Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beeh, Volker
Munchen: Max Heuber, 1973
432 BEE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Aditia Yuniati
1998
S15139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifa Noviansyah
"ABSTRACT
Skripsi ini berisi analisis semantik dan semiotik pada iklan kampanye perlindungan hewan berbahasa Jerman yang dibuat oleh organisasi pecinta hewan NOAH-Menschen fur Tiere. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna semantik pada unsur verbal iklan dan jenis tanda semiotika yang terdapat pada unsur nonverbal iklan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, makna semantik yang sering muncul pada unsur verbal iklan adalah makna referensial, yaitu makna yang berkaitan dengan objek rujukan dan konteksnya. Selain makna referensial, makna yang juga sering muncul adalah makna afektif negatif untuk memberikan penekanan bahwa hewan-hewan di dunia saat ini sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Makna semantik lainnya yang juga muncul pada penelitian ini adalah makna afektif positif, makna intralingual-paradigmatik, makna asosiatif, dan makna kolokatif. Dari segi semiotika, jenis tanda yang sering muncul pada unsur nonverbal iklan adalah ikon. Gambar-gambar pada iklan dibuat menyerupai bentuk aslinya, untuk memudahkan pembaca mengerti maksud dari iklan tersebut. Selain ikon, tanda yang muncul pada iklan adalah simbol dan indeks.

ABSTRACT
This thesis discusses semantic and semiotic analysis about animal welfare by NOAH Menschen fur Tiere. The purpose of this thesis is to explain the semantic meaning and semiotic sign appear on the advertisements. Based on the analysis, the semantic meaning the most often appear is referential meaning, which is the meaning that related to the object and its context. Beside of referential meaning, the other semantic meaning that also appear the most is the negative affective meaning, the function is to emphasize the reader that the animals in the world are in danger. The other semantic meanings that appear are positive affective meaning, intralingual paradigmatic meaning, associative meaning, and collocative meaning. There are also the semiotic sign appear in the advertisements, such as icon. The pictures are made similar like the real object to make it easy to understand. Beside of icon, the semiotic sign that also appear are symbol and index."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chaer, 1942-
Jakarta: Rineka Cipta, 2002
412 ABD p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ullmann, Stephen
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
412 ULL st
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parera, Jos Daniel
Jakarta: Erlangga , 1991
412 PAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.B. Slametmuljana
Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1965
I 499.251 S 245
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lapoliwa, Hans
"Salah satu ciri yang membedakan bahasa orang dewasa dari bahasa anak adalah pemakaian variasi kalimat yang lebih banyak, baik dalam hal panjang maupun dalam hal jenis atau tipe konstruksinya. orang dewasa, terutama dalam menulis, cenderung menggunakan kalimat panjang berupa kalimat kompleks dan/atau kalimat majemuk, sedangkan anak lebih banyak menggunakan kalimat sederhana. Hal itu mudah dimengerti karena orang dewasa--sebagai hasil pendidikan dan pengalaman bergaul dengan bahasa yang bersangkutan--telah menguasai secara lebih baik berbagai pola kalimat serta kaidah untuk memanipulasi pola-pola kalimat dan satuan-satuan lingual yang ada dalam bahasa yang bersangkutan. Akan tetapi, kecenderungan menggunakan kalimat panjang sering mengakibatkan kekaburan pengertian sehingga pendengar (pembaca) terpaksa "bekerja" lebih keras dalam usahanya menafsirkan makna untaian katakata itu. Kekaburan itu pada umumnya terjadi karena untaian kata-kata itu, walaupun sudah cukup panjang, belum dapat dikatakan bentuk (kalimat) yang apik (well-formed). Dengan perkataan lain, untaian kata-kata itu menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang bersangkutan. Gejala penyusunan kalimat panjang yang menyalahi kaidah-kaidah bentuk kalimat yang apik dalam bahasa Indonesia cukup memprihatinkan para pembina bahasa Indonesia. Terjadinya bentuk-bentuk yang tidak apik (ill-formed) itu terutama disebabkan oleh kurang mantapnya penguasaan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, khususnya kaidah-kaidah sintaKsis.
Mengingat bahwa bahasa Indonesia merupakan sarana yang penting bagi pembangunan bangsa dan negara (Halim, 1976:17), gejala penyimpangan yang sering tampak pada kalimat panjang dalam bahasa Indonesia dewasa ini tidak dapat dibiarkan terlalu lama. Untuk itu perlu diusahakan pengadaan buku-buku pedoman pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam hubungan itu, penyediaan buku tata bahasa Indonesia untuk berbagai lapisan masyarakat merupakan hal mutlak. Oleh karena kaidah bahasa pada asasnya merupakan rumusan mengenai keteraturan yang terdapat pada bahasa (Stockwell, 1977:3), penelitian deskriptif merupakan suatu hal yang hares dilakukan sebelum penulisan buku tata bahasa yang baik dapat dilaksanakan. Penelitian pemerlengkapan (complementation) dalam bahasa Indonesia ini merupakan salah satu usaha yang berorientasi ke arah penulisai: tata bahasa Indonesia yang dapat diandalkan yang, pada gilirannya, dapat meningkatkan mutu pemakaian bahasa Indonesia di kalangan masyarakat luas.
Telaah pemerlengkapan adalah'telaah yang menyangkut konstituen frasa atau klausa yang mengikuti kata yang berfungsi melengkapi spesifikasi hubungan makna yang terkandung dalam kata itu (Quirk et al, 1985:65). Istilah "pemerlengkapan" mencakup konstituen kalimat yang lazim disebut objek, pelengkap, dan keterangan yang kehadirannya bersifat melengkapi makna kalimat. Konstituen ke warung pada Dia pergi ke warung atau membeli rokok pada ilia pergi membeli rokok merupakan pemerlengkapan karena kehadirannya melengkapi makna kalimat. Meskipun bentuk dia pergi termasuk bentuk yang apik dari segi sintaksis, kalimat itu belum lengkap dari segi makna. Verba pergi menuntut adanya keterangan tempat atau keterangan tujuan (yang menyatakan perbuatan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
D1036
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryono
"Pada Bab,d pasal 3 telah dinyatakan bahwa tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimanakah negasi diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Tujuan ini didasari asumsi bahwa negasi bersifat universal, tetapi diungkapkan secara berbeda-beda dalam bahasa yang satu dan yang lain. Sebagai kategori semantis, negasi dalam bahasa Indonesia diungkap_kan dengan beberapa cara, baik secara suprasegmental (dengan pemberian intonasi tertentu) atau segmental (dengan menggunakan konstituen nega_tif). Dengan membatasi pada negasi yang dinyatakan secara segmental, penelitian ini menemukan adanya tiga macam konstituen yang lazim dipakai sebagai pengungkap negasi, yaitu (1) tidak, bukan, dan berbagai varian_nya, (2) a-, non-, dan seterusnya, dan (3) jangan, belurn, dan lainnya. Pengungkap negasi yang pertama dan kedua disebut konstituen negatif formal babas dan terikat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
D1821
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Arieyani Dewi
"Skripsi ini merupakan satu dari sedikit penelitian atas humor verbal pada kartun yang pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan keterlibatan empat aspek semantik, yaitu praanggapan, pertuturan, implikatur, dan dunia kemungkinan dalam membangun humor pada kartun Lagak Jakarta. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi teknik membangun humor yang digunakan kartunis untuk membangun humor pada kartun Lagak Jakarta.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartun-kartun Buku Lagak Jakarta Jilid Transportasi yang ditulis oleh Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang secara khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan, dan logika induktif.
Melalui penelitian ini terlihat bahwa setiap kelucuan dalam humor verbal, khususnya pada kartun Lagak Jakarta Jilid Transportasi, melibatkan sekurang-kurangnya, satu dari empat aspek semantik, yaitu; praanggapan, implikatur, pertuturan, dan dunia kemungkinan. Selain itu, peneliti berhasil mengidentifikasi tujuh teknik yang digunakan kartunis dalam membangun humor pada Kartun Lagak Jakarta Jilid Transportasi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10927
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>