Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriah
"Skripsi ini membahas tenting penggunaan alat-alat kohesif yang terdapat dalam wacana Pak Belalang dan wacana Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kekohesifan kedua wacana tersebut, bagaimana penggunaan alat-alat kohesifnya, apa persamaan dan perbedaannya. Terakhir alat kohesif apa yang dominan dipergunakan pada kedua wacana tersebut. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, dan di dalam hierarki gramatikal berkedudukan sebagai satuan yang tertinggi. Wacana merupakan satuan bahasa yang tidak terbatas dalam jumlah kalimat dan kalimat-kalimat itulah yang merupakan komponen konstruksi wacana. Kalimat-kalimat dalam wacana itu tidak terlepas-lepas begitu saja, melainkan saling berpautan dengan kalimat-kalimat yang lain secara semantis tekstual membentuk kesatuan yang utuh sebagai suatu wacana. Kohesi adalah istilah yang menunjuk pada perpautan kalimat-kalimat itu, yang membatasi kumpulan kalimat itu sebagai suatu wacana. Dengan menghubungkan kalimat-kalimat itu secara kohesif. dapat diketahui tingkat kekohesifan wacana itu. Kohesi ditandai of eh pemarkah-pemarkah yang menghubungkan kalimat-kalimat yang terdapat di dalam wacana itu. Pemarkah-pemarkah itu berupa alat-alat kohesif, yang terdiri dari pengacuan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), konjungsi (conjunction), dan leksikon (lexicon). Dilihat dari tingkat kekohesifannya, ternyata wacana Pak Belalang Iebih kohesif daripada wacana Jakarta. Dan berkaitan dengan penggunaan alat-alat kohesifnya, kedua wacana tersebut memperlihatkan penggunaan alat-alat kohesif yang tidak sebanding (tidak sama). Urutan intensitas pemakaian alat-alat kohesif pada Pak Belalang adalah leksikon, pengacuan, pelesapan, konjungsi, dan penggantian. Urutan intensitas pemakaian alat-alat kohesif pada wacana Jakarta adalah leksikon, pengacuan, konjungsi, penggantian, dan pelesapan. Untuk menyampaikan isi cerita, Pak Belalang dan Jakarta sama-sama membuat variasi-variasi. Variasi-variasi tersebut dapat berupa repetisi, pronomina, sinonim, atau penggantian. Alat kohesif yang dominan dipergunakan pada Pak Belalang dan Jakarta adalah leksikon, dan unsur leksikon yang paling dominan adalah repetisi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pudjawati
"Pak Belalang (disingkat:PB) adalah cerita rakyat yang popular. Selama ini penelitian terhadap suatu cerita umumnya dilakukan dari segi Sastra. Melalui penelitian dari segi linguistik-relasi antarkalimat--cerita PB akan dibuktikan keutuhannya sebagai suatu wacana. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan, dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) menyusun kalimat _kalimat dalam teks PB secara vertikal; 2) menentukan bagian_bagian wacana dalam teks PB; 3) menentukan batas-batas epi_sode dalam Inti Wacana (IW); 4) meneliti relasi antarkalimat dalam teks PB pada setiap bagian wacana teks PB-- Pembuka Wacana (Pm.W), Inti Wacana (1W), dan Penutup Wacana (Pn.W) --serta setiap episode dalam IW berdasarkan aspek gramati_kal. aspek leksikal, dan aspek semantis; 5) menghitung fre_kuensi pemakaian jenis paduan satuan wacana yang termasuk dalam ketiga aspek tersebut di atas. Dari penelitian dapat diketahui: 1. Berdasarkan aspek gramatikal, leksikal, dan semantis kalimat-kalimat yang terdapat di ketiga bagian wacana--Pm.W, IW, dan Pn.W--- dan dalam episode-episode IW saling berpautan. Hal ini membuktikan bahwa teks PB adalah sua_tu wacana secara utuh. 2. Pertautan yang terjadi di ketiga bagian tersebut telah menbentuk pola teks PB sebagai suatu lingkaran. 3. Kutuhan teks PB ditunjang oleh aspek gramatikal sebesar 28,.16%, aspek leksikal sebesar 44,66%, dan aspek semantis 27, 1%. 4. Dari ketiga aspek tersebut ada tujuh jenis paduan yang cu_kup tinggi frekuensi pemakaiannya: a) repetisi (aspek leksikal); b) hubungan kausal (aspek antis); c) anafora (aspek gramatikal); d) substitusi (aspek. gramatikal) ; e) elipsis (aspek gramatikal); f) hubungan parafratis (aspek semantis); g) sinonim (aspek leksikal)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chani Dianingrum
"Penulis tertarik untuk menganalisis wacana, dalam hal ini tiga cerita pendek karya Irvin Shaw, karena penulis ingin membuktikan apakah pendapat yang diajukan oleh Halliday dan Hasan benar; yaitu bahwa medan, sarana, dan pelibat wacana dan alat kohesi saling mempengaruhi satu sama lain untuk menegaskan suatu wacana. Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1.memerikan alat-aalat kohesi apa saja yang digunakan oleh seorang pengarang dalam karya-karyanya. 2.Menemukan pengaruh medan, sarana, dan pelibat wacana terhadap alat-alat kohesi yang dipakai. Data yang diambil adalah: 1.Cerita pendek The Girl in Their Summer Dresses. 2. Cerita pendek Nightf Birth, and Opinion.3.Cerita pendek Age of Reason. Ketiga cerita pendek ini adalah karya Irvin Shaw.Korpus data tersebut dianalisis dengan menggunakan seperangkat alat kohesi yang diajukan oleh Halliday dan Hasan dalam bukunya yang berjudul Cohesion in English, dan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iaanatul Choiriyah
"Skripsi ini menjelaskan hasil penelitian mengenai koherensi dan kohesi dalam membentuk keutuhan wacana dalam Dunia Sato Kewan. Penelitian ini diawali pentingnya keutuhan wacana sebagai sarana penyampaian informasi. Jika suatu wacana tidak utuh, maka wacana tersebut akan menjadi sulit dipahami. Apabila wacana tersebut tidak dipahami, maka usaha penyampaian informasi yang dimaksudkan akan tidak tercapai. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui penanda formal koherensi, mengingat keutuhan wacana pada aspek ini berada pada tataran semantis; dan mengetahui bagaimana penanda formal pada kohesi menciptakan keutuhan pada sebuah wacana. Penelitian menggunakan konsep keutuhan wacana yang dipaparkan Halliday dan Hasan (1976), Kridalaksana (1978), Lubis (1993a) yang membahas keutuhan dalam wacana berbahasa Inggris dan Indonesia. Sementara Soedaryanto (1992) digunakan sebagai pendekatan terhadap onjek penelitian yang berbahasa Jawa. Konsep-konsep tersebut digunakan karena saling mendukung dan melengkapi. Dengan menerapkan beberapa konsep tersebut diharapkan tujuan penulisan, yang telah disinggung sebelumnya, dapat tercapai. Metode umum yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian mengenai koherensi menemukan beberapa penanda formal berupa konjungsi dan pronomina demonstratif. Sementara mengenai kohesi, mengetahui penanda formalnya membangun keutuhan wacana dengan mempertahankan kesinambungan topik informasi dan menciptakan keadaan saling merujuk. Dengan merinci beberapa persyaratan utuh tidaknya sebuah wacana, penulis pada penelitian ini menemukan indikator sebuah wacana yang baik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini dapat memperlihatkan kepada penulis dan khalayak umum mengenai pembentukan wacana yang baik dan mempermudah pemahaman, sehingga tujuan untuk menyampaikan informasi dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati A. Assegaf
"Latar Belakang
Perekonomian internasional yang terbuka merupakan prasyarat bagi sistem perdagangan yang aman dan damai. (Rosecrance R ; 1986). Amerika Serikat yang merupakan negara maju dengan segala pranata-pranata yang mengatur ekonomi internasional, seperti The International Monetary Fund dan The General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), cenderung mewujudkan prinsip-prinsip pasar bebas liberal sesuai dengan ideologi Amerika. Demikian juga kerangka kerja yang memungkinkan pengembangan korporasi-korporasi transnasional. Susan Strange dalam bukunya States and Markets menyatakan bahwa kekuatan Amerika Serikat dalam ekonomi dunia telah meningkat sebagai akibat dari produksi transnasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Hisaanah Adhwa
"Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan produk perawatan pria tumbuh cukup signifikan. Fenomena ini menarik banyak investor yang mendorong industri periklanan untuk membuat iklan baru dan inovatif yang menarik perhatian publik dan menjual produk dengan lebih baik. Pantene sebagai merek besar yang berspesialisasi dalam produk perawatan rambut juga telah membuat beberapa iklan progresif terkait dengan isu gender terkini. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menyelidiki bagaimana gagasan tentang gender diekspresikan melalui aspek multimodal yang digunakan dalam iklan Pantene Australia dan Indonesia menggunakan teori Halliday Systemic Functional Linguistics (1994), Kress and van Leeuwen Visual Grammar (2006), dan Anstey and Bull's multimodal semiotic system (2010). Data yang digunakan adalah dari iklan Pantene Australia “DareToDoXtra” dan Pantene Indonesia “Miracles Hair Supplement Baru” yang dikumpulkan dari YouTube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantene Australia dan Indonesia sama-sama mengindikasikan upaya untuk mempromosikan ide fluiditas gender melalui iklan mereka. Namun, analisis lebih lanjut pada aspek multimodal mengungkapkan adanya beberapa pendekatan bahasa berbasis gender yang umumnya dikaitkan dengan ideologi feminitas. Karena sifatnya yang kontradiktif, kehadiran pendekatan bahasa berbasis gender dalam bentuk apapun akan mengurangi makna utama dari pesan fluiditas gender yang ingin disampaikan oleh kedua iklan tersebut.

In recent years, the demand for male grooming products have been growing quite significantly. This phenomenon attracts a large number of investors prompting the advertising industry to create fresh and innovative advertisements that draw public attention and sell products better. Pantene as a global brand that specializes in hair care products has also made several progressive ads in association with current gender issues. In this research, the researcher aims to investigate how ideas about gender are expressed through the multimodal aspects being employed in Pantene Australia and Indonesia ads by means of Halliday Systemic Functional Linguistics (1994), Kress and van Leeuwen's Visual Grammar (2006), and Anstey and Bull's multimodal semiotic system theory (2010). The data used are from Pantene Australia “DareToDoXtra” ad and Pantene Indonesia “Miracles Hair Supplement Baru” collected from YouTube. The results suggest that Pantene Australia and Indonesia both indicate an attempt to promote the idea of gender fluidity through their ads. However, further analysis on its multimodal aspects reveals the presence of numerous gender-based approaches typically linked with the prevalent ideologies of femininity. Due to its contradictory nature, the presence of a gendered language in any form, negates/diminishes the focal message of gender fluidity that both ads try to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Badara, 1971-
Jakarta: Kencana, 2014
401.41 ARI a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rachma Yunita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S4695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Juwita
"Penelitian ini membahas penggunaan kosakata oleh laki-laki dan perempuan dalam wacana deskriptif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan persamaan dan perbedaan penggunaan kosakata oleh laki-laki dan perempuan serta melihat hubungannya dengan stereotip gender. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif untuk memaparkan penggunaan kosakata oleh laki-laki dan perempuan dalam wacana deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori wacana, gambar, persepsi dan gender. Kesimpulan yang didapat adalah perempuan menggunakan kosakata yang lebih bervariasi dan detil daripada laki-laki.

This research discussed about the using vocabulary by men and women in the descriptive discourse. This research?s purpose is to explain the similarity and differences in using vocabulary by men and women and also see the connection with the gender stereotype. The method that used is descriptive method to explain the using vocabulary by men and women in descriptive discourse. Theories that used is the theory of discourse, picture, perception, and gender. The conclusion is women used vocabulary more varied and detail than man.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11042
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>