Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Yanuari
"Skripsi ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI angkatan 2004 dalam menganalisa krisis Adolesence yang dialami oleh Tokoh Utama dalam novel The Growing Pains of Adrian Mole, dengan menggunakan metode pemikiran Erik.H.Erikson dan Sigmund Freud. Pembahasan skripsi ini melihat adanya determinisme psikologis di dalam tahap Adolesence pada Tokoh Utama novel tersebut yaitu Adrian Mole, yang mengakibatkan tidak terciptanya kebebasan untuk mengaktualisasikan identitas ego pada dirinya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.

The focus of this study is describing ability student of Faculty of Culture Science at University of Indonesia, in a year 2004, for analyze the crisis Adolesence that suffered by the Main Character of novel The Growing Pains of Adrian Mole, through analysis methode from Erik.H.Erikson and Sigmund Freud. This study is helping Adrian Mole to knowing his psychologic determinism during his stage of adolesence. Which is effect that Adrian didn_t had freedom to explore his ego identity. This research is qualitative descriptive interpretive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lettisia Adisty
"Penelitian ini membahas novel yang berjudul ZAPISKI IZ PODPOL'JA/CATATAN BAWAH TANAH karya Fyodor Dostoyevsky. Di dalam penelitian ini, pembahasan difokuskan pada kepribadian tokoh utama, yaitu tokoh 'aku', yang dianalisis dengan menggunakan teori Psikoloanalisis Erik H. Erikson. Teori Erikson dalam ilmu psikologi perkembangan kepribadian, berdasarkan perkembangan ego yang dibagi menjadi delapan fase, terjadi melalui pengalaman sosial dan lingkungan seseorang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Hasil analisis penelitian ini menyatakan bahwa perilaku-perilaku tokoh 'aku' yang menyimpang dikarenakan dia tidak memiliki struktur kepribadian yang seimbang pada dirinya sehingga mempengaruhi kehidupan sosialnya, dan mengakibatkan tidak terciptanya aktualisasi identitas dirinya.

This research discusses the novel ZAPISKI IZ PODPOL JA NOTES FROM UNDERGROUND work of Fyodor Dostoyevsky. In this research, the discussion focused on the personality of the main character, the cast of I , which is analyzed by using the theory Psikoloanalisis Erik H. Erikson. Erikson theory in psychology of personality development, based on the development of the ego which is divided into eight phases, occurs through social experience and a person 39 s environment. The method used is descriptive analysis method. The results of the analysis of this research stated that the behaviors of leaders 39 I 39 distorted because he did not have the personality structure balanced on his thus affecting his social life, and the result was not the creation of the actualization of his identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Listiawati
"ABSTRAK
Saul Bellow (1915- ) memang seorang novelis Amerika yang sangat terkenal. Dia pernah memenangkan Hadiah nobel atas karyanya Humbolt Gift pada tahun 1975, dan juga memenangkan _The National Book Award' tiga kali, serta 'The Prix International de Litterature_ dan beberapa hadiah lainnya.
Novel-novel Bellow mencerminkan perhatian penga_rangnya pada kehidupan manusia sebagai seorang indi_vidu yang dengan segala kekurangannya berusaha ber_adaptasi dengan kehidupan yang dikatakan 'beradab'. Keseriusan Bellow menyoroti kehidupan pribadi tokoh-_tokoh utamanya, terutama keadaan jiwa dan perilaku mereka mengakibatkan tampilnya tokoh-tokoh yang se_akan-akan nyata ada.
Semua tokoh utama novel-novel Saul Bellow merasa diri mereka tidak berpotensi dalam kehidupan sosial_nya. Sebagian dari mereka khawatir akan keadaan ini dan sebagian lain tidak memperdulikan hal itu.
Ciri-ciri yang menonjol dari tokoh-tokoh utama dalam novel-novel Saul Bellow adalah kebutuhannya untuk dicintai, baik oleh saudaranya, orangtuanya, atau oleh wanita yang dia cintai. Tetapi tragisnya orang-orang yang diharapkan mencintainya, justru tidak mempedulikan dia. Misalnya hubungan Herzog (tokoh utama Herzog,) dengan bekas istrinya Madeleine, hubungan Wilhelm (tokoh utama Seize the Day) dengan ayahnya, Augie (tokoh utama The Adventures of Augie March) dengan saudaranya, Simon, dan Charlie (tokoh utama Humbolt's Gift) dengan saudaranya, Julius.
Beberapa dari tokoh-tokoh utama dalam novel-novel Saul Bellow masih bersifat kekanak-kanakan atau tidak dewasa. Ketidakdewasaan ini mengakibatkan mereka berkonflik dengan .diri mereka sendiri, dan akhirnya dengan orang lain di sekitarnya. Mereka tidak bisa memahami siapa diri mereka sebenarnya, dan bagaimana lingkungannya. Hal ini menempatkan mereka pada posisi yang sulit. Mereka ingin sekali diakui sebagai se_buah pribadi dalam lingkungannya, tetapi karena dari diri mereka sendiri belum didapatkan identitas yang pasti, lingkungan pun sulit untuk menerima mereka sebagai pribadi-pribadi yang unik dan selaras dengan lingkungannya. Pribadi-pribadi yang unik dan selaras dengan lingkungannya adalah pribadi-pribadi yang berbeda dari orang lain dan yang dapat menempat_kan diri mereka pada posisi yang tepat dalam ling_kungan mereka. Karena merasa diri mereka tidak men_dapatkan tempat dalam masyarakatnya, timbullah rasa teralienasi. Sesungguhnya apa yang dialami tokoh-_tokoh tersebut sehingga mereka tidak mendapatkan tempat dalam masyarakatnya dan merasa teralienasi adalah karena mereka tidak sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, seperti yang dialami tokoh_-tokoh utama dalam Dangling Man, Seize the Dav, dan Henderson the Rain Kind. lnilah kesalahan yang mereka perbuat dan mereka anggap ini sebagai masa lalu. Tokoh-tokoh yang teralienasi ini berusaha untuk membayar kesalahan-kesalahan mereka dengan cara me_mandang masa lalu mereka sebagai suatu beban. Ini dikatakan John Jacob Clayton dalam bukunya Bellow: In Defense of Man :
This act of seeming alienation, is in fact performed for the community. As in so much of Bellow's fiction -- Dangling Man, Seize the Day, Henderson the_Rain King -- there is an alienated hero struggling to redeem his own life -- and, by extension, the common life -- by ridding himself of a past seen in the Metaphor of a burden.
Akhirnya tokoh-tokoh tersebut, jika mereka tidak berhasil mendapatkan identitas mereka, memandang masyarakat jahat terhadap mereka. Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Seperti apa yang dikatakan Keith Michael Opdahl bahwa tokoh utama Saul Bellow adalah seorang hero Amerika yang berusaha mendapatkan kedewasaannya. Dia terombang-ambing antara kebutuhan_nya untuk dicintai dan keterlepasannya dari dunia yang tidak mencintainya, tidak seperti yang diharap_kannya. Dia tidak dewasa dan dia adalah korban dari dirinya sendiri:
Bellow's protagonist is an American hero groping toward manhood. Vacillating between a need to be loved and withdrawal from a world which doesn't love him as he wishes, he is immature and a victim of himself.
Tokoh-tokoh dalam novel-novel Saul Bellow tidak hanya terputus hubungannya dengan masyarakat (dunia) tetapi juga dengan teman-teman dan istri-istri mereka, seperti pendapat John Jacob Clayton : Bellow's characters are lonely, despairing, cut off not only from society but from. friends and wives.
Walaupun demikian, tokoh-tokoh utama Saul Bellow mempunyai kecenderungan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Mereka berusaha untuk mendapatkan identitas yang pasti tentang diri mereka. Seperti pendapat Carl Gustav Jung bahwa dalam diri manusia ada satu tendens yang paling dasar yaitu kecenderung_an batin untuk mewujudkan diri, untuk menjadi diri sendiri.

"
1990
S14149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Iswari
"Berbagai media cetak atau pun elektronik yang memotret gaya hidup manusia modem mencerminkan relasi manusia modern yang cenderung eksploitatif, pragmatic, fungsional, dan berorientasi pada keuntungan pribadi. Implikasi yang muncul adalah kencederungan yang menjadi konformis dan logika pasar bermain dalam pola pikir dan tingkah laku manusia. Kecenderungan yang konformis inilah yang mewujud dalam diri manusia modern sebagaimana tergambar dalam berbagai media gaya hidup manusia modern. Setiap manusia mempunyai 'standar_standar' Baku penilaian dan relasinya dengan sesama manusia. Dirinya sendiri pun dituntut untuk memenuhi 'standar_standar' yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Menurut Fromm, hal ini tidak lepas dari pengaruh kapitalisme yang berawal dari keinginan manusia untuk lepas dari pengaruh dogma agama pada Abad Pertengahan. Keinginan ini muncul karena pada dasarnya manusia mempunyai kebebasan yang tak dapat dibendung lagi untuk melebarkan batas _ batas kemanusi annya. Ironisnya, pada saat manusia bebas maka ia justru menjadi ke k esepian. Hal ini dikarenakan manusia mengalami proses individuasi yang melepaskan manusia dari keadaan alamiahnya, yaitu rahim ibunya dan lingkungan pertama ia hidup. Kesepian dan keterpisahan yang manusia alami untuk menjadi individu yang utuh dan berintegrasi dapat diatasi dengan cara produktif yaitu dengan cinta dan karya produktif, atau dengan cara tidak produktif yaitu menyerahkan hidup dan kebebasannya pada 'sistem' yang merenggut keindividualitasan manusia. Fromm sendiri menyarankan cinta sebagai solusi permasalahan eksistensi manusia. Karena dalam cinta mewujud kebebasan untuk menjadi diri sendiri, untuk mencintai sesama, dan alam. Sehingga, manusia tidak terjebak dalam kecenderungan eksploitatif; pragmatis, dan konformis, yang mengarah pada mengkomoditikan pribadi atau alam. Cinta bagi Fromm adalah 'melebur' dan membuat sesuatu yang hidup tumbuh dalam pribadi manusia. Hal ini terwujud dalam aktivitas memberi (giving). Sebab memberi adalah ekspresi tertinggi manusia untuk mengeluarkan segala potensi kemanusiaannya demi penemuan 'rahasia' manusia melalui sikap care, respect, responsibility, dan knowledge. Keempat elemen tersebut akan mewujud dalam ekspresi tertinggi manusia yaitu memberi, termasuk memberi kebebasan. Kebebasan paling eksistensial yang dimaksud Fromm yaitu 'kebebasan untuk...' yang berlandaskan cinta. Tokoh Maria dalam novel Eleven Minutes karya Paulo Coelho adalah sarana penulis untuk meretleksikan pemikiran cinta Erich Fromm. Perjalanan hidup Maria dalam menghayati cintanya yang berliku_liku dan berujung pada pengakuan diri Maria bahwa yang terutama dalam hidup ini adalah bagaimana mencintai dengan sepenuh hati yang berarti memberikan kebebasan pada diri dan sesama, tanpa tendensi menjadi posesif. Hal inilah yang ingin penulis jadikan cermin dalam kehidupan relasi manusia modern yang ironis..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Aisha Chandra
"Skripsi ini membahas tentang pemikiran Jansenisme terutama mengenai grâce yang terdapat dalam novel Le Baiser au Lépreux melalui tokoh Jean yaitu dari diri Jean sendiri, lingkungan maupun latar tempat Jean berada. Untuk melihat bagaimana pemikiran tersebut ditampilkan dalam novel Le Baiser au Lépreux maka akan digunakan teori sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes dan teori sekuen Viala dan Schmitt.

Abstract
This thesis analysis the school of thought of Jansenism especially about the grace of God which is implied in the novel of Le Baiser au Lépreux through its main character Jean. The analysis will be focusing on Jean itself, his environment and places where he has been. To demonstrate the way the thoughts are being exposed in the novel of Le Baiser au Lépreux, the structuralism theory of Roland Barthes, Viala and Schmitt are applied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S520
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, M. Odjak E.
"Tulisan ini secara khusus ingin mengutarakan pandangan Erik H. Erikson mengenani identitas dan krisisnya dalam proses perkembangan manusia. Banyak ahli berpendapat, bahwa pandangannya tentang proses pembentukan identitas pada masa remaja merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi ilmu psikologi modern pada umumnya dan teori psikologi dari seorang ibu Denmark yang diceraikan ayahnya sebelum Erikson lahir. Sang ibu yanga mengandung tua segera meninggalkan negerinya Denmark menuju negeri Jerman. Erikson dilahirkan pada tahun 1902 di Frankfurt. Ibunya kawin lagi dengan seorang dokter anak bernama Theodor Homburger yang mengasuh dan membesarkannya hingga ia lulus dari Gymnasium jurusan sejarah kuno dan seni. Ayah angkatnya menghendaki agar Erikson melanjutkan sekolahnya ke Fakultas kedokteran, namun ia lebih tertarik pada jurusan seni dan mengikuti kuliah di Akademi Dunst..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S16130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Arifiana
"Penelitian terhadap novel-novel Mira Widjaja, khususnya novel Dari Jendela SMP, Galau Remaja di SMA, Di Tepi Jeram Kehancuran, dan Ketika Cinta Harus Memilih memiliki ber-bagai tujuan. Pertama, untuk mengetahui kedudukan novel-novel tersebut sebagai karya sastra populer dengan cara menerapkan teori Abraham Kaplan tentang ciri-ciri karya populer. Kedua, untuk memperoleh tema serta amanat cerita yang didapat melalui analisis terhadap permasalahan tokoh utama masing-masing novel. Tujuan ketiga, untuk mendapatkan gambaran terhadap obsesi pengarang yang tercermin melalui sikap masing-masing tokoh utama sehubungan dengan permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat di dalamnya, menunjukkan hasil bahwa ke-empat novel Mira W. merupakan karya sastra populer. Masing-masing novel memiliki seluruh ciri karya populer baik dari segi bentuk maupun dari segi perasaan. Tema novel menunjukkan adanya keragaman dan tidak semata-mata mengenai percintaan tokoh-tokoh utamanya. Novel DJSMP memiliki tema pencarian jati diri seorang remaja dan novel GRSMA bertemakan kehidupan remaja yang labil. Keduanya mengisahkan kehidupan remaja.
Novel DTJK dan KCHM mengisahkan kehidupan rumah tangga dengan tema nilai keluhuran budi manusia untuk novel DTJK dan tema kepicikan pandangan manusia dalam novel KCHM. Sikap tokoh-tokoh utama menampakkan harapan Mira W. kepada pembacanya agar tetap berpegang teguh pada kebenaran keyakinan hati dan agar pembaca bersikap dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Heryana
"Derdasarkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh tokoh-tokoh wanita dalam peranannya di dalam novel, maka dapat dikatakan bahwa wanita telah mencapai satu perkembangan yang menyolok bila dibandingkan dengan jaman Sitti Nurbaya. Pergeseran nilai dengan masuknya pemikiran baru dari luar, telah membawa pengaruh dan meletakkan dasar-da_sar kebebasan bagi kemajuan wanita. Namun kemajuan yang di_capai oleh tokoh-tokoh wanita ini bukan merupakan hadiah atau pemberian, melainkan dicapai dengan perjuangan. Perju_angan emansipasi tersebut diwujudkan dengan bekerja keras, menuntut ilmu serta menegakkan prinsip hidup dan harga diri.Perjuangan yang pertama kali, dilakukan oleh tokoh Sitti Nurbaya yang pergi dari karapungnya menuju tanah Jawa, untuk melepaskan diri dari tekanan-tekanan yang berasal da_ri Datuk Maringgih. Namun kebebasan yang ingin dicapai oleh Nurbaya belum saatnya untuk dinikmati..."
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S10758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Penelitian ini berjudul, "Identitas Islam dan Amerika Pada Tokoh Utama Dalam Novel The Girl in the Tangerine Scarf". Islam dan Amerika memiliki pola hubungan yang unik. Munculnya pandangan negatif dari Muslim terhadap Amerika dan pandangan negatif Amerika terhadap Islam, menimbulkan banyak kesalahpahaman di kedua belah pihak. Tokoh utama novel The Girl in the Tangerine Scarf, hidup di Amerika di tengah kondisi kesalahpahaman ini. Sebagai Muslim, Khadra membentengi dirinya dengan Islam dan berusaha menjauhkan diri dari pengaruh Amerika dan mengklaim dirinya sebagai bukan orang Amerika walaupun ia memiliki kewarganegaraan Amerika. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya identitas Islam dan Amerika dalam karakter tokoh utama novel ini. Perkembangan karakter tokoh utama novel ini menunjukkan terdapatnya kedua pengaruh tersebut yang tercermin dalam tindakan dan keputusan besar yang diambil dalam hidupnya. Sebagai seorang Islam generasi kedua di Amerika, Khadra memiliki identitas Islam dan Amerika dengan orientasi individu yang lebih dominan. Konflik dan keputusan yang diambil menunjukkan adanya pencarian identitas islam dan Amerika dari tokoh utama. Ia pernah sangat tidak ingin menjadi orang Amerika, tapi setelah proses pendewasaan diri, ia sadar bahwa memang ada sesuatu dalam dirinya yang memang berasal dari Amerika. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori politics of recognition oleh Charles Taylor untuk menganalisis novel The Girl in the Tangerine Scarf Sumber utama penelitian ini antara lain novel The Girl in the Tangerine Scarf, bacaan kepustakaan, websites dan literatur lainnya.

This thesis is entitled Islam and American identity in the Main Character in the Novel The Girl in the Tangerine Scarf. Islam and America were developing unique relationship. The emergence of negative speculations regarding Islam by Americans and negative speculations regarding Americans by Muslims has induced misunderstanding in both parties. The main character of the novel lived in the middle of this misunderstanding. As a Muslim, Khadra protected herself from the so-called destructive values of America, kept herself away from it and claimed that she was not an American even though she held the American citizenship, This thesis is almed to prove the existence of Islam and American identities in the main character of the novel. The character development of the main character shown the existence of these identitieses as reflected in the major decisions she made in her life. As a second generation of Muslim in America, Khadra has both identity of islam and America with a more dominant individual orientation. Conflicts and decisions made by Khadra have shown the search of these two Identities of the main character. Khadra once refused to be an American, but as she grew up, she realized that there was something in her that came from America. In this research, the writer has used the qualitative approach by applying the theory of politics of recognitions by Charles Taylor to analyze novel The Girl in the Tangerine Scarf The main sources for this research are the novel the girl in the tangerine scarf, literary reviews, websites and other documents."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carr, Emily
Toronto: Clarke Irwin, 1946
927.5 CAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>