Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dewi Sri Ratna Sari
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai tema kebe-basan dan penampilannya pada sajak Liberte, sajak A celle dont ils revent dan sajak Courage karya Paul Eluard, tiga sajak yang diciptakan Eluard pada masa Perang Dunia II. Tujuannya adalah untuk membuktikan adanya tema kebebasan dan mendeskripsikan penampilan tema tersebut dalam ketiga sajak di atas. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode struktural yang menempatkan ilmu bahasa sebagai titik tolak penelitiannya. Berlandaskan teori struktural dari Jacobson dan Levi-Strauss, ketiga sajak di atas dibahas berdasarkan aspek metrik, aspek bunyi, aspek sintaksis dan aspek semantik, yang juga mencakup pembahasan judul, isotopi dan fungsi bahasa. Penelitian tiga aspek pertama pada ketiga sajak Paul Eluard dimaksudkan bagi deskripsi bentuk sajak yang akan menunjang makna sajak. Makna sajak ini diungkapkan melalui penelitian aspek semantik. Hasil penelitian keempat aspek tersebut membuktikan bahwa ketiga sajak yang dipilih dalam skripsi ini mengandung tema kebebasan yang ditampilkan secara berbeda pada masing-masing sajak. ada sajak Liberte, tema kebebasan tampil sebagai konsep eksistensi kebebasan, fungsi dan tujuannya. Pada sajak A celle dont iIs revent, tema ini tampil sebagai realita kehidupan yang memperlihatkan bahwa ada sekelompok manusia yang terbelenggu dan kehilangan kebebasan_nya. Dan pada sajak Courage, tema ini tampil sebagai seruan dan ajakan pada manusia-manusia yang terbelenggu dan kehilangan kebebasan untuk membebaskan diri dan merebut kembali kebebasan mereka yang hilang. Hasil penelitian di atas menunjukkan suatu hal yang sangat menarik, yaitu penampilan tema kebebasan yang tidak saja berbeda pada masing-masing sajak, namun juga menunjukkan adanya perkembangan."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S14469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Latiff
Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, 1985
899.310 9 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Adriani Susetyo-Salim
"Musik adalah yang utama dalam sebuah sajak_ demikian pemikiran Verlaine dalam menciptakan sajak-sajaknya yang liris dan sangat musikal. Bagi Verlaine, puisi harus dixanggap sebagai suatu petualangan yang tak perlu diungkapkan dengan bunyi-bunyi yang berat. Untuk menghadirkan 'musik' di dalam sajak. Verlaine menggunakan tehnik perpuisian yanq babas, Yang khususnya melihat pada segi metrik dan bunyi. Berbeda dengan penyair simbolis lainnya, seperti Bauoelairm dan Rimbaud, Verlaine biasa menerapkan segala yang ganjil di dalam keseluruhan sajaknya, terutama sekali jumlah suku katanya yanq ganjil, yang memberikan kesan ringan, musikal. Selain itu juga jumlah larik atau pun bait yang ganjil, tak biasa. Hal ini termasuk pula unsur-unsur prosodinya yang pincang, tak seimbang yanq antara lain menyangkut rima, tekanan, irama pada keseluruhan sajak,. la juga senanq menggunakan rejet dalam sajak-sajaknya. Kecenderungan-kecenderungan musikal inilah yang menandai pemakaian bahasa puisi Verlaine dan akan menjadi pokok pemicaraan dalam skripsi ini: bagaimana struktur penyajian sajak-sajak Verlaine menimbulkan efek musik sesuai dengan suasana yang dikandung masing-masing sajak. Sehubungan dengan hal itu, maka akan diambil 2 (dua) buah sajak karya Verlaine sebagai bahan penelitian, yaitu : Chanson d_Automne dan Serenade. Judul kedua sajak sudah mengarah pada kesan musik yanq dimaksud. Beberapa tehnik persajakan digunakan dalam penelitian ini, yaitu segi metrik dan seqi bunyi, yang akan digunakan untuk melihat struktur musikal dalam penyajian sajak tersebut, sementara suasana yang dikandung masinq-masing sajak akan diteliti dari segi semantik, khususnya isotopi kedua sajak. Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa baik dalam sajak Chanson d'Automne maupun dalam sajak Serenade, struktur penyajian masing-masing sajak dapat mengungungkapkan suasana yang terkandung dalam sajak-sajak tersebut. Penelitian dari segi metrik dan bunyi memperlihatkan kualitas irama, yang ditandai oleh tekanan dan hentian, serta oleh bunyi-bunyi yang berulang, dan pula memperlihatkan kualitas melodinya. yang ditandai oleh intonasi serta oleh bunyi-bunyi yang harmonis. Jelaslah disini bahwa unsur-unsur yang turut membangun sajak-sajak itu, tak terlepas dari pengaruh efek irama dan melodi atau kenarmonisan bunyi-bunyinya, yang juga merupakan unsur unsur utama dalam sebuah komposisi musik. Demikian, efek musik di dalam kedua sajak Verlaine ini sangat menunjang dalam mengekspresikan makna suasana masing-masing sajak liris tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariadewi Puspitasari Soeprapto
"
ABSTRAK
Pokok pemikiran dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement, yang merupakan sajak panjang dengan komposisi tiga belas bait karya Alphonse de Lamartine. Sajak L'Isolement, yang diangkat menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini, merupakan sajak yang ditulis pada tahun 1818, tepatnya ketika penyair ini berusia dua puluh delapan tahun.
Skripsi ini menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya. Guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengungkapkan tema sajak, maka segi semantik sajak mendapat penekanan utama dalam pembahasannya, karena unsur utama yang ingin digali dari sajak ini adalah segi maknanya. Namun pembahasan mengenai bentuk sajak, yakni segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan dilakukan terlebih dahulu secara berurutan, mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural. Setelah itu, penelitian terhadap segi isi akan dilaksanakan kemudian.
Adapun segi metrik akan membahas cepat-lambat irama dalam sajak yang dapat diketahui melalui penghitungan jumlah suku kata dalam lank, cesure, coupe, dierese, synerese, hiatus dan enjambement. Pembahasan segi bunyi akan mambahas perulangan bunyi baik konsonan maupun vokal, rima serta konotasi bunyi, sementara segi sintaksis akan meneliti kalimat-kalimat yang membentuk sajak ini serta motivasi penggunaan kalimat.
Analisis terhadap segi semantik, yang menjadi fokus utama dalam skripsi ini, akan didahului dengan pembahasan terhadap bait per bait sajak. Penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis isotopi. Melalui penelitian mengenai isotopi, akan diperoleh gambaran mengenai nnakna sajak melalui penguraian komponen-komponen makna dari kata-kata yang membentuk sajak. Pembahasan akan dilanjutkan pada penelitian mengenai motif isotopi-isotopi yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan lagi ke dalam motif-motif yang merupakan tema-tema kecil. Dan motif motif tersebut, akan diperoleh tema utama sajak, yang merupakan tujuan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam meneliti sajak yang panjang ini, pada bab analisis akan ditampilkan penggalan bait per bait sajak L'Isolement, guna memperjelas pembahasan yang dilakukan.
Hasil penelitian terhadap segi semantik, bersama-sama dengan hasil analisis terhadap segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement secara menyeluruh, guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi.
"
1998
S14470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
"Empat karya sastra Nasjah Djamin telah mendapat penghargaan. Namun, hal itu tidak membuat namanya menjadi terkenal. Ia belum banyak dikenal orang, terutama pelajar sekoleh Ianjutan. Pelajar-pelajar ini tidak mengenal Nasjah Djamin karena tidak diajarkan oleh guru sastranya. Keadaan ini patut disesalkan karena karya-karya Nasjah Djamin banyak berisi gagasan tentang falsafah kehidupan yang berguna bagi kita. Karya Nasjah Djamin yang berjudul Tiga Puntung Rokok banyak menonjolkan gagasannya. Maka, penulis memilih roman ini sebagai bahan skripsi.
Selain untuk mengetahui gagasan-gagasan yang terkandung di dalam roman itu, skripsi ini bertujuan memperkenalkan Nasjah Djamin, atau mengingatkan pembaca kepada beliau. Kepengarangan Nasjah Djamin dimuai dengan karya pertamanya berjudul Si Pei Bengal, sebuah cerita anak-anak, yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1952. Sampai kini tercatat ada enam belas karya sestranya satu lagi cerita anak-anak, dan satu biografi. Disamping mengarang, Nasjah Djamin pun seorarg pelukis. Ia juga pernah belajar mengenai seni pentas di Tokyo, Jepang pada tahun 1961-1963.
Gagasan-gagasan yang dikemukakan Nasjah Djamin mengenai cara-cara manusia dari bermacam profesi untuk meraih kehidupan yang baik. Cara-cara yang dipaparkan Nasjah Djamin itu sebagian besar merupakan cara yang tidak terpuji. Namun, pengarang kelihatannya memaklumi cara-cara yang dilakukan Para tokoh ciptaannya itu. Pemakluman itu timbul seteleh meninjau latar belakang cara-cara itu dilakukan. Tidak semua cara dilihat latar belakangnya, misalnya cara BP3 yang meminta partisipasi orang tua murid dalam dunia pendidikan. Hal ini tentunya menimbulkan ketimpangan. Watak positif dan negatif tokoh-tokoh penting roman TPR dipaparkan pengarang dengan wajar, misalnya watak Marsina (In) yang keras dan setia tetapi pengecam (mengecam sesuatu yang kita anggap baik). Gagasan-gagasan lain dalam roman TPR disampaikan pengarang dengan gamblang, secara terus terang. Keterusterangan ini menyiratkan maksud beliau, yaitu menyampaikan kritik sosial karena gagasan yang dikemukakannya mengenai keadaan yang sering terjadi di sekitar kita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Kurniawan
"Penelitian inimemusatkan perhatiannya pada tema cinta yang terkandung pada dua kumpulan sajak karya W.S. Rendra, yaitu Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi. Pada kedua kumpulan tersebut tema cinta yang dicari adalah tema cinta suci antar sepasang kekasih dan tema cinta anak kepada ibu. Di antara kumpulan-kumpulan sajak Rendra yang lain, Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi paling banyak mengandung sajak-sajak yang tertemakan cinta. Kedua kumpulan ini dibuat pada tahun yang berbeda, yaitu Empat Kumpulan Sajak sekitar tahun 50-an dan Potret Pembangunan dalam Puisi sekitar tahun 60-an Pada Empat Kumpulan Sajak hanya ditemukan saja-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih, yaitu Surat Cinta, Episode, Kakawin-kawin, dan Serenada Kelabu. Pada Potret Pembangunan dalam Puisi sajak-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih ditemukan pada sajak-sajak seperti Sajak Joki Tobing untuk Widuri, Sajak Widuri untuk Joki Tobing, dan Notabene: Aku Kangen. Tema cinta anak kepada ibu hanya ditemukan pada sajak Ibunda."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S11054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepriyanti Handayani Putri
"Mahmoud Darwish adalah seorang penyair Palestina yang menjadi salah satu ikon Palestina. Tujuan utama dari tema-tema puisinya adalah perjuangan demi nasib tanah airnya. Hal ini dikarenakan konflik panjang selama enam dasawarsa sejak perang Arab-Israel sehingga tercipta puisi bertema patriotisme. Puisi karya Mahmoud Darwish yang menjadi sumber data primer pada skripsi ini adalah puisi yang berjudul بطاقة هوية , إلى أمي , dan عن إنسان. Ketiga puisi ini memiliki daya magis yang cukup kuat untuk menggambarkan patriotisme Mahmoud Darwish dan perjuangan masyarakat Palestina. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis strukturalisme semiotik dengan pendekatan objektif. Aspek struktur diperlukan untuk melihat sejauh mana pesan struktur tersebut mendukung aspek semiotik dan untuk membuktikan bahwa ketiga puisi tersebut mempunyai tema yang sama yaitu tema patriotisme. Beberapa teori yang digunakan adalah teori tentang sruktur fisik puisi yang membahas tipografi, diksi, imaji, majas, simbol. Kemudian Struktur batin puisi yang membahas mengenai tema, rasa, nada, amanat, serta parafrase dan dilengkapi kajian ilmu balaghah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ketiga puisi tersebut mempunyai tema patriotisme. Ketiga puisi ternyata memiliki tema patriotisme yang sama dengan penyampaian yang berbeda. Selain itu ketiga puisi ini seperti pesan dari penyair untuk terus membangun rasa patriotisme dan nasionalisme pembaca, terutama bangsa Arab agar dapat memiliki semangat juang yang tinggi dan membangun persatuan yang kuat demi membantu mempertahankan kemerdekaan Palestina.
……
Mahmoud Darwish is a Palestinian poet who became one of the icons of Palestine. The main theme of his poetry is the struggle for the fate of their homeland. This is due to the long conflict over the six decades since the Arab-Israeli war that created the patriotism-themed poems. The primary sources on this graduation project are بطاقة هوية , ,إلى أمي and عن إنسان. These third poems have a strong magical power to represent patriotism and struggle of Mahmoud Darwish and Palestinian society. The analysis used in this study is the analysis of semiotic structuralism with an objective approach. Aspects of the structure needed to see how it supports the message structures and semiotic aspects to prove that the three poems have the same theme is the theme of patriotism. Theoretical framework that would be used as analyzing tools on this research are the theory of physical structure typography discusses poetry, diction, image, figure of speech, symbols. Then, the inner structure of the poem that discusses the theme, feeling, tone, message, and paraphrase and equipped balaghah science studies. The purpose of this study is to prove the third poem has a theme of patriotism. It was the same with a different way. Besides these three poems as a message from the poet to continue to build a sense of patriotism and nationalism readers, especially the Arabs in order to have high morale and build a strong unity in order to help maintain the independence of Palestine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Dewi Ratih Permatasari
"Kumpulan sajak Priangan Si Jelita merupakan sajak-sajak yang indah dan
melalui pembacaan sepintas lalu sajak-sajak tersebut tampak gamblang Timbul
pertanyaan apakah dibalik keindahan dan kegamblangan sajak-sajak tersebut
menyimpan makna yang belum terungkap. Dalam tesis ini, dipilih sembilan dari
dua puluh satu sajak yang terdapat dalam kumpulan Priangan Si Jeiita. lvlelalui
analisis struktural terbukti bahwa Tema kesedihan dan kepahitan mewarnai
kesembilan sajak yang terhimpun dalam Priangan Si Jelita.
Selain itu hasil analisis membuktikan pula bahwa judul kumpulan sajak,
Priangan Si Jeiita yang sepintas Ialu menyiratkan keindahan atau kegembiraan
ternyata gambaran kesedihan mendominasi sajak-sajak di dalamnya. Begitu pula
hasil analisis ketiga subjudul yaitu "Tanah Kelahiran? _ "Dendang Sayang", dan
?Pembakaran" memberi gambaran yang kontradiktif yaitu kegembiraan dan
kesedihan Dengan kata lain ketiga subjudul tersebut tidak mewakili isi sajati.

Abstract
Priangan Si Jelita is a collection of beautiful poems. Reading the poems at
glance the present writer finds out that the language used by the poet is straight
forward and simple. The simpleness of its language makes the present writer
curious to uncover the deeper meaning of the poems. ln this thesis, the present
writer picks out nine of the twenty one poems in the collection. After analysing
the poems, the present writer concludes that the theme of the nine poems in
Priangan Si Jeliia is about the sadness and bitterness of life.
The analysis also proves that the title of Priangan Si Jeiita, which has the
meaning of beauty and happiness of life, is not reflected in the poems.
Nleanwhile, the subtitles of "Tanah KeIahiran?, "Dendang Sayang", and
?Pembakaran? give us contradictory meanings of sadness and happiness. ln the
other words, the subtitles of the poems do not represent the content of each
poem."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T5973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Muzarisa Hanum
"Ketika berbicara cinta, kita mengingat bagaimana pasangan membuat janji di hadapan tuhan untuk saling menyayangi dan menjaga. Dalam film Amour karya Michael Haneke kita menyaksikan bagimana pasangan berusia lanjut menghadapi kondisi penyakit stroke yang diderita salah satu di antara mereka. Penelitian ini berfokus pada tema kebebasan dengan menggunakan metode kualititatif dan pendekatan tekstual. Penelitian ini menggunakan kajian sinema oleh Boggs & Petrie yang didukung dengan teori struktur alur tradisional yang digagas Victoria Lynn Schmidt. Penelitian ini menemukan bahwa dalam film Amour penonton diarahkan untuk menelusuri ruang privat tokoh dan menyaksikan bahwa konflik yang terjadi antar keduanyaa bukan disebabkan oleh adanya hambatan dalam mencapai tujuan melainkan adanya kontradiksi dan konflik ketergantungan antara kedua karakter. Permasalahan yang terjadi antara pasangan ini tidak memiliki jalan keluar selain kematian sehingga selama hidupnya nostalgia menjadi cara bagi tokoh untuk melarikan diri dari kenyataan.

When talking about love we reminded how people made promises before god to love and care each other. In Michael Haneke’s film Amour, we see how an elder couple cope with ilness. This research is based on the theme of freedom using qualitative methods and textual approaches. This study uses the theory of cinema by Boggs & Petrie and the traditional plot structure theory proposed by Victoria Lynn Schmidt. This reasearch found that the audiences of Amour is direceted to the private space of the couple and witnesses that the conflict occur between them is not caused by attainment of their goals but the presence of interdependence and character conflict. The problem that occurs between this couple has no way out other than death so that during their life nostalgia becomes the way for the two characters to escape reality. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"show that Indonesian and Malaysian literatures grew and developed out of the same old tradition, namely Malay tradition. Indonesian and Malaysian languages are also rooted in the same language, namely, the Malay language. It only makes sense that there a number of similarities This paper discusses the nationalist ideas found in the poems of M. Yamin published in Indonesia Tumpah Darahku and a number of poems produced by 10 Malaysian poets. These Malaysians? poems are found in a poetry anthology titled Puisi-puisi Kebangsaan 1913?1957 (nationalist poems 1913?1957) compiled by Abdul Latif Abu Bakar and published in 1987. Based on a comparison of these two sets of poems, some similarities can be discerned, such as admiration of natural beauty, admiration of past heroes and glories, and appeal by the poets for national unity. These similarities are made possible by similar political and cultural situations prevailing in both Indonesia and Malaysia in certain period of time. The relation between Indonesia and Malaysia that is tied by a common language (Malay) and a sense of being in the same situation (colonial oppression) are other factors that allow a number of Indonesian and Malaysian poets to write poems of similar themes in similar styles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>