Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Wilhelmina, auhor
"ABSTRAK
Karya-karya Kafka sering terasa sulit dimengerti sehingga memberi kesan tertutup terhadap pembacanya terutama bagi mereka yang berasal dan masyarakat bahasa yang berbeda. Sifat tertutup ini ternyata dapat diterobos dengan mengadakan pengamatan secara khusus beberapa elemen cerita seperti susunan kalimat, pemilihan kata, pemakaian perspektif cerita dan lain lain, Skripsi ini bertujuan memperlihatkan bahwa perspektif cerita adalah sebuah elemen yang sangat menonjol bahkan dapat dipakai sebagai kunci pemahaman permasalahan dalam dua karya Franz Kafka, Das Urteil dan 'Ein Traum_
Pembahasan skripsi ini mempergunakan beberapa pendekatan yang memungkinkan adanya perbandingan dengan beberapa karya Franz Kafka lainnya seperti Die Nachbar, Auf der Galerie dan lain lainnya. Teori perspektif yang dipergunakan adalah teori dari Josef Stanzel, sedangkan teori psikoanalisa yang dipakai adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud.
Hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan terhadap kedua cerpen terpilih; Das Urteil dan Ein Traum membuktikan bahwa analisa perspektif cerita dalam kedua cerpen ini dapat dipakai sebagai kunci pemahaman permasalahan cerita. Pembahasan skripsi ini juga telah membuktikan bahwa Kafka memakai elemen ini untuk menggambarkan berbagai hal yang bersifat psikologis seperti hubungan antara seorang anak laki-laki, dalam Das Urteil dan proses lahimya sebuah karya sastra berdasarkan teori Sigmund Freud, dalam cerpen Ein Traum.

"
1995
S14654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frankfurt: S. Fischer, 1979
GER 833.912 FRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Putra
"Karya-karya Franz Kafka pada umumnya ditandai oleh dominannya kehadiran ironi verbal dan ironi tragik. Begitu halus dan baiknya kehadiran kedua jenis ironi itu sehingga pembaca tidak sempat lagi menyadari bahwa karya yang sedang dihadapinya sangat sarat dengan ironi verbal dan ironi tragik. Paradoks, aimbiguitas dan ambivalensi merupakan unsur-unsur utama yang harus mendapat perhatian serius dalam membahas ironi dengan berbagai aspeknya. Ironi verbal dan ironi tragik membuka kemungkinan yang amat luas bagi munculnya berbagai macam tafsiran atas satu permasalahan yang sama dan tidak jarang tafsiran tersebut satu sama lainnya sangat bertolak belakang. Pembahasan berbagai makna yang muncul melalui ironi verbal dan ironi tragik didasarkan pada definisi-definisi mengenai kedua jenis ironi itu yang diterima secara umum di kalangan pakar sastra. Mengingat sangat banyak dan seringnya kehadiran iro_ni verbal dan ironi tragik maka saya memilah-milah dan meng_klasifikannya ke dalam beberapa pokok permasalahan yang sa_ma sehingga ironi tersebut tidak bercampur baur satu dengan lainnya. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa semenjak awal sampai akhir roman das Schloss ironi verbal dan ironi tragik muncul dalam hampir setiap kesempatan. Kedua jenis ironi itu saling isi-mengisi dan mengukuhkan sehingga karya Kafka ini tetap menjadi misteri. Kesimpulan penting lainnya adalah bahwa kebenaran taf'siran atas ironi verbal dan ironi tragik selalu bersifat sangat nisbi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Shafa Nadhilah
"ABSTRAK
Masyarakat modern sering meragukan dirinya sebagai makhluk otonom karena merasa
diatur, diawasi dan dilemahkan haknya oleh kekuasaan pemerintahan. Ketidaktahuan
akan pemerintahan, birokrasi, dan hukum secara mendalam menjadi kekhawatiran
bahkan ketakutan, karena sewaktu-waktu keterlibatan dalam peristiwa yang berkaitan
dengan hal tersebut mungkin terjadi. Sebagaimana yang tergambar dalam karya
adaptasi wahana novel grafis Franz Kafka, Der Process. Josef K. ditangkap tanpa
diberitahu kesalahannya dan harus melalui berbagai peristiwa yang membuatnya
bersentuhan dengan birokrasi peradilan yang menekan pribadinya dan menjerat
kebebasannya. Citraan dan pemadatan cerita dalam wahana novel grafis ini membentuk
wahana penceritaan yang lebih tajam akan kemuraman, keterasingan, dan keputusasaan
ala Kafkaesk.

ABSTRACT
IIn these days people often doubt themselves as if they were still autonomous beings
Are, because they believe that they are regulated and supervised, also their rights
The authority of the government are weakened. Your lack of understanding about the
Government, bureaucracy, and laws is such a concern and even terror for itself
Themselves, because they could involve the connected events at any time.
It is just like in the Adaptationswerke Graphic Novel after Franz Kafka "The Process".
Josef K. was arrested without knowing his guilt and he must
Various processes that make him in touch with the bureaucracy
Make their character express and restrain freedom. Illustration and history
In the Graphic Novel, which have been through an elimination process
Sharper medium of narrative, gloom, alienation and despair, or
Kafkaesks atmosphere."
2016
S65384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Bhima Setya Budhi
"ABSTRAK
Yang saya bahas dalam skripsi ini adalah teknik ber_cerita yang dipergunakan dalam 2 (dua) buah karya Arthur Schnitzler berjudul Leutnant Gustl yang terbit tahun 1900 dan Fraulein Else yang terbit tahun 1924. Teknik bercerita ini mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang menurut saya menimbulkan keindahan sastra. Teknik bercerita itu disebut innere Monolog. Menurut Kamus istilah Sastra yang disusun oleh DR. Panuti Sudjiman, teknik bercerita tersebut dalam sastra Indonesia disebut ekacakap dalaman.
(Sudjiman, 1984: 24). Fokus cerita kedua buku tersebut terletak pada per-golakan batin yang dialami oleh tokoh-tokohnya, dengan latar belakang cerita yang berlain-lainan. Leutnant Gustl berlatar belakang suasana kebanggaan militer di Wina pada masa pemerintahan kerajaan dan kekaisaran Monarkhi Donau_

"
1985
S14648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani Kusumaningrum
"Kemajuan dalam bidang perekonomian yang terjadi di Jerman membawa pada perubahan perilaku masyarakatnya. Perilaku yang terbentuk secara tidak langsung dari obsesi yang terpendam akan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa dimiiiki. Kehidupan yang dijalani hanya berdasarkan obsesi ini menjadi bentuk dasar cerita Das Brot der fruhen Jahre karya Heinrich Boll, karena ia melihatnya sebagai bentuk dari kesia-siaan. Menurut Boll masyarakat tidak mengetahui untuk apa sebenarnya mereka hidup, karena hanya berorientasi pada satu hal saja yaitu pemuasan obsesi mereka dengan mengabaikan aspek-aspek kehidupan lainnya. Melalui skripsi ini ingin ditunjukkan bagaimana sebenarnya situasi Jerman pada masa Keajaiban Ekonomi serta untuk melihat kritik Heinrich Boll terhadap perilaku masyarakat Jerman pada masa ini.
Heinrich Boll menuangkan pandangan kritisnya melalui hubungan tokoh utamanya, yaitu Walter Fendrich, dengan roti. Walter Fendrich memiliki obsesi yang sangat besar akan roti, karena kelaparan berkepanjangan yang dideritanya di masa lalu. Masa lalu yang tidak dapat ia lupakan, walaupun ia sangat ingin melupakannya. Obsesi terhadap roti tanpa ia sadari mempengaruhi hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya, bahkan hubungannya dengan sang pacar, yaitu Ulla Wickweber. Hingga suatu hari, setelah pertemuannya dengan Hedwig Muller, Walter menjadi sadar akan arti kehidupan sebenarnya. Betapa ia selama ini hanya menjalani suatu kehidupan yang sia-sia, karena telah mengabaikan hal-hal lain dalam kehidupannya selain roti. Ia memandang dan menilai segala sesuatu hanya berdasarkan rasa laparnya akan roti. Walter kemudian pergi meninggalkan kehidupan mapannya. Suatu kehidupan dimana semua benda mempunyai harga.
Dari uraian-uraian seluruh bab, dapat disimpulkan bahwa melalui tokoh Walter Fendrich dalam cerita Das Brot der fruhen Jahre dapat dilihat kecenderungan perilaku masyarakat Jerman pada masa keajaiban ekonomi. Melalui cerita ini Heinrich Boll mengharapkan supaya masyarakat Jerman sadar dan kesia-siaan hidup yang selama ini mereka jalani. Selain itu Heinrich Boll ingin menunjukkan bahwa masa lalu, sejelek apapun, bukanlah sesuatu yang harus dilupakan dan bukan pula sesuatu yang menjadi satu-satunya tolok ukur dalam menjalani kehidupan di masa depan. Masa lalu membantu kita untuk lebih arif daiam menjalani kehidupan di masa depan, dan dengannya kita terhindar dari kesalahan yang kita perbuat di masa lalu."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S14670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meifilinda Bachtiar
"Pecahnya Perang Dunia Kedua (1938-1945) telah banyak mendatangkan kesengsaraan bagi umat manusia, terutama bagi masyarakat Jerman yang mengalami kekalahan pada perang tersebut. Roman Du sollst nicht toten karya Hans Werner Richter merupakan roman yang mencerminkan situasi yang dialami masyarakat Jerman pada masa Perang Dunia Kedua tersebut dan penderitaan yang ditinggalkannya bagi mereka. Kekejaman perang dan semua derita yang diakibatkannya mengajarkan kepada manusia bahwa perang itu buruk dan tidak ada artinya selain daripada sebagai pembawa bencana dan petaka bagi manusia. Oleh karena itu manusia sedapat mungkin harus menjauhinya. Hans Werner Richter dalam roman Du sollst nicht toten ingin menyampaikan derita yang dialami manusia sebagai korban meletusnya api peperangan. Untuk itu ia menyerukan supaya kita harus menghindari terjadinya perang, apapun alasannya. Hal ini dapat terwujud jika setiap manusia bersikap saling mengasihi dan meghormati sesamanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani Mutiara Dwiasri
"Franz Kafka merupakan salah satu penulis berpengaruh pada abad ke-20 dan sampai saat ini, karya-karyanya masih banyak dibaca orang karena keunikan yang dimilikinya. Tema utama karya-karya Kafka adalah kehidupan di kota besar dan hubungan antarindividu di dalam masyarakat (seperti masyarakat dengan pemegang kekuasaan atau ayah dengan anak). Unsur psikoanalisa akan ditemukan di dalam karya-karyanya, tidak terkecuali Brief an den Vater (Surat untuk Ayah).
Penelitian ini dilakukan utuk melihat hubungan ayah-anak yang dimiliki oleh tokoh utama di dalam karya ini. Hubungan tersebut kemudian memberikan pengaruh dalam perkembangan kepribadian tokoh Ich. Untuk memahami itu,penelitian ini akan menggunakan teori mengenai diksi yang dikemukakan oleh Gorys Keraf dan juga teori Mekanisme Pertahanan Diri Ego yang terdapat di dalam teori Psikoanalisa Sigmund Freud.

Franz Kafka is one of the influential writer in 20th century and many people read his works up until now because of it’s uniqueness. The main themes of his works are the life in a big city and the relations between man to man in the society (e.g. civilians with government or the relations between father and his children). We could find elements of psychoanalysis in many of Kafka’s works and Brief an den Vater (Letter to Father) is one of them.
The main purposes of this research are to see the father-son relation and the personality development which happened to the main character, Ich. To answer these questions, diction theory by Gorys Keraf and theory of defense mechanisms of ego which taken from Freud’s psychoanalysis are needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Kurnia
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini berdasarkan penelitian kepustakaan. Metode pendekatan yang cliqunakan adalah metode instrinsik dan ekstrinsik. Sete1ah bab Pendahuluan berturut-turut dipaparkan konstelasi sosial politik yang melatarbelakangi roman diikuti oleh pembahasan atas tokoh-tokoh dalam roman. Selanjutnya dipaparkan pembentukan kepribadian tokoh utama dilanjutkan dengan pembahasan tentang dialektika antara kenyataan dan satire dalam penyajian kepribadian tokoh utama diakhiri dengan kesimpulan.
Roman Der Untertan dalam bentuknya sebagai satire ternyata mengandung makna yang dalam tentang kepribadian manusia. Melalui skripsi ini saya bertujuan memberikan cerminan, sekaligus mengajak pembaca untuk senantiasa mengoreksi kepribadian diri sendiri.

"
1990
S14616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mugiyanti
"Akutagawa Ryuunosuke adalah seorang sastrawan Jepang terkenal hidup pada tahun 1889 sampai tahun 1927. Ia dila_hirkan pada tahun 1889 di Tokyo dan lulus dari Universitas Kerajaan Tokyo pada tahun 1916. Ia meninggal dunia karena bunuh diri dengan minum obat tidur secara over dosis. Meskipun ia hidup dalam waktu singkat, tetapi ia banyak meninggalkan karya-karya bermutu, yang sebagian be_sar berupa cerita pendek. Karyanya banyak yang telah di_terjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, bahkan ada juga yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, misal_nya Hana (Hidung), Kappa (Kappa), dan Rashomon (Rashomon). Yang dapat dikatakan mewakili karya-karyanya antara lain: Rashomon, Hana, Imogayu, Kumo no Ito, dan Yabu no Naka. Novel Hana dan Imagayu mendapat pujian dari Natsume Soseki, yaitu salah seorang guru Akutagawa. Dari karya Akutagawa bahkan ada yang telah difilmkan oleh sutradara Jepang terkenal yang bernama Kurosawa Aki_ra, dengan.judul Rashomon, dan mendapat penghargaan (grand prize) pada Festival Film ke-15 di Venice, Italia pada tahun 1951. Film Rashomon merupakan karya paduan dari novel yang berjudul Rashomon dan Yabu no Naka. Dalam film Ra_shomon, Kurosawa mengambil Yabu no Naka untuk dijadikan alur cerita, yaitu mengenai konflik-konflik yang ditimbul_kan sehubungan dengan adanya peristiwa kematian seseorang. Sedangkan dari karya Akutagawa yang berjudul Rashomon, di_ambil judulnya, suasana dan latar belakang, dan karakter orang-orang yang membicarakan kejadian pembunuhan dan yang mempermasalahkan antara kebenaran dan kesalahan serta ke_wajiban-kewajibannya. Dalam skripsi ini, penulis akan membahas karya Akuta_gawa yang berjudul Yabu no Naka (Di Dalam Semak). Karya ini disadur dari Konjaku Monagatari, sebuah cerita rakyat pada zaman Heian (794-1192) dan dimuat dalam majalah Shin_shico edisi Januari 1922. Yabu no Naka yang terdapat di Konjaku Monogatari ber_kisah mengenai sepasang suami istri yang sedang melakukan perjalanan. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang pemuda yang membawa pedang bagus, sehingga si suami tadi berkeinginan untuk menukarkan busur dan panah miliknya dengan pedang itu. Akan tetapi setelah penukaran terjadi, sewaktu mereka masuk ke dalam semak, tiba-tiba pemuda itu membentangkan anak panah dan siap membidikkannya ke arah suami istri itu. Suami itu benar-benar terkejut, dan tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu pemuda itu mengikat suami itu di akar pohon, dan memperkosa istrinya. Setelah adanya peristiwa itu, si istri tidak mempercayai suaminya lagi kare_na si suami tidak dapat dijadikan tempat berlindung. Si istri minta dikembalikan ke kampung halamannya di Tanba no Kuni. Sampai akhir cerita, tidak diketahui pemuda itu sia_pa. Yabu no Naka, versi Akutagawa merupakan rekaan baru, yang didalamnya diikutkan berbagai tokoh yang memberikan kesaksian sehubungan dengan adanya suatu peristiwa di da_lam semak, yaitu diketemukannya mayat seorang samurai. Ide penulisan ini dicetuskan oleh Akutagawa sewaktu ia berada dalam kondisi puncaknya, pada saat ia mengalami kegun_cangan jiwa. Ia mencoba mengeluarkan Yabu no Naka versi baru yang temanya pun telah diperbaharui. Di dalam Yabu no Naka ini, pengarang tampaknya mencoba mencari apakah kebe_naran obyektif itu ada atau tidak. Di dalam Yabu no Naka karya Akutagawa, dikisahkan mengenai kesaksian 7 orang di pengadilan sehubungan dengan diketemukannya mayat seorang samurai di dalam semak. Ke-7 orang itu adalah: 1. Si penebang pohon, orang yang menemu_kan mayat di dalam semak. 2. Pendeta Budha, orang yang bertemu dengan pasangan suami istri yang pada keesokan harinya diketemukan mayat si suami itu di dalam semak. 3. Seorang prajurit polisi, yaitu orang yang menangkap Tajo_maru seorang penjahat yang dituduh telah membunuh si samurai. 4. Seorang perempuan tua, sebagai ibu mertua si samu_rai. 5. Tajomaru, si penjahat yang mengaku bahwa dialah orang yang membunuh si samurai. 6. Orang yang datang ke kuil Kiyomizudera (Masago), sebagai istri si samurai, yang .juga telah mengaku membunuh suaminya sendiri. 7. Kesaksian si samurai yang telah meninggal melalui mulut seorang du_kun (kesaksian Takehiro). Dia bersaksi bahwa dia bunuh diri. Dari kesaksian 7 orang, dalam bahasan skripsi ini penulis akan berpusat pada 3 orang kesaksian saja yaitu, kesaksian Tojomaru, kesaksian Masago, dan kesaksian Ta_kehiro melalui mulut seorang dukun, karena mereka merupa_kan tokoh yang penulis anggap penting dalam kaitannya dengan pokok bahasan Yabu no Naka. Setelah membaca beberapa karya Akutagawa, penulis merasa tertarik dengan salah satu hasil karyanya yang ber_judul Yabu no Naka. Karena karya ini isi ceritanya menarik untuk dijadikan pokok bahasan skripsi ini. Yabu no Naka mirip dengan cerita detektif, akan tetapi berbeda dengan cerita detektif biasa. Pada cerita detektif biasanya si tersangka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyangkal segala tuduhan terhadapnya, tetapi di akhir cerita si pelaku akan mengakui tuduhan-tuduhan itu dan akan diketa_huilah pelaku yang sebenarnya dikarenakan adanya bukti kuat beserta kesaksian orang lain. Akan tetapi hal ini tidak akan ditemui dalam novel Yabu no Naka. Di dalam semak diketemukan mayat si samurai dengan 1 tusukan di dadanya. Di dalam pengadilan ada 2 orang yang mengakui bahwa dialah yang membunuh si samurai itu. Sedangkan si samurai sendiri melalui mulut seorang dukun bersaksi bahwa dia bunuh diri. Sampai akhir cerita kita tidak tahu siapa penyebab kematian samurai itu. Nam-paknya Akutagawa pun tidak mempermasalahkan apa yang menja_di penyebab kematiannya, dibunuh ataukah bunuh diri. Jadi menurut penulis disinilah letak menariknya isi cerita Yabu no Naka dalam hal pencarian kebenaran obyektif."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S13732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>