Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusja Nurnadia Partyla
"Penelitian ini mengenai syair kisah dalam Seudati. Dalam Seudati, ada tujuh bagian yang harus dimainkan setiap kelompok Seudati. Bagian kisah merupakan salah satu bagian dalam Seudati yang menekankan pada penyampaian lantunan syair daripada gerak tari. Penekanan penyampaian isi syair membuat syair kisah bertujuan untuk mengirim pesan yang ada dalam syair kepada penikmatnya. Objek penelitian yang penulis gunakan adalah kaset yang berjudul Seudati Awak Awai. Ada dua buah syair kisah yang terekam dalam kaset ini, yaitu syair kisah _Po Bungong Panjoe_ dan _Saboh Glee Gajah_. Dua syair kisah ini dilantunkan dalam bahasa Aceh. Untuk itu, penulis terlebih dahulu mentranskripsikan dan menerjemahkan dua syair kisah tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Setelah mentranskripsi dan menerjemahkan syair kisah _Po Bungong Panjoe_ dan _Saboh Glee Gajah_, dua syair tersebut pun kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural yang difokuskan pada unsur intrinsik sebagai objek penelitian. Unsur intrinsik yang menjadi fokus penelitian adalah amanat atau pesan yang disampaikan dalam dua syair kisah tersebut. Hasilnya, syair kisah _Po Bungong Panjoe_ yang artinya _Bunga Kapuk_ mempunyai amanat tersurat berupa peringatan kepada manusia untuk memperbanyak ibadah sebelum pintu taubat tertutup. Manusia diingatkan untuk melaksanakan perintah Tuhan untuk melaksanakan taubat sebelum _pintu taubat itu sendiri tertutup_. Amanat tersirat dalam syair ini, di antaranya adanya ketentuan Tuhan atas hari akhir dan adanya keseimbangan kehidupan manusia, baik urusan religi (rohani) maupun urusan keduniawian (jasmani). Amanat tersurat yang ada di dalam syair kisah _Saboh Glee Gajah_ yang artinya _Rimba Gajah_, di antaranya berupa peringatan kepada manusia untuk mensyukuri semua limpahan nikmat kekayaan yang diberikan-Nya dengan cara menjalankan perintahnya, seperti ibadah salat, di waktu senang maupun ketika dilanda bencana dan segala perbuatan yang dilakukan nantinya akan mendapat balasannya di padang masyar. Amanat tersirat dalam syair ini adalah kebesaran dan kenikmatan dalam dunia ini ada dalam kekuasaan Tuhan yang dengan mudah dapat hancur atau hilang. Amanat tersirat lainnya adalah berpasrah diri kepada Tuhan dalam keadaan apapun serta adanya keseimbangan dalam kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Dari dua buah penelitian lantunan syair kisah ciptaan Syeh Lah Geunta, penulis dapat menyimpulkan amanat utama yang dipunyai dalam kedua syair kisah tersebut. Amanat yang disampaikan dalam kedua syair kisah tersebut berhubungan dengan keseimbangan kehidupan jasmani (dunia) dan rohani (akhirat) manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala kelemahannya. Walaupun merupakan karya cipta pribadi, Syeh Lah Geunta dalam dua buah syair kisah ini masih menggunakan Seudati sebagai media dakwah ajaran agama Islam. Hanya saja, dakwah yang dilakukan bukan lagi dakwah berupa penyebaran agama Islam. Dakwah yang disampaikan, khususnya kepada masyarakat Aceh, berupa nasihat yang mengingatkan manusia akan hari akhir serta kelalaian yang sering dilakukan, seperti meninggalkan salat dan asyik dengan urusan dunia yang membuat manusia lupa menjalankan perintah Tuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rojab Dian Puspitasari
"Memberikan gambaran mengenai funsi dan amanat pantun yang terdapat dalam siaran Bensradio"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep S. Sambodja, 1967-
"Penelitian ini ditujukan untuk menginterpretasikan sajak-sajak Goenawan Mohamad. Para kritikus dan pengamat sastra yang telah menganalisis, menginterpretasi, yang berarti pula melakukan konkretisasi sajak-sajak Goenawan Mohamad, memperkaya penulis dalam melakukan penelitian Asumsi yang mendominasi wacana sajak-sajak Goenawan Mohamad adalah adanya keterpengaruhan warna budaya Jawa dan filsafat eksistensialisme dalam karya-karyanya. Untuk memfokuskan persoalan tersebut, penulis mengklasifikasikan kedua pengaruh tersebut ke dalam bab-bab tersendiri. Dengan demikian, niat penulis untuk membuktikan keterpengaruhan - sekaligus memperdalam pengkajian tersebut - dapat dideskripsikan dengan gamblang. Dalam sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung warna budaya Jawa, jelas terilhami oleh cerita-cerita dan mitologi Jawa Kuno.
Ada dua cara Goenawan Mohamad mengaktualisasikan unsur budaya Jawa itu. Pertama, cerita dan mitologi Jawa itu dijadikan pautan (cantelan) saja, sementara isi sajak sepenuhnya merupakan pikiran dan perasaan Goenawan Mohamad sendiri. Kedua, Goenawan Mohamad hanya mentransformasikan cerita dan mitologi Jawa yang berbentuk prosa (babad) dan tembang ke dalam bentuk sajak. Dalam sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung pemikiran atau filsafat eksistensialisme, terlihat bahwa sebagai penyair, Goenawan Mohamad pun berusaha menjawab permasalahan kehidupan, mulai soal hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, alam, hingga hubungannya dengan diri sendiri (mempersoalkan nasib). Dapat dikatakan, konsep sajak-sajak Goenawan Mohamad yang mengandung pemikiran eksistensialisme memiliki persamaan persepsi dengan konsep eksistensialisme yang diperkenalkan oleh sebagian eksistensialis, seperti Soren Kierkegaard, Martin Heidegger, dan A. Berdyaev."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Isma Sawitri adalah seorang penyair wanita Indonesia yang mampu bertahan selama lebih dari tiga puluh tahun dalam mencipta sajak. Sajak-sajaknya tersebar dalam berbagai media masa sejak tahun 1959. Sebagai seorang penyair, ia memiliki kekhasan yang menarik dalam memilih tema dan mengungkapkannya dalam sajak-sajaknya. Berdasarkan hal di atas timbul beberapa masalah, diantaranya adalah 1) sajak-sajak apa saja yang telah diciptakan oleh Isma Sawitri, dan dalam media massa apa sajak-sajak tersebut dipublikasikan, 2) bagaimana penyair wanita ini mengungkapkan gagasannya dalam sajak-sajaknya, dan 3) tema apa saja yang menarik perhatiannya. Berangkat dari permasalahan di atas, skripsi ini bertujuan untuk pertama, mendata dan mengumpulkan sajak-sajak Isma Sawitri yang dipublikasikan sejak tahun 1959 sampai dengan tahun 1991; kedua, menganalisis cara penyairwanita ini mengungkapkan gagasannya dalam sajak-sajaknya, dan ketiga, tema apa saja yang menarik perhatian penyair wanita ini. Sesuai dengan tujuan, skripsi ini menggunakan teori Stilistika sebagai dasar teori. Metode pendekatan yang dipakai adalah metode pendekatan intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi dan analisis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 1) Isma Sawitri cenderung memilih kata sehari-hari dalam sajak-sajaknya, 2) majas yang sering dipakainya adalah majas metafora dan personifikasi, 3) citraan penglihatan dan pendengaran paling banyak terdapat dalam sajak-sajaknya, 4) saran retorika yang sering dipergunakan oleh Isma Sawitri adalah paralelisme, 5) penyair ini sering memanfaatkan rima untuk menambahkan keindahan atau kemerudan sajak-sajaknya, dan 6) tema yang paling sering diangkat oleh Isma Saitri adalah tema sosial dan politik di antara tema tentang tanah air, tema tentang alam, dan tema religius."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paliwal, Chandra Dutt
"Priangan Si Djelita dibagi dalam 3 bagian:1. Tanah kelahiran 2. Dendang sajang 3. Pembakaran. Ini dengan sadar dilakukan Ramadhan karena dalam periode ini ia diliputi perasaan kagum atas keindahan alam (I) dan kehidupan di tanah Priangan, tapi lama diganggu oleh ketidak amanan, terutama didesa (II) sehingga dia mendapatkan bagian Pembakaran sebagai protes untuk djalan keluar..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1968
S10822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Miryam Vivekananda
"Penelitian sastra selama ini masih sering memilih obyek sastra yang dipandang bermutu. Padahal penelitian sastra yang terlalu terfokus pada karya-_karya yang dianggap besar, yang lahir dari penulis besar, akan mengaburkan eksistensi sastra yang sesunggulinya. Hal ini tentunya menjadi alasan kuat bagi usaha inventarisasi karya-karya dari para sastrawan Indonesia yang terlupakan, khususnya dari angkatan sastra majalah. Salah satu nama dari sekian banyak sastrawan yang belum dibicarakan tersebut adalah Abdul Aziz's. Penelitian mengenai sajak-sajak Abdul Aziz's tentu dapat berguna untuk perkembangan sejarah kesusastraan Indonesia. Karena sajak-sajak Abdul Aziz's tersebar pada beberapa majalah yang tidak lagi diterbitkan, perlu penelusuran terlebih dahulu untuk melakukan tahap pengumpulan data. Berdasarkan pengamatan awal terhadap sajak-sajak Abdul Aziz's yang telah berhasil ditemukan kemudian, terjadi hambatan dalam proses pemahaman untuk memaknai puisi Abdul Aziz's dalam sekali baca. Dari sinilah muncul pertanyaan, apakah puisi Abdul Aziz's dapat digolongkan pada bentuk penulisan puisi gelap yang pada masa itu memang bermunculan? Apakah kesulitan pemahaman tersebut hanya disebabkan oleh jarak bahasa yang telah tcrpisahkan selama kurang lebih setengah abad, mengingat sajak Abdul Aziz's muncul pada tahun 1950-an? Setelah melakukan analisis tema terhadap sembilan betas sajak Abdul Aziz's yang berhasil dikumpulkan, ditemukan bahwa seluruh sajak Abdul Aziz's dapat dimaknai dan ditelusuri temanya. Tema-tema sajak Abdul Aziz's adalah tema tentang kesunyian, figur orang tua, cinta, kemasyarakatan, religi. dan kekecewaan. Dengan dapat ditemukannya tema-tema ini, dapat disimpulkan bahwa sajak-sajak Abdul Aziz's tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk khazanah penulisan puisi gelap di tahun 1950-an. Kesulitan pemahaman terjadi karena adanya jarak bahasa yang banyak terhambat dengan penggunaan kosakata yang tidak umum, baik karena bersifat arkais atau kedaerahan. Kesulitan ini banyak terbantu oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai piranti pencarian rnakna. Analisis tema ini diharapkan dapat memberi sumbangan untuk khazanah kajian pengembangan sastra Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Astar
Jakarta: CV. Meugah Printindo, 2021
809.1 SIR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ekoningsih
"Citra adalah bayangan atau gambaran angan yang ada dalam pikiran dan mental pembaca, sedangkan citraan adalah sarana pembentuk citra itu sendiri yang diungkapkan melalui bahasa. Sarana pembentuk citra itu berawal dari sistem pengindraan, gerak, dan pikiran manusia. Dengan demikian citraan-citraan itu adalah citraan penglihatan, pendengaran, penciuman, pencecapan, perabaan, gerak, dan pikiran. Citraan yang berfungsi untuk menimbulkan suasana khusus itu telah dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin oleh Abdul Hadi Widji Muthari. Penyair ini banyak menggunakan citraan-citraan itu untuk memberikan suasana dan efek khusus dalam setiap sajaknya. Ke-31 buah. sajaknya yang diambil dari kumpulan Anak Laut Anak Angin menjadi bahan analisis dalam skripsi ini. Dari hasil analisis itu telah didapat kesimpulan bahwa Abdul Hadi cenderung lebih banyak menggunakan citraan pikiran. Penggunaan citraan itu menimbulkan efek yang sangat berarti bagi pembaca. Efek penggunaan citraan pikiran membuat pembaca dituntut untuk memikirkan beberapa kali agar dapat rnenangkap apa yang ingin diungkapkan oleh penyair dengan sajak itu. Ke-31 sajak yang dijadikan media analisis ini, diharapkan telah dapat mewakili sajak-sajak Abdul Hadi yang telah terkumpul dalam sepuluh kumpulan. Kumpulan yang terpilih ini merupakan gabungan dari kumpulan-kumpulan terdahulu, seliingga pemilihan atas ke-31 sajak itu dianggap dapat mewakili sajak-sajak yang telah diciptakan oleh Abdul Hadi WM."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Luceria N.
"Skripsi ini mengetengahkan penelitian mengenai kesejajaran Teknik Penceritaan Ekacakap Dalaman dengan Psikoanalisa Freud yang menghasilkan.suatu analisis penokohan, yakni pergolakan batin dan kepribadian tokoh Idrus dalam novel Royan Revolusi Tokoh , sengaja diciptakan oleh pengarang sebagai pendukung ide pokok sebuah karya sastra dan mengembangkan ide itu hingga tercapainya maksud pengarang. Ha[ ini apabila dijadikan sebagai obyek penelitian ilmu lain, seperti Psikologi, menarik perhatian. Psikologi sebagai ilmu yang menyoroti jiwa manusia, dapat membedah manusia sampai kepada hal-hal yang paling kecil. Inilah yang menjadi pendorong para sarjana sastra jaman dahulu memakai psikologi sebagai alat bedah dalam krilik sastra. Bidang psikologi yang dipakai unluk menyoroti jiwa manusia yang paling dalam adalah Psikoanalisa Freud khususnya pembagian psike manusia atas 3 lapisan dan kompleks oedipus. Berdasarkan teori-teori yang diciptakan oleh Sigmund Freud, akan tergambar keadaan jiwa seseorang. Penyorotan jiwa manusia apabila disejajarkan dengan teknik penceritaan Ekacakap Dalaman , yang mengutamakan alam bawah sadar manusia, dapat menghasilkan pembedahan penokohan yang benar-benar terperinci; seperti pergolakan batin dan kepribadian seseorang. Apabila ketiga lapisan psike manusia; Id, Ego dan Superego, tidak seimbang maka orang itu mengalami kelainan jiwa. Dalam penelilian ini ldrus, sebagai tokoh utama novel Royan Revolusi, mengalami pergolakan batin; hal ini mempengaruhi kepribadiannya. Keadaan yang dihadapi Idrus ini dapat seimbang berkat kerjasarna yang baik antara ketiga lapisan psike jiwanya. Oleh karena itu ldrus dapat disebut seorang tokoh yang berkepribadian mantap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Anggia Putri
"Penelitian ini membahas empat novel populer karya Motinggo Busye yang terbit antara tahun 1963 dan 1978. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seksualitas dan erotisme yang terdapat di dalam novel tersebut dan menentukan erotisme tersebut termasuk dalam pornografi atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dengan menggunakan analisis intrinsik, yaitu analisis tema dan tokoh dan penokohan, serta analisis gaya bahasa untuk melihat aspek estetik erotisme tersebut.

This research discusses four novels by Motinggo Busye which published within 1963 and 1978. This research's aims are to describe the sexuality and eroticism on that novels and to ascertain whether the eroticism were pornography or not. The method of this research is descriptive analysis method. The approach of this research is structural approach by using intrinsic analysis, which are theme analysis and character and characterization analysis, and stylistic analysis to figure the esthetic aspect of the eroticism."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>