Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Emi Farida
"Madu dikenal sebagai bahan makanan bergizi dengan kandungan fruktosa dan glukosa yang cukup tinggi, telah diketahui mempunyai potensi dalam pengawetan semen, yaitu sebagai komponen medium pengawet semen untuk inseminasi buatan pada hewan ternak. Dalam penelitian ini penggunaan madu sebagai komponen medium pengawet semen dicobakan pada semen manusia. Sampel semen yang digunakan dalam penelitian ini tergolong normozoospermia, berasal dari 25 pria pasangan infertile yang datang memeriksakan diri ke Laboratorium Analisis Semen Bagian Biologi FK-UI. Empat medium pengawet sitrat kuning telur yang digunakan, masing-pmasing mengandung 0%, 1%, 4%, dan 7% madu. Mula-mula sebanyak 2 ml semen dibagi menjadi 4 bagian (masing-masing 0,5 ml), kemudian diencerkan 1:2 dengan keempat medium pengawet tersebut, lalu disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 5 0C. Pemeriksaan kecepatan gerak dan viabilitas sperma dilakukan setelah semen disimpan selama 3, 24, dan 48 jam. Hasil uji nonparametric Friedman pada a = 0,01 menunjukkan bahwa kecepatan gerak sperma tertinggi terdapat pada medium pengawet semen dengan konsentrasi madu 4%, kemudian diikuti perlakuan konsentrasi madu 1%. Sedangkan viabilitas sperma pada medium dengan konsentrasi madu 1 % dan 4% tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini terjadi pada ketiga waktu penyimpanan. Sebaliknya pada konsentrasi madu yang lebih tinggi (7%), meskipun kecepatan gerak sperma sedikit lebih meningkat, tetapi viabilitasnya menurun dibandingkan dengan kontrol (0%). Di lain pihak, kecepatan gerak dan viabilitas sperma di dalam medium pengawet tidak dapat dipertahankan sampai dengan 48 jam penyimpanan; semakin lama waktu penyimpanan, kecepatan gerak dan viabilitas sperma semakin menurun."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S30797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enita Idrus
"Asp'ergil lus awamoi''! UICC 314 dapat m'engliasi Ikan enzim amilase untuK iriengliidrolisis pati (starch). Hasil kerja "enzim amilase dari Asp'erglllus awamori UICC 314 felah diuji pada "2 kondisi suhu inkuhasi dan 7 kondist pH, yaitu; suliu 30®C, dan 37'*C, serta pH 3, 5; 4,0; 4,5; 5,0; 5,5; 5,0; dan 6,5, Cara penanaman kapang pada medium fermentasi adalah dengan metod'e penanaman spora tunggal. Akti vitas amilolitik Asp'ergil lus awamori UICC 314 diukur sefelah waktu inkuhasi 7"2 jam, yaitu dengan menguKur diameter zone hening medi"um yahg terdapat di sekililing koloni kapang dikurangi dengan diameter koloni kapang. Zone hening pada iriedium haru ferlihat sefelah difefesi dengan larutan"lugol's iodine". Semua kondisi yang dib'erikan kepada A. awamori UICC 314 m'enunjukkan aktivitas amilolitik positif. Tetapi kondisi ferhaik untuk aktivitas amilolitik Asp'ergil lus awamori UICC 314 adalah pada pH o 5.5 dengan suhu inkuhasi 30 C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Yahdiana
"Telah dilakukan penelitian tentang profil teofilin dalam plasma dan urine setelah pemberian peroral kapsul teofilin yang berisi 150 mg teofilin.
Penelitian dilakukan terhadap 12 orang sllicarelawan pria yang sehat, berat badan berkisar antara 45 sampai 58 kg, umur berkisar antara 19 sampai 25 tahun.
Pengambilan darah dilakukan sebelum obat diberikan, 30, 60, 120, 240 dan 360 menit setelah obat diminumo Urine dikumpulkan pada interval waktu tertentu selama 30 jam. Konsentrasi teofilin dalam plasma dan urine ditetapkan secara spektrofotomeri.
Dari hasil penelitian dida:patkan kadar terapi teofilin dalam plasma tidak tercapai setelah pemberian 150 .. · mg teo£ilin. Ada hubungan antara pro£il teo£ilin dalam plasma dan urine dimana waktu untclr mencanai ekskresi puncak. teo£ilin dalam urine dua kali 1t-1aktu untclt mencapai kadar puncak teofilin dalam plasma. Juga diperoleh parameter-paraiL'!eter farma.'l.cokinetik seperti 1,-mktu paruh (t"l/2), tetapan kecepatan eliminasi dan ekskresi teofilin dalam urine kUt'Tlulatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Restu Kurnianingsih
"Telah dilakukan penelitian tentang profile teofilin dalam plasma
dan urine setelah pemberian.peroral ka psul teofilin yang berisi 300
my teofilin..
Penelitian tersebut dilakukan terhada p 12 orang sukarelawan
yang sehat, berat badan berkisar antara 47 sampal 58 kg. umur
berkisar antara 17 sam pai 28 tahun. Pengambilan darah dilakukan
sebelum obat diberikan, 60, 120, 180, 240, 360, 480 menit setelah
ohat diminum. Urine dikump ulkan pada interval waktu tertentu selama
48 jam. Konsentrasi teofilin daiarn plasma dan urine ditetapkan secara
spektr ofotometri.
Dari hasil penelitian didapatkan kadar terapi teofilin dalam
plasma dapat dicapal dengan pembenian 300 my teofilin. Ada hubungan
antara profil teofilin dalam plasma dan urine dimana waktu untuk
mencapai ekskresi puncak.teofilin dalam urine sama dengan waktu untuk
mencapai kadar puncak teofilin dalam plasma pada t mid. Juga
diperoleh parameter-parameter farmakokinetik seperti waktu oaruh
teofilin (1 1/2), tetapan kece patan eliminasi (Ke), tetapankecepatan
abbsorpsi (Ka) dan ekskresi teofilin dalam urine kumulatif.

The studies of theophylline profile in plasma and urine after
given theophylline orally capsule which contain 300 mg theophylline -
has been carried out.
The studies involved twelve healthy male volunteers, the range
of body weight are beetwen 47 to 58 kg and the ages are between 17 to
28 years old. Blood samples were taken right before the drug was
administered and 60, 120, 180, 240, 360, 480 minutes after that.
Urine samples were collected at regular intervals over 48 hour
periods. The concentration of theophylline in plasma and urine
samples were determined by spectrophotometric method.
From the data obtained, we observed that the therapeutic
concentration of theophylline was reached after given 300 mg
theophylline. There was relationship between theophylline profile in
plasma and urine, in which the time needed to reach the maximum
theophylline excreation in urine was same as the time needed to reach
the maximum theophylline plasma concentration at t mid. From the data
we also observed the pharmacokinetic parameters as the half ii:fe-
(T1/2) elimination rate constant ( Ke ), absorption rate constant (
Ke ) and cumulative urinary excretion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S31821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
TA969
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratminah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap aktivitas lipase dan amilase dalam sediaan tablet dari 4 merek dagang. Aktivitas lipase ditentukan secara turbidimetri dengan menggunakan minyak kelapa sehagai substrat dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm. Aktivitas amilase ditentukan secara kolorimetri dengan menggunakan substrat amilum solubel dan diukur pada panjang gelombang 660 nm dengan alat spektrofotometer. Dari keseluruhan tablet yang diuji, aktivitas lipase dan amilase pada tablet-tablet yang disimpan pada suhu dingin lebih stabil dan penurunan aktivitas yang terjadi selama 32 minggu lehih kecil dibandingkan dengan aktivitas tablet-tablet yang disimpan pada suhu kamar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Wendy M.
"Obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya sangat toksik. salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut kedalam pembawa obat (drug carries) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran. Salah satu pembawa obat yang belum banyak diteliti karena merupakan formula liposom yang baru yaitu liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 dengan perlakuan ekstruksi pada dua suhu penyimpanan yang berbeda (4 derajat dan 37 derajat celcius) selama tiga bulan. Kestabilan liposom ditentukan dengan membandingkan jumlah dan diameter liposom."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09123fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>