Ditemukan 100516 dokumen yang sesuai dengan query
Erlina Budiastuti
"Sebagai mahluk sosial individu membutuhkan orang lain dan agar keberadaannya diakui oleh masyarakat ia harus patuh pada masyarakat. Hubungan antar individu dan masyarakat selalu berubah menurut perkembangan waktu dan zaman. Pada zaman Realisme hubungan antar individu pun dibatasi menurut kedudukan individu dalam masyarakat. Perkawinan antar kelas atas dan kelas bawah tidak akan mungkin pernah terjadi bila individu masih ingin diakui sebagai anggota masyarakat. Individu yang mengalami hal ini akan menerima kenyataan itu walaupun secara batiniah ia menderita sekali. Lene tokoh utama dalam Irrungen Wirrungen menyadari sepenuhnya kedudukannya sebagai rakyat biasa dan tak akan mungkin menikah dengan Rienaecker, seorang bangsawan. Dengan ketegaran, keoptimisan dalam menghadapi hidup ia mampu mengatasi kekecewaannya. Namun Rienacker tidak bisa menerima kenyataan itu karena ia begitu lemah dan tidak mempunyai pendirian yang kuat. Dalam kehidupan ia masih merasa terikat batiniah dengan Lene. Kepatuhan mereka beta, karena mereka tidak melihat akibat norma itu pada kehidupan mereka, hingga akhirnya mereka sendiri yang rugi. Melalui karyanya ini Fontane mengharapkan agar individu juga berhak memperhatikan kepentingan dirinya dengan melihat konteks norma itu sendiri tanpa mengabaikan tujuan dari norma itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14632
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bucuresti : Fondul Plastic Artis, 1954
RUM 759.949 8 MUZ t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nadia Haq
"Kolonialisme memiliki dampak terhadap banyak hal, dan sebagian besar dari dampak tersebut adalah dampak negatif. Hal itu terjadi pula pada masa penjajahan Belanda di Hindia-Belanda. Kisah-kisah mengenai Hindia Belanda banyak dijumpai pada karya sastra postkolonial, salah satunya adalah fragmen yang berjudul Familiefeest karya Theodor Holman. Holman yang berdarah campuran Indo-Belanda menjadi saksi hidup akan keberlangsungan kehidupan kolonial maupun postkolonial. Melalui fragmen Familiefeest, tergambarkan bagaimana orang-orang yang berhubungan dengan masa kolonial, terutama kaum Indo-Belanda memiliki permasalahan dengan identitasnya. Mereka berusaha mengukuhkan bahwa dirinya adalah seorang Belanda murni, walaupun secara fisik mereka tidak sama dengan orang Belanda pada umumnya, tetapi juga tidak seperti orang pribumi asli. Problematika identitas merupakan wacana yang seringkali muncul dalam cerita peninggalan penjajahan.
Colonialism has an impact on many things, and most of the impact is negative. It also occurred during the Dutch colonial at Dutch-East Indies. The stories of the Dutch-East Indies often found in postcolonial literature, one of which is a fragment of a work entitled Familiefeest by Theodor Holman. As a mixed-blood Indo-Dutch, Holman will be a living witness of colonial and postcolonial continuing life. Through Familiefeest fragments, illustrated how people associated with the colonial period, especially the Indo-Dutch have problems with identity. They are trying to confirm that he is a pure Dutch, although physically they are not the same as the Dutch in general, but also did not like the indigenous. Problems of identity is a discourse that often appear in the story colonial legacy."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
New York: P. F. Collier & Son Corporation, 1917
R 808.83 HAR XV
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Masriati Lita Saadia
"
ABSTRAKSkripsi ini berisikan analisis hubungan antara individu dengan masyarakat. Christa T., sebagai individu yang hidup dalam masyarakat sosialis Jerman Timur, pada awalnya menginginkan suatu masyarakat yang bersih, jujur, dan bermoral. Christa T. juga mendambakan suatu dunia yang sempurna. Akan tetapi ia harus mengalami kekecewaan karena ia tak dapat mewujudkan idealismenya tersebut. Masyarakat sosialis Jerman Timur pada masa itu merupakan generasi pertama masyarakat Jerman Timur yang mengalami langsung kekejaman Nazi. Oleh karena itu amat sukar untuk langsung menerapkan idealisme yang didambakan Christa T., yaitu masyarakat tanpa cela. Dalam analisis pada bab 4 penulis menjelaskan perubahan sikap pada diri Christa T. Ia, yang pada awalnya penuh dengan idealisme, akhirnya dapat menerima kekurangan yang ada dalam masyarakat, walaupun hal ini tidak berarti ia kehilangan idealismenya tersebut seratus persen. Ia mencoba mencari jalan tengah dalam mencapai hubungan yang baik dengan masyarakat. Ia tanpa mengenal lelah terus berjuang dalam hidupnya.
Kehidupan Christa T. dapat merangsang pembaca untuk turut berpikir mengenai permasalahan manusia pada umumnya. Figur seperti Christa T. mempunyai makna bagi pembaca. Figur ini mewakili kompleksitas ekspresi diri manusia di tengah suatu masyarakat sosialis yang diatur ketat oleh pemerintahnya. Figur Christa T. adalah simbol bagaimana selayaknya individu menjalin hubungan dengan masyarakat.
Akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setiap individu dengan segala kekurangan dan kelebihannya selayaknya diberi porsi lebih. Masyarakat seyogyanya dapat menerima setiap individu dengan lebih terbuka karena hanya dengan jalan inilah martabat manusia dapat lebih dihargai.
"
1989
S14723
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Karina Andjani
"Bagi filsuf Theodor Adorno, musik dapat mengatakan sesuatu mengenai realitas dan menyingkap kondisi terdalam dari masyarakat. Dari cara komponis berjuang dengan material musikal, musik dapat memiliki potensi kritis. Berangkat dari pemikiran Kant, Hegel, Marx, sekaligus sebagai kritik terhadapnya, ditambah dengan pengetahuan musikalnya sebagai murid dari komponis Alban Berg, Adorno meyakini bahwa seperti halnya filsafat yang berupaya menganalisis segalanya, musik juga harus dapat memperpelik yang sederhana, mengacaukan yang biasa, dan menantang status quo dengan mendorong kesadaran kritis mengenai berbagai masalah seperti kontradiksi, penderitaan, dan alienasi yang terjadi dalam kehidupan."
Tangerang: Marjin Kiri, 2022
780.1 KAR m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
R. Soepomo
Jakarta: Pradnya Paramita, 1970
340.57 SOE h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
R. Soepomo
Jakarta: Pradnya Paramita, 1978
340.57 SOE h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
R. Soepomo
Jakarta: Pradnya Paramita, 1983
340.57 SOE h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
R. Supomo
Jakarta: Pradnya Paramita, 1970
340.57 Sup h
Buku Teks Universitas Indonesia Library