Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lim, William Siew Wai, 1932-
Singapore: DP Archit, 1980
307.76 LIM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Aji Syahputra
"DKI Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Namun, upaya yang hingga saat ini diterapkan oleh Pemerintah hanya berupa kebijakan transportasi dengan objektif pelaku perjalanan sehingga belum dapat mengatasi kemacetan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kesediaan perusahaan terkait kebijakan teleworking oleh Pemeritah, preferensi kebijakan teleworking pada perusahaan, dan pengaruh kebijakan teleworking terhadap tarikan perjalanan di DKI Jakarta. Penelitian ini berbasis pada sebaran data yang dianalisis dengan metode statistik deskriptif dan statistik nonparametrik seperti data terpusat, distribusi data, uji normalitas, dan uji komparasi. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penetap kebijakan perusahaan. Data tersebut terdiri atas identitas perusahaan dan preferensi perusahaan terkait skema teleworking. Dalam pengolahan data, sampel dikelompokkan menjadi tiga klaster sampel yaitu Perusahaan yang bergerak di bidang Produk, Jasa, dan Start Up. Ketiga klaster sampel tersebut dibagi menjadi dua sektor sampel berdasarkan sistem kerja yang diterapkan saat pascapandemi, yaitu WFO dan WFH. Kurva kumulatif dan nilai terpusat diperoleh untuk dapat menganalisis perbedaan tingkat kesediaan tiap sektor perusahaan terkait preferensi skema teleworking. Berdasarkan hasil kurva kumulatif dan nilai terpusat, terdapat perbedaan tingkat kesediaan di tiap sektor sampel perusahaan terkait skema teleworking. Uji komparasi dilakukan dengan membandingkan tiap sektor hingga klaster sampel untuk menganalisis signifikansi perbedaan skema teleworking. Kedua perusahaan yang memiliki hasil signifikansi tidak berbeda signifikan akan menerapkan skema teleworking yang sama. Berdasarkan uji komparasi Mann Whitney, dihasilkan dua golongan perusahaan dengan skema teleworking yang berbeda. Selain itu, dilakukan uji komparasi terhadap tiap nilai terpusat yang diperoleh untuk mendapatkan nilai yang representatif pada tiap golongan perusahaan yang terbentuk. Berdasarkan analisis tersebut, Golongan I (Produk dan Jasa WFO) diberikan dispensasi bekerja secara remote sebesar 60% pekerja dan 12 hari dalam sebulan. Sementara itu, Golongan II (Start up dan Jasa WFH) diberikan dispensasi bekerja secara remote dengan 80% pekerja dan 16 hari dalam sebulan. Dengan menyesuaikan kondisi saat ini, sebagian besar perusahaan kembali menerapkan WFO, penerapan kebijakan teleworking sebagai strategi TDM mampu mengurangi tarikan perjalanan sebesar 60% di DKI Jakarta.

DKI Jakarta is a metropolitan city in Indonesia with a high level of congestion. However, the efforts that have been implemented by the Government so far have only been in the form of transportation policies with the objective of travellers, so they have not been able to overcome congestion optimally. This study aims to analyze the different willingness of companies regarding teleworking policies by the Government, the preferences of companies regarding teleworking policies, and the influence of teleworking policies on travel attraction in DKI Jakarta. This research is based on the distribution of data analyzed by descriptive statistical methods and nonparametric statistics such as centralized data, data distribution, normality tests, and comparison tests. Research data was obtained by distributing questionnaires online to company policymakers. The data consists of corporate identity and company preferences regarding teleworking schemes. In data processing, the samples were grouped into three sample clusters, namely companies engaged in products, services, and startups. The three sample clusters were divided into two sample sectors based on the work systems implemented during the post-pandemic period, namely WFO and WFH. Cumulative curves and centered values are obtained to be able to analyze the different willingness of each company sector regarding preferences for teleworking schemes. Based on the results of the cumulative curve and centered value, there are different willingness in each sector of the sample companies regarding teleworking schemes. Comparative tests are carried out by comparing each sector to sample clusters to analyze the significance of differences in teleworking schemes. The two companies whose results are not significantly different will apply the same teleworking scheme. Based on the Mann Whitney comparative test, two groups of companies with different teleworking schemes were produced. In addition, a comparative test was carried out on each centered value obtained to obtain a representative value for each group of companies formed. Based on this analysis, Group I (WFO Products and Services) are given the dispensation of working remotely for 60% of workers and 12 days a month. Meanwhile, Group II (Start up and WFH Services) are given the dispensation of working remotely with 80% of workers and 16 days a month. By adjusting to current conditions, most companies are re-implementing WFO, implementing teleworking policies as a TDM strategy, which is able to reduce travel attraction by 60% in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Nu’man Fadhil
"Cities in developing countries are facing intertwined urban mobility challenges: urban sprawl and traffic jam.Having not enough reliable and standardized public transport supply means the residents are forced to opt for traveling by private vehicles such as cars or motorcycles. There is a swell of tailpipe emission and economic losses due to traffic jam. Overcoming urban sprawl and at the same time building massive public transport is not an easy feat to accomplish, as both require immense investments and years of construction. Therefore, citiesmust have innovative plans to increase public-transport coverage and articulate density through paratransit formalization & digitalization, demand management, and land consolidation."
Jakarta: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, 2021
658 JIPM 4:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Hana Dewi Kinarina
"Pengaruh Instagram dalam membentuk orientasi kosmopolitan masyarakat urban kontemporer pada budaya makan di kafe atau restoran telah mereproduksi logika imperialisme budaya guna memproyeksikan citra kosmopolitan pada menu, penyajian menu, dan suasana kafe atau restoran. Reproduksi logika ini menghadirkan ketidaksesuaian pada budaya makan tersebut yang merugikan masyarakat urban kontemporer sebagai konsumen harian kafe atau restoran sekaligus melanggengkan kekerasan simbolik terhadap budaya makan tertentu. Oleh karena itu, studi ini mengeksplorasi permasalahan yang muncul dari budaya makan masyarakat urban kontemporer tersebut beserta tanggapan @_Sadfood sebagai perantara budaya digital dan masyarakat urban kontemporer yang terjaring pada akun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa logika imperialisme budaya direproduksi dengan tetap menyuperioritaskan atribut budaya makan ala Barat, membaratkan cita rasa lokal, serta mengeksploitasi estetika visual. Menanggapi permasalahan tersebut, @_Sadfood memperlihatkan sikap ambigu yang didasarkan pada penerimaan Instagram sebagai pasar kosmopolitan saat ini, sehingga menunjukkan penerimaan terhadap praktik komodifikasi pada menu barat 'otentik' dan berbagai menu dengan tampilan estetik sekaligus pula dengan tegas menolak menu glokal yang kebarat-baratan. Di sisi lain, analisis kolom komentar @ _Sadfood menyimpulkan bahwa orientasi kosmopolitan masyarakat perkotaan kontemporer bersifat pragmatis, yang berfokus pada pengalaman makan sebagai modal budaya untuk melegitimasi identitas sosial sebagai bagian dari kehidupan urban kontemporer.

The influence of Instagram in shaping the cosmopolitan orientation of contemporary urban society on its cafe and restaurant culture has reproduced the logic of cultural imperialism in order to project cosmopolitan image in the menus, the menu presentations, and the atmosphere of the cafe or restaurant. Therefore, this study explores the problems emerging from such contemporary urban food culture and the responses of @_Sadfood as the digital cultural intermediary as well as contemporary urban society networked on this account. The results of this study point out that the logic of cultural imperialism is reproduced by consistently glorifying the western food cultural attributes, westernizing local menus, and exploiting the aesthetic visuals. Regarding these issues, @_Sadfood ambiguously responds by focusing on the acceptance of Instagram as the current cosmopolitan marketplace so that this account accepts both the commodification of ‘authentic’ western menus and various menus with aesthetic presentation while also firmly resists westernized glocal menus. On the other hand, the analysis of @_Sadfood’s comment section conclude that the cosmopolitan orientation of contemporary urban society is pragmatic which focuses on the eating experiences as cultural capital to legitimize contemporary urban’s social identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kampung kota tidak bisa dipisahkan dari kota dan perkembangan kota, lebih-lebih bagi Bandung sebagai kota keempat terpadat di Indonesia. Pada 402 luasan hektar lahan, terdapat 205.465 penduduk. Populasi selalu memiliki keterkaitan dengan masalah perumahan, termasuk bagi kota Bandung, dari 139 kelurahan, tercatat 60 dalam kondisi buruk, hanya 17 pada kondisi yang baik. Kota selalu berkembang, sementara tanah tidak, kemudian masalah menjadi semakin rumit, terjadi invasi lahan terhadap permukiman oleh berbagai jenis fungsi. Konflik lahan selalu menjadi isu sehari-hari, juga di Kota Bandung. Ruang juga arsitektur mendapatkan gangguan , semakin buruk dari hari ke hari. Pemerintah kota memiliki wewenang untuk mengatur hal tersebut tapi masalah selalu muncul karena terjadi pembangunan sebagai Negara berkembang, meskipun suatu kota adalah kota yang terencana. Selalu terjadi kenyataan tidak seperti rencana. Mengkaji dari perkembangan kota di Negara maju, meskipun suatu kota adalah kota yang terencana, hal tersebut sulit dihindari. Terjadi peningkatan invasi lahan , yang diperebutkan adalah lokasi, lokasi dan lokasi, pengusiran selalu terjadi sementara terhadap penduduk-penduduk illegal. Pada kondisi ini hendaknya peneliti menjadi fasilitator. Terlebih penelitian mengenai aplikasi manajemen lahan masih sangat terbatas untuk kota-kota di Indonesia. Adapun penelitian ini adalah sebuah cara untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"
710 JIAUPI 8:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isye Lily Amelia
"Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan, peluang, kendala dan potensi pengembangan aktivitas sekuritisasi tagihan KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA) pada bank yang menjadi pelopor aktivitas tersebut. Bagi bank, sekuritisasi aset menjadi alternatif strategi pendanaan jangka panjang yang ditujukan untuk mengatasi masalah mismatch antara pembiayaan kredit bertenor panjang dengan sumber dana jangka pendek. Dana segar hasil sekuritisasi dapat membantu bank memperbesar kapasitas pembiayaan KPR bagi masyarakat. Dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala pemasaran produk KIK-EBA, karena relatif baru bagi investor. Namun, mengingat kebutuhan perumahan tinggi dan untuk pembiayaannya membutuhkan dana yang besar, maka kedepannya sekuritisasi aset akan semakin berkembang dengan dukungan semua pihak yang terlibat.

The purpose of this study is to know the implementations, opportunities,obstacles and development of mortgage asset securitization through Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) at one bank that became a pioneer in securitization. This activity has become an alternative strategy for long term financing to resolve mismatch problems between lending and third party fund. The proceeds of mortgage asset securitization could enhance bank's capacity in lending. However, this kind of investment (EBA) still new in Indonesia and takes time to improve. In the future, EBA will take an important role in the financing market since the demand of housing is high. Nevertheless, the need of housing is absolutely high in the society and for financing the mortgages, bank needs a huge of funds. In the future, this kind of activity will be growing with some support from all parties."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31533
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Fajriyah
"ABSTRAK
Artikel ini tentang pergeseran pola konsumsi pada masyarakat urban kelas menengah, yang merupakan hasil dari adanya transportasi online sebagai alternatif penyedia layanan konsumsi karena permasalahan di perkotaan dan kemudahan bertransaksi. Pergeseran pola konsumsi tersebut berupa metode pembayaran dan berubahnya makna leisure pada masyarakat. Studi sebelumnya mengemukakan belanja online dan lingkungan sosial menggeser pola konsumsi masyarakat. Penulis sependapat dengan studi sebelumnya dari Lunn Suman, 2002; Keisidou, Sarigiannidis Maditinos, 2011; Dini Hidayat, 2013 dan Delormier, Frohlich Potvin, 2009; Johnston, Rodney Szabo, 2012; Sebayang, Yusuf Priyatama, 2011, namun penulis melengkapi dengan konsep transportasi online. Penulis berargumen terjadinya pergeseran pola konsumsi karena adanya transportasi online dan berubahnya makna leisure. Pergeseran pola konsumsi tersebut terjadi karena adanya transaksi dengan metode pembayaran non-tunai pada aplikasi transportasi online. Begitu juga pada perubahan makna leisure, terlihat dari masyarakat melakukan leisure dengan tujuan ldquo;to see rdquo; menjadi ldquo;to be seen rdquo; setelah menggunakan transportasi online. Studi ini menggunakan kasus pada masyarakat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat yang merupakan perumahan kelas menengah. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif data primer yaitu pada perempuan dewasa berkeluarga yang melakukan kegiatan harian di rumah, observasi serta data sekunder yaitu dengan menggunakan studi-studi sebelumnya.

ABSTRACT
This article is about shifting consumption patterns in middle class urban communities, which is the result of online transport as an alternative to consumption service providers due to urban problems and ease of transactions. The shift in consumption pattern is in the form of payment method and changing the meaning of leisure in society. Previous studies have suggested online shopping and social environment are shifting people 39 s consumption patterns. The author agrees with previous studies from Lunn Suman, 2002 Keisidou, Sarigiannidis Maditinos, 2011 Dini Hidayat, 2013 and Delormier, Frohlich Potvin, 2009 Johnston, Rodney Szabo, 2012 Sebayang, Yusuf Priyatama, 2011, but the authors complete with the concept of online transportation. The authors argue that there is a shift in consumption patterns due to online transport and the changing of leisure meaning. This shift in consumption patterns occurs because of transactions with non cash payment methods in online transport applications. Likewise in the change in the meaning of leisure, seen from the public to do leisure with the goal of to see to to be seen after using the online transport. This study uses cases in residential communities Khayangan Enchantment, Depok, West Java which is a middle class housing. Methods in this study using qualitative methods of primary data that is in adult married women who perform daily activities at home, observation and secondary data that is by using previous studies."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Daniel Rosihan
"ABSTRAK
Terdapat dua jenis layanan komunikasi bergerak di Indonesia yaitu, selular wireless dan Fixed wireless Access (FWA). FWA terdiri dari 4 operator yaitu Flexi, Esia, Star One dan Fren. Secara teknologi FWA dan selular memiliki kesamaan, sama-sama memiliki kemampuan untuk mobile. FWA di batasi melalui regulasi, dengan mobilitas terbatas. Penomoran FWA akan bersifat lokal, hampir sama dengan PSTN dan mobalitasnya hanya bisa di satu kode area saja. Dengan pembatasan tersebut, FWA akan menikmati Biaya Hak Pakai (BHP) ISR (Izin Stasion Radio) yang jauh lebih rendah dari biaya selular wireless. Sehingga sampai dengan tahun 2007 tarif layanan FWA jauh lebih murah di banding seluler. Akibatnya pertumbuhan kinerja operator FWA cenderung sehat, salah satunya Flexi sebagai operator yang menguasai lebih dari 50% pangsa pasar FWA.
Akan tetapi di tahun 2007 terjadilah perubahan di pasar wireless, di awali dengan perang harga di operator seluler yang berakibat pada menurunnya biaya rata-rata per-menit dari layanan seluler. Kemudian perubahan regulasi BHP dari berbasis ISR ke Pita, yang menyebabkan biaya BHP antara FWA dan selular sama. Akibat dari kondisi ini, terjadi penurunan kinerja dari operator-operator FWA, sehingga di akhir 2011 Flexi mengalami kerugian. Begitu pula dengan operator-operator lainnya seperti Fren dan Esia yang juga mengalami kerugian.
Dari hasil analisa, strategi diversifikasi merupakan strategi yang cocok untuk di terapkan di Flexi. Ada tiga strategi alternative dari Flexi, yaitu:
1. Mengajukan lisensi baru selain dengan lisensi FWA, sehingga layanan Flexi tidak hanya layanan dengan mobilitas terbatas.
2. Infrastruktur Sharing dengan operator lain untuk menekan biaya opex
3. Mengembangkan layanan baru seperti broadband dan LTE, dengan Joint Venture (JV) operator-operator CDMA yang lain di frekuensi 800 Mhz.

ABSTRACT
There are two types mobile communications in Indonesia, wireless cellular and Fixed Wireless Access (FWA). FWA consist of four operators, which are Flexi, Esia, Star One and Fren. Base on the technology both FWA and cellular have similarities for mobility. However, FWA is limited by regulation, with limited mobility. FWA has a local numbering, almost similar to PSTN with the mobility merely in one area code. Hence FWA will have a lower Utilization Right Fee (URF) for Radio Station License (RSL) than wireless cellular. Hence until 2007, FWA tariff services are cheaper than cellular. The result of that, the growth performance of FWA operator tends healthier, one of which is Flexi as an operator controlling more than 50% FWA market share.
However, in 2007 there was a change in the wireless market, it’s beginning with the price war in the cellular operator which resulted in the decrease of the average cost per minute of cellular services. Then URF regulation has changed from RSL based to spectrum based, which lead to the same cost of URF for FWA and mobile. As a result of these conditions, a decline in the performance of FWA operators, so that at the end of 2011 Flexi suffers financial loss. Similarly the other operators such as Fren and Esia experience finance loss too.
Base on the analysis result, diversification strategy are the appropriate strategy to implementation on Flexi. There are three alternative of Flexi:
1. Propose new license beside FWA License, hence the Flexi service not only in limited mobility.
2. Sharing infrastructure with other operator to reduce Opex cost
3. Develop new service such as broadband and LTE service, by do a Join Venture (JV) with another CDMA operator at 800 MHz frequency."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ogiee Rakha Fauzan
"Pertambahan penduduk merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 271 juta jiwa dan 56% diantaranya tinggal di pulau Jawa (Badan Pusat Statistik, 2014). Hal ini menyebabkan intensitas aktivitas antropogenik meningkat, sehingga mengakibatkan limpasan limbah yang besar yang dibuang ke sistem sungai. Pencemaran ini dapat ditemukan baik di kolom air maupun di sedimen yang telah terakumulasi dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polutan di sungai-sungai perkotaan yang berada di wilayah Jabodetabek, menganalisis hubungan antara penggunaan lahan dan kualitas sungai dan memberikan rekomendasi mengenai opsi remediasi yang akan dilaksanakan. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel yang berada di hulu Sungai Ciliwung dan beberapa titik yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Pengujian yang dilakukan meliputi parameter organik dan unsur logam berat. Parameter organik berupa DO, TN, TP, TOC, pH, suhu dan TSS. Hasil analisis tata guna lahan dan jarak garis lurus setiap pengambilan sampel ke bagian hilir Sungai Ciliwung dikaitkan dengan data yang telah diperoleh dari pengujian sampel. Analisis logam berat dilakukan dengan menghitung nilai indeks geoakumulasi, dimana komposisi logam berat pada setiap titik pengambilan sampel dibandingkan dengan nilai latar belakang atau hulu Sungai Ciliwung. Ditemukan adanya unsur-unsur seperti Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb dan Re yang menjadi beban pencemaran terbesar di lokasi tersebut. Setelah melalui perhitungan indeks geoakumulasi, ditemukan bahwa Sungai Mookervart tergolong pencemaran ekstrim. Sehingga Sungai Mookervart menjadi pilihan utama dalam melakukan pemulihan melalui metode remediasi. Metode remediasi yang disarankan adalah pengerukan atau dredging karena geometri Sungai Mookervart cenderung kecil. Secara teknis, pengerukan Sungai Mookervart sepanjang 2,16 km akan menelan biaya sekitar 8 miliar rupiah dan membutuhkan waktu 10 hari untuk menyelesaikan perbaikan.

Population growth is an unavoidable phenomenon. In Indonesia alone there are approximately 271 million people and 56% of them live on the island of Java (Central Bureau of Statistics, 2014). This causes the intensity of anthropogenic activity to increase, resulting in large waste runoff being discharged into the river system. This pollution can be found both in the water column and in sediments that have accumulated over a long period of time. This study aims to identify pollutants in urban rivers located in the Greater Jakarta area, analyze the relationship between land use and river quality and provide recommendations on remediation options to be implemented. Data collection was carried out by taking samples in the upper reaches of the Ciliwung River and several points scattered in the Greater Jakarta area. The tests carried out include organic parameters and heavy metal elements. Organic parameters in the form of DO, TN, TP, TOC, pH, temperature and TSS. The results of the land use analysis and the straight line distance of each sampling to the lower reaches of the Ciliwung River are associated with the data that has been obtained from sample testing. Heavy metal analysis was carried out by calculating the geoaccumulation index value, where the composition of heavy metals at each sampling point was compared with the background value or the upstream of the Ciliwung River. It was found that the presence of elements such as Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb and Re which became the biggest pollution burden at that location. After going through the calculation of the geoaccumulation index, it was found that the Mookervart River is classified as extreme pollution. So that the Mookervart River becomes the main choice in carrying out recovery through the remediation method. The recommended remediation method is dredging or dredging because the geometry of the Mookervart River tends to be small. Technically, dredging the 2.16 km Mookervart River would cost around IDR 8 billion and take 10 days to complete the repairs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hart, B.H. Liddell
New York: Frederick A. Praeger, 1961-1965
940.3 HAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>