Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agnes Nur Ayu Dana Pradipta
"Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. ) untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 µl/ml selama 60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar 99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi 15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1), TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4 meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%, dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH) dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%) dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane
sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. )
untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen
eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi
konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 μl/ml selama
60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar
99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi
15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram
cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut
menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1),
TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering
miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4
meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%,
dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim
peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH)
dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan
kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%)
dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS
menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan
dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Herry Cahyana
"Proses biokatalisis dengan pemanfaatan enzim sangai mendukung konsep kimiawi yang ramah lingkungan dan mempunyai jenis produk yang spesifik karena selektifitasnya. Jamur tiram putih (Pleurotus ostrealus), adalah jamur yang aman dikonsumsi, dan dikembang biakkan dan media berupa serpihan kayu, secara kimiawi merupakan Hgnin dan dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi jamur lersebut. Kemampuan jamur tersebut dapat mendegradasi lignin menarik perhatian untuk diteliti, bahwa sisa proses metabolisme yang terjadi diduga masih mengandung suatu sistem enzim golongan oksidoreduktase. yang salah satunya dikenal enzim lakase (laccase}. Ekstrak enzim kasar lakase diperoleh dan media tumbuh jamur dengan bufer fosfal pH 6.0 dan dengan tahapan pemurnian parsial, enzim ini mampu mengkatalisis reaksi dengan substral senyawa fenolik, guatakol. Hasil reaksi dapat ditandai dengan terbentuknya produk yang tidak larut dalam sistem akueusnya, membentuk kekeruhan berwarna kemerahan. Tahap pemurnian terhadap hasil reaksi ini dapat diperoleh suatu senyawa yang dalam uji lanjut secara spektroskopik dengan alat UV-Vis dan GC-MS diketahui merupakan senyawa berbeniuk dimer dari substrat awalnya yaitu 4,4'-biguaiakoI dan menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba terhadap B. subtilis dan e. coli"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005
SAIN-10-2-2005-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wulandari
"Lakase (E.G. 1.10.3.2) merupakan enzim oksidatif yang memiliki kemampuan seperti enzim peroksidase (E.G.1.11.1.7). Enzim lakase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi sejumlah substrat fenolik yang kaya akan elektron, seperti guaiakol. Telah dilakukan isolasi terhadap enzim lakase dari media tanam jamur tiram putih {Pleurotus oestreatus) dan didapat enzim lakase ekstrak kasar dengan aktivitas spesifik 0,2019 U/mg protein. Guaiakol yang dikatalisis oleh enzim lakase membentuk suatu produk yang berwarna merah dan selanjutnya diekstrak dengan etil asetat.
Pemisahan senyawa hasil ekstrak menggunakan kromatografi kolom silika gel diperoleh suatu kristal jarum berwarna kuning, dengan titik leleh antara 84-86°G. Identifikasi struktur kimia senyawa hasil isolasi dengan alat instrumentasi yaitu UV, FTIR dan GGMS. Reaksi pembentukan senyawa hasil reaksi menunjukan hasil penggabungan pada posisi para-para, 4,4'-biguaiakol dengan m/z 246, waktu retensi 19,22 menit dan luas area 87,12%. Senyawa hasil reaksi selanjutnya diuji aktivitas bioaktifnya sebagai senyawa antimikroba. Diperoleh diameter zona bening senyawa hasil reaksi lebih luas dibandingkan dengan guaiakol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S30575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Junaedi
"Guaiakol dapat mengalami oksidasi kopling dengan menggunakan biokatalis enzim Iakase yang diisolasi dari jamur tiram putih dan menghasilkan senyavva yang memiliki aktivitas biologis. Enzim Iakase yang digunakan adalah enzim yang diambil dari jamur tiram putih. Enzim yang diperoleh memiliki aktivitas spesifik sebesar 0,46505 U/mg. Dalam reaksi kopling oksidatif, guaiakol dapat menghasilkan produk ben/varna merah yang kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan dihilangkan pelarutnya, hasil produk diperoleh endapan sebanyak 0.2544 g (0,76%).
Identifikasi produk dengan menggunakan UV-Vis diperoleh serapan panjang gelombang maksimum produk bergeser menjadi 278 nm dari panjang gelombang maksimum guaiakol 274 nm.
Identitikasi menggunakan GC-IVIS menghasilkan 3 isomer dimmer guaiakol dengan nilai m/z 246 masing masing pada waktu retensi 12.4, 13.51 dan 13.62 menit. Produk hasil reaksi dalam uji aktivitas biologisnya sebagai BSLT, alelopati dan antioksidan.
Dengan menggunakan anak udang (Artemia) yang berusia dua hari yang diberikan konsentrasi guaiakol dan produk hasil reaksi dengan variasi konsentrasi beragam, didapatkan bahvva kedua senyavva tersebut tidak toksik. Nilai LC50 untuk guaiakol dan produk reaksi masing-masing 1970.306 pg/mL dan 3977. 038 pg/mL.
Dengan memakai bibit selada sebanyak 30 butir dalam cavvan Petri yang sudah dilapisi kertas saring menunjukkan kenaikan aktivitas sebagai zat alelopati, yaitu produk hasil reaksi memiliki nilai IC 50 sebesar 146, 58 mg/L sedangkan guaiakol sendiri memiliki IC 50 = 195,11mg/L.
Dengan menggunakan larutan DPPH yang ditambahkan guaiakol atau produk hasil reaksi dengan variasi konsentrasi beragam, ditemukan bahvva produk hasil reaksi mempunyai aktivitas antioksidan yang Iebih tinggi dibandingkan guaiako|_ Nilai |C¢-,O didapatkan untuk guaiakol sebesar 24.65 mg/L sedangkan untuk produk hasil reaksi sebesar 9.25 mg/L."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Luthfiana Puspita
"Senyawa dimer dari golongan fenolik dapat dibentuk melalui reaksi oksidatif kopling dan diketahui mempunyai berbagai aktivitas biologis yang penting bagi manusia Penelitian ini dilakukan untuk membentuk senyavva dimer dari isoeugenol dengan enzim Iakase sebagai katalis dan hidroquinon sebagai mediator. Enzim Iakase diisolasi dari jamurtiram putih dan mempunyai aktivitas spesifik sebesar 0,56 U/mg. Reaksi oksidatif kopling dilakukan dalam medium bifasa (etil asetat 1 buffer fosfat = 411). Hasil reaksi berupa cairan kental bervvarna kuning dan mempunyai spot dengan Rf 0,62 dengan pengembang ri-heksana 1 etil asetat = 2 1 1. Pemurnian dengan KLT preparatif, diperoleh endapan kuningan sebesar 0,2092 g dengan rendemen 5,74 %_ Identifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis diperoleh A maksimum 289 nm. Hasil GC-IVIS menunjukkan bahvva terdapat senyavva yang diduga dimer isoeugenol dengan nilai m/z = 326 dalam produk reaksi pada vvaktu retensi 20,67 menit (luas area 26,10%)_ Dari uji aktivitas antioksidan, diketahui senyavva produk mempunyai kemampuan antioksidan Iebih tinggi dibandingkan dengan isoeugenol, yaitu nilai ICSC isoeugenol sebesar 81,32 pg/mL dan produk sebesar 60,66 pg/mL."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30361
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amalia Husnil
"Media budidaya jamur kayu merupakan serbuk gergaji yang ditambah dengan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Umumnya, setelah jamur dipanen bekas media yang telah digunakan dibuang begitu saja atau dijadikan kompos. Limbah ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku bioetanol karena mengandung selulosa. Terlebih lagi, kandungan lignin pada limbah ini telah diuraikan oleh jamur kayu jenis pelapuk putih yaitu jamur Tiram dan Kuping sehingga proses pembuatan bioetanol selanjutnya akan lebih mudah. Pada penelitian ini, konversi limbah media budidaya jamur Tiram {Pleurotus sp.) menjadi etanol dilakukan dengan menggunakan proses secara kimia dan enzimatik. Proses secara kimia yaitu hidrolisis menggunakan HCl dengan tiga konsentrasi yang berbeda dan secara enzimatik yaitu hidrolisis menggunakan enzim Cellulose. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae, serentak dengan proses sakarifikasi (SSF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi HCl yang digunakan pada proses hidrolisis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi etanol. Rasio massa substrat dan volume larutan juga mempengaruhi etanol yang dihasilkan. Di antara beberapa perlakuan yang diberikan, substrat yang dihidrolisis menggunakan HCl 3% pada rasio 1:10 memproduksi etanol hasil fermentasi dengan persentase sebesar 7,99% gram etanol/gram substrat. Meskipun demikian, substrat yang dihidrolisis menggunakan enzim Cellulase temyata mampu menghasilkan etanol dalam jumlah yang relatifjauh lebih besar dibanding substrat dengan konsentrasi HCl dan rasio yang optimum. Persentase massa etanol tertinggi yang dihasilkan substrat dengan perlakuan hidrolisis enzim yaitu 52,673%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bintang Pertiwi Putri Rahayu
"Selenium merupakan mikronutien yang penting dibutuhkan tubuh bagi pertumbuhan dan perkembangan, dan banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Selenium diperlukan untuk mencegah kerusakan sel dalam tubuh dengan cara melindungi sel-sel jaringan tubuh, menangkal radikal bebas dan bersama-sama dengan vitamin E sebagai antioksidan. Penelitian sebelumnya dilakukan di Laboratorim Biologi LIPI Cibinong, penambahan selenium pada media tanam P. ostreatus sebanyak 25 ppm menghasilkan peningkatan kandungan selenium pada tubuh buah tetapi masih jauh dari kebutuhan tubuh manusia 60 mdash;70 g/hari pada orang dewasa.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis penambahkan senyawa selenium ke dalam media tanam P. ostreatus sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kandungan selenium dalam tubuh buah jamur, dan menganalisis apakah penambahan selenium dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada tubuh buah jamur. Penambahan konsentrasi selenium pada media tanam menggunakan beberapa konsentrasi berbeda yaitu 0, 50, 75, dan 100 ppm.
Metode yang digunakan pada penelitian untuk melihat hasil produktivitas yaitu dengan menganalisis berat basah, panjang tangkai, diameter tudung, dan untuk menganalisis kandungan selenium pada tubuh buah yaitu dengan menggunakan teknik spektrofotometer serapan atom AAS. Sedangkan untuk menganalisis aktivitas antioksidan yaitu dengan metode ?-carotene bleaching BCB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas P. ostreatus mengalami peningkatan setelah dilakukan penambahan konsentrasi berbeda pada media tanam, dianalisis pada hasil berat besar tertinggi tubuh buah diperoleh dengan berat 80,00 6,35 g, diameter tertinggi tubuh buah diperoleh sebesar 10,56 0,43 cm, kandungan selenium pada tubuh buah P. ostreatus mengalami peningkatan setiap penambahan konsentrasi selenium semakin tinggi 100 ppm yaitu sebesar 22,19 ppm, dan nilai aktivitas antioksidan tertinggi setelah penambahan Se pada media tanam yaitu pada perlakuan penambahan Se 50 ppm yaitu sebesar 2,13 0,77 p

Selenium is an essential micronutrient which is needed for the body growth and development, and is much used in the health care. Selenium prevents cells damage in the body by protecting the tissues work together with vitamin E as the antioxidant to counteract free radicals. The previous research was conducted in Biology Laboratory of LIPI Cibinong, showed an increase of selenium level in P. ostreatus fruit body after 25 ppm selenium addition in its cultivation medium, but it was still inadequate for human body needs, particularly in adults 60 mdash 70 mg day.
The aim of the study was analysis of selenium compound addition into the P. ostreatus culture medium could increase selenium levels, the productivity and antioxidant activity in mushrooms fruit bodies. The addition of selenium concentration in the growing media applied some different concentrations, namely 0, 50, 75 and 100 ppm.
The method applied in this research was finding out the productivity by analyzing wet weight, stem length, cup diameter, and selenium content in the fruit body by applying atomic absorption spectrophotometric technique AAS . To analyze antioxidant activity, however, was to apply carotene bleaching BCB.
The results showed that the productivity of pleurotus ostreatus increased after conducting some additions of different concentrations on the growing media, which was analyzed as a result of the highest heavy weight of fuit body which was obtained as much as 80,00 6,35 g, the highest diameter of fruit body was obtained as much as 10,56 0,43 cm, the content of selenium in the fruit body of pleurotus ostreatus increased more 100 ppm, namely as much as 22,19 ppm, and the highest value of antioxidant activity after adding selenium on the growing media, as well as additional treatment of 50 ppm selenium, namely as much as 2,13 0,77 p
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>