Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ervina Dyah Kumala Janti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaktis konjungsi lalu dalam rubrik Arena Kecil majalah Bobo. Populasi data penelitian ini adalah majalah anak-anak, dan sampelnya adalah majalah Bobo yang terbit April 1997 sampai dengan April 1998 (1 tahun terbit). Data kebahasaan yang menjadi fokus penelitian adalah konjungsi Lalu dan akan dianalisis dengan menggunakan analisis konstituen langsung. Garis besar hasil penelitian yang hendak dicapai adalah (1) mendeskripsikan perilaku sintaktis konjungsi lalu; (2) mengungkapkan pemakaian kata lalu oleh anak-_anak dalarn rubrik itu sebagai perbendaharaan pasif bahasa Indonesia anak-anak yang pasti memiliki keterkaitan dengan perbendaharaan aktifnya. (3) mengungkapkan bahasa anak-anak yang terdapat di rubrik Arena Kecil majalah Bobo. Dengan diperolehnya gambaran pemakaian kata Lalu dalarn rubrik Arena Kecil majalah Bobo, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para peminat bahasa, khususnya bahasa anak-anak, dan para pakar bahasa untuk membuat perencanaan, pembinaan, dan pengembangan pemakaian bahasa Indonesia untuk anak-anak"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S10829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MIMBAR 25(1-2)2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Andari Eka Putri
"Majalah Bobo adalah salah satu majalah anak populer di Indonesia. Majalah ini berasal dari Belanda yang memuat cerita keluarga Bobo. Bobo sebagai karakter utama memiliki keluarga dengan nama-nama yang menarik. Artikel ini membahas bagaimana perjalanan majalah Bobo dari Belanda ke Indonesia dan penerjemahan tokoh-tokoh keluarga Bobo dalam majalah Bobo Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan studi kepustakaan dan wawancara melalui mediasi teknologi. Pada awal perjalanannya di tahun 1970-an, majalah Bobo di Indonesia mengalami hambatan dalam menyesuaikan isi majalah dengan karakter Indonesia. Namun, akhirnya berhasil mendapat persetujuan pihak Oberon BV (pemilik mayoritas saham majalah Bobo Belanda) dan membuat mereka terkesan karena meningkatkan jumlah minat pembaca di Indonesia. Nama-nama tokoh cerita keluarga Bobo dalam bahasa Belanda memiliki arti yang berkaitan dengan karakter tokoh cerita. Di Indonesia nama-nama tokoh tersebut diterjemahkan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia lalu disesuaikan dengan karakter budaya Indonesia.

Bobo Magazine is one of the popular children's magazines in Indonesia. This magazine originated in the Netherlands which contains the story of the Bobo family. Bobo as the main character has a family with interesting names. This article discusses the journey of Bobo magazine from the Netherlands to Indonesia and the Bobo family characters in Bobo Indonesia magazine. The method used is a historical method with literature studies and interviews through technological mediation. In the beginning of its journey, Bobo magazine in Indonesia experienced obstacles in adjusting the content of the magazine to Indonesian characteristics. However, this idea managed to get the approval of Oberon BV (the majority owner of the shares of Bobo magazine Netherlands) in the end and impressed them because it increased the amount of reader interest in Indonesia. The names of the characters in the Bobo family in Dutch have meanings related to their traits. In Indonesia, the names of these characters are translated from Dutch into Indonesian and adapted to Indonesian culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Betty R.
"Penelitian mengenai Konjungsi Antarkalimat Bahasa Indonesia yang ditujukan untuk mempelajari perilaku sintaktis konjungsi ini. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah data yang diperoleh melalui pencatatan kalimat-kalimat yang mengandung konjungsi yang menghubungkan dua atau lebih kalimat. Sumber data-data dalam penelitian ini adalah media cetak berupa maja1ah dan Surat kabar yang nenggunakan bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini diperoleh identitas Konjungsi Antarkalimat ini, yaitu keterikatannya, posisi dan pola pemakaiannya dan urutan unsur yang dihubungkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soani H. Goenawan
"Dalam kalimat Belanda kita sering menjumpai kata AL5 yang bertugas sebagai konjungsi., cantoh ALS mijn vriend met de fiets komt, kunnen we samen een tochtje makes. Jika kawan saya datang bersepeda, kita dapat bertamasya bersama-sama. (Geerts, 1884: 974) Konjungsi adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf (Kridalaksana, 1982: 90). Konjungsi dalam kalimat Belanda dibedakan atas konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif menghubungkan kata dengan kata kelompok kata dengan kelompok kata atau antar kalimat yang setara (Damsteegt, 1984: 1538). Konjungsi Subordinatif menghubungkan klausa terikat dengan klausa utama atau antar klausa terikat yang tidak setara (Damsteegt, 1984: 1538).Kita sering menjumpai bahwa ALS dalam kalimat dapat muncul baik sebagai konjungsi koordinatif maupun sebagai konjungsi subordinatif. Sebenarnya, ALS tidak muncul sebagai konjungsi koordinatif melainkan muncul sebagai konjungsi korelatif. Kesalahpahaman ini dapat terjadi karena konjungsi koordinatif dan konjungsi ko_relatif bertugas sebagai konjungsi dalam koordinasi. Gabungan ALB dengan ZOWEL dalam kalimat merupakan salah satu contoh konjungsi korelatif, contoh ZOWEL opa ALS oorn Toon brachten een pop mee."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna
"Penelitian ini membahas masalah konjungsi korelatif tidak hanya.,. tetapi juga... ; bukan hanya.., melainkan juga... ; apakah... atau... ; bukan hanya... tetapi juga... demikian,., sehingga... ; balk... maupun... ; entah... entah... ; maknn... maknn... ; bukan... melainkan... , Tujuan Penelitian adalah mendeskripsikan perilaku konjungsi korelatif Bahasa Indonesia berdasarkan sudut sintaktis dan semantis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Novianty Marlan
"Tesis ini membahas konseptualisasi metafora emosi dalam rubrik konsultasi majalah mingguan wanita Femina. Masalah yang diketengahkan dalam tesis ini adalah pengungkapan verbal emosi dalam rubrik konsultasi majalah Femina yang berbentuk metafora, serta pengaruh latar belakang masyarakat bahasa Indonesia terhadap konsep metafora emosi bahasa Indonesia. Tujuan penulisan tesis ini untuk mengungkapkan konseptualisasi metaforis emosi dalam bahasa Indonesia dan menunjukkan pengaruh latar belakang budaya penutur dalam pembentukan metafora emosi bahasa Indonesia, apakah bersifat universal atau bersifat khas? Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua majas digunakan untuk ungkapan emosi. Pembentukan metafora emosi menunjukkan konsep yang bersifat universal.

This thesis discusses the conceptualization of metaphorical emotion in consultation weekly women's magazine Femina. Objectives of the thesis is to reveal metaphorical emotion's concepts in bahasa Indonesia and shows the influence of speakers cultural background in the conceptualization of metaphorical emotion language, whether this concept is are used to express universal or typical? Results of research indicate that not all figurative language emotion and thw conceptualization of metaphorical emotions has universal character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25898
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri Meilani
"Penelitian mengenai penggunaan metafora dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk persamaan komponen makna dan hubungan asosiasi yang terjalin di antara makna rujukan dan makna metaforis. PengumpuIan data dilakukan dengan mendaftarkan metafora-metafora yang dimuat dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia edisi Agustus dan Oktober 2006, sebagai sumber data. Metafora-metafora yang telah didaftarkan kemudian dianalisis dengan dicari persamaan komponen makna di antara makna rujukan dan makna metaforisnya. Setelah itu, dicari bentuk-bentuk hubungan asosiasi persamaan yang terjalin di antara kedua makna tersebut. Analisis yang dilakukan terhadap data dikaitkan dengan teori-teori yang digunakan, yakni teori metafora, teori analisis komponen, dan teori asosiasi makna. Hasil penelitian yang didaftatkan menunjukan bahwa persamaan antara makna metaforis dan rujukan terjalin melalui hubungan-hubungan asosiatif yang meliputi persamaan bentuk, letak, sifat, fungsi, dan hubungan superordinatif (hubungan yang bertingkat). Selain itu, ditemukan pula metafora-metafora yang dibentuk oleh dua jenis hubungan asosiasi secara bersamaan. Hubungan asosiasi yang paling banyak muncul adalah hubungan asosiasi yang dibentuk melalui persamaan sifat. Selain itu, ditemukan pula beberapa kata rujukan yang diwakili oleh metafora berbentuk frase. Ternuan yang terakhir adalah, untuk artikel dalam bidang percintaan, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora dengan kata rujukan yang bersifat abstrak Sementara itu, untuk artikel di bidang seks, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora yang merujuk pada benda konkret."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryska Nurina Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Oinike Leonora S
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus kritis terhadap majalah wanita dengan mayoritas jurnalis perempuan dalam merepresentasi perempuan. Selama ini, representasi perempuan dalam media massa tidak pernah jauh digambarkan dari stereotip wanita yang pasif, tergantung pada pria, dan berada dalam ruang domestik. Untuk mengubah penggambaran tersebut, media massa mempunyai peranan besar karena salah satu fungsinya sebagai transmisi sosial. Karena dunia media massa masih sering dikuasai oleh laki-laki, maka keberadaan perempuan dalam media mempunyai arti yang cukup penting. Jurnalis perempuan diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang berperspektif gender yang dapat mengubah posisi kaumnya yang selama ini sebagai subordinan dalam budaya patriarki. Sebagai majalah dengan komposisi jurnalis perempuan yang jauh lebih besar, femina diharapkan dapat merepresentasikan perempuan berbeda dengan penggambarannya di media massa selama ini.
Untuk melihat representasi perempuan dalam majalah femina ini, analisis akan dilakukan pada 3 tingkatan, yakni teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Untuk menganalisis teks, peneliti menggunakan metode framing, karena jenis analisis ini adalah yang paling tepat untuk menangkap ideologi suatu media. Setelah itu, analisis dilanjutkan dengan melihat bagaimana teks dihasilkan, yang menyangkut proses produksi, konsumsi dan pengaruh lingkungan sosial budaya masyarakat. Berdasarkan analisis teks dan intertekstual terhadap 2 artikel tokoh wanita diperoleh gambaran bahwa femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Perempuan digambarkan berperan ganda. Di satu sisi perempuan digambarkan berperan dalam ruang publik, namun di lain sisi perempuan tetap dituntut untuk mengurus rumah tangganya. Representasi perempuan ini ternyata tidak mengalami banyak perubahan dari gambaran perempuan di media massa selama ini. Perempuan tetap digambarkan sesuai dengan stereotipnya, bahwa perempuan yang ideal adalah yang bersifat penyayang dan keibuan Karena itu, meskipun seorang perempuan berperan di ruang publik, bila ia mau dikatakan sebagai perempuan yang ideal harus tetap memperhatikan peran domestiknya. Dihasilkannya teks seperti ini tidak terlepas dari proses produksi dan pengaruh lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis discourse practice dan socioculturalpractice, dapat diakatakan bahwa terjadi tarik ulur antara kepentingan ideal dan kepentingan bisnis.
Sebagai sebuah majalah, femina tidak dapat memungkin bahwa kehidupannya sangat bergantung pada iklan, dan untuk tetap bertahan hidup femina harus memberi perhatian ekstra terhadap kepentingan bisnis tersebut Sebagai majalah yang mengutamakan kepentingan bisnis, femina mau tidak mau harus mengikuti budaya apa yang dominan dan dapat diterima masyarakat, yakni budaya patriarki. Inilah yang menyebabkan femina menggunakan pedoman in harmony yang pada dasarnya tidak merubah posisi subordinat perempuan selama ini. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa teks yang dihasilkan akhirnya menyudutkan perempuan dalam ruang domestiknya. Dengan demikian, keberadaan perempuan dalam media, bahkan media wanita yang proporsi jurnalis perempuannya jauh lebih besar, tidak mampu merubah penggambaran perempuan selama ini. Ada 2 kemungkinan penyebab: pertama, para jurnalis perempuan tersebut masih menganut pola patriarkal sehingga tidak memiliki kesadaran gender, atau kedua, sensitifitas gender yang dimiliki para jurnalis tidak tampak, terkalahkan oleh kepentingan bisnis yang lebih menguasai orientasi media. Secara keseluruhan, peneliti memperoleh 3 kesimpulan, yakni: Pertama, majalah femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Hasil penelitian Thamrin A Tamagola tentang arah 4 majalah wanita juga menunjukkan hal yang sama.
Penelitian terhadap 4 majalah wanita termasuk di dalamnya femina, menunjukkan bahwa majalah wanita bukannya membebaskan perempuan dan menyetarakannya dengan laki-laki, namun justru mendorong kaum perempuan ke kerangkeng privat yang menjauhkannya dari publik. Kedua, keberadaan mayoritas jurnalis perempuan di media massa tidak akan mengubah gambaran wanita di media massa selama ini bila ia tidak mempunyai kesadaran gender. Jurnalis perempuan ataupun laki-laki, bila masih menganut pola patriarkal akan tetap menghasilkan tulisan yang bias gender. Ketiga, kepentingan bisnis kapitalis patriarki ternyata masih menguasai majalah femina dan menentukan orientasi yang digunakan dalam perusahaan. Itulah sebabnya penggambaran perempuan di majalah ini tetap sama dengan penggambaran perempuan di media massa selama ini. Karena itu, untuk mengubah posisi yang tidak menguntungkan bagi salah satu pihak ini, diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pria maupun wanita, untuk memiliki kesadaran bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki adalah setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S3911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>