Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charity Sudargo
"Penelitian mengenai kepercayaan dan organisasi sosial kakure kirishitan dilakukan melalui penelitian kepustakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bentuk kepercayaan kakure kirishitan sebagai dasar untuk dapat memahami perilaku orang Jepang dalam kehidupan beragamanya. Selain itu penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui bentuk organisasi sosial kakure kirishitan yang menjadi faktor penunjang keberadaan kakure kirishitan sampai sekarang ini. Pengumpulan data dilakukan terutama dengan menelaah dan mendeskripsikan buku Kakure Kirishitan karya Furuno Kiyoto yang mengemukakan suatu argumentasi mengenai kepercayaan kakure kirishitan. Di samping itu data-data juga dikumpulkan dari berbagai buku yang berkaitan dengan sejarah Kristen di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan yang dianut oleh kakure kirishitan adalah kepercayaan yang sifatnya sinkretis yaitu bentuk percampuran yang kompleks antara agama Katolik, agama Budha, Shinto, dan kepercayaan rakyat. Organisasi sosial kakure kirishitan dengan susunan omizuyaku-obanyaku mideshi keluarga berhasil mempertahankan kepercayaan kakure kirishitan sejak masa pelarangan agama Kristen sampai sekarang ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Islam telah memberi solusi untuk membangkitkan itsar itu. Zakat, infak, sedekah dan wakaf adalah sarana berlatih mencapai itsar. Menunaikan zakat, berarti memulai sedikit memikirkan orang lain. Memperbanyak infak, sedekah dan wakaf akan menumbuhkan kasih sayang kepada orang lain. Ini adalah praktek tasawuf. Sementara itu, tasawuf dan sufi sering diidentikkan dengan kehidupan menjauhi dunia, individualistik, hidup menyendiri, tidak peduli lingkungan, suka berdiam diri, berbusana apa adanya, dan hidup hanya untuk ibadat dan dzikir semata. Bahkan, dalam bentuk yang lebiih ekstriem, tasawuf itu sendiri dianggap bukan bersumber dari Islam, tetapi merupakan ajaran yang diimpor dari lar Islam. Oleh sebab itu, sering kita dengar bahwa tasawuf itu bukan milik kaum muda, tetapi secara eksklusif hanya teruntuk bagi orang-orang lanjut usia, karena tasawuf merupakan pengalihan perhatian dari hal-hal duniawi kepada hal-hal ukhrawi. Dari pandangan yang keliru itu timbul citra bahwa tasawuf adalah ajaran yang membawa kemunduran Islam. Sufisme adalah doktrin yang membuat orang membelakangi dunia. Surfisme membuat muslim bersikap hidup individualistik, tanpa peduli masyarakat sekitar."
KONSTAINT 9:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Inong Mutia
"Agama Kristen masuk ke Jepang sejak tahun 1549, yaitu pada saat seorang misionaris Katolik Roma bernama Francis Xavier tiba di daerah Kagoshima. Memasuki zaman Edo (1603-1867), pada awalnya Tokugawa Ieyasu sebagai pemimpin pertama pemerintahan bakufu Edo, tidak menunjukkan keberatannya terhadap penyebaran agama Kristen dan keberadaan para misionaris di Jepang.Pada tanggal 1 Februari 1614, pemerintah bakufu Edomengeluarkan dekrit pertama pelarangan agama Kristen. Alasan utamadikeluarkannya dekrit tersebut adalah bahwa pemerintah Tokugawa ingimenciptakan suatu pemerintahan yang absolut di Jepang dan agamaKristen dianggap sebagai ancaman bagi persatuan bangsa Jepang. Selaindikeluarkannya dekrit pelarangan agama Kristen, sebagai bagian dari pelaksanaan pelarangan penyebaran agama Kristen, pemerintah bakufuEdo juga melaksanakan politik sakoku (politik penutupan negara) dansistem danka. Menurut Okuwa Mitoshi dalam bukunya yang berjudul Jidanno Shiso, dijelaskan bahwa pengertian dari danka adalah keluarga yangmelaksanakan upacara kematian pada kuil Budha tertentu danbertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan terhadap kuil tersebut. Dengan diterapkannya sistem danka, maka setiap keluargadiwajibkan untuk menjadi anggota kuil Budha tertentu dan penganutKristen diharuskan meninggalkan agamanya tersebut. Selain adanyapenganut Kristen yang meninggalkan agamanya, juga ada penganutKristen yang tetap bertahan dengan keyakinannya selama masapenerapan sistem danka tersebut dan disebut dengan kakure kirishitan. Permasalahan dalam skripsi ini adalah sistem danka sebagai salah satu faktor penyebab munculnya kakure kirishitan.Permasalahan dalam skripsi ini adalah sistem danka sebagai salah satu faktor penyebab munculnya kakure kirishitan.Permasalahan dalam skripsi ini adalah sistem danka sebagai salah satu faktor penyebab munculnya kakure kirishitan.Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan skripsi Sistem Danka dan kehidupan Kakure Kirishitan Pada Zaman Edo di Jepang {1603-1867) di Jepang adalah_ Dengan diterapkannya sistem danka pada zaman Edo, para penganut Kristen terpaksa meninggalkan agamanya tersebut. Namun, selain adanya penganut Kristen yang meninggalkan agamanya, ada juga para penganut Kristen yang tetap bertahan dengan keyakinannya tersebut dan disebut dengan kakure kirishitan._ Di satu sisi, para penganut Kristen pada zaman Edo berusaha untuk tetap bertahan dengan keyakinannya, sedangkan di sisi lain mereka berusaha untuk menuruti perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah bakufu Edo untuk menjadi anggota danka._ Dengan diterapkannya sistem danka, pemerintah bakufu makin mempertegas pelarangan terhadap penyebaran agama Kristen sehingga agama Kristen tidak dapat berkembang luas di Jepang._ Pelaksanaan sistem danka juga melahirkan perpaduan (sinkrstisme) antara tiga agama, yaitu Budha, Shinto, dan Kristen. Hal ini disebabkan karena seluruh masyarakat Jepang pada zaman Edo, baik yang beragama Budha, Shinto, ataupun Kristen, wajib untuk menjadi anggota danka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marleily Rahim
"ABSTRAK
Tujuan penelitian mengenai wanita pedagang di Pasar Cik Puan adalah untuk: (1) memperoleh informasi mengenai pembagian kerja antara isteri dan suami dalam rumah tangga wanita pedagang,(2) kekuatan tawar menawar (bargaining power) isteri terhadap suami dalam proses pengambilan keputusan, (3) memperoleh pengetahuan mengenai aktifitas wanita pedagang di publik, dan (4) mengetahui faktor-faktor sosial budaya yang mendukung kegiatan wanita di ranah publik.
Latar belakang masalah penelitian. Menurut pandangan sebagian masyarakat peran utama dan pertama wanita ialah di sekitar rumah tangga (ranah domestik) dan peran pria ialah sebagai kepala rumah tangga, pencari nafkah utama keluarga di luar rumah (ranah publik). Langsung atau tidak langsung terciptalah ketergantungan ekonomi isteri terhadap suami (ketimpangan gender). Kenyataan suami tidak selalu dapat melaksanakan peran dan fungsinya tersebut, wanita pun telah masuk ke ranah publik, berperan sebagai pencari nafkah utama misalnya sebagai pedagang di PCP. Keadaan ini diperkirakan berdampak kepada kehidupan keluarga dan masyarakat.
Dari beberapa penelitian para ahli di daerah lain menemukan, bahwa lapangan perdagang merupakan lapangan kerja yang banyak dimasuki oleh wanita di perkotaan. Meskipun demikian wanita hanya dominan di golongan barang hasil pertanian, dengan modal dan keuntungan yang relatif kecil, sebaliknya pria dominan di golongan barang hasil pabrik yang relatif bermodal lebih besar dengan keuntungannya juga lebih besar.
Dengan penelitian kualitatif ini telah dikumpulkan data dari pengalaman dan pengetahuan wanita pedagang dalam kehidupannya bermasyarakat. sebagai alat analisis digunakan pandangan Rosaldo, M.Z (1974) mengenai dikotomi ranah domestik dan ranah publik dikaitkan dengan aspek sosial, ekonomi dan sosial budaya.
Hasil penelitian menemukan bahwa peran isteri sebagai pencari nafkah utama keluarga, memperkokoh posisi sosialnya dalam rumah tangga (ranah domestik), karena mendapat dukungan dari anggota keluarga. Kontribusi ekonomi wanita pedagang dalam keluarga memperkuat 'bargaining power'/'bargaining position nya terhadap suami. Pemampuan wanita pedagang dalam keluarga terlihat dari akses, dan kontrolnya terhadap hasil pendapatan. Memotivasi anak-anak perempuan untuk masuk ke ranah publik dan mencapai pendidikan tertinggi (Universitas).
Meskipun pandangan dikotomi pada sebagian masyarakat mengenai ranah domestik dari ranah publik masih kuat, dari hasil studi, ternyata bahwa keberadaan wanita di perdagangan (ranah publik) diterima secara terbuka oleh masyarakat, karena kemampuan kontribusi ekonominya kepada keluarga.
Meskipun mereka mempunyai keterbatasan dalam hal akses modal formal (bank, koperasi) dan pranata sosial yang 'gender bias', namun wanita pedagang berkemampuan untuk mengembangkan usaha dagangnya dari berdagang barang-barang yang tidak berdaya tahan lama yang diperoleh dengan modal kecil dan keuntungannya juga Kecil ke usaha dagang barang-barang yang berdaya tahan lama dengan modal dan keuntungan yang juga relatif lebih besar. Keberhasil mereka di ranah publik adalah atas adanya usaha sendiri dari modal awal, modal kerja dari julo-julo uang, mobilitas dan jaringan kerja yang semakin meningkat.
Keberhasilan wanita pedagang di PCP telah menempatkan posisi sosialnya pada posisi yang 'dihormati' baik di ranah domestik maupun di ranah publik.
Faktor-faktor sosial budaya yang mendukung aktifitas wanita di perdagangan antara lain: Budaya merantau (mobilitas dan jaringan kerjanya). Begitu Pula sifat matrifokal Minang dan kedudukan sentralnya dalam keluarga (matrilineal) berperan terhadap 'bargaining power' dalam rumah tangga dan dalam transaksi dagang. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Bella Dona Patricia
"Analisis situasi
Anak berkebutuhan khusus belum menjadi perhatian utama di Indonesia. Padahal, jumlah mereka setiap tahunnya semakin bertambah. Perhatian ini meliputi kehidupan sosial mereka di masyarakat dan pendidikan. Anak-anak berkebutuhan khusus sebagian besar masih di sekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa). Hal ini membuat mereka tidak bisa berkembang secara maksimal karena harus berdampingan dengan teman-teman yang sama. Sekolah inklusi sebagai sekolah umum yang bisa menerima anak berkebutuhan khusus, bisa membantu memfasilitasi anak-anak tersebut, selain itu mereka juga bersosialisasi dengan anak-anak lainnya yang normal.
Manfaat bagi khalayak : Anak-anak menjadi tahu macam-macam kecacatan dan mereka bisa menghargai teman-temannya yang berkebutuhan khusus. Manfaat bagi pengelola : membangun citra positif dan dapat menguntungkan secara finansial. Tujuan : menyuguhkan tayangan inspiratif yang bisa membantu anak mengerti bahwa teman-temannya yang berkebutuhan khusus pantang menyerah dalam belajar, selain itu mereka sangat diterima dalam pergaulan. Secara ekonomis, mampu memberikan keuntungan finansial pada stasiun TV yang menayangkan.
Program ini berjudul ?Dear Diary? berformat feature edutainment, secara spesifik mengangkat cerita kehidupan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dan lingkungan sosialnya. Acara ini rencananya akan ditayangkan di Trans 7 setiap hari Kamis pukul 17.00 WIB selama 30 menit, dan ditargetkan untuk khalayak anak-anak usia 5-14 tahun dari keluarga dengan SES A, B dan C.
Evaluasi
Pre-test akan dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD) yang terdiri dari 6 anak laki-laki dam 6 anak perempuan usia 5-14 tahun : menggunakan instrumen berupa panduan FGD ; dilakukan setelah prototipe selesai dibuat. Evaluasi akan dilakukan setelah program disiarkan. Metode yang akan digunakan adalah Evaluasi Internal (antar tim produksi & pasca produksi) dan Evaluasi Eksternal (melibatkan pemirsa).
Anggaran
Jumlah total anggaran pembuatan prototipe : Rp 900.000,-
Jumlah total anggaran pembuatan program : Rp 2.050.000,-
Jumlah prakiraan pendapatan (slot iklan) : Rp 2.263.900.000,-
Jumlah Anggaran evaluasi : Rp 1.640.000,-

Situation Analysis
Nowadays, disabled children are not yet a part of primary attention in Indonesia. As we know, their number is increasing year by year. This attention consists of their social lives in society and education. Most of disabled children are in physical and mental disable private school. This makes them can not improve themselves because they have to live with other disabled children. Inclusion school as public school which can accept these disabled children, will help facilitating those children. Moreover they can socialize with other normal children
The Advantage and Purposes of Prototype Development
Advantages for society :Children will know and understand various kinds of disabilities. They will know how to respect their disabled friends. Advantages for the TV company : helps to build company?s positive image & hopefully could financially profit the company itself.
Purposes : Presents inspirative children tv programme that can help children understanding their disabled friends. Understanding the disabled?s encouragement in school, socialize with many people. Financially, this programme will profit the involved TV station that broadcasts.
The Developed Prototype
This programme is titled ?Dear Diary? formatted as feature edutainment, specifically brings the story of disabled children in inclusion school and their social lives, planned to be broadcasted on Trans 7 every Thursday at 17.00 WIB for 30 minutes long, and targetted for 5-14 years old audience who come from families with SES A, B and C.
The Evaluation
Pre-test will be held using Focus Group Discussion (FGD) method in which the group consists of 6 boys and 6 girls in their 5-14 years old age ; the instrument that will be used is FGD Guide; and will be done after the prototype is made. The Evaluation will be done after the program is broadcasted. The method that will be used is Internal Evaluation (involves production team and post-production team) and External Evaluation (involves the audience).
Budget
Total budget of prototype production process : 900.000,- IDR
Total budget of programme production process : 2.050.000,- IDR
Estimated total income (advertisement slot) : 2.263.900.000,- IDR
Total budget of evaluation : 1.640.000,- IDR
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irin Setiowati Bustarini
"Pendapat Trudgill di atas mengungkapkan bahwa bahasa seseorang selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan besar-kecil dari cara berbicara atau bahasa orang lain, dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Hal ini disebabkan karena bahasa digunakan oleh penuturnya untuk berinteraksi di dalam lingkungannya. Oleh karena itu bahasa tersebut harus sesuai dengaxr norma dan kaidah yang berlaku di dalam masyarakat penuturnya. Variasi bahasa tidak hanya timbul karena faktor-faktor sosial seperti diungkapkan di atas, tetapi juga bergantung pada konteks sosialnya, seperti situasi. tempat, konteks pembicaraan dan juga peran dan status pembicara di dalam percakapan tersebut (Trudgill, 1983a:100-102). Contoh yang baik dari pengaruh konteks sosial terhadap variasi bahasa seseorang dapat terlihat pada penggunaan kata sapaan, karena penggunaan kata sapaan selain tergantung pada latar belakang sosial penuturnya, tergantung pula pada konteks sosial pertuturan terutama perbedaan status dan keintiman di antara pembicaranya. Karena itu di dalam skripsi ini saya akan meneliti perbedaan penggunaan kata sapaan di dalam suatu karya sastra dan kaitannya dengan latar belakang sosial dan hubungan sosial penuturnya. Roman karya Heinrich Mann Der Untertan, saya pilih sebagai bahan penelitian karena roman tersebut sengaja ditulis oleh pengarangnya untuk menggamba.rkan latar sosial zaman kekaisaran Wilhelm II, sehingga buku tersebut dijuluki sebagai Bibel des Wilhelminischen Zeitatteas (Mann, 1986:1)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini membahas analisis daya dukung lahan untuk mendukung pengembangan perumahan di pulau-pulau kecil dengan mengambil kasus Pulau Panggang, Pramuka, Kelapa, dan Tunda. Peelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik daya dukung lahan di masing-masing pulau dalam kaitannya dengan pengembangan perumahan saat ini maupun di masa depan, Dengan diketahuinya karakteristik daya dukung lhan maka dapat ditentukan arahan atau rekomendasi untuk pengembangan perumahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang cepat apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan secara lebih cepat juga."
JURPEM 8:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Octaviana
"Skripsi ini membahas tentang batas-batas sosial yang ada di Desa Binjai. Desa Binjai adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Di Dalam desa ini terdapat perusahaan yang memproduksi kelapa sawit yakni, PTP Nusantara XIII (Persero). Hadirnya perusahaan dan datangnya para pekerja di perusahaan merubah demografi kelompok etnis dan memperkenalkan pola-pola relasi sosial yang baru di Desa Binjai. Desa Binjai terdiri dari etnis Dayak, Melayu, Batak dan Jawa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode obeservasi partisipsi dan wawancara.
Penataan ruang sosial yang dibawa oleh perusahaan memiliki pengaruh terhadap pola interaksi yang berada di masyarakat. Masyarakat mempunyai batas-batas sosial tersendiri untuk berinteraksi di arena-arena sosial dalam desa oleh berbagai macam streotip yang terbangun diantara mereka. Pada dasarnya, munculnya sebuah stereotip adalah suatu hal yang biasa disebuah desa, namun dalam hal ini perusahaan bertindak demi kepentingan efisiensi produksi yang sering tidak disadari oleh perusahaan yang dapat berpengaruh pada batas-batas budaya yang ada di masyarakat Desa Binjai.

This thesis discuss about the social boundaries that exist in the village of Binjai. Binjai village located at the Tayan Hulu Sub-District, Sanggau District, West Kalimantan. Inside the village there are companies that produce palm oil, The PTP Nusantara Xiii (Persero). The presence of the company and the aririval of the workers in the company to change the demography of ethnic groups and patterns introducing new social relation in the village of Binjai. Binjai Village consists of ethnic Dayak, Malay, Batak, and Javanese.This study is a qualitative study, using the method of participatory observation and interviews.
Arrangement of social space carried by the company have an influence on patterns of interaction in the community. People has its own social boundaries to interact in the social arenas in the village by various stereotype that woke them. Basically, the emergence of inter-etnic stereotype in a village is a fairly common, but in this casethe company is acted in the interest of production efficiency that is often not realized by the company that may affect the cultural boundaries that exist in people of Binjai Village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Rahayuningsih Suhardjono
"ABSTRAK
Collembola merupakan Hexapoda yang mempunyai beraneka ragarn ukuran, warna, habitat, dan peran dalam lingkungannya. Kelompok antropoda ini mudah dikenal karena cirinya yang khas, yaitu alat pelenting yang disebut furkula. Dengan adanya alat pelenting ini, Collembola juga dikenal dengan nama ekorpegas.
Dasar pemilihan Collembola
Ukuran Collembola berkisar antara 0,25 mm dan 8,00 mm panjangnya. Warnanya pun bermacam-macam, dari yang paling pucat sampai yang sangat mencolok, yaitu dari putih, abu-abu, biru tua, hitam, sampai merah merona. Secara menyeluruh, Collembola menduduki habitat-habitat lapisan tanah, serasah, kulit pohon yang melapuk, daun, dan bunga. Dengan habitat yang bermacam-macam ini, peran Collembola dalam lingkungannya juga bermacamrnacam, yaitu sebagai perombak bahan organik, penyeimbang fauna tanah, pemangsa hewan lain, penyerbuk, perusak tanaman bawang dan jamur merang, serta penyerap ion racun dan/atau logam berat.
Walaupun Hexapoda ini terdiri atas berbagai kelompok yang menduduki berbagai lingkungan, yang menonjol darn segi jumlah dan peran dalam lingkungan adalah Collembola tanah. Sebagai fauna tanah, Collembola tanah terdapat pads lapisan tanah atas. Habitat seperti ini berkisar parka kedalaman tanah darn 0 cm sampai 15 cm. Dengan persyaratan kehidupan Collembola tanah seperti itu, peran kelompok ini yang dapat dimanfaatkan manusia adalah dalam aspek indikasi kandungan air tanah, ion racun dan Iogam berat, Berta sebagai faktor penyeimbangan fauna tanah.
Kias Collembola, yang terklasifikasi di dalam Induk klas Hexapoda, terdiri atas tidak kurang darn 6.000 jenis yang sudah dikenal. Jenis-jenis ini terkelompok ke dalarn seldtar 500 marga (Greenslade 1991: 548). Collembola tidak tersebar merata di bagian-bagian dunia. Di Jepang tercatat 331 jenis yang terkelompok dalam 92 marga darn 13 suku (Yoshii, 1977: 141-170), Norwegia memiiild 234 jenis dalam 48 marga dari 5 suku (Fjellberg 1980: 1-200), sedangkan di Australia tercatat lebih darn 1.600 jenis yang terkelompok dalam 14 suku.
Di Indonesia pencatatan mengenai Collembola masih sangat terbatas. Sampai tahun 1989 dikenal 154 jenis dalam 57 marga (Suhardjono 1989a: 1-22; 1989b: 117-127, Yoshii & Suhardjono 1989: 23-90). Jenis-jenis yang tercatat ini berasal clan Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sulawesi, dan Irian Jaya. Darn kenyataan ini, jelaslah bahwa masih terdapat peluang besar untuk mengungkapkan keanekaragaman Collembola darn Indonesia. Dengan inventarisasi yang lebih rinci di banyak bagian Indonesia, akan lebih banyak jenis bare yang dapat ditambahkan pads daftar Collembola Indonesia. "
1992
D336
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: P3DI Setjen DPR RI , 2012
333.91 WIL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>