Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Sulaeman
"
ABSTRAK
Relief-relief yang dipahatkan pada kepurbakalaan abad 10 - 15 Masehi di Indonesia bergaya naturalis, dinamis maupun tokoh pipih adalah merupakan salah satu hiasan ornamental. Hal ini sesuai di dalam kitab Manasara, yang di dalamnya tidak mengatur ketentuan tentang jenis yang dipahatkan pada suatu bangunan suci, hanya disebutkan bahwa bangunan suci dapat diberi hiasan agar terlihat indah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian, timbulah pertanyaan penelitian sebagai berikut, Apakah sebagai hiasan ornamental, relief cerita terlepas dan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat pendukungnya ?
Metode yang digunakan untuk menjawab portanyaan penelitian diatas adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan pustaka yang relevan dan memanjang data di lapangan 2. Studi lapangan dan perekaman data di lapangan. 3. 1nterpretasi data. Alasan dipilihnya kepurbakalaan abad 10 - 15 masehi dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Jenis-jenis relief cerita yang terdapat dalam periode ini lebih beragam. B. Kepurbakalaan yang berasal dari periode ini lebih banyak dihiasi oleh relief cerita. Hasil akhir dari penelitian ini adalah, walaupun hanya sebagai hiasan ornamental, relief cerita ternyata dalam pemahatannya memiliki kecenderungan-kecendenmgan sebagai berikut, 1. Dalam hal penempatan di bangunan, relief cerita tokoh manusia selalu ditempatkan lebih utama ( di atas) dibandingkan relief cerita tokoh binatang. Seandainya relief cerita tokoh manusia dan binatang pada sebuah bangunan, ada dalam posisi yang sejajar maka proporsi ruang yang diberikan pada cerita tokoh mamusia lebih besar dibanding cerita binatang. 2. Dalam hal arah pembacaan, baik relief cerita tokoh manusia maupun binatang adalah prasawya. Hal ini dimungkinkan karena tema cerita pada masa Jawa Timur adalah ruwat. Teori lain menyebutkan kebiasaan tulis dan baca sutra Jawa Kuna diterapkan dalam pembacaan relief 3. Dalam hal jumlah adegan, relief cerita tokoh manusia lebih banyak ( 463 adegan dari 15 cerita) sedangkan relief cerita tokoh binatang hanya 61 adegan dari 11 cerita. Hal ini sangat dimungkinkan karena seniman pada masa itu telah mengenal asas tema dan tata jenjang.
"
1997
S11759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruddin
"Seorang ahli arsitektur Belanda N.P. van der Wall di dalam sebuah bukunya mengenai keberadaan bangunan-bangunan perumahan di Indonesia pada abad ke-17 - ke-18, mengemukakan bahwa bangunan-bangunan perumahan tersebut dibangun dengan gaya neo-klasik, baik neo-klasik Yunani maupun neo-klasik Romawi. Penelitian terhadap bangunan Gedung Kesenian Jakarta, sebagai salah satu bangunan dari abad ke-19 di Batavia terbatas pada penelitian terhadap unsur-unsur arsitektural dan ornamental secara deskriptif. Tiga topik yang menjadi tujuan utama adalah; (1) mengetahui aspek-aspek fungsi beberapa komponen arsitektural, dan mengidentifikasi pemakaian unsure-_unsur ornamental yang variatif, (2) mengidentifikasi pengaruh gaya seni bangunan pada bangunan GKJ, dan (3) mengetahui pengaruh bangunan tambahan terhadap bangunan lama. Cara atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan metode penelitian arkeologis yang terdiri atas tiga tahapan kerja, yaitu(l) pengumpulan data, (2) pengolahan data, dan (3) penafsiran data. Pada tahap pengumpulan data, yang dilakukan adalah observasi data kepustakaan dan observasi data lapangan yang meliputi perekaman data secara verbal dan piktorial. Analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan melakukan analisis fungsional dengan maksud untuk mangungkapkan fungsi beberapa komponen bangunan arsitektural dan ornamental. Pengolahan data juga menggunakan teknik analogi, yaitu suatu proses penyamaan (mencari kesamaan) antara data-data penelitian dengan data-data visual di dalam kepustakaan, terutama penyamaan dalam hal atribut-atribut langgam bentuk (form;., langgam (style) dan teknologi (technology). Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi eksistensi bangunan GKJ secara keseluruhan, terutama mengenai langgam atau gaya dan makna seni dekoratifnya, serta pengaruh gaya seni bangunannya dengan indikator berupa unsur-unsur bangunan yang dianalisa. Setelah melalui suatu proses analisa (analisis), maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa selain komponen-komponen bangunan yang berfungsi teknis, terdapat juga komponen-_komponen ornamental yang selain berfungsi sebagai unsur estetika bangunan juga berfungsi sebagai simbol aktivitas bangunan. Berdasarkan atas analisa komponen-komponen arsitektural dan ornamental menunjukkan adanya percampuran gaya yang terdapat pada bangunan Gedung Kesenian Jakarta, yaitu gaya neo-klasik Yunani dan neo-klasik Romawi (Greco-Roman). Pengaruh gaya seni bangunan Romawi atau neo-klasik Romawi lebih dominan, baik untuk komponen arsitektural maupun komponen ornamentalnya. Munculnya bangunan baru di bagian belakang yang menempel bangunan lama secara teknis tidak mempengaruhi bentuk bangunan lama. Dibuatnya bangunan baru ini hanya karena, pada bangunan lama tidak memungkinkan untuk dibuat ruang baru untuk tempat penyimpanan peralatan. Selain itu juga mengingat masalah keaslian ruangan bangunan lama."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S11934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Optimasi kinerja bangunan gedung melalui pendekatan pasif desain dapat meminimalkan konsumsi energl pada saat fase operasional (Arif Kamal, M. 2012), (Samanta, A. 2013 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja bangunan melalui kajian simulasi Ecotect dan hasil pengukuran lapangan pada gedung convention center Grha Wiksa Praniti di Bandung. Metode yang digunakan adalah komparasi kualitatif dengan membandinqan antara hasil simulasi Ecotect dengan standar dan hasil penelitian lain yang sudah dilakukan. Analisis data pengukuran lapangan digunakan sebagai validasi hasil simulasi. Pengukuran lapangan menggunakan instrumen Questemp, Kanomax dan Lux meter selama pukul kerja; yaitu mulai 08.00 - 18.00. Parameter yang diukur adalah temperatur udara [Tdb, Tqlobe], kelembaban (RH), kecepatan angin (v) dan pencahayaan (Lux). Pengukuran temperatur juga dilakukan dengan menggunakan Data Logger selama 24 pukul pada ruang-ruang dengan fungsi utama yaitu ruang rapat timur, ruang rapat barat, ruang pameran, dan ruang konvensi. Analisis kinerja termal dilakukan dengan membandingkan suhu operatif (TO) dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Perbandingan suhu udara netral (Tn) dari perhitungan rumus ASHRAE dan suhu netral (Tn) rata-rata dari hasil penelitian kenyamanan adaptif dari beberapa penelitian juga dilakukan. Analisa pencahayaan mengacu pada standar besaran Lux yang sesuai dengan SNI 6197:2011. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk perbaikan sistem penghawaan dan pencahayaan alami pada ruang-ruang yang belum memenuhi standar termal dan standar intensitas cahaya pada saat pukul operasional bangunan."
728 JUPKIM 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldam Naufal Fauzan
"Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Pengamatan yang dilakukan pada area Tanjung Lesung Beach Hotel didapat bahwa telah terjadi abrasi pada garis pantai dengan rata-rata sekitar 40m sejak tahun 1985 sampai dengan 2022. Upaya pengembalian garis pantai di area Tanjung Lesung Beach Hotel dilakukan dengan mendesain bangunan breakwater dan Revetmen. Pembangunan bangunan tersebut diharapkan dapat menambah garis pantai pada area Tanjung Lesung Beach Hotel mengingat daerah tersebut termasuk kedalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana salah satu tujuan pemerintah yaitu mendukung kemajuan ekonomi kawasan pariwisata dan perikanan.

Tanjung Lesung is a Special Economic Zone (SEZ) based on the Presidential Regulation No. 26 of 2012 on Tanjung Lesung Special Economic Zone. Observations in the Tanjung Lesung Beach Hotel area have shown that the coastline has been eroded by an average of approximately 40 metres from 1985 to 2022. Efforts to restore the coastline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area will be carried out through the design of breakwater and Revetmen buildings. The construction of these structures is expected to increase the shoreline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area, considering that the area is included in the Special Economic Zone (SEZ), where one of the government's goals is to support the economic progress of tourism and fishing areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan sebagai tempat manusia melakukan aktifitasnya perlu dipertahankan keandalannya untuk dapat terus melayani aktifitas manusia sesuai dengan konsep desain perancangan. Dalam rangka meningkatkan keandalan bangunan, penulisan ini akan berusaha mengidentifikasi faktor-faklor keandalan bangunan sebagai permasalahan penelitian. Melalui metoda penulisan dengan menggunakan studi kasus dan studi lileratur, penulisan ini menjelaskan tentang faktor keselamatan, kemudahan, kenyamanan dan kesehatan sebagai faktor-faktor keandalan bangunan."
720 JIA 4:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Michael Loreantz Steven
"Sebuah struktur yang didesain dengan baik serta melewati tahap konstruksi yang tepat akan mengurangi terjadinya berbagai resiko kerugian yang mungkin ada pada sebuah pekerjaan konstruksi. Sebagai konsekuensinya, perkembangan teknologi BIM menjadi solusi dalam mewujudkan hal tersebut melalui kemampuan integrasi informasi yang ditawarkan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dan desain pada sebuah struktur multitower dengan penggunaan BIM selama proses desain. Penelitian dilakukan dengan melanjutkan proses desain dua buah struktur yang sudah didesain secara terpisah secara sekaligus saat dihubungkan skybridge. Penelitian dimulai dengan menghubungkan dua buah struktur tanpa adanya perubahan dimensi elemen untuk melihat perubahan perilaku struktur dengan konsisten. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan evaluasi desain menggunakan analisis respon spektrum dan riwayat waktu pada struktur yang telah dihubungkan. Integrasi BIM kemudian dilakukan untuk memperoleh volume beton dan penulangan yang diperlukan dalam perhitungan biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua buah struktur yang terpisah akan mengalami perilaku dinamik saat dihubungkan yang akan berpengaruh pada desain struktur, terutama dalam menahan gaya lateral seperti beban gempa. Lebih lanjut, hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi bagi BIM untuk membantu proses desain dan pengolahan hasil desain walau belum sempurna dan perlu dikembangkan lebih lanjut.

A well-designed structure that goes through proper construction stages will reduce the risk of losses that may be apparent in construction work. Consequently, the development of BIM technology becomes a solution for achieving it through the ability of information integration that it offers. In this study, analysis and design of a multitower structure are conducted with BIM usage during the design process. The study is carried out by designing two separately designed structures when a skybridge connects them. The study is started by joining both structures without any changes in element sizes to compare the changes in the structural behavior consistently. The study is then continued by doing design evaluations on the connected structure with response spectrum and time history analyses. BIM integration is then used to obtain concrete and bar volumes necessary for cost calculations. The results show that two separate structures will have changes in their dynamic behaviors when they are connected, which will affect their design, especially in resisting lateral forces like earthquake load. Further, this study shows the potential of BIM in helping structural designs process despite its imperfections and further developments needed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Chandra Bestari
"Gereja Santo Yoseph Matraman merupakan salah satu gereja yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh F.J.L. Ghijsel yang memiliki beberapa keunikan, terutama di bagian fasad dan menaranya. Sebagai salah satu fitur arkeologi, Gereja Santo Yoseph dapat memberikan informasi penting terutama terkait gaya bangunan yang berkembang di Jakarta pada awal abad ke-20. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gaya bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman dengan mengkaji bentuk dan gaya bangunan gereja tersebut melalui tahap observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Dalam menganalisis gaya bangunan digunakan metode analisis bentuk (formal analysis), analisis gaya (stylistic analysis), dan analisis komparatif (comparative analysis). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman menerapkan empat gaya yang berkembang di awal abad ke-20, yaitu Art Nouveau, Art Deco, Indis, dan Arts and Crafts. Perpaduan gaya ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bangunan kolonial yang sejaman dengan gereja tersebut, karena pada umumnya bangunan-bangunan lain hanya menerapkan satu gaya bangunan yang sedang populer pada masanya, sementara Gereja Santo Yoseph memadukan empat gaya yang berbeda pada satu bangunan. Hal ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki nilai penting secara arkeologis, historis, dan arsitektural dalam perkembangan gaya bangunan awal abad ke-20 di Indonesia.

The Church of Saint Joseph is one of the churches that built in the early 20th century by F.J.L. Ghijsels which has some uniqueness, especially in its fa�§ade and tower. As one of the archaeological features, the Church of Saint Joseph could provide important informations, especially related to the building style that developed in Jakarta during the early 20th century. This study seeks to find out more about the building style of the Saint Joseph Church by examining the shape and style of the building through stages of observation, data processing, and interpretation. In analyzing the building style, the methods of form analysis (formal analysis), stylistic analysis, and comparative analysis are used. The result of the study shows that the Saint Joseph Church building applies four styles that were popular and developed in the early 20th century, namely Art Nouveau, Art Deco, Indische, and Art and Craft. This makes the Church of Saint Joseph Matraman unique and different from other churches in Jakarta and Indonesia that were built in the same era. This marks the building styles that were popular in the early 20th century and the combination of styles at that time. Therefore, the Church of Saint Joseph Matraman has a significant archaeological, historical, and architectural values in the development of early 20th century building styles in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
"Perencanaan bangunan bertingkat memerlukan suatu analisa yang tepat lewat penggunaan program komputer yang tepat pula. Salah satu program komputer yang digunakan dalam perhitungan gedung tersebut adalah ETABS. Namun tidak menutup kemungkinan adanya penggunaan program komputer lain dalam membantu mendapatkan beban yang terjadi pada struktur utama yang berasal dari struktur pendukung. Bangunan perkantoran tingkat menengah dengan denah sederhana dalam skripsi ini akan dianalisa dan dibandingkan perilaku yang terjadi padanya. Beban yang diberikan adalah beban statik dan beban dinamik. Beban statik yang terjadi adalah beban akibat gaya gravitasi sedangkan untuk beban gempa adalah dengan analisa statik ekivalen dan analisa respon spektrum. Dengan mengambil portal yang mewakili dari bangunan tersebut, baik arah-x maupun arah-y, maka dilakukan pula analisa yang sama seperti pada kasus 3 dimensi tersebut. Hasil perhitungan yang dianalisa didapatkan dari output program ETABS baik displacement maupun gaya dalam kolom. Perilaku struktur dalam hal ini ditunjukkan oleh displacement dan gaya-gaya dalam tadi. Dengan demikian akan diketahui masing-masing perilaku portal sebagai wujud struktur 2 dimensi dan gedung yang diwujudkan sebagai struktur 3 dimensi. Dalam hal ini pula, akan disusun tabel-tabel perbandingan analisa statik-dinamik yang terjadi pada struktur 2 dimensi dan 3 dimensi serta prosentase selisih perbandingan analisa statik-dinamik pada perwujudan struktur yang sama. Dengan hasil yang diperoleh lewat perbandingan yang ada, maka akan lebih optimal jika perancang struktur dalam hal ini hams lebih mempertimbangkan bahwa bangunan dengan struktur beraturan sekalipun, harus tetap dikenakan analisa dinamik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poetro Catoer Pralabda
"ABSTRAK
Perkembangan desain gedung green building di dunia semakin kompleks,dan memiliki tingkat resiko yang tinggi. Diperlukan peran Arsitek untuk mencapai tujuan peringkat green building yang diinginkan. Namun perkembangannya pada proyek-proyek yang terjadi tidak diimbangi kompetensi Arsitek sehingga berdampak pada tidak tercapainya peringkat green building yang diinginkan sehingga, antara desain dengan kenyataan berbeda. Oleh karena itu diperlukan peningkatan standar kompetensi Arsitek berbasis resiko untuk mengetahui sebab dan akibat serta kuantifikasi efek potensial dari faktor resiko dominan yang lebih tajam sehingga dapat melakukan tindakan preventif dan menentukan strategi yang tepat dalam menangani resiko-resiko yang terjadi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat gap kompetensi yang diperlukan arsitek untuk mendesain green building dan diperlukan penambahan materi modul pelatihan kompetensi arsitek untuk green building.

ABSTRACT
The development of green building design in the world increasingly complex, and has a high level of risk. Architects are required to achieve the desired rating. But its development on the projects that occur is not offset the competence of Architects so that the impact on not achieving the desired green building rating so that, between the design with different reality. Therefore, it is necessary to evaluate the competency standards of risk based Architects to find out the cause and effect and quantify the potential effects of the sharper dominant risk factors so that they can take preventive action and determine the right strategy in handling the risks that occur. The result shows that there are a gaps competencies architect needs to fulfill and additional course subject for following training"
2017
T48877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annasya Koesty Fadhillah
"Tulisan ini membahas bagaimana dinamika order dan chaos yang terjadi pada proses perubahan fasad bangunan. Dalam fasad bangunan, dinamika antara order dan chaos terjadi karena adanya aspek manusia di mana kehadirannya dapat mengintervensi desain yang awalnya ideal dan mematuhi serangkaian rules dari order, menjadi sesuatu yang irregular dan menghasilkan chaos. Penulisan ini akan menelusuri perubahan fasad Kampung Akuarium, yang diawali dengan menganalisis order awal dalam elemen fasad bangunan, melalui aspek bentuk geometri dan rules-nya. Dilanjutkan dengan menganalisis kebutuhan manusia yang muncul sebagai fenomena contingency, sehingga memicu chaos yang menyebabkan hadirnya ‘irregular forms’. Chaos yang hadir kemudian ditelusuri lebih lanjut terkait axioms apa saja yang kamudian berlaku untuk mengatur chaos di Kampung Akuarium, sehingga dari axioms tersebut dapat terlahir sebuah “new order”. Dengan mempelajari dinamika antara order dan chaos, perancang dapat mengintegrasikan aspek fungsi sebagai estetika baru dalam fasad bangunan, mengubah pandangan arsitektur menjadi tentang hubungan dinamis antara keduanya, bukan sekadar tentang order atau chaos.

This paper discusses the dynamics of order and chaos that occur in the process of changing building facades. In building facades, the interplay between order and chaos arises due to the human aspect, whereby their presence can intervene in the initially ideal design and adhere to a set of orderly rules, resulting in something irregular and chaotic. This paper will explore the transformation of the facade of Kampung Akuarium, commencing with an analysis of the initial order in the elements of the building facade, focusing on geometric forms and their associated rules. Subsequently, it will delve into the examination of the emerging human needs as a contingency phenomenon, which triggers chaos leading to the emergence of ‘irregular forms’. The ensuing chaos will be further scrutinized to ascertain the axioms that govern the chaos in Kampung Akuarium, thus giving rise to a "new order" from these axioms. By studying the dynamics between order and chaos, designers can integrate functional aspects as a new aesthetic in the facade of a building, transforming the perception of architecture into one centered around the dynamic relationship between the two, rather than merely being about order or chaos."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>