Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fanny Indriawaty
"Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan asosiasi pornografi yang muncul dalam pikiran pembaca setelah membaca judul-judul berita dan mendeskripsikan jenis asosiasi yang muncul tersebut. Sumber data penelitian adalah judul berita selebriti harian Lampu Merah. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan saat dilakukan pencarian data dengan teknik menyebar kuesioner, sedangkan penelitian kualitatif digunakan saat dilakukan analisis data. Metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah metode hermeneutika. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori asosiasi dari Herbert H. Clark. Dalam teori Clark, asosiasi terbagi ke dalam dua kaidah umum, yaitu kaidah paradigmatis dan sintagmatis. Kaidah paradigmatis terdiri dari kaidah kontras minimal, kaidah penandaan, kaidah penghapusan dan penambahan ciri, serta kaidah pemeliharaan kategori. Kaidah sintagmatis terdiri dari kaidah perwujudan seleksi ciri dan kaidah pelengkap idiomatis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10973
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Puti Bulan
"Skripsi ini membahas judul berita pada halaman pertama harian Renmin Ribao khususnya 大标题dàbiāotí 'judul besar' dan主题zhǔtí ?judul utama?dari aspek linguistis dan nonlinguistis. Analisis aspek linguistis dilakukan secara sintaktis yang dilandasi oleh fakta bahwa judul berita adalah kalimat. Analisis nonlinguistis dilakukan dengan metode mengamati dan mencatat penampilan fisik judul berita yang harus mampu menarik perhatian pembaca. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa kaidah dalam penulisan judul berita yang muncul secara teratur, seperti pola kalimat seringkali SPO, seringkali kalimat aktif, kalimat verbal, kalimat tunggal, kalimat deklaratif, kalimat lengkap, ditulis secara horizontal, rata tengah atau kiri, berita yang sangat berwarna merah dan kaidah tersebut tidak melanggar tata bahasa baku bahasa Mandarin.

The focus of this study is an analysis of headlines on first page of People?s Daily especially大标题dàbiāotí 'big title' dan主题zhǔtí ?main title? from two aspects, linguistic and nonlinguistic. In linguistic aspect, headlines are analyzed by using syntactical function method based on fact that headlines are sentences. In nonlinguistic aspect, headlines are analyzed by inspecting and taking note method based on statement which state that headlines have to be attractive. Result has showed that there are some forms in writing headlines, and those that forms do not neglect the grammar of Mandarin language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zubaidah
"Funktionsverbgefuge pada artikel berita dan surat pembaca dalam surat kabar harian Siddeutsche Seitung: Suatu Tinjauan Morfosintaksis (di bawah bimbingan Jossy Darman, M. Hum.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas tentang Funktionsverbgefuge (FVG) sebagai salah satu ciri bahasa koran. Oleh karena itu, sumber data dari skripsi ini adalah artikel berita dan surat pembaca dalam surat kabar harian Suddeutsche Zeitung. FVG dalam sumber data tersebut kemudian dianalisis secara morfosintaksis dan semantis. Landasan teori yang digunakan dalam skripsi ini ialah teori FVG dari Gerhard Helbig dan Hans-Jurgen Grimm. Dari teori ini dapat diketahui jenis FVG yang ada. Selain melihat pemunculan FVG dalam artikel berita dan surat pembaca, diteliti juga jenis FVG yang sering muncul. Setelah melakukan analisis dapat disimpulkan bahwa pemunculan FVG dalam artikel berita dan surat pembaca tidak terlalu sering, walaupun FVG, menurut Loffler, merupakan salah satu ciri dari bahasa koran. Janis FVG yang paling sexing muncul pada artikel berita adalah FVG dengan nomina berpreposisi, sedangkan pada surat pembaca adalah FVG dengan nomina dalam akusatif. Selain itu, ditemukan juga beberapa FVG yang tak diperikan dalam teori, seperti munculnya FVG dengannomina dalam bentuk plural dan dengan atribut ajektiva, serta FVG yang tidak hanya berfungsi sebagai predikat, melainkan juga sebagai atribut dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktamadjaya Wiguna
"Semenjak kemunculannya pertama kali di tahun 1970, koran populer di Indonesia tents mendulang, kesuksesan. Pos Kota sebagai "raja koran populer" mencatat angka tiras dan audience share yang tinggi. Memasuki era reformasi, jumlah koran populer bertambah, dimana koran-koran barn tersebut lebih sadis, vulgar, mengerikan, dan tidak senonoh dibanding Pos Kota — padahal Pos Kota sendiri sudah dikecam karena gaya pemberitaannya yang memakai format yellow paper dengan gaya nemberitaan yang vulgar dan sadis. Salah satu koran populer barn tersebut adalah harian Lampu Merah. Harian ini memiliki format yang paling sukses dibanding koran populer barn yang lain. Lampu Merah yang menyebut dirinya "koran kriminal" ini dipenuhi dengan artikel-artikel bemuansa kriminal dan seksual yang dikemas dalam bahasa yang lugas dan informal. Dari sekian banyak topik berita yang ditawarkan, salah satu yang cukup sering diangkat adalah kejahatan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Mengingat sebelumnya telah banyak penelitian yang menunjukkan pemberitaan media massa tentang kasus kekerasan seksual cenderung merugikan korban, maka ada kekhawatiran hal yang sama terjadi pemberitav, kekerasan seksual terhadap anak-anak. Hal ini menjadi sebuah permasalahan serius karena yang dirugikan Bari berita tersebut adalah anak-anak yang belum bisa melindungi diri sendiri karena belum matang secara jasmani dan rohani. Sedangkan menurut Konvensi Hak Anak Internasional, semua pihak termasuk oleh media massa, hams melindungi hak anak. Penelitian yang menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan gaya pemberitaan Lampu Merah tentang kekerasan seksual terhadap anak-anak serta akibat dari gaya pemberitaan tersebut. Metode yang digunakan menganalisis berita adalah analisis framing dengan model Robert M. Entman, dan analisis naraFi dengan model Tzvetan Todorov, serta dibantu analisis isi Penelitian ini juga menganalisis berbagai faktor yang ada di sekeliling Lampu Merah untuk mengatahui apa yang melatarbelakangi gaya pemberitaannya. Analisis didasarkan pada konsep pengaruh terhadap isi media secara hirarkhis yang dikemukan oleh Shoemaker dan Reese, yang melihat pengaruh dari level individu hingga level ideologi pada tingkat masyarakat. Hasil analisis terhadap teks berita menunjukkan peristiwa kekerasan seksual terhadap anak-anak dibingkai Lampu Merah sebagai masalah penyimpangan seksual individu yang disebabkan oleh materi pornografi yang dikonsumsi pelaku dan istri pelaku yang tidak bisa memenuhi kebutuhan dan fantasi seksual pelaku. Dua penyebab ini didelegitimasi oleh Lampu Merah,s sedangkan pelaku justru mendapat legitimasi / pembelaan dan dinilai hanya korban yang khilaf akibat adanya dua penyebab tadi. Rekomendasi penyelesaian masalah yang ditawarkan oleh Lampu Merah juga hanya dalam lingkup individu, yakni menghentikan pelaku dengan menyerahkan pelaku ke polisi tanpa mengusulkan sebuah gerakan atau kewaspadaan sosial Berita kekerasan seksual terhadap anak di Lampu Merah juga temyata tidak memberdayakan masyarakat dan mengurangi sensitivitas masyarakat atas masalah ini karena lebih menekankan aspek dan sisi seksualitas dan proses terjadinya kekerasan seksual. Gaya pemberitaan Lampu Merah juga cenderung merugikan anak, karena tidak disusun dengan dari perspektif anak dan tidak menggunakan prinsip "yang terbaik bagi anak". Hasil analisis juga menunjukkan penyebab gaya pemberitaan tersebut adalah kepentingan ekonomi dan mencari keuntungan lebih diutamakan dalam proses kerja redaksi melalui kebijakan efisiensi kerja. Penyebab lainnya adalah pengaruh budaya permarjinalan anak yang menganggap urusan anak adalah urusan orang dewasa sehingga perspektif anak dinilai tidak penting. Semua ini tidak terlepas dari apa yang ada di masyarakat saat ini. Institusi pers yang telah dikomodifikasi. Artinya institusi pers tidak lagi mengutamakan fungsi-fungsinya untuk mengabdi masyarakat, tapi mengutamakn fungsi ekonominya sebagai institusi yang mamapu mendatangkan keuntungan secara finasial. Dengan dasar tersebut berita kekerasan seksual terhadap anak akan lebih dipandang sebagai komoditi berita yang menarik bagi khalayak tanpa melihat efek dan dampak berita tersebut apakah menguntungkan atau justru merugikan anakanak dan khalayak secara umum. Selain masalah di institusi pers, masyarakat juga menganut budaya pemarjinalan anak yang memposisikan anak lebih inferior dan merupakan bagian dari keluarga sehingga tidak memiliki hak sendiri. Budaya ini juga tertanam dalam semua mekanisme peraairan dan penegakan hukum soal anak. Budaya inilah yang ikut menyebabkan berbagai komponen di Indonesia, termasuk media massa, masih belum menangani masalah anak secara serius dan baik.

Since its establishment in 1970, Pos Kota daily continues to gain success as a leading popular newspaper in Indonesia. The daily gain high audience share. But despite the success, Pos Kota received many critics for its lack of public responsibility for the public. In the Reformation Era, emerge three new popular newspapers which news is more sadistic, vulgar, horrible, and obscene. One of these new newspapers is Lampu Merah daily which called its self the crime-paper. Its news article if filled with crime and sexual material, packed with informal language. Child sexual abuse is one of the most frequent news topics that we can find in Lampu Merah. The mass media experts and the media watch had always criticizes mass media when they run a story about sexual abuse. Media tend to exploit the victim for the sake of interesting news. And now they are more worried since the disadvantage in child sexual abuse are children who can not defend them self. This research uses constructivist paradigm and qualitative approach to explain Lampu Merah's news-making on the child sexual abuse story and also the effects of it to the news text. To study the news text, this research uses Robert M. Entman framing analysis model, Tzvetan Todorov's narrative analysis model, and content analysis.. All the Lampu Merah's] surrounding factors also studied to gain knowledge of all the hierarchical influences on Lampu Merah's news content. The analysis is based on the concept developed by Shoemaker and Reese. The study shows Lampu Merah framed child sexual abuse story as a sexual deviation problems which caused by pornography and the inability of the suspect's wife to fulfill his sexual need. These causes are blamed but the suspects receive justification. He is judged as a victim of those causes. Therefore the recommendation given by the daily is limited in individual scope, to stop the suspect's deviant behavior by turning him into the custody of the police without any attempt to develop social awareness of the problems. The child sexual abuse story in Lampu Merah did not empower the society to stand up against this criminal behavior. It also creates a desensitization effect to the public as they grow careless about child sexual abuse. Lampu Merah's newsmaking tends to endangered child as a victim and exposed them as potential victims in the future as they did not practice the "for the best interest of the child" principle. The study also shows that The main factor behind this news-making is the economic consideration that resulted .in profit oriented journalism which drives efficiency to every stages of production without considering the effects for the public. Other factor is the child marginality culture. A Child problem is considered as adult affairs so the child does not have its own right to defend or to make moral evaluation. These factors are also the impact of the commodification of the news institute. News institute ignored the public responsibility of mass media and seek only financial profits. Indonesia handled child problems poorly and this play a significant role to the lack of concerned of the media towards child problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Dwi Savitri
"Skripsi ini membahas tentang perbedaan bentuk judul berita terhadap jumlah pembacanya atau klik pada media online Kompas.com. Berita yang dikhususkan adalah kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini akan mencaritahu apakah memang ada perbedaan antara bentuk frame judul berita terhadap jumlah klik-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang ada sedikit perbedaan antara bentuk frame judul berita dengan jumlah pembacanya.

This thesis discusses the impact of headlines framing to the amount of readers or click per headlines. In detail, the news programme that become an object research is the case of murdered Wayan Mirna Salihin with the suspect Jessica Kumala Wongso. This study using content anyalzing quantitative methods. And in this study will looks is there a correlation between headlines framing and amount of its clicks. The results show that theres a difference amount of clicks or readers of new headlines framing by Kompas.com. 
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Tjin Tien
"Skripsi ini merupakan penelitian semantis tentang metafora dan metonimi yang terdapat pada teks berita surat kabar. Penelitian akan difokuskan pada teks berita pendek. Data-data teks berita pendek diambil secara acak sejumlah 150 buah. Analisis mencakup dua segi pembahasan, analisis penggunaan makna secara metaforis dan metonimis serta kaitannya dengan pelanggaran kolokasi. Setetah menganalisis data, jenis metafora yang ditemukan dan dianalisa adalah penggunaan metafora subtansial (95,44%), metafora sinestesia (2,28%), dan metafora afektif (2,28%). Sedangkan jenis metonimi yang ditemukan dan dianalisa adalah penggunaan metonimi spasiai (90,80%), metonimi kausal (8,04%), dan metonimi temporal (1,14%). Analisis juga memperlihatkan adanya kaitan penggunaan makna secara metaforis dan metonimis dengan pelanggaran kolokasi. Penggunaan makna secara metaforis dan metonimis menyebabkan makna kalimat yang unsur-_unsurnya mengalami pelanggaran kolokasi tetap berterima. Seluruh isi skripsi menjadi tanggung jawab penulis."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S14477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Swasono Hadi
"ABSTRAK
Self deception adalah suatu konsep dengan banyak
definisi. Dalam penelitian ini sendiri penggunaan istilah
Self deception mengacu kepada penjelasan Goleman (1997) yaitu
suatu keadaan tidak disadarinya keberadaan informasi negatif
pemicu kecemasan, baik sebagian atau seluruhnya, sebagai
akibat bekerjanya mekanisme pengalihan perhatian atau
mekanisme penyimpangan ingatan yang dilakukan oleh skemaskema
di luar kesadaran.
Sementara itu, salah satu perkembangan menonjol yang
terjadi dewasa ini adalah semakin meningkatnya peran media
massa dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan
tersebut tidak bisa dihindari bahwa berita-berita yang
disampaikan media massa turut pula menimbulkan efek perasaan
negatif dalam kalangan masyarakat. Hal ini bukan hanya
disebabkan karena adanya faktor penilaian subyektif masingmasing
anggota masyarakat tetapi juga unsur keberpihakan
dalam diri media massa itu sendiri.
Mencermati hal tersebut peneliti melihat ada
kemungkinan keterkaitan antara pemberitaan media massa dengan
proses self deception, di mana berita-berita yang disajikan
media massa berpotensi menimbulkan kecemasan pada masyarakat
sehingga dapat menjadi faktor pendorong terjadinya proses
self deception. Untuk meneliti kemungkinan hubungan tersebut,
sekaligus dalam upaya untuk lebih memahami proses self
deception, maka peneliti melakukan eksperimen secara
randomized two group.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara
insidental. Subyek penelitian diambil dari kelompok Forum
Studi Orientasi Islam (Forsis). Dengan pertimbangan
kemudahan, penelitian ini dikhususkan kepada berita dalam
bentuk tertulis atau berita media cetak. Prosedur yang
dilakukan adalah memberikan berita netral kepada kelompok
kontrol dan berita negatif kepada kelompok eksperimen,
kemudian meminta mereka me-recall kata-kata tertentu yang
diminta. Walau kedua bacaan tersebut berbeda isi dan
konteksnya, namun kata-kata yang harus di-recall sama persis
untuk kedua kelompok. Faktor agama menjadi dasar interpretasi
berita, dimana berita negatif merupakan berita
memojokkan agama yang dianut subyek penelitian (kelompok
eksperimen). Hipotesa alternatif penelitian ini adalah bahwa
kelompok eksperimen yang menerima berita negatif hasil recall-nya akan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang menerima berita netral. Jika hal itu terbukti,
maka defisit dalam ingatan kelompok eksperimen
mengindikasikan kemungkinan terjadinya proses self deception.
Hasil analisa kuantitatif penelitian ini menunjukkan
bahwa hipotesa alternatif ditolak, yang berarti tidak ada
perbedaan bermakna antara hasil recall kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen. Walau demikian hasil analisa
kualitatif menunjukkan terjadi penyimpangan dalam sejumlah
recall kelompok ekseprimen, dimana sebagian kecil di
antaranya memenuhi kriteria sebagai proses sel f deception.
Melalui penelitian ini juga diperoleh beberapa hasil
sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai masalah self
deception, yaitu: 1. Pemberian informasi negatif yang terkait
langsung dengan subyek penelitian kemungkinan akan berpotensi
lebih besar memicu terjadinya proses self deception.
2. Kredibilitas sumber informasi hendaknya mendapat
perhatian, karena informasi negatif yang berasal dari sumber
yang kredibel dan memiliki data penunjang yang kuat akan
lebih mudah menimbulkan kecemasan. Hal ini penting karena
dalam teori Goleman kecemasan merupakan intervening faktor
dalam menimbulkan self deception. 3. Kesempatan untuk
mengalihkan perhatian nampaknya merupakan faktor pendukung
bagi terjadinya self deception, karena hal tersebut akan
menghambat informasi negatif untuk disadari. 4. Adanya
perbedaan individual para subyek penelitian dalam menyikapi
informasi negatif menunjukkan kemungkinan adanya secondary
variabel yang berpengaruh terhadap proses self deception,
seperti mungkin faktor rentang perhatian, usia atau tingkat
kecemasan. Untuk itu diperlukan studi lanjutan yang bertujuan
mengidentifikasi karakteristik individual yang dapat
mempengaruhi self deception tersebut. Pengidentifikasian
secondary variabel tersebut juga akan berguna dalam
menerapkan prosedur kontrol penelitian yang lebih ketat.
Untuk meningkatkan validitas pengukuran hal lain yang dapat
dilakukan adalah menambah jumlah sampel, hal ini selain akan
meningkatkan kemampuan generalisasi penelitian juga akan
mempertinggi nilai t. 5. Dengan memperhatikan sejumlah saran
yang telah diberikan hendaknya dapat dibuat alat ukur baku
atau standar baku untuk mengukur self deception."
2003
S3217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa darmawanti
"ABSTRAK
Hampir setiap surat kabar memiliki kolom surat pembaca yang dapat digunakan khalayak pembaca untuk merealisasikan pendapatnya dan mengangkat masalah-masalah yang tumbuh dalam masyarakat. Skripsi ini meneliti surat pembaca yang meliputi masalah-masalah yang ditulis dalam surat pembaca, si-fat isi surat pembaca, identitas pengirim dan wilayah tempat tinggal pengirim surat pembaca. Kolom pembaca yang diteliti, ialah kolom surat pembaca Harian Umum Pikiran Rakyat, periode Januari 1989 sampai dengan Juni 1989. Penelitian yang didasarkan atas metode analisa isi ini, menunjukkan bahwa masalah-masalah yang banyak ditulis dalam rubrik surat pembaca adalah masalah yang berhubungan dengan pelayanan umum yang berasal dari perusahaan atau instansi pemerintah. Sedangkan sifat isi surat pembaca banyak berupa/ keluhan. Karena surat kabar yang diteliti ini terbit di Jawa / Barat, maka pengirim surat pembaca banyak berasal dari wilayah tersebut, terutama kota Bandung. penelitian ini dapat pula di ketahui perusahaan/instansi pemerintah yang sering dan yang jarang Dari memberikan jawaban atau tanggapan terhadap surat pembaca. Perumtel dan Husada Bakti merupakan instansi/perusahaan yang sering memberikan tanggapan terhadap surat pembaca, sedangkan Pos dan Giro merupakan perusahaan pemerintah yang jarang memberikan tanggapan dalam surat pembaca. Adanya tanggapan yang diberikan oleh masyarakat dan perusahaan/instansi terhadap surat pembaca, menunjukkan bahwa surat pembaca berperan sebagai komunikasi interaktif, antara surat kabar dengan khalayak pembaca dan antar pembaca dengan pembaca. Banyaknya surat yang ditujukan untuk dimuat pada rubrik surat pembaca, dan beraneka ragamnya isi surat pembaca, menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menggunakan surat kabar sebagai media dimana informasi dapat diperoleh, namun ikut terlibat dalam proses pemberian informasi. Khalayak sudah melihat fungsi rubrik surat pembaca ini sebagai tempat merealisasikan hak-hak untuk mengeluarkan pendapatnya."
1990
S3969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>