Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dilla Natasia
"Skripsi ini membahas mengenai makna lain dibalik sosok perempuan Afrika yang digambarkan dalam puisi Femme Noire karya L'opold Sedar Senghor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori analisis wacana. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sosok perempuan Afrika yang digambarkan dalam puisi Femme Noire tersebut merepresentasikan sosok benua Afrika.

The Focus of this study is about the other meaning of African woman's figure on the poem Femme Noire by L'opold Sedar Senghor. This research is qualitative, using the theory of text analyse. The result of this research shows that the figure of African woman on the poem Femme Noire represents the figure of Africa itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrit Eunike Novaleta
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai makna perempuan dan malam dalam Nuit de Sine, puisi karya L opold S dar Senghor tahun 1945. Penelitian puisi ini didasarkan pada studi kepustakaan dengan menggunakan teori analisis semantik untuk melihat makna denotatif dan konotatif dari puisi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sosok perempuan yang digambarkan dalam puisi ini merupakan bentuk pemujaan akan benua Afrika. Sementara itu, malam merupakan gambaran Afrika yang menjadi tempat peristirahatan terakhir sang penulis.

ABSTRACT
This article discusses the meaning of woman and night in the Nuit de Sine, a poem written by Leopold Sedar Senghor, published in 1945. This study is based on library research literature using semantic analysis theory to find the denotative and connotative meaning of woman and night. The results showed that the female figures depicted in this poem is a form of worship of the African continent. Meanwhile, the night is a form of Africa itself that became the final resting place of the author. "
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Isma Sheranila
"ABSTRAK
Sebagai salah satu negara bekas jajahan Prancis, Senegal memiliki banyak karya sastra yang menggunakan bahasa Prancis, yang disebut sebagai kesusastraan frankofon. Ada banyak tokoh kesusastraan frankofon yang terkenal berasal dari Senegal, salah satunya yaitu L opold S dar Senghor. Cher Fr re Blanc adalah salah satu puisi karya L opold S dar Senghor yang terkenal di Prancis. Puisi ini berisi luapan perasaan kaum kulit hitam atas tindakan rasisme yang dilakukan oleh bangsa kulit putih. Melalui karya sastranya yang diwakili oleh puisi Cher Fr re Blanc, Senghor memaparkan identitas ras-etnis bangsa kulit hitam. Melalui identitas ras-etnis yang tuangkan dalam puisinya, terlihat upaya Senghor dalam melakukan perlawanan terhadap diskriminasi ras yang diterima oleh bangsa kulit hitam. Puisi ini juga memperlihatkan adanya sindiran atas diskriminasi ras yang dilakukan bangsa kulit putih terhadap bangsa kulit hitam.

ABSTRACT
As one of French colonies, Senegal has many literature works that use French, which is referred as francophone literature. There are many famous francophone writers from Senegal, one of them is L opold S dar Senghor. Cher Fr re Blanc is one of L opold S dhar Senghor rsquo;s poems that famous in France. This poem contains an outpourings of black people 39;s feelings for racism by white people. Through his literature work is represented by the poem Cher Fr re Blanc, Senghor describes the racial-ethnic identity of black people. Through the racial-ethnic identity in this poem, Senghor 39;s attempts were seen the fight to racial discrimination of black people. This poem also shows a satire of racial discrimination of black people by the white people. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Chairunnisa
"Artikel ini mengungkapkan dominasi tema La Négritude yang ada dalam puisi Le Totem karya Leopold Sedar Senghor yang merupakan puisi yang lahir di bawah gerakan La Négritude. Adapun La Negritude merupakan sebuah gerakan sastra yang menentang penindasan dan penekanan terhadap bangsa kulit hitam Afrika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, tepatnya dengan beberapa teori tertentu dari pendekatan strukturalisme. Hasil analisis menunjukkan adanya pengungkapan konsep La Negritude dalam puisi Le Totem di mana sang penutur menyatakan bahwa ia harus melindungi warisan rasnya dan berusaha memegang teguh nilai-nilai yang diwarisi nenek moyangnya untuk melawan ras yang mendominasi.

This article revealed the domination of the La Negritude's theme in Leopold Sedar Senghor's poem, Le Totem. La Négritude itself is a literary movement that challenged oppression and coercion on the coloured African people. The method used in this research is the qualitative method, in particular compatible theories from the structuralism approach. The result of this research is that Le Totem reveals the concept of La Nnégritude: the narrator intended to uphold his racial heritage and his ancestors values to oppose the dominating race."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Nisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas arti perdamaian dalam puisi La Neige sur Paris (1945) karya Léopold Sedar Senghor. Puisi tersebut berisi perasaan penyair terhadap kolonialisme Prancis yang merupakan salah satu masalah penting dalam sejarah Afrika. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sikap penyair terhadap perbudakan, penindasan, dan kekejaman yang dilakukan oleh Prancis melalui nilai-nilai agama yang digambarkan dalam puisi. Penelitian ini juga menguraikan bentuk kritik terhadap konsep peradaban yang dilakukan dalam praktik penjajahan oleh Prancis. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan teori La Négritude oleh Léopold Sédar Senghor dan analisis wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi La Neige sur Paris (1945) berisi tentang rekonsiliasi sebagai bentuk perlawanan penyair terhadap kekejaman Prancis terhadap orang Afrika yang menjunjung tinggi spiritualitas. Nilai-nilai agama yang diterapkan oleh penyair sebagai sikap dalam puisi ditampilkan untuk mengkritik bahwa peradaban atau negara yang tidak dapat dibangun di atas kebencian. Perdamaian diperlukan sebagai instrumen dalam reintegrasi nilai-nilai positif untuk pembentukan peradaban atau budaya.

ABSTRACT
This article discusses the meaning of peace in the poem La Neige sur Paris (1945) by Léopold Sedar Senghor. The poem contains the poet's feelings towards French colonialism which is one of the important issues in African history. This study aims to reveal the poet's attitude towards slavery, oppression, and cruelty committed by France through the religious values ​​depicted in poetry. This study also outlines the form of criticism of the civilization concept which is carried out in the practice of colonization by French. The method used is qualitative analysis using La Négritude theory by Léopold Sédar Senghor and discourse analysis. The results of this study indicate that the poem La Neige sur Paris (1945) contains about reconciliation as a form of poet resistance against French cruelty towards Africans that upholds spirituality. The religious values ​​applied by poets as an attitude in poetry are shown to criticize that civilization or the state that cannot be built on hatred. Peace is needed as an instrument in the reintegration of positive values ​​for the formation of civilization or culture.
"
2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leusse, Hubert de
Paris : Hatier, 1967
841.9 LEU l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marie-Andre
Paris Payot 1939
572.766 M 20
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This article explores Ousmane Sembene's short story La Noire de… (Black Girl) and its film
version by using the binary structure of the film, corresponds to the crude binary system that
underlies any system of oppression and exploitation, a system that divides the world into two
opposing categories: the oppressed and the oppressors.
By focusing exclusively on Diouana's situation, we can trace a similar binary relationship in
reverse. This film leads to the study of society that linked between female domestic labor and
the general political structure."
[, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Maria Josephine
"Sampai dengan dekade terakhir ini konsep perempuan masih sering dipersempit maknanya pada hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi dan pengasuhan anak. Seolah-olah keberadaan perempuan hanya untuk melahirkan dan mengasuh anak belaka. Itulah sebabnya konsep perempuan tidak terpisahkan dengan konsep ibu. Begitu seorang perempuan dilahirkan maka orang tuanya akan mempersiapkannya untuk menjadi ibu kelak. Ini semua membaku menjadi mitos, dipercaya dan amat merugikan perempuan.
Mitos tersebut di samping tersimpan pada benak pendukung kebudayaan juga terbaca secara tersurat dan tersirat di dalam tulisan-tulisan, baik tulisan fiksi maupun non fiksi yang bernilai sastra maupun bukan. Baberapa penelitian menunjukkan betapa mitos tersebut di atas terpendam di dalam sejumlah karya sastra Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat mitos-mitos tersebut di dalam karya sastra yang berbentuk naskah drama. Naskah drama yang dipilih adalah karya Arifin C. Noer yang berjudul Mega-mega. Pertanyaan yang akan dijawab oleh penelitian ini adalah: "Seperti apakah sosok ibu dalam drama Mega-mega karya Arifin C. Doer?".
Untuk menjawab masalah tersebut dilakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif den menjadikan naskah drama Mega-mega sebagai korpus data. Semua kata, kalimat, dialog, monolog, situasi, den lingkungan dianalisis sebagai data penelitian.
Dalam drama Mega-mega terdapat enam tokoh yang digambarkan dan selalu memiliki hubungan satu dengan yang lain. Dua di antara tokoh tersebut adalah perempuan yaitu Mae dan Retno. Mae digambarkan sebagai perempuan tua, pernah menikah tetapi tidak pernah melahirkan. Ia berasal dari pedesaan di Tegal. Retno dilukiskan sebagai perempuan yang masih muda, pernah menikah, den pernah melahirkan anak. Ia mencari makan dengan menjadi pelacur. Tokoh laki-laki dapat dibagi dua dari segi umurnya yaitu tokoh yang muda diwakili Panut dan Royal, sedangkan tokoh yang dewasa adalah Tukijan dan Hamung.
Mae di dalam kelompok ini berfungsi sebagai ibu sosial bagi Tukijan, Hamung, Retno, Royal, dan Panut. Sebagai ibu, Mae berusaha memberikan perlindungan kepada anak-anaknya. Ia senantiasa menyimpan tikar-tikar yang akan digunakan untuk tidur anak-anaknya. Ia juga dengan senang hati memasakkan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh anak-anaknya. Dengan segala daya upaya ia juga mencoba menanamkan nilai-nilai yang dipandangnya tepat untuk anak-anaknya.
Sebagai perempuan tua yang banyak mengalami kepahitan hidup, ia berpandangan bahwa perempuan adalah makhluk yang diberikan paras cantik untuk memikat laki-laki. Laki-laki yang terpikat den menjadikan perempuan sebagai istrinya seharusnya bertanggungjawab dan melindungi istrinya. Oleh karena itu si istri haruslah berbakti, patuh, dan pasrah kepada suaminya. Jika telah menjadi ibu, seorang perempuan harus dapat hidup prihatin demi keselamatan anak-anaknya. Jika anaknya tersebut sampai menderita maka yang bersalah adalah ibunya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warasti Husadiyah Husadi
"Sebuah lakon yang baik hanya bisa dihasilkan oleh seorang pengarang yang disamping memiliki kreativitas, juga pengalaman. Salah seorang pengarang Jerman yang masih 'muda' dan menurut pandangan penulis memiliki kedua hal tersebut di atas ialah Leopold Ahlsen atau yang dikenal juga dengan nama Helmut Alzman. Ahlsen merupakan pengarang yang cukup produktif juga, dan beberapa karyanya yang berlatarkan perang tetapi bertemakan kemanusiaan, merupakan buah kepekaan kreatifnya yang ditunjang dengan hasil pengalamannya pribadi. Dari beberapa buah karyanya yang berlatarkan perang tetapi bertemakan kemanusiaan itu, penulis memilih salah sebuah, yaitu lakon radio Philemon and Basuki S untuk skripsi ini. Penulis memilih karya tersebut karena menurut penulis tema dalam lakon ini sesuai untuk diungkapkan pada nasa kini, masa di mana rasa dan hakikat kemanusiaan terasa makin menipis karena terinjak-injaknya nilai kemanusiaan itu sendiri, baik oleh peperangan mau_pun oleh kesewenangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>