Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32990 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Rustam
"ABSTRAK
Bangsa Indonesia harus ikut memperhatikan perkembangan situasi yang terjadi di Asia Pasifik, karena kondisi geografisnya yang penting. Dalam hal ini ialah perkembangan Pasukan Bela Diri Jepang (Jieitai) serta masalah-masalah yang dihadapinya. Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari Jieitai dan untuk menyatakan bahwa Jepang masih memerlukan kekuatan militer untuk melindungi segala kepentingannya...

"
1986
S13613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liastuti U.
"Sejak awal terbentuknya Jieitai, (Pasukan Bela Diri Jepang), di dalam diri bangsa Jepang sendiri telah timbul pertentangan. Masyarakat Jepang menolak kehadiran Jieitai, sedangkan di pihak pemerintah memberi dukungan yang positif. Hal ini semakin menarik karena berhubungan dengan UUD Jepang 1947 khususnya pasal 9, yang menyatakan bahwa bangsa Jepang sesungguhnya adalah negara yang cinta perdamaian. Karena adanya pertentangan itulah maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih jelas bagaimana sebenarnya pandangan dan pendapat masyarakat Jepang tentang Jieitai, dan apakah Jieitai itu diperlukan atau tidak oleh bangsa Jepang. Akhir dari penelitian yang penulis lakukan dari bulan Mei 1992 sampai Desember 1992, ternyata menyimpul_kan bahwa masyarakat Jepang ternyata masih memerlukan Jieitai untuk melindungi kedaulatan Jepang dari segala macam ancaman yang ada. Selain itu masyarakat Jepang pun mengakui keberadaan Jieitai sebagai badan pertahanan nasional negara, dan mereka ikut aktif membantu segala kegiatan yang dilakukan oleh Jieitai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Widyasari
"Penelitian ini berfokus pada peran Jieitai (Pasukan Bela Diri), khususnya Kaij_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Laut) dan K_j_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Udara) dalam keamanan energi Jepang. Pentingnya pengamanan energi mulai disadari oleh Pemerintah Jepang setelah Jepang mengalami krisis pertama energi minyak tahun 1973 dan krisis kedua energi minyak tahun 1979. Pengamanan energi khususnya penjagaan pasokan minyak harus dilakukan Jepang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) sebagai negara industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan metode deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku referensi, artikel, karya ilmiah, dan sumber-sumber internet. Dari analisis kepustakaan diperoleh bahwa : 1) konsep keamanan energi Jepang adalah proses mengamankan kebutuhan energi yang diperlukan untuk keseharian masyarakat Jepang dan kepentingan ekonomi. Konsep keamanan energi menurut Jepang harus meliputi 3 faktor yang disebut 3 E_s, yaitu Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi), Environmental Protection (Perlindungan Lingkungan), dan Energy Security (Keamanan Energi). Hal terpenting yang harus dilakukan Jepang adalah menyeimbangkan Environmental Protection dan Energy Security untuk memajukan pertumbuhan ekonomi Jepang; 2) Peran Jieitai dalam keamanan energi Jepang terus ditingkatkan. Pemerintah Jepang meningkatkan kemampuan Jieitai, khususnya Kaij_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Laut) dan K_j_ Jieitai (Pasukan bela Diri Udara) untuk menjaga pasokan minyak Jepang mengingat kemungkinan potensi konflik militer dengan Cina terkait keamanan energi. Selain itu, Jieitai juga berperan penting dalam menjaga dan mengawasi pasokan minyak yang melewati SLOC (Sea Lanes of Communication) maupun beberapa choke points penting di kawasan Asia Pasifik, seperti Kepulauan Spratly, Selat Singapura, dan Selat Malaka.

Abstract
This research focused at Jieitai_s roles (Self-Defense Force) in Japan_s energy security, especially Kaij_ Jieitai (Maritime Self-Defense Force) and K_j_ Jieitai (Air Self-Defense Force). The importance of energy security was realized by Japan Government after had oil crisis in 1973 and 1979. Energy security, especially the security for Japan_s oil custody must be done in order to improve Japan_s economic growth as an industrial state. This research use historical approach with analytical descriptive method. The data collected bibliography in the form of reference books, articles, erudite masterpieces, and sources of internet. From the analysis it could be concluded that 1) Japan_s concept for energy security is a process to secure the energy that use by Japan_s public for their lives and economic interest. Japan_s energy security has to cover 3 factors that called 3 E's. They are Economic Growth, Environmental Protection, and Energy Security. The important thing that Japan has to do is the balance Environmental Protection with Energy Security to improve Japan_s Economic Growth; 2) The Role of Jieitai in Japan_s energy security has to be improved. Government of Japan improve the ability of Jieitai, especially Kaij_ Jieitai and K_j_ Jieitai to take care Japan_s oil because there are possibilities for potency of military conflict with China related to Japan_s energy security. Moreover, Jieitai is also important to take care the oil_s flow via SLOC (Sea Lanes of Communication) and choke points in Asia Pacific, like Spratly Islands, Malacca, and Singapore Straits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13762
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurprihatin
"Skripsi ini mengenai harga diri dan masalah- masalah yang dihadapi istri tanpa anak. Pada para istri tanpa anak akan dijumpai berbagai masalah sehubungan dengan ketiadaan anak. Diasumsikan hal ini juga berpengaruh terhadap harga dirinya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran harga diri istri tanpa anak, gambaran permaaalahan yang dihadapi istri tanpa anak, dan apakah masalah yang dihadapi istri tanpa anak yang barharga diri tinggi berbeda dengan masalah yang dihadapi istri tanpa anak yang berharga diri rendah.
Subyek penelitian adalah istri tanpa anak yang tergolong usia dewaea muda sejumlah 32 orang. Alat yang digunakan adalah kuesioner inventori harga diri yang merupakan adpatasi dari Self-esteem Inventory (Coopersmith, 1967) dan daftar masalah yang dihadapi istri tanpa anak. Metode analisanya adalah prosentase dan chi- square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek skor harga dirinya berada pada interval atas, namun masih dijumpai skor harga diri subyek yang sangat rendah. Lima masalah yang paling banyak dirasakan oleh subyek adalah cemas akan keadaan hari tua, kesepian, takut ditinggalkan suami, merasa bersalah karena belum juga hamil, dan hidup kurang tenteram. Berdasarkan urutan seringnya suatu masalah dirasakan, merasa bersalah karena belum hamil menduduki peringkat pertama. Juga ditemukan tidak ada perbedaan masalah antara istri tanpa anak yang berharga diri tinggi dengan istri tanpa anak yang berharga diri rendah, kecuali dalam masalah mengalami kemarahan kepada orang yang menanyakan tentang anak kepadanya. Untuk selanjutnya, disarankan mengadakan penelitian serupa dengan memperhatikan faktor- faktor yang mungkin berpengaruh, misalnya nilai anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oslan Amril
"Keberadaan Pasukan Bela Diri sebagai ujung tombak kebijakan pertahanan nasional Jepang yang terganjal oleh Konstitusi Jepang khususnya pasal 9 merupakan sebuah fenomena tersendiri. Pihak pemerintah merasa perlu dengan pembentukan pasukan Bela Diri sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat, di lain pihak masyarakat Jepang yang trauma dengan akibat Perang Dunia II tidak menginginkan kembalinya kekuatan militer. Pemerintah tetap yakin bahwa konstitusi tidak melarang kepemilikan akan kepentingan kekuatan persenjataan dalam tingkat kepentingan minimal pertahanan diri. Kebijakan pertahanan Jepang yang berorientasi pada pertahanan eksklusif bermakna bahwa kekuatan militer tidak dapat digunakan sampai ada agresi atau serangan bersenjata. Pasukan Bela Diri Jepang harus dapat mendefinisikan bahwa tingkatan penggunaan kekuatan pertahanan harus tetap dijaga seminimal mungkin untuk tujuan pertahanan diri. Kebijakan pertahanan Jepang tidak dapat dipisahkan dengan aliansi Jepang-Amerika Serikat. Peran militer Jepang baik domestik maupun global akan sangat dipengaruhi oleh peran militer Jepang."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di antara tiga bangsa di dunia yang terpecah dua (Jerman, Ko_rea dan Vietnam), maka bangsa Jermanlah yang paling menarik per_hatian, karena bangsa Jerman merupakan bangsa pertama yang dibagi dan yang paling lama yang tinggal terbagi. Jerman merupakan satu_-satunya negara yang dipecah, di mana salah satu bagian memiliki sebagian dari sebuah kota besar yang terletak kira-kira 150 kilo-meter di dalam wilayah bagian yang lain. Last but not least, Jer_man merupakan negara yang memiliki potensi dan kekuatan paling be_sar yang dipecah. Jerman merupakan kekuatan yang menpersatukan tetapi sekali_gus juga yang memecah belah negara-negara di sekelilingnya. Teka_nannya untuk mencapai hegemoni Eropa telah dua kali mempersatukan negara-negara besar dan kecil di sekitarnya secara militer dan"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiyatun Homisah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Intan Perdana Sari
"Skripsi ini membahas mengenai Peran Jieitai (Pasukan Bela Diri) dalam Operasi Penjagaan Perdamaian PBB di Timor Timur. Sejak kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1956, Jepang dituntut untuk berperan aktif dalam organisasi internasional. Salah satu peran aktif yang harus dilakukan Jepang adalah mewujudkan perdamaian dunia dengan bergabung dalam Operasi Penjagaan Perdamaian PBB. Selain berkontribusi secara finansial, Jepang juga dituntut untuk berkontribusi dalam bentuk fisik dengan mengirim Jieitai untuk Operasi Penjagaan Perdamaian PBB. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penulisan deskriptif analisis. Hasil penelitian ini adalah pada Operasi Penjagaan Perdamaian PBB di Timor Timur, Jieitai berperan dalam Pencegahan Konflik, Penjagaan-perdamaian, dan Pembangunan Perdamaian Pasca Konflik.

The focus of this study is to find out the role of Jieitai in United Nations Peacekeeping Operation in East Timor. Since re-occupied as a member of United Nations in 1956, Japan is required to take an active role in international organizations. One role that it takes is realizing world peace by joining the UN Peacekeeping Operation. Besides financial contribution, Japan is also expected to make a physical form contribution, such as dispatching Jieitai for UN Peacekeeping Operation. Based on qualitative research method by using descriptive analysis, it concludes that Jieitai has role in conflict prevention, peacekeeping, and post-conflict peace-building in UN Peacekeeping Operation in East Timor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>