Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathiannisa Cesaria
"Skripsi ini membahas tentang bergesernya orientasi sekolah Muhammadiyah pada studi kasus sekolah Kuliyatul Mubalighin Muhammadiyah di Padang Panjang. Sekolah ini merupakan sekolah kaderisasi Muhammadiyah di Sumatera Barat yang berubah menjadi Sekolah Guru Agama Atas (SGAA) Muhammadiyah pada tahun 1951-1959. Dalam kurikulum SGAA, pengajaran keislaman tetap diberikan bersama dengan pengajaran pengetahuan umum dan pendidikan keguruan. Akan tetapi kurikulum SGAA meniadakan mata pelajaran Kemuhammadiyahan yang merupakan roh bagi kader dan amal usaha Muhammadiyah. Penulis melihat pergeseran orientasi dalam kasus ini terjadi manakala sekolah Muhammadiyah mulai meninggalkan nilai-nilai Kemuhammadiyahan dan lebih mengusahakan agar sekolah tetap diminati.

This research explains about the disorientation of Muhammadiyah School on a case study of Kuliyatul Mubalighin school in Padang Panjang. This school is a caderitation school of Muhammadiyah at West Sumatera which change into Sekolah Guru Agama Atas (Islamic Teacher High School) Muhammadiyah on 1951-1959. SGAA curicullum had a complete Islamic education, Arabic language, educational programs and teaching practices. But the education of Muhammadiyahnism values -as the basic spirit of Muhammadiyah- had not been taught. In the research analysis, the disorientation happened when Muhammadiyah school begin to leave it education of Muhammadiyahnism values and prefer to defend the school existention."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisadiyah Marifataini
"Keluhan tentang kekurangan guru pendidikan agama (GPAI) di sekolah selalu terdengar di setiap kesempatan. Secara kuantitas kebutuhan guru agama yang dirilis dibanyak media hanya berdasarkan rasio belum dilakukan penghitungan berdasarkan rumus yang seharusnya. Penelitian ini mencoba menghitung kebutuhan guru pendidikan agama Islam di sepuluh provinsi berdasarkan PP 74 tahun 2008 tentang kebutuhan guru, mengetahui pola penyediaan GPAI dan mengetahui pola pembinaan GPAI serta mengetahui beberapa opsi kebijakan yang dilakukan pimpinan lembaga. Pendekatan Penelitian ini adalah mixmethode yaitu kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 1).secara keseluruhan di 10 provinsi sampel penelitian kekurangan GPAI pada semua jenjang (SD, SMP, SMA dan SMK) sebesar 17396 orang. 2) Posisi GPAI yang ada saat ini, secara riil pengangkatan dilakukan oleh Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah, Pembinaan oleh Kementerian Agama, Tunjangan Profesi Guru (TPG) oleh Kementerian Agama, Pendidikan Profesi Guru oleh Pemerintah Daerah masih memiliki beberapa kekurangan. 3) Moratorium pengangkatan guru harus segera dicabut, mengingat kondisi darurat guru agama tersebut. 4) Persoalan pembinaan dan peningkatan kapasitas serta profesionalitas GPAI hendaklah dilakukan melalui penguatan KKG dan MGMP PAI menjadi pusat sumber belajar guru (PSBG). 5) Penelitian ini juga menyajikan 4 (empat) opsi kebijakan yang dapat diambil pimpinan Kementerian Agama dengan segala kelebihan dan kekurangannya."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Josef Prasetjo
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S2298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Amran
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
959.813 RUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Amran
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
992.5 RUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Hartanti
"ABSTRAK
Tulisan ini difokuskan pada situasi pasar nagari sebagai arena sosial dalam proses penyelesaian sengketa. Studi kasus pasar Nagari Moto Baru, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Penelitian mengenai Pasar Nagari dilihat sebagai pasar tradisional yang unik dan menjadi arena sosial, yang dapat memunculkan berbagai kegiatan. Misalnya menjadi ajang pertemuan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi, sumber dimensi komunikasi dan informasi, sumber gosip, tempat rekreasi atau tempat hiburan, tempat ngrumpi, tempat pertemuan sosial dan sebagai alat kontrol sosial. Sernua ini memungkinkan sekali timbul sengketa.
Sengketa yang muncul akan diselesaikan dengan cara-cara warga masyarakat setempat, yang bersumber pada budaya Minangkabau dan tidak terlepas dari sistem matrilineal.
Begitu kompleknya masalah-masalah yang muncul di pasar nagari, sehingga pasar Nagari menjadi suatu arena sosial dalam proses penyelesaian sengketa. Tidak semua sengketa pada tahap basil akhir diselesaikan di pengadilan formal, tetapi justru sebagian besar sengketa dapat diselesaikan di pengadilan non formal, dengan hasil kompromistis dan berupaya memuaskan kedua belah pihak. Hal ini dipilih para pihak karena dapat rnengembalikan, memulihkan atau menjaga keseimbangan hubungan persaudaraan yang telah terjalin. Lebih-lebih para pihak tersebut sesama mitra usaha yang selalu memperhitungkan hubungan yang bersifat kolegalitas atau kebersamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Semen Padang, 2001
346.06 SEM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayati Rofiah
"ABSTRAK
Salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik yang paling sering ditemukan adalah disleksia. Guru masih kesulitan untuk mengenali anak kesulitan belajar tipe disleksia. Langkah awal yang dilakukan dalam menemukan dan menentukan anak kesulitan belajar tipe disleksia melalui identifikasi. Identifikasi merupakan upaya untuk mengenali yang diduga memiliki kebutuhan khusus. Pengenalan atau identifikasi anak kesulitan belajar merupakan proses yang paling penting karena menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan asassment. Proses asassment digunakan untuk menentukan program rencana pembelajaran yang tepat. Teknik yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi anak kesulitan belajar tipe disleksia dengan melakukan observasi secara seksama dan sistematis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan dapat menggunakan teknik wawancara dan tes baik berupa rangkaian tugas yang dibuat oleh guru atau tes psikologi yang sudah dibakukan. Jika keadaan disleksia dikenali lebih dini dan diberikan intervensi sedini mungkin, akan memberikan hasil yang luar biasa baiknya, atau sebaliknya jika terlambat dikenali maka akan berakibat pada gangguan sosial dan emosional. Pada usia sekolah dasar, gangguan emosi nampak sebagai individu yang kurang percaya diri, mudah tersinggung, merasa dirinya benar benar bodoh dan tidak berdaya, bahkan menjadi korban bullying dari teman temannya. Terlambat mengenali tanda tanda disleksia pada anak berakibat pada pelabelan yang melekat pada si anak. Bagi guru atau orang yang tidak mengetahui mengenai disleksia, mereka akan memberi label atau cap kepada anak tersebut sebagai anak yang bodoh. Padahal, penyandang disleksia inteligensinya dalam tingkat yang normal atau bahkan di atas normal. Mereka hanya mengalami kesulitan berbahasa, baik itu menulis, mengeja, membaca, maupun menghitung."
Yogyakarta: Pusat Layanan Difabel (PLD), 2015
370 JDSI 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Threes Miranti Sujatnapradigna
1973
S2130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma DW
"Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara character strengths dan teacher efficacy pada guru sekolah menengah atas. Partisipan penelitian ini adalah guru SMK Negeri dan SMA Negeri yang berada di wilayah DKI Jakarta, sebanyak 79 orang. Character strengths diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan instrumen VIA-IS {Value in Action Inventory Scale) yang dikembangkan oleh Manuel D Rhoda & Rhoda Mayerson Foundation. Teacher Efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan instrumen OSTES {Ohio State Teacher Efficacy Sense) yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara character strengths dan teacher efficacy. Lima kekuatan khas pada partisipan adalah spirituality, gratitude, kindness, prudence, dan integrity. Selain itu, ditemukan pula bahwa usia berpengaruh terhadap teacher efficacy.
The research is to see the correlation between character strengths and teacher efficacy of high school teacher. Participants of this study is the vocational and high school teachers are located in areas of Jakarta, as many as 79 people. Character strengths was measured by measurement tools that modified by researchers based on VIA-IS (Values in Action Inventory Scale) instruments developed by Manuel D & Rhoda Rhoda Mayerson Foundation. On the other, teacher efficacy was measured by measurement tools that modified by researcher based on OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) instrument developed by Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001). The results of this study indicate that there is significant correlation between Character Strengths and Teacher Efficacy. Five signature strengths to participants are spirituality, gratitude, kindness, prudence, and integrity. In addition, also found that the age effect on teacher efficacy."
2010
S3656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>