Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ujiani Windy Lestari
"Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar : suatu tinjauan di SD. Pembangunan Jaya dan SD 12 Pondok Pinang. Minat bukanlah merupakan suatu tingkah laku tetapi merupakan suatu hal yang dapat mendorong timbulnya tingkah laku. Minat dapat timbul berdasarkan pengamatan, proses interaksi dengan obyek, orang atau sekelompok orang dalam situasi dan kejadian tertentu. Dleh karena sifat utama dari minat adalah labil, artinya suatu minat dapat menguat ataupun melemah jika ditempatkan pada suatu situasi tertentu. Demikian juga halnya dengan minat baca, Minat baca dapat mendorong orang untuk membaca.
Minat baca bukan merupakan bawaan lahir melainkan perlu ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini. Penumbuhan minat baca sejak dini dapat dimulai di lingkungan terkecil yaitu keluarga, selanjutnya berkembang pada lingkungan yang lebih luas seperti sekolah dan masyarakat. Penumbuhan dan perkembangan minat baca ini juga memerlukan bimbingan, pembinaan, dorongan dengan motivasi yang jelas, dan diadakannya sarana yang lengkap berupa bahan bawaan yang cukup variatif sehingga menari perhatian anal. Disinilah peran perpustakaan dibutuhkan. Tidak perlu disangkal lagi bahwa membaca memberi banyak manfaat.
Secara garis besar melalui membaca, individu memperoleh banyak informasi yang dapat memperluas cakrawala pengetahuannya. Gemar membaca merupakan suatu sikap yang amat sangat dibutuhkan oleh kita, masyarakat negara berkembang. Mengapa demikian? Negara berkembang memerlukan sumber daya alam dan terutama sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk membangun negara. Penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan dengan pemenuhan informasi yang antara lain akan didapat melalui membaca. Ironisnya, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki masyarakat dengan minat baca yang amat rendah. Yang lebih disayangkan lagi, kenyataan tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia dengan tingkat umur yang rendah tidak dibiasakan untuk membaca.
Para anak kecil yang seharusnya sudah ditumbuhkan dan dikembangkan minat bacanya, menjadi terhambat karena orang tua yang juga tidak menyadari pentingnya minat baca. Pihak sekolah yang juga bertanggung jawab atas pertumbuhan dan pengembangan minat baca siswa, belum sepenuhnya menyadari hal tersebut. Hal ini sangat bertentangan dengan kurikulum yang sekarang ditetapkan, yaitu menjadikan siswa mandiri. Kurikulum ini mengandalkan siswa dalam mencari informasi guna memenuhi kebutuhan pengetahuannya karena guru tidak lagi dijadikan sumber informasi utama. Satu hal yang dilupakan oleh pihak sekolah adalah bahwa untuk mendapatkan informasi, siswa harus memiliki sikap gemar membaca, dan untuk menjadikan siswa yang gemar membaca, berbagai pihak termasuk sekolah harus menumbuhkan dan mengembangkan minat baca tersebut. Jadi minat baca merupakan suatu hal utama dalam penciptaan siswa Indonesia yang berkualitas.
Berdasarkan penjelaskan diatas, maka dapat dilihat bahwa membentukan minat baca tidak perlu dilakukan pada usia lanjut, tetapi akan lebih tepat dilakukan pada usiadini yaitu siswa Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia ada dua jenis SD, yaitu SD negeri dan SD swasta. SD negeri merupakan SD yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah dalam hal ini adalah Depdiknas, sedangkan SD swasta merupakan SD yang memiliki badan induk atau sponsor tertentu. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa SD negeri seharusnya dapat lebih berkualitas karena didukung sepenuhnya oleh pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ternyata, banyak orang tua yang lebih mempercayakan SD swasta sebagai tempat bersekolah anaknya. Mengapa demikian? Banyak SD swasta yang memperhatikan sekali perangkat penunjang kegiatan belajar mengajar. Penunjang kegiatan belajar dan mengajar yang utama adalah perpustakaan yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan minat baca melalui koleksinya yang lengkap. Sedangkan di SD negeri pihak sekolah hanya menyediakan penunjang kegiatan belajar mengajar seadanya, bahkan banyak SD negeri yang tidak memiliki perpustakaan. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan mutu pelajaran dan mutu siswa di SD negeri dan SD swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Larasati
"Skripsi ini berjudul Peranan Perpustakaan dalam Membin Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa SD Al Izhar Pondok Labu Jakarta. Masalah yang mendorong penelitian ini adalah: Bagaimana minat dan kebiasaan membaca siswa SD Al Izhar serta sejauh mana perpustakaan sekolah berperan dalam membina minat dan kebiasaan membaca. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui minat dan kebiasaan membaca siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta usaha dan hambatan yang ditemui perpustakaan dalam upaya pembinaan minat dan kebiasaan membaca siswa.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa SD Al Izhar sudah baik, yang terlihat dari tujuan membaca siswa yaitu untuk memperluas wawasan dan hiburan, serta idealnya waktu digunakan untuk membaca dalam sehari yaitu 30-90 menit/hari. Faktor-faktor yang menentukan minat siswa adalah usia, jenis kelamin dan lingkungan. Sementara faktor yang mempengaruhi adalah sistem pendidikan, media elektronik dan ekonomi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kokom Komalasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran sejelas-jelasnya mengenai minat baca dan minat nonton televisi pada siswa Sekolah Dasar Negeri 09 pagi Kayu Putih 1 Siemens Jakarta Timur. Untuk itu penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dan sampel adalah siswa kelas V sebanyak 62 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket. Pengolahan dan analisis data menggunakan rumus P = FIN x 100%.
Hasil penelitian bahwa responden Iebih berminat pada Janis buku komik, fiksi dan non fiksi. Tema-tema yang diminati seperti petulangan, misteeri, ditektif, persahabatan, dan seni budaya. Waktu yang digunakan untuk membaca dalam sehari rata-rata kurang dari 1 jam dan 1 sampai 2 jam sehari. Tujuan membaca adalah untuk menambah wawasan. Hampir seluruh responden mempunyai koleksi bacaan dan cara mendapatkan koleksi bacaan tersebut adalah dengan cara membeli. Responden lebih berminat nonton televisi, hal ini dapat dilihat dari kegiatan waktu luang responden. Waktu yang digunakan untuk nonton televisi dalam sehari rata-rata lebih dari 3 jam sehari. Tujuan nonton rata-rata untuk mendapatkan hiburan dan mendapatkan pengetahuan, dan acara paling banyak ditonton adalah acara yang bersifat hiburan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1985
028.9 MIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Garnecia Mangosta DV
"Anak-anak sekolah dasar memiliki kebiasaan jajan, pada umumnya setiap hari menghabiskan seperempat waktunya di sekolah disertai dengan kegiatan jajan (WHO, 1993). Makanan jajanan anak sekolah ini sangat berisiko terhadap pencemaran mikrobiologis dan bahan tambahan makanan berbahaya yang tentunya dapat mengancam kesehatan anak. Diketahui bahwa 60% jajanan anak sekolah di seluruh Indonesia tidak memenuhi standar mutu dan keamanan, 56% sampel mengandung rhodamin dan 33% mengandung boraks (BPOM, 2004).
Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih jajan pada siswa SDN Pondok Cina 2 tahun 2011, seperti faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Besar sampel penelitian yaitu 137 responden yang terdiri dari kelas 4 dan 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin siswa memiliki hubungan (p value=0.031) dengan perilaku jajan siswa di SDN Pondok Cina 2 tahun 2011. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa snack dan jajanan dengan saos merah adalah dua jajanan favorit yang biasa siswa beli di luar pagar sekolah. Penelitian ini juga menemukan bahwa 46.5% siswa menyukai jajanan dengan saos merah.

Elementary school children have a snack habits. In general, every day they spent a quarter of time in the school accompanied by snack activities (WHO, 1993). Snacks are particularly at risk of microbiological contamination and harmful food additives that can certainly threaten the health of children. It is known that 60% of street children in schools throughout Indonesia does not meet the standards of quality and safety, 56% of the sample containing rhodamine and 33% contain borax (BPOM, 2004).
This research was conducted with cross sectional method, to determine the factors that influence on student's behavior on choosing snack at SDN Pondok China 2 years 2011, such as predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Total study sample consisted of 137 respondents from grades 4 and 5. The results of this study indicate that student gender has a relationship (p value = 0.031) with the student's behavior on choosing snack at SDN Pondok snack China 2 year 2011. In addition, this study also found that snack (chiki, candy, biscuit,etc) and food with red sauce are two favorite snacks that students usually buy from the vendors who sell snacks out of the school fence. The study also found that 46.5% of students like snacks with red sauce.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin Nuraizah
"Penelitian mengenai peranan perpustakaan sekolah dalam membina minat baca siswa telah dilakukan di Sekolah Menengah Umum 8 (SMU 8), Jakarta, pada bulan Februari dan Maret 1995, tujuannya ialah untuk mengetahui minat baca siswa SMU 8, upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan sekolah, dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan dalam pembinaan minat baca tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara dan observasi. Cara penyusunan kuesioner, pembentukan kerangka sampel dan pemilihan sampel dijelaskan. Hasilnya menunjukkan bahwa minat baca responden didukung oleh faktor lingkungan keluarga yang suka membaca (90,23%) dan ketersediaan bahan bacaan. Walaupun 59,38% responden hanya 1 kali dalam seminggu berkunjung ke perpustakaan sekolah dan 43,75% yang membaca buku 1 buah atau bahkan tidak membaca buku sama sekali, manfaat perpustakaan sudah mereka rasakan. Manfaat itu terutama dalam menunjang kegiatan belajar mereka (87,5%). Minat dan kebiasaan membaca siswa ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru pustakawan untuk terus meningkatkan daya guna perpustakaan, yang antara lain: menambah koleksi, menambah fasilitas perpustakaan, memperbaiki gedung, memberi kesempatan kepada staf untuk mengambil kursus perpustakaan, dan memberi hadiah kepada siswa yang membaca buku paling banyak. Guru pustakawan juga mengundang orang tua murid agar turut bekerja sama. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pembinaan minat baca ini adalah dana dan guru. Karena itu perlu diadakan kampanye penerangan tentang fungsi dan peranan perpustakaan sekolah bagi guru, sehingga mereka ikut berpartisipasi memanfaatkan layanan di perpustakaan sebagai contoh bagi siswa mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desvira Natasya
"Menurut Kementrian Perhubungan, tingkat pertumbuhan korban kecelakaan lalu lintas pada anak-anak usia dibawah 15 tahun dalam kurun waktu 2007-2012 menduduki peringkat tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 38,7%. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat anak-anak sebagai generasi penerus bangsa kehilangan masa depannya akibat kecelakaan yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keselamatan lalu lintas pada siswa Sekolah Dasar dengan mengambil studi kasus di Depok yaitu di SDN Pondok Cina 01 dan SDN Cisalak 01. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa, orang tua dan guru kelas 5 dan 6. Data dianalisis dengan uji statistik nonparametrik. Hasil menunjukkan bahwa Depok dengan peringkat kerawanan rendah berdasarkan indikator keselamatan personal namun siswa dalam perjalanan ke dan dari sekolah masih memiliki risiko kecelakaan terutama berkaitan dengan minimnya pengetahun keselamatan dan fasilitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Penelitian ini mengusulkan program Perjalanan Aman ke Sekolah untuk meningkatkan tingkat keselamatan lalu lintas anak-anak.

According to the Ministry of Transportation, the growth rate of traffic accident victims for children aged under 15 years in the period 2007-2012 ranked highest in Indonesia which is amounted 38,7%. This condition is very worrying since children as our future generation lose their future due to traffic accident. This study aims to analyze traffic safety for elementary school children with case study in Depok, State Elementary School Pondok Cina 01 and Cisalak 01. This study was conducted by distributing questionnaires to students, parents and teachers in grade 5 and 6. Analysis data using nonparametric statistical test. Results showed that Depok with low ranked of vulnerability based on indicator of personal safety but on the way to and from school, students still have accident risk that is mainly due to lack of safety knowledge and School Safety Zone. This study proposes Safer Journey to School program to improve traffic safety level of children."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silaen, Sondang Maria J.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertitik tolak dari adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada mengenai penguasaan matematika siswa. Nilai matematika siswa sekalah dasar maupun lanjutan pada umumnya lebih rendah dari bidang studi lainnya yang di Ebtanaskan secara nasional. Tujuan penelitian difokuskan untuk melihat hubungan antara sikap siswa, sikap ibu, sikap guru terhadap matematika dan inteligensi siswa dengan prestasi belajar matematika.
Pembahasan mengenai topik tersebut melalui kepustakaan diperoleh hipotesa yang kemudian diuji secara statistik. Analisa dilakukan dengan menggunakan korelasi tunggal, korelasi parsial dan multiple regresi.
Hasil analisa dengan menggunakan korelasi tunggal maka dari hipotesa-hipotesa tersebut diterima, namun bila hipotesa tersebut dianalisa dengan korelasi parsial di mana variabel tersebut dikontrol dengan variabel lain maka hipotesa tersebut ditolak. Sikap guru terhadap matematika baik dianalisa dengan korelasi tunggal maupun parsial diperoleh hubungan yang tidak signifikan.
Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara inteligensi, sikap siswa, sikap ibu dan sikap guru terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika siswa. Namun demikian hubungan ini tidak bisa diartikan untuk sikap bahwa semakin positif sikap terhadap matematika, maka semakin tinggi pula prestasi belajar matematika bila variabel-variabel lain di kontrol. Sebab dari hasil perhitungan korelasi parsial untuk kedua variabel ternyata tidak menunjukkan adanya hubungan. Tidak demikian untuk inteligensi, dimana semakin tinggi inteligensi, maka semakin tinggi pula prestasi belajar matematika walaupun telah dikontrol dengan variabel lainnya.
Tesis ini di tutup dengan saran-saran praktis bagi pendidik, orang tua serta peneliti lain yang berminat meneruskan penelitian sejenis."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas V sekolah dasar melalui pembelajaran kontekstual. Penelitian ini dilakukan di SDN Karang Yudha sebagai kelompok eksperimen dan SDN Sunyaragi 2 sebagai kelompok kontrol pada tahun akademik 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi. Desain penelitian Nonequivalent control group. Data diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah dan tes kemampuan komunikasi matematik materi luas trapesium dan layang-layang. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan uji-t dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik antar siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Siswa memperlihatkan sikap positif dan menyatakan perasaan senang terhadap pembelajaran kontekstual."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>