Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawati A. Hardjosaputro
"Pada masa genroku (1688-1704), kelas pedagang dan tukang melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya sehingga mereka mempunyai peranan yang berarti dan dapat menunjang kehidupan sehari-hari kelompok masyarakat yang berada di atasnya. Dengan meningkatnya taraf kehidupan sosial mereka, maka sistim pelapisan sosial pada jaman Edo (1603-1867) menjadi goyah karena lapisan masyarakat yang berada di atas kelas pedagang dan tukang, yaitu kelas militer dan petani hidupnya menjadi bergantung kepada pelayanan dan bantuan kelas pedagang dan tukang..."
1986
S13562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jalil Bin Tarmaji
"Pertentangan Melayu Cina mencapai puncaknya pada masa transisi, dimana Pasukan Bintang Tiga yang dikuasai oleh Partai Komunis Malaya telah mengambil alih kekuasaan yang ditinggalkan oleh pihak Jepang. Pada masa ini bentrokan secara fisik telah mengakibatkan terjadinya jurang yang dalam bagi hubungan kedua etnis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Pemberian rekomendasi fit to fly setelah dilakukan tindakan bedah refraktif fakoemulsifikasi pada pilot yang mengalami katarak berdasarkan protocol Civil Aviation Safety Regulations CASR 67 KP 303 tahun 2012 diberikan setelah 2 bulan pascabedah. Saat ini dengan kemajuan teknologi dan modifikasi teknik, kestabilan tajam penglihatan pascabedah dapat lebih cepat dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukkan dalam hal perubahan kebijakan lama masa unfit penerbang dengan katarak yang dilakukan tindakan bedah refraktif fakoemulsifikasi. Agar penerbang yang tajam penglihatannya sudah stabil dan sudah memenuhi kriteria fit to fly dapat secepatnya kembali bertugas guna mengurangi loss of work. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kohort retrospektif. Data diambil dari rekam medis, dilakukan perbandingan best corrected visual acuity BCVA dalam satuan desimal praoperasi, hari pertama, serta minggu pertama, kedua, keempat, dan kedelapan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling, didapatkan 16 rekam medis yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Seluruh sampel berjenis kelamin laki-laki 100 berusia 59 ndash; 61 tahun. BCVA didapatkan berbeda bermakna pada hari pertama pascabedah yang dibandingkan dengan prabedah p
According to Civil Aviation Safety Regulations CASR protocol 67 KP 303 in 2012, fit to fly recommendation after refractive phacoemulsification surgery performed on pilots with cataractswas given 2 months postoperatively. Nowadays with technological advances and technique modifications, the visual acuity stability postoperative can be more quickly achieved. This study aims to provide insight in terms to change the old policy of unfit period for pilots with cataracts performed phacoemulsification refractive surgery. It aims to reduce the loss of work so the aviators who visual acuity has been stable and already meet the criteria fit to fly can quickly return to serve. This study is a quantitative study with a retrospective cohort design. Data were taken from medical records, then we compared best corrected visual acuity BCVA in decimal preoperative, first day, and first, second, fourth and eighth week. Sampling was done by total sampling method, we got 16 medical records that match inclusion and exclusion criteria. All samples of male sex 100 aged 59 - 61 years. BCVA was found to differ significantly on the first postoperative day compared with preoperative p "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihaan Luthfiyyah Kaltsum
"Sejak pandemi COVID-19, tidak ada kedatangan turis Arab di Puncak, Bogor. Kondisi ini berdampak terhadap penurunan perekonomian, terutama di Desa Tugu. Penelitian ini membahas tentang praktik kawin kontrak di Desa Tugu. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi  masyarakat dan UUD terhadap kawin kontrak, bagaimana eksistensi kawin kontrak saat pandemi COVID-19 dan bagaimana dampak yang ditimbulkan dari ketiadaan kawin kontrak di Desa Tugu saat pandemi COVID-19. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi. Teori yang digunakan penelitian adalah teori kawin kontrak menurut Al-Ghazali, teori perilaku menyimpang milik Robert M.Z, dan teori persepsi dari Thoha. Penelitian ini memperoleh hasil yaitu praktik kawin kontrak termasuk sebagai salah satu perilaku penyimpangan karena melanggar norma sosial, hukum, dan agama. Selama pandemi, praktik kawin kontrak sudah tidak pernah terjadi lagi karena tidak ada kedatangan turis Arab ke Puncak, Bogor. Ketiadaan kawin kontrak bukan hanya memberikan dampak penurunan ekonomi kepada wanita pelaku, tetapi berdampak juga pada beberapa sektor yang ada di kawasan Desa Tugu, seperti travel, tukang ojek, penyewaan villa, dan pedagang sekitar.
Since the COVID-19 pandemic, there have been no Arab tourist arrivals in Puncak, Bogor, which has an impact on the poor economy, especially in Tugu Village. This study discusses the practice of contract marriage in Indonesia Tugu Village, Puncak, Bogor.   The problem that will be discussed in this research is about how the existence of contract marriages during the COVID-19 pandemic and what are the impacts of not getting married contract in Tugu Village during the COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative approach and descriptive-amalitis method with data collection techniques, namely interviews and observations. Theory used on this research is the contract marriage theory according to Al-Ghazali, Robert M. Z's theory of deviant behavior, the theory of perception and Thoha. This study obtained the results that the practice of contract marriage is included as one of the social deviation because it violates social, legal, and religious. During the pandemic, the practice of mating the contract has never happened again because there are no single Arab tourists coming to Puncak, Bogor. The absence of contract marriages not only have an impact on the economic decline for female perpetrators, but also have an impact in several sectors in the Tugu Village area, such as travel, motorcycle taxi drivers, villa rentals, and so on social workers around."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
"Latar Belakang
Para pengusaha adalah orang yang bertugas untuk membuat dan menjalankan keputusan-keputusan dalam bidang ekonomi. Kelas pengusaha seperti ini telah ada dalam stratifikasi sosial masyarakat Aceh sejak masa kesultanan. Golongan ini hampir tidak mempunyai hubungan politik dengan sultan, akan tetapi mempunyai status sosial tertentu karena potensinya yang dapat meningkatkan pendapatan kerajaan. Dengan demikian boleh dikatakan menonjol dalam sistem pelapisan sosial pada masa itu sebagai akibat dari peranannya dalam bidang ekonomi pada umumnya dan dalam bidang perdagangan pada khususnya, mereka berada pada puncak jenjang sosial yang mempunyai hak-hak istimewa, golongan ini dapat diwakili oleh para Orang Kaya (OK). Golongan bangsawan dan pedagang ini dalam stratifikasi sosial pada masa itu berada diantara elit politik dan agama dengan golongan rakyat biasa.
Pada masa kesultanan. usaha-usaha perdagangan sepenuhnya dikuasai oleh Sultan sendiri, sedangkan para Uleebalang (pemimpin negeri) dan para pedagang lainnya hanya diizinkan bertindak sebagai pedagang perantara, antara sultan dengan pedagang asing. Hubungan antara Sultan dengan para Uleebalang mulai dipererat baik dalam bidang politik maupun ekonomi pada tahun 1520, yaitu setelah Sultan Ali Muhayatsyah mendirikan kerajaan Aceh Darussalam.
Sultan sebagai penguasa pemerintahan menjalankan sistem monopoli perdagangan, sehingga terjadi pembatasan terhadap aktivitas perdagangan para kelompok pedagang yang berkedudukan pada tingkat kenegerian, yang pada umumnya didominasi oleh para Uleebalang. Para Uleebalang sebagai pemimpin negeri dan juga sekaligus sebagai pedagang dalam kerajaan Aceh tidak memperoleh kebebasan untuk mengadakan perdagangan secara langsung dengan pedagang asing. Para pedagang diwajibkan untuk memasukkan semua komoditi ekspor kepusat kesultanan, setelah itu komoditi tersebut baru diekspor keluar negeri.
Dengan demikian para pedagang pada tingkat kenegerian tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini pula yang menyebabkan para Uleebalang,dan kelompok pedagang pada tingkat kenegerian berusaha menentang kekuasaan Sultan pada waktu-waktu yang memungkinkan. Sultan Aceh mendominasi usaha perdagangan secara intensif pada akhir abad ke 19 dan pada permulaan abad ke 17, yaitu pada pemerintahan Alkahar dan Iskandar Muda. Mengenai dominasi Sultan Iskandar Muda dalam bidang perdagangan, Anthony Reid mengemukakan bahwa kebesarannya dalam bidang politik dan militer sebenarnya didasari oleh keberhasilannya dalam bidang ekonomi, melakukan monopoli perdagangan dalam negeri. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil menghancurkan kekuasaan pedagang babas atau " orang kaya ". Seluruh kegiatan perdagangan baik didalam negeri maupun yang berhubungan dengan pedagang asing berada dibawah kontrolnya. Dengan demikian ia merupakan Raja Pedagang yang sesungguhnya seperti yang dikenal dalam sejarah Asia Tenggara pada umumnya. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imam Mudhofir
"Penelitian ini membahas tentang kerjasama aktor Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam penanganan kelompok separatis di Kabupaten Puncak Jaya. Dengan melakukan analisis menggunakan perangkat teori intelijen dan Collaborative Governance model Ansell & Gash, penelitian ini berusaha memeriksa aspek kendala, realisasi serta upaya kerjasama aktor Forkopimda. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kinerja Forkopimda dan stabilitas keamanan nasional dari ancaman kelompok separatis di Kabupaten Puncak Jaya. Hal tersebut sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang ditegaskan selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2022 tentang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif sebagai model analisis. Data penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kendala yang dihadapi oleh Forkopimda dalam penanganan kelompok separatis di Kabupaten Puncak Jaya ialah komunikasi yang berkesinambungan, baik komunikasi di antara aktor Forkopimda sendiri maupun komunikasi yang terjalin dengan kelompok separatis. Sehingga dibutuhkan sebuah proses kolaboratif (collaborative process) yang dapat dimanfaatkan secara efektif berdasarkan tahap kolaborasi, yakni: menentukan masalah (problem setting), menentukan tujuan (direction setting) dan pelaksanaan (action).

This study discusses the collaboration of Regional Leadership Coordination Forum (Forkopimda) actors in handling separatist groups in Puncak Jaya Regency. By conducting an analysis using intelligence theory and the Collaborative Governance model of Ansell & Gash, this study seeks to examine aspects of constraints, realization and collaborative efforts of Forkopimda actors. This study aims to improve the performance of Forkopimda and the stability of national security from threats from separatist groups in Puncak Jaya Regency. This is as mandated in Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government which is further confirmed in Government Regulation (PP) Number 12 of 2022 concerning the Regional Leadership Coordination Forum. The method used in this research is a qualitative method with descriptive analysis as the analysis model. This research data was obtained through interview techniques and literature study. The results of this research show that the obstacle faced by Forkopimda in handling separatist groups in Puncak Jaya Regency is continuous communication, both communication between Forkopimda actors themselves and communication with separatist groups. So, a collaborative process is needed that can be utilized effectively based on the collaboration stages, namely: problem setting, direction setting and implementation."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saepudin
"Studi ini mempelajari pola konflik Islam dan negara pada masa Orde Baru dengan memilih studi kasus Insiden Tanjung Priok 1984. Mempelajari konflik Islam dan Negara pada masa Orde Baru pada kasus Insiden Tanjung Priok menjadi cukup menarik, karena memperlihatkan banyak faktor yang terkait didalamnya. Oleh sebab itu ada tiga permasalahan yang ditelaah pada studi ini. Pertama, bagaimana peran negara dalam melangsungkan pembangunan pada masa Orde Baru dengan memprioritaskan pada pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas politik dan pengaruhnya terhadap umat Islam. Kedua, mengapa pemerintah Orde Baru bersikap represif terhadap kegiatan umat Islam dan Ketiga, bagaimana reaksi kelompok radikal Islam terhadap tindakan represif Pemerintah Orde Baru. Teori untuk menganalisis permasalahan tersebut ada dua teori yakni: 1. Teori negara Otoriter Birokratik (OB). 2. Teori radikalisasi Islam. Instrumen penelitian ini menggunakan studi literatur dan wawancara mendalam.
Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa teori yang digunakan, masih relevan untuk menjelaskan studi ini. Terlalu besarnya intervensi negara dalam berbagai bidang kehidupan tidak bisa dielakkan dan berdampak pada melemahnya kekuatan politik diluar negara, terutama kelompok radikal Islam. Negara memiliki otonomi relatif dalam menghadapi kekuatan diluar dirinya. Implikasi teoritisnya adalah kelompok radikal Islam sebagai kekuatan politik diluar negara menjadi terbatas dalam melakukan kegiatannya. Akibatnya mereka melakukan reaksi melalui ceramah-ceramah yang ekstrim dan aksi sosial yang radikal. Selain itu dengan tidak meratanya hasil pembangunan ekonomi mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang semakin lebar. Keadaan demikian bagi kelompok radikal Islam merasa kecewa yang puncaknya ditandai dengan meletusnya insiden Tanjung Priok 1984 sebagai wujud perlawanan Islam terhadap negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T7193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari tulisan ini adalah mengkaji peranan sebuah badan perjuangan lokal yang ada di Jembrana Bali pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Revolusi kemerdekaan yang dialami bangsa Indonesia antara tahun 1945-1949 disebut juga sebagai periode revolusi fisik. "
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Apsari Putri Wardhana
"Latar Belakang
Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental dan kesejahteraan individu bagi mahasiswa kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat distres psikologis dan disfungsi sosial pada mahasiswa kedokteran preklinik selama masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi.
Metode
Desain studi komparatif digunakan, dengan data yang dikumpulkan dari mahasiswa kedokteran preklinik di fakultas kedokteran di Indonesia. Kuesioner General Health Questionnaire 12 (GHQ-12) diberikan untuk menilai distres psikologis dan disfungsi sosial selama periode puncak pandemi (Mei–Agustus 2021) dan periode pascapuncak pandemi (Februari–Mei 2022) di antara mahasiswa. Sebanyak 286 mahasiswa kedokteran preklinik diikutsertakan kemudian statistik deskriptif digunakan untuk meringkas karakteristik demografi peserta, serta uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan skor rata-rata GHQ-12, skor distres psikologis, dan skor disfungsi sosial antara periode pandemi dan pascapuncak pandemi.
Hasil
Uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan tingkatan distres psikologis dan disfungsi sosial pada masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi. Uji Chi-kuadrat menunjukkan tingkat distres psikologis lebih tinggi pada masa puncak pandemi (p < 0,001) daripada masa pascapuncak pandemi dan tingkat disfungsi sosial lebih tinggi pada masa puncak pandemi daripada masa pascapuncak pandemi (p = 0,033).
Kesimpulan
Terdapat perbedaan tingkatan distres psikologis dan disfungsi sosial terhadap mahasiswa kedokteran preklinik antara masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi.

Introduction
The COVID-19 pandemic has brought significant changes to various aspects of life, including mental health and individual well-being for medical students. This study aims to compare the levels of psychological distress and social dysfunction in pre-clinical medical students during the peak period of the pandemic and the post-pandemic period.
Method
A comparative study design was used, with data collected from preclinical medical students at medical faculties in Indonesia. The General Health Questionnaire 12 (GHQ-12) was administered to assess psychological distress and social dysfunction during the peak period of the pandemic (May–August 2021) and post-peak period of the pandemic (February–May 2022) among students. A total of 286 pre-clinical medical students were included, then descriptive statistics were used to summarize the demographic characteristics of the participants, and the Mann-Whitney test was used to compare the mean GHQ-12 scores, psychological distress scores, and social dysfunction scores between the pandemic and post-pandemic periods.
Results
The Mann-Whitney test shows that there are differences in levels of psychological distress and social dysfunction during the peak of the pandemic and the post-pandemic period. The Chi-square test showed that the level of psychological distress was higher during the peak period of the pandemic (p < 0.001) than during the post-pandemic period as well as the level of social dysfunction was higher during the peak period of the pandemic than during the post-peak pandemic period (p = 0.033).
Conclusion
There are differences in the levels of psychological disorders and social dysfunction in pre-clinical medical students between the peak of the pandemic and the post-pandemic period.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>