjukkan adanya kenaikan titer ASA yang lcbih tinggi secara bermakna pada kelompok wanita yang terpajan oleh sperma multi sumber dibandingkan dengan satu sumber. Hal ini menunjukkan adanya respons imun yang lebih kuat pada kelompok pajanan oleh beberapa sumber sperma dibandingkan dengan kelompok pajanan oleh satu sumber sperma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini
"Pada masa transisi ini, remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai mengenai seksual pranikah, karena orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya. (Sarwono, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik (jenis kelamin, usia responden dan tempat tinggal), dan pengetahuan seks pranikah terhadap sikap seks pranikah remaja di SMKN 1 Bogor tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang dimana populasi adalah seluruh siswa/siswa SMKN 1 Bogor dari kelas X-XII yang berjumlah 1347 orang. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode stratified random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 330 orang yang tersebar dari kelas X-XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 188 orang (57%) dan minoritas laki-laki yaitu 142 orang (43%), mayoritas responden berada pada kelompok remaja pertengahan yaitu 200 orang (60,6%), mayoritas responden tinggal bersama orang tuanya sebanyak 315 orang (95,5%), mayoritas responden memiliki pengetahuan seks pranikah yang baik sebanyak 322 orang (97,6%), dan mayoritas responden memiliki sikap seks pranikah yang positif sebanyak 179 orang (54,2%). Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p-value=0,000) dan pengetahuan seks pranikah (p-value=0,001) terhadap sikap seks pranikah. Namun, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tempat tinggal (p-value 0,603) dan usia responden (p-value=0,431) terhadap sikap seks pranikah.

Nowadays, teenagers who are in their transition phase do not have sufficient knowledge about premarital sex. This phenomenon happened because parents talk about sex to their children is taboo (Sarwono, 2012). In this research objective is about to find out the characteristic relationship (sex, age and place of residence) and premarital sex knowledge towards sex attitude on the teenagers in SMKN 1 Bogor 2012. This research is a quantitative type which its design is a cross sectional which requires all 1347 student population in SMKN 1 Bogor from the 10th to 12th Grade. Sampling method that used in this research is a stratified random sampling, and all collected sample is 330 people who are scattered in the 10th to 12th Grade. The result has shown that female is dominating with 188 people (57%) and male has only 142 people (43%). The dominating despondences are teenager in the middle age with 200 people (60,6%), most despondences who resides with their parents are 322 people (97,6%), and the despondences who has positive premarital sex knowledge are 179 people (54,2%). From this research there is a meaning relationship between sex (p-value = 0,000) and premarital sex knowledge (p-value = 0,001) towards premarital sex attitudes. However, there was no relationship found between place of residence (p-value 0,603), and age (p-value = 0,431) towards premarital sex attitudes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Zun Helty
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Kabupaten Kediri tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Methode Mix 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pekerjaan dengan usia nikah pertama. Usia nikah pertama berhubungan signifikan terhadap usia saat hamil pertama dan paritas, akan tetapi tidak signifikan terhadap riwayat abortus. Penting bagi pemerintah menggalakkan program pendewasaan usia pernikahan dan kurikulum kesehatan reproduksi bagi remaja di sekolah.

This research used quantitative method that aims to determine the relationship between early marriage with the reproductive output of fertile women in Kediri Regency 2013. The study design was cross-sectional and using secondary data from Improving Contraceptive Method Mix 2013. The results showed that there are a significantly relationship between education and work with early marriage. Early marriage significantly related with age at first pregnancy and parity, but not significant to the history of abortion. It is important to the government for promoting the maturation of age of marriage and make a reproductive health curriculum for young people in schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afridah
"Penelitian ini membahas tentang Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik pada berita kekerasan seksual terhadap perempuan di ‘Lampu Hijau’ selama bulan November 2012 – April 2013. Konsep yang digunakan adalah media massa, kode etik jurnalistik, pemberitaan kekerasan seksual. Pendekatan penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode analisis isi. Namun, sebagai penunjang data digunakan juga wawancara dengan pihak – pihak terkait. Koran Lampu Hijau terkenal dengan pemberitaan kejahatan terutama kejahatan seksual. Dalam menayangkan berita semacam ini, diperlukan etika, sebuah pedoman moral bagi jurnalis dalam kegiatan produksi berita. Penelitian ini menggunakan indikator berita berimbang dan tidak menghakimi, isi pemberitaan, identitas korban kekerasan seksual, hak melindungi narasumber dan berita tidak prasangka dan diskriminasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa berita kekerasan seksual terhadap perempuan di “Lampu Hijau’ masih terdapat pelanggaran Kode Etik Jurnalistik.

This study discusses the Violation of Journalistic Ethics on news of sexual violence against women in the “Lampu Hijau” during November 2012-April 2013. The concept used is the mass media, journalistic ethics, news of sexual violence. This research uses quantitative approach with a content analysis method. However, supporting interviews of related stakeholders are used to support the analysis. “Lampu Hijau” is a newspaper known for its crime reports, especially sex crimes. Ethics are required in presenting this kind of news since a moral guideline for journalists in news production. The indicators of this study are balanced and non-judgmental news, news content, identity of victims of sexual violence, the right to protect resources and the non-prejudice and discrimination news. The results showed that the news of sexual violence against women in "Lampu Hijau" is still violating the Journalistic Ethics."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Collier, Rohan, 1945-
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1998
612.6 COL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>