Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.A. Indah Apriyanti Tomas
"Penelitian ini berisi suntingan teks serta perbandingan cerita salah satu naskah kesusasteraan Melayu lama, Hikayat Raja Budak (HRB). Naskah yang dibandingkan ceritanya adaiah tiga naskah HRB yang ada di Jakarta berkode MI. 6, W 153, dan W I54. Topik tersebut dipilih karena penelitian terhadap naskah kesuastraan Melayu lama belum banyak dilakukan sementara kondisi naskah semakin buruk. Suntingan teks dibuat dengan menggunakan edisi biasa yang melibatan semua aspek transliterasi, yaitu mengadakan pembagian kata, penggunaan huruf kapital, pungtuasi, serta membetulkan kesalahan teks. Untuk melihat perubahan urutan cerita yang terjadi pads teks naskah A, B, dan C, saya menggunakan metode perbandingan agar dapat diketahui persamaan dan perbedaan urutan cerita yang terdapat dalam teks naskah A, B, dan C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyalin teks banyak melakukan perubahan dalam proses penyalinan teks. Dilihat dari keseluruhan cerita yang terdapat dalam naskah A, B, dan C, cerita dalam naskah B adalah cerita yang paling panjang dan lengkap. Cerita dalam naskah C lebih pendek dan singkat daripada cerita dalam naskah B, sedangkan cerita dalam naskah A paling pendek dan singkat dibanding cerita dalam naskah 13 dan C"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
899.231 IND h
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
899.231 IND h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suranti Yulianingsih
"[ABSTRAK
Hikayat Raja Budak merupakan salah satu karya sastra Melayu berbentuk prosa. Naskah yang menjadi penelitian ini merupakan koleksi Museum Nasional dengan kode naskah W. 153. Hal ini berdasarkan atas pertimbangan isi ceritanya yang lebih lengkap. Hikayat ini ditransliterasi oleh Dra. Jumsari Jusuf. Dalam naskah ini, terdapat pertalian bentuk kata (relasi makna) berupa homonimi, yaitu kata barang dan akan. Homonimi merupakan hubungan antara dua kata yang ditulis dan/atau dilafalkan dengan cara yang sama, tetapi yang tidak mempunyai makna yang sama. Berdasarkan metode penelitian kualitatif, terkumpul korpus kata barang yang berkolokasi dengan kelas kata nomina, nomina+-nya, pronomina, numeralia, verba, dan adverbia lain. Sementara itu, terkumpul pula korpus kata akan yang berkolokasi dengan kelas kata nomina, nomina+-nya, pronomina, verba, dan adjektiva. Setelah menganalisis semua korpus data tersebut, makna kata barang dan akan dalam Hikayat Raja Budak ini sebagian besar maknanya sama dengan bahasa Indonesia dan paling banyak ditemukan pada konstruksi nomina dan nomina+-nya. Akan tetapi, makna kata barang dan akan pada naskah ini tergantung pula pada konteks kalimatnya. Selain itu, berdasarkan makna kata barang dalam bahasa Indonesia (sesuai dengan KBBI) yang berarti ?mudah-mudahan? (untuk menyatakan harapan), kata barang tidak selalu bermakna demikian dalam semua bahasa Melayu Klasik.

ABSTRACT
The tale of Raja Budak is one of literature works in prose. The manuscript that became this research is the collection of the National Museum with the code script W. 153. This is based on consideration of the contents of the story more complete. This the tale transliteration by Dra. Jumsari Jusuf. In its text, there is an affinity in words? form (the relation of meanings) like homonymy, such as the words of ?barang? and ?akan?. Homonymy is the relation of two words which are written and/or pronounced in similar ways, but they do not have similar meaning. According to qualitative research method, the collected data corpuses of the word ?barang? that associate with class words nomina, nomina+-nya, pronomina, numeralia, verba, and adverbia other. In the meantime, the collected data corpuses of the word ?akan? that associate with class words nomina, nomina+-nya, pronomina, verba, and adjektiva. After analyzing whole data corpuses, it can be concluded that the meaning of the words of ?barang? and ?akan? in the tale of Raja Budak has similar meaning in Indonesian language and most of it was found on a construction nomina and nomina+-nya. Besides that, according to the meaning of the word ?barang? in Indonesian language (in accordance with KBBI) which means ?mudah-mudahan? (to express a hope), the word of ?barang? does not always mean such word in every Malayan language., The tale of Raja Budak is one of literature works in prose. The manuscript that became this research is the collection of the National Museum with the code script W. 153. This is based on consideration of the contents of the story more complete. This the tale transliteration by Dra. Jumsari Jusuf. In its text, there is an affinity in words’ form (the relation of meanings) like homonymy, such as the words of ‘barang’ and ‘akan’. Homonymy is the relation of two words which are written and/or pronounced in similar ways, but they do not have similar meaning. According to qualitative research method, the collected data corpuses of the word ‘barang’ that associate with class words nomina, nomina+-nya, pronomina, numeralia, verba, and adverbia other. In the meantime, the collected data corpuses of the word ‘akan’ that associate with class words nomina, nomina+-nya, pronomina, verba, and adjektiva. After analyzing whole data corpuses, it can be concluded that the meaning of the words of ‘barang’ and ‘akan’ in the tale of Raja Budak has similar meaning in Indonesian language and most of it was found on a construction nomina and nomina+-nya. Besides that, according to the meaning of the word ‘barang’ in Indonesian language (in accordance with KBBI) which means ‘mudah-mudahan’ (to express a hope), the word of ‘barang’ does not always mean such word in every Malayan language.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Priscila Fitriasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam Khazanah Sastra Indonesia Lama Pengaruh Islam. Langkah pertama dalam melakukan penelitian ini adalah dengan mentransliterasikan teks Hikayat Raja Rahib dalam, aksara latin. Langkah selanjutnya. Penulis melakukan analisis struktur Hikayat Raja Rahib dan menempatkan kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam khazanah sastra Indonesia lama pengaruh Islam, berdasarkan pendapat beberapa ahli sastra Melayu Klasik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur hikayat ini saling menunjang. Tokoh menunjang alur, tema, dan amanat. Alur menunjang terra dan amanat. Dengan demikian tema dan amanat adalah tulang punggung tempat melekatnya tokoh dan alur, cerita. Berdasarkan penggolongan beberapa ahli. kedudukan Hikayat Raja Rahib dalam khazanah sastra Indonesia lama Pengaruh Islam dapat digolongkan ke dalam cerita tentang pahlawan Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Partiningsih
"Hikayat Fartana Islam atau HFI adalah karya sastra Indonesia lama pengaruh Islam yang dapat digolongkan sebagai cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam. HFI bercerita tentang nasihat-nasihat yang diutarakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada seorang perempuan, Fartana Islam. Isi nasihat tersebut adalah kewajiban-kewajiban seorang istri kepada suami menurut ajaran Islam. Di Jakarta, naskah HFI berjumlah tiga buah yaitu ML. 42D, ML. 388D, dan ML. 576. Dari hasil perbandingan ternyata hanya naskah ML 388D dan ML 576 yang dapat dipakai sebagai bahan penelitian. Namun, teks ML. 576 lah yang saya jadikan suntingan teks dan yang saya teliti. Dalam penelitian ini, saya bertujuan menyajikan suntingan teks. Selain itu, saya juga melakukan analisis isi teks dengan mendeskripsikan dan melihat kesesuaian isi teks dengan Alquran dan hadis. Untuk mencapai tujuan tersebut saya menggunakan metode landasan dan deskriptif analisis. Hasil analisis isi teks yaitu ditemukannya lima kewajiban yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu anjuran untuk patuh kepada suami, anjuran untuk setia kepada suami, anjuran untuk memuaskan hasrat seksual suami, anjuran untuk menunaikan ibadah wajib dengan izin suami, serta kewajiban lainnya. Namun, ada satu anjuran yang tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban istri melainkan anjuran kepada suami. Anjuran kepada suarni tersebut terdiri atas anjuran untuk tidak berbuat zina, anjuran untuk tidak melakukan poligami tanpa seizin istri, dan anjuran untuk kasih kepada istri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Purwanto
"Transliteration of Indonesian classical literature.
"
2013
091 DID h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Eko Cahyono
"Raja Khandhak adalah suatu cerita yang mengisahkan peperangan antara Raja Khandhak melawan Nabi Muhammad dan Ali Murtadho. Cerita ini banyak ditulis dalam bahasa Melayu dengan judul Hikayat Radja Handak I-XI, Hikayat Raja Chandaq, dalam bahasa Aceh Hikayat Raja Badar, sedangkan dalam bahasa Jawa dan Madura ditemui dengan judul yang sama, yaitu Raja Kandak. Cerita mengenai Raja Khandak in iberasal dari Arab yang sebelumnya merupakan sebuah legenda. Legenda itu sengaja dibuat oleh tukang-tukang cerita Muslim Arab dari Asia Barat dengan tujuan penyebaran agama Islam. Legenda itu kemudian ditulis oleh orang-orang Melayu dalam bentuk HIkayat, guna penyebaran agama Islam ke Nusantara karena untuk mendapatkan tukang-tukang cerita yang profesional sangat sulit..."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S11734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chamamah Soeratno
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
D466
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhaizah Bt. Mohamed
"Penelitian terhadap naskah-naskah sastra lama untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku masyarakat pada zaman lampau sampai sekarang belum memadai karena banyaknya naskah yang belum diteliti. Oleh karena itu, untuk mencegah agar peninggalan budaya bangsa yang sudah tua dan tidak ternilai harganya dalam bentuk naskah itu musnah, naskah-naskah tersebut harus diselamatkan, dirawat, dan diselidiki. Selain untuk kepentingan bacaan yang lebih luas. Penanganan yang lebih serius terhadap naskah_-naskah itu pun dimaksudkan agar generasi sekarang dan, yang akan datang mengetahui segala aspek budaya mereka pada masa lampau. Salah satu bentuk penyelamatan naskah itu ialah dengan mentransliterasikan naskah agar mudah diketahui isinya. Melihat kenyataan demikian, timbullah ninat penulis untuk turut membantu menyelamatkan naskah tersebut. Naskah yang dipilih sebagai bahan penelitian adalah Hikayat Syah Mandewa (HSM), yang merupakan naskah tunggal. Naskah HSM tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional, Jakarta dengan nomor MI. 243. Metode yang digunakan untuk mentransliterasi adalah metode edisi biasa. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Hikayat Syah Mandewa mengandung motif utama: Balas dendam dan motif penunjang : Penyamaran. Dari motif penyamaran mengakibatkan terjadi peristiwa penculikan yang membawa pada peristiwa berikut. Amanatnya terdiri dari amanat utama dan amanat penunjang. Amanat utama: Seseorang janganlah mempunyai perasaan dengki dan dendam kepada orang lain, karena akan merugikan diri sendiri. Sedangkan amanat penunjang, seseorang harus menepati perjanjian yang dibuat; dalam membuat sesuatu pekerjaan, seseorang harus memperhitung_kan buruk baiknya dan tidak terburu nafsu, serta anak harus mengikuti nasihat orang tuanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>