Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lies Suliestyowati
"Drama Andorra yang terdiri atas dua belas gambar (Stuck in zwolf Bildern) merupakan karya Frisch yang paling terkenal. Temanya yang menarik dan tetap aktuil ya_itu bagaimana seorang manusia menderita akibat prasangka; dalam hal ini pada seorang yang bukan Yahudi ditanamkan sifat-sifat Yahudi pada dirinya hingga orang tersebut binasa, menimbulkan minat penulis untuk menelaah drama ter_sebut lebih lanjut. Selain itu melalui drama Andorra kar-ya Max Frisch ini penulis ingin menunjukkan bagaimana ke_burukan dari prasangka terhadap sesama manusia. Karya ini tidak mencerminkan penggambaran langsung dari kejadian sejarah. Meskipun demikian sepintas lalu karya ini mengingatkan kita pada masa Nazi dan terutama pada peristiwa pengejaran serta penghancuran Yahudi di Jerman. Untuk membantu memahami makna yang tersirat dalam karya tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Asmara
"Identitas adalah penciri khas setiap manusia. Dengan identitas seorang individu dapat menyatakan siapa dirinya dan apa perannys dalam masyarakat. Identitas berkaitan dengan kehidupan manusia dan dapat dikatakan menentukan arah hidup individu yang bersangkutan. Oleh karena itu, seorang individu harus berhati-hati dan mempertimbangkan baik-baik identitas yang akan diambil untuk dirinya. Dalam drama Max Frisch yang dibahas dalam skripsi ini, tokoh Don Juan mewakili figur seorang individu yang berusaha mencari dan menentukan identitas yang tepat bagi dirinya. Ia ingin menanggalkan identitas sebagai seorang perayu wanita, yang melekat pada dirinya tanpa dikehendaki olehnya, dan ingin mendapatkan identitas yang lain dengan cara menekuni kegemarannya (bidang geometri) Don Juan berhasil menanggalkan identitasnya sebagai seorang Don Juan, namun ia tidak puas karena terpaksa harus menjalani sisa hidupnya dengan seorang wanita, walaupun ia dapat bebas menekuni minatnya. Dilihat dari satu sisi, Don Juan telah berhasil melepaskan identitas dirinya yang dinilai negatif oleh masyarakat. Di pihak lain, Don Juan tidak berhasil sepenuhnya menyatu dengan identitas yang baru. Ia tidak puas dengan keadaannya, namun ia tidak mempunyai pilihan selain menjalaninya. Kegagalan Don Juan disebabkan karena ia hanya mencintai dirinya sendiri. dengan dernikian ia tidak dapat melihat kekurangan dirinya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karasek, Hellmuth
"Buku ini merupakan biografi serta kumpulan karya sastra--drama asal Swiss, Max Rudolf Frisch. Dalam buku ini dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain lini masa kehidupan Frisch sejak 1911-1965, perjalanan karya Frisch, beberapa kumpuln drama karya Frisch, seperti Santa Cruz, Don Juan oder die Liebe zur Geometrie, Andorra, dsb. Selain itu di dalam buku ini juga dilengkapi dengan beberapa pementasan drama beserta dengan beberapa gambarnya."
Hannover: Friedrich Verlag, Velber, 1966
JER 928.43 KAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M.I.J. Agustiningsih
"Darya Wolfgang Borchert Draussen vor der Tar ini sangat terkenal; karena merupakan satu-satunya karya yang paling berani menonjolkan jeritan hati tanpa ditutup-tutupi mengenai kesedihan den kemiskinan akibat perang. Pada waktu itu karya semacam ini dilarang, pengarang harus memodernisir karya-karyanya tanpa memperlihatkan kenyataan yang ada. Selain terkenal di negeri Jerman sendiri, karya ini juga sangat terkenal di berbagai negara lain, seperti: Denmark, Inggeris, Jepang, Swedie, Perancis dan lain-lainnya. Borchert merupakan pengarang Jerman yang berhasil meraih puncak ketenaran dalam kesusasteraan sesudah perang. Mula-mula karya ini hanya disiarkan sebagai sandiwara radio, tetapi karena banyak peminat, akhirnya karya ini dipentaskan dan mendapat sambutan luar biasa dari penontonnya. Dalam skripsi ini penulis memberi judul: Kehancuran Moral Masyarakat Sebagai Akibat Perang di Dalam Drama Draussen vor der Tar karya Wolfgang Borchert. Karena apabila ditilik dari keseluruhan isinya, tulisan ini banyak menyangkut kehancuran moral manusia sebagai akibat perang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita
"Sebagaimana diketahui di negara Swis terdapat empat kelompok penduduk yang dikelompokkan menurut bahasanya masing-masing. Bahasa Jerman digunakan oleh kira-kira 72 % penduduk, bahasa Perancis oleh kira-kira 20 % (terutama di sebelah Barat Daya), bahasa Italia dan bahasa Rhaeto Romanik oleh sisanya. Masing-masing kelompok pendu-duk tersebut mengembangkan kesusasteraannya sendiri. Kesusasteraan Swis berbahasa Jerman merupakan yang terpenting dari kesusasteraan di negara itu. Sebagian besar pengarang Swis yang terkenal di dunia menulis dalam bahasa Jerman, di antaranya seorang penyair bernama Carl Spitteler yang mendapat hadiah Nobel untuk kesusasteraan pada tahun 1919. Ada lagi seorang pengarang asal Jerman bernama Hermann Hesse, yang menjadi warganegara Swis pada tahun 1923, mendapat hadiah Nobel pada tahun 1946. Salah seorang pengarang Swis berbahasa Jerman pada abad ini ialah Max Frisch. Ia banyak menghasilkan karya drama, roman, buku harian dan sandiwara radio. Max Frisch terkenal terutama karena karya karya dramanya, akan tetapi menurut penilaian umum hasil karya sastranya yang lebih besar terletak di bidang roman. Ia disebut sebagai salah seorang penulis Jerman yang paling pintar pada dewasa ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S14739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dearisa Muhlisiani Putri
"[ABSTRAK
Skripsi ini membahas kumpulan drama Manusia Kota: Empat Buah Drama karya Utuy Tatang Sontani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan teori cerita rekaan Panuti Sudjiman yaitu analisis struktur cerita rekaan melalui alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, serta tema. “Manusia kota” yang ditulis sebagai judul merupakan suatu frasa untuk menggambarkan masyarakat kota dengan konteks masyarakat kota Jakarta tahun 1950-an. Gambaran manusia kota tersebut dikemukakan Utuy Tatang Sontani melalui empat buah drama, yaitu “Sajang Ada Orang Lain” (1954), “Dilangit Ada Bintang” (1954), “Saat Jang Genting” (1956), dan “Pengakuan” (1957). Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa gambaran manusia kota yang terlihat pada drama-drama Utuy Tatang Sontani, bahwa pada dasarnya manusia kota tidak dapat lepas dari nafsu duniawi, yaitu uang dan seks.

ABSTRACT
This thesis discusses collection drama namely Manusia Kota: Empat Buah Drama by Utuy Tatang Sontani. This research uses descriptive analytic method alongside with fiction theory approach by Panuti Sudjiman by which the structure of fiction consisting of plots, characters and characterizations, and theme is analyzed. "Urban People" which was written as the title is a phrase to describe the community of Jakartan people in the context of 1950s. That human depiction was presented by Utuy Tatang Sontani through four plays, namely "Sajang Ada Orang Lain" (1954), "Dilangit Ada Bintang" (1954), "Saat Jang Genting" (1956), and "Pengakuan" (1957). The results of this research show some in depth depiction of the urban people that was represented by the human dramas of Utuy Tatang Sontani, that essentially, people living in urban areas can not be separated from worldly passions named money and sex., This thesis discusses collection drama namely Manusia Kota: Empat Buah Drama by Utuy Tatang Sontani. This research uses descriptive analytic method alongside with fiction theory approach by Panuti Sudjiman by which the structure of fiction consisting of plots, characters and characterizations, and theme is analyzed. "Urban People" which was written as the title is a phrase to describe the community of Jakartan people in the context of 1950s. That human depiction was presented by Utuy Tatang Sontani through four plays, namely "Sajang Ada Orang Lain" (1954), "Dilangit Ada Bintang" (1954), "Saat Jang Genting" (1956), and "Pengakuan" (1957). The results of this research show some in depth depiction of the urban people that was represented by the human dramas of Utuy Tatang Sontani, that essentially, people living in urban areas can not be separated from worldly passions named money and sex.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sekartaji
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis karya sastra drama yang berjudul OvertonesA karya Alice
Gerstenberg (1916) dengan menggunakan teori Feminis Psikoanalisa. Melalui
drama Overtones, Alice Gerstenberg menyoroti isu beban domestik perempuan
pada awal abad 20 yang berat sehingga berdampak bagi kondisi psikis mereka;
perempuan dikondisikan untuk tidak memiliki hak atas diri dan suaranya sendiri
sehingga mereka rentan terhadap keretakan diri. Hal tersebut diungkap melalui
dua tokoh perempuan Harriet dan Margaret sebagai cultured woman; sebuah hasil
konstruksi diri patriarki yang harus tampil dengan sikap tidak murni sedangkan
suara dan keinginan mereka yang murni, yang disebut sebagai primitive self, tidak
diizinkan untuk tampil ke permukaan. Melalui Feminis Psikoanalisa milik Nancy
Chodorow terungkap bahwa masalah psikis perempuan yang berpotensi
meretakkan diri perempuan telah dimulai sejak perempuan sejak masih kanak–
kanak, bukan karena penis–envy melainkan dikarenakan adanya dominasi
patriarki yang konstruktif terhadap diri perempuan. Hal ini menyebabkan
perempuan tidak dapat mencapai identitas diri mereka sendiri dan malah
menghasilkan diri perempuan yang manipulatif serta obsesif .

ABSTRACT
This thesis analyzes a one – act drama entitled Overtones by Alice Gerstenberg
(1916) using Feminist Psychoanalysis theory. Overtones by Alice Gerstenberg
highlight the issue of women's domestic burden in the early 20th century that
made women were vulnerable to the mental health issue. In this matter, women
were conditioned not to have the right for their own voice even for their own
selves. This situation lead them to the splitting self and it was revealed by two
female characters Harriet and Margaret as cultured woman – a self constracted
by patriarchy – should appear without pure desire. Unlike the pure desire, which
is referred to primitive self, was not allowed to come out to the surface. Nancy
Chodorow sees this problem through her theory, Feminist Psychoanalysis. She
discovered that women psychic is vulnerable to such problem as it started since
the younghood, not the penis – envy; women had experienced a sever constructive
self under the patriarchy domination. This problem stands as a major point
toward the failure on women self identity achievement."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridhwan Indra
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990
342.02 MUH u (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gibran, Kahlil, 1883-1931
Yogyakarta: Bentang, 1999
892.708 GIB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aminarti
"ABSTRAK
Telaah terhadap sebuah drama karya Bertolt Brecht yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan dari telaah ini adalah memperlihatkan secara kongkrit pengaruh negatif kekuasaan totaliter terhadap ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan.
Sesuai dengan tujuannya, pembahasan drama ini dititikberatkan pada aspek sosial politik yang melatarbelakangi kon_flik antara ilmuwan dengan pemerintahan totaliter.
Kesimpulan yang dapat diambil menunjukkan bahwa sistem pemerintahan totaliter (totaliterisme) menghalangi keberha_silan ilmuwan dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan ilmu pengetahuan. Kegagalan ilmuwan ini ter_utama disebabkan oleh kuatnya tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah totaliter terhadap masyarakatnya, termasuk para ilmuwannya. Padahal secara mutlak, ilmuwan mem_butuhkan kebebasan ilmiah untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Peristiwa Galilei menunjukkan bahwa totaliterisme tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan serta tidak akan pernah memberikan masa depan yang baik bagi umat manusia. Oleh sebab itu satu-satunya usaha untuk menanggulangi hal ini adalah menghapuskan segala bentuk totaliterisme dan menghindari segala hak yang menjurus ke arah totaliterisme.

"
1990
S14564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>