Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Arif
"Pasien rawat jalan di RSUP Persahabatan Jakarta banyak menerima pengobatan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibakteri pada pasien rawat jalan dan hubungannya dengan sensitivitas kuman. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei yang bersifat deskriptif analitis dan pengumpulan data secara retrospektif terhadap data resep-resep pasien rawat jalan dan profil sensitivitas kuman terhadap antibakteri dari laboratorium mikrobiologi RSUP Persahabatan periode Januari - Juni 2006. Variabel penelitian adalah kuantitas penggunaan antibakteri (DDD/rph) sebagai variabel bebas dan sensitivitas kuman sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan total penggunaan antibakteri adalah 51,056 DDD/rph. Lima antibakteri yang paling banyak digunakan dari 35 macam antibakteri adalah amoksisilin, rifampisin, siprofloksasin, levofloksasin dan streptomisin. Berdasarkan analisis data korelasi Pearson diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kuantitas penggunaan antibakteri dengan sensitivitas kuman pada pasien rawat jalan.
Outpatients in Persahabatan Hospital Jakarta have frequently used antibacteria for treatment. The objectives of this study were to know the pattern of antibacterial use by outpatient and relation of antibacterial use to sensitivity of bacteria. The method of this study was survey method in retrospective analytical description. The data were collected from outpatient prescriptions and sensitivity of bacteria from microbiology laboratory result in Persahabatan Hospital in January - June 2006. Variable of this study were quantities of antibacterial use (DDD/tpd) as independence variable and sensitivity of bacteria as dependence variable.
The result of this study were 51,056 DDD/tpd total antibacterial use and the five of 35 antibacteria mostly used were amoxicillin, rifampicin, ciprofloxacin, levofloxacin and streptomycin. Based on Pearson’s correlation, there was no correlation between quantities of antibacterial use with sensitivity of bacteria.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hetty Wulandari
"Berdasarkan World Health Organization (WHO), penggunaan obat rasional terjadi bila pasien menerima obat dan dosis sesuai dengan kebutuhan klinis, dalam periode adekuat, dan harga termurah. Pengobatan yang tidak rasional di klinik diduga cukup banyak terjadi pada penggunaan antibiotik dan kortikosteroid. Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran pola peresepan dan kerasionalan antibiotik dan kortikosteroid pada pasien anak rawat jalan di RSIA Restu Jakarta dari segi dosis, indikasi dan lama penggunaan obat. Studi cross-sectional pada April-September 2008 ini menggunakan desain deskriptif yang melibatkan 292 pasien anak rawat jalan berusia 0-12 tahun. Data diambil secara retrospektif dari rekam medis dan resep pasien berusia 0-12 tahun yang menggunakan antibiotik dan kortikosteroid. Hasil penelitian menunjukkan pola peresepan terbanyak adalah kombinasi sefadroksil dan triamsinolon dalam satu R/ sebesar 12,67%; dosis antibiotik yang termasuk rasional sebesar 97,80% sedangkan seluruh dosis kortikosteroid memenuhi kategori rasional; indikasi penggunaan antibiotik dan kortikosteroid berturut-turut yang termasuk kategori rasional sebesar 56,25% dan 95,85%, tidak rasional 17,28% dan 0,00%, dan tidak dapat dipastikan 26,47% dan 4,15%; lama penggunaan antibiotik dan kortikosteroid berturut-turut yang termasuk kategori rasional sebesar 40,81% dan 95,85%, tidak rasional 33,09% dan 0,00%, dan tidak dapat dipastikan 26,10% dan 4,15%."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyri Annalisstha
"Antibiotika merupakan obat yang paling banyak digunakan oleh pasien rawat inap di RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap dan hubungannya dengan sensitivitas kuman. Penelitian ini dilakukan melalui metode survey yang bersifat deskriptif analitis dan pengumpulan datanya secara retrospektif terhadap data resep-resep pasien rawat inap dan data profil sensitivitas kuman terhadap antibiotika periode Januari sampai Juni 2006. Variabel penelitian adalah kuantitas penggunaan antibiotika (DDD/shr) sebagai variabel bebas dan sensitivitas kuman sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan total penggunaan antibiotika adalah 118,451 DDD/shr dan 5 antibiotika yang paling banyak digunakan dari 29 macam antibiotika adalah levofloksasin, seftriakson, amoksisilin, siprofloksasin dan rifampisin. Berdasarkan analisis data korelasi Pearson yang dilakukan diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kuantitas penggunaan antibiotika dengan sensitivitas kuman pada pasien rawat inap.
Antibiotic is the drug which frequently used by patients at Persahabatan Hospital Jakarta. The purposes of this research were to know pattern of antibiotics used by inpatient and relation with sensitivity of bactery. The method of this study was analytical descriptive retrospective. Data were collected from prescribes of inpatient and sensitivity of bactery profile period January until Juny 2006. Variable of this study were quantities of antibiotics use (DDDs/hbd) as independence variable and sensitivity of bactery as dependence variable.
The result showed that total antibiotics use was 118,451 DDDs/hbd from 29 antibiotics. The results indicated that the antibiotics most frequently used by patients were levofloxacin, ceftriaxone, amoxicillin, cephalosforin and rifampicin. Depend on correlation Pearson that there was not a correlation between quantities of antibioitics use of Persahabatan hospital’s inpatient with sensitivity of bactery.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini yang memudahkan masyarakat mengakses informasi yang diinginkan dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat atas pelayanan kesehatan, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat atas tuntutan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Karena sebagian besar pasien tidak mengerti bagaimana sistem pelayanan kesehatan, cara kerja teknologi kedokteran, dan cara intervensi medis, maka penilaian kinerja rumah sakit dilakukan tidak dengan seharusnya. Penilaian kinerja rumah sakit didasarkan pada keadaan fisik rumah sakit, kenyamanan, keramahan, dan lain-lain yang sebetulnya bukan merupakan penilaian kinerja rumah sakit yang sesungguhnya Oleh karena itu, RS hendaknya memperhatikan aspek lain yang akan mempengaruhi kepuasan pasien.
Penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Parasuraman dkk, yaitu Lima Dimensi Servqual yang terdiri atas Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy yang merupakan dimensi kepuasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai kepuasan pasien berdasarkan lima Dimensi Servqual terhadap layanan kesehatan polibagian Rumah Sakit Atmajaya, dan mendapatkan informasi perbaikan yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan kepuasan pasien di sana yang dilakukan dari bulan April sampai Mei 2004 dengan 60 sampel. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengembangan kelima Dimensi Servqual pada layanan rawat jalan polibagian Rumah Sakit Atmajaya yang telah diujicoba sebelumnya dengan hasil yang valid dan reliable.
Sebagian besar pasien (65%) ternyata merasa tidak puas dengan pelayanan di polibagian RSA. Dengan meneliti kelima Dimensi Servqual, maka didapatkan prioritas perbaikan yang harus dilakukan.
Hasil penelitian adalah dimensi Tangible dan Reliability merupakan dimensi yang dianggap penting oleh pasien namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak manajemen. Prioritas permasalahan pada Dimensi Tangible adalah kebersihan di pendaftaran, ruang tunggu, ruang dokter dan kamar kecil, kenyamanan tempat duduk, keharuman kamar kecil, dan kesejukan apotik, sedangkan prioritas permasalahan pada dimensi Reliability adalah waktu menunggu dokter dan menunggu obat. Sedangkan dimensi yang sudah baik dan harus dipertahankan adalah Dimensi Assurance.
Berdasarkan temuan diatas, maka usulan penelitian ini adalah dengan meningkatkan sarana fisik yang menjadi permasalahan, diantaranya yaitu melakukan patroli tambahan di antara jam buka poliklinik dan melakukan tindakan kebersihan ekstra di tempat pendaftaran, ruang tunggu, ruang dokter dan kamar kecil. Saran untuk dimensi Reliability adalah dengan mencari akar permasalahannya. Komitmen dokter perlu dibangun apabila masalah keterlambatan dokter bersumber dari sini. Penjadwalan ulang praktek dokter yang disesuaikan dengan jadwal mengajar harus dilakukan jika permasalahannya adalah dokter harus mengajar di FK pada saat yang bersamaan dengan jadwal praktek. Untuk mengatasi permasalahan waktu tunggu di apotik yang lama juga harus dicari akar permasalahannya. Penelitian mengenai beban kerja petugas apotik perlu dilakukan untuk memastikan penyebab permasalahan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Atmajaya.
Daftar bacaan: 30 (1984-2004)

The Satisfaction Analysis of Out Patient Health Care Patient at Atmajaya Hospital, May-June 2004With the growing development of information technology, it is now easier for people to access information. This combined with the increasing rate of people's awareness about Health Care facility brings an escalating amount of demand for a better quality of Health Care Services by the hospitals.
Generally, patients do not understand how health care system works, not to mention medical technology procedure, and medical intervention procedure. Therefore any judgments given by the patients on the medical service performed by the hospital may not truly reflect its original value. Normally, patients evaluate the performance of a hospital service based on the physical building of the hospital, comfort level given, staff friendliness, etc. which actually are not relevant factors of a hospital performance review. Therefore, Hospitals are recommended to focus on issues that really matters to patients in terms of health care service.
This analysis was prepared with the purpose of gathering information about patients' satisfaction and giving Atmajaya hospital suggestions of priority improvement needed to be carried out in order to deliver better service to the patients. The analysis was conducted based on the theory of Parasuraman and Friends; Five Servqual Dimension which concentrates on the topics of Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy. These five dimensions formed the satisfaction dimension. Research was carried out using the development instrument of five servqual dimension at the out patient health care unit of Atmajaya Hospital on April 2004 - May 2004 with 60 samples acquired. The instrument was tested prior to the analysis which delivers valid and reliable result.
Most of the respondent (65%) unsatisfied with Atmajaya hospital's health care service. Through Five Servqual Dimension research, improvement priority can be gained.
The result is that Tangible and Reliability dimension are the two most important dimensions according to the patients. However, these dimensions have not been well conducted by the management. The main concerns of Tangible dimension are the cleanliness at the reception desk, waiting room, doctors' room, and toilets. Furthermore, patients are not satisfied with the coziness level of the seats at the waiting room, toilets' aroma, and level of air coolness at pharmacy counter. Whereas the main issues of reliability dimension are doctor waiting time and medicine waiting time. The only good news is that patients stated the hospital's Assurance Dimension is well performed and that must be maintained in the future.
Based on the findings above, this analysis suggests the hospital to improve its physical facility by scheduling more janitor patrols in between the opening hours of the clinic and improve its cleanliness at the reception desk, waiting room, doctors' room and toilets. As for the reliability dimension, the analyst suggests the hospital to find the root of the problem. Doctors' commitment need to be questioned and rebuilt, in relation to lateness problem. Doctors' opening hours must be scheduled in conjunction to their teaching hours, in relation to issues of clashing between teaching and practice schedule. In order to overcome problem of long waiting time at the pharmacy counter, the hospital need to find the root cause of the problem. Further research on the work load of the pharmacy staff need to be done to find the source of the problem.
Finally, the analyst hopes this research can contribute a constructive idea to Atmajaya Hospital to improve its service quality.
References: 30 (1984-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"Di Indonesia pemakaian antibiotik menjadi salah satu yang paling sering diresepkan dikarenakan seringnya kasus infeksi yang sering terjadi. Antibiotik merupakan obat yang dipakai untuk pencegahan atau pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan resistensi. Resistensi antibiotik adalah kondisi saat antibiotik tidak dapat lagi mencegah atau mengobati infeksi karena bakteri tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menyebabkan bakteri yang menginfeksi manusia atau hewan menjadi lebih sulit untuk diobati. Resistensi antibiotik merupakan ancaman global yang serius yang menyebabkan peningkatan kekhawatiran global terhadap kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Metode Gyssen merupakan evaluasi secara kualitatif sedangkan secara kuantitatif menggunakan perhitungan ATC/DDD. Gyssen adalah metode yang digunakan untuk menilai penggunaan antibiotik berdasarkan ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotik berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum antibiotik, lama pemberian, dosis, interval, rute pemberian dan waktu pemberian. ATC merupakan klasifikasi obat berdasarkan farmakologi, senyawa kimia dan fungsi terapeutik. DDD adalah asumsi rata-rata dosis per hari yang digunakan oleh orang dewasa. DDD adalah unit pengukuran dan tidak menunjukkan dosis harian yang direkomendasikan dalam pengobatan.

In Indonesia, the use of antibiotics is one of the most frequently prescribed due to the frequent cases of infection. Antibiotics are drugs used to prevent or treat infections caused by bacteria. Inappropriate and excessive use of antibiotics can cause resistance. Antibiotic resistance is a condition when antibiotics can no longer prevent or treat infections because bacteria do not respond to antibiotics. Antibiotic resistance can make bacteria that infect humans or animals more difficult to treat. Antibiotic resistance is a serious global threat causing increasing global concern for human, animal and environmental health. The Gyssen method is a qualitative evaluation, while quantitatively it uses ATC/DDD calculations. Gyssen is a method used to assess the use of antibiotics based on the accuracy of the indication, the accuracy of antibiotic selection based on effectiveness, toxicity, price and spectrum of antibiotics, duration of administration, dose, interval, route of administration and time of administration. ATC is a classification of drugs based on pharmacology, chemical compounds and therapeutic function. DDD is the assumed average dose per day used by adults. DDD is a unit of measurement and does not indicate the recommended daily dose in treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"Di Indonesia pemakaian antibiotik menjadi salah satu yang paling sering diresepkan dikarenakan seringnya kasus infeksi yang sering terjadi. Antibiotik merupakan obat yang dipakai untuk pencegahan atau pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan resistensi. Resistensi antibiotik adalah kondisi saat antibiotik tidak dapat lagi mencegah atau mengobati infeksi karena bakteri tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menyebabkan bakteri yang menginfeksi manusia atau hewan menjadi lebih sulit untuk diobati. Resistensi antibiotik merupakan ancaman global yang serius yang menyebabkan peningkatan kekhawatiran global terhadap kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Metode Gyssen merupakan evaluasi secara kualitatif sedangkan secara kuantitatif menggunakan perhitungan ATC/DDD. Gyssen adalah metode yang digunakan untuk menilai penggunaan antibiotik berdasarkan ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotik berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum antibiotik, lama pemberian, dosis, interval, rute pemberian dan waktu pemberian. ATC merupakan klasifikasi obat berdasarkan farmakologi, senyawa kimia dan fungsi terapeutik. DDD adalah asumsi rata-rata dosis per hari yang digunakan oleh orang dewasa. DDD adalah unit pengukuran dan tidak menunjukkan dosis harian yang direkomendasikan dalam pengobatan.

In Indonesia, the use of antibiotics is one of the most frequently prescribed due to the frequent cases of infection. Antibiotics are drugs used to prevent or treat infections caused by bacteria. Inappropriate and excessive use of antibiotics can cause resistance. Antibiotic resistance is a condition when antibiotics can no longer prevent or treat infections because bacteria do not respond to antibiotics. Antibiotic resistance can make bacteria that infect humans or animals more difficult to treat. Antibiotic resistance is a serious global threat causing increasing global concern for human, animal and environmental health. The Gyssen method is a qualitative evaluation, while quantitatively it uses ATC/DDD calculations. Gyssen is a method used to assess the use of antibiotics based on the accuracy of the indication, the accuracy of antibiotic selection based on effectiveness, toxicity, price and spectrum of antibiotics, duration of administration, dose, interval, route of administration and time of administration. ATC is a classification of drugs based on pharmacology, chemical compounds and therapeutic function. DDD is the assumed average dose per day used by adults. DDD is a unit of measurement and does not indicate the recommended daily dose in treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Prida Arini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi interaksi obat asma di Poliklinik Asma RSUP Persahabatan. Skrining interaksi obat dilakukan menggunakan The Medical Letter Drug Interaction Program. Data obat yang digunakan diambil dari rekam medik 120 pasien asma rawat jalan di Poliklinik asma RSUP Persahabatan periode Juni-Agustus 2006, hasilnya 105 pasien (87,5%) memiliki potensi interaksi dan 15 pasien (12,5%) tidak memiliki potensi interaksi. Obat kategori sedikit digunakan oleh 9 pasien, kategori sedang oleh 51 pasien dan kategori banyak oleh 45 pasien. Berdasarkan pengamatan terhadap 105 pasien, 18 pasien memiliki potensi interaksi obat kategori sedikit, 10 pasien kategori sedang dan 77 pasien kategori banyak. Berdasarkan analisa hubungan menggunakan uji Kai kuadrat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah obat yang digunakan dengan jumlah potensi interaksi obat. Potensi interaksi obat terbanyak yaitu teofilin dan salbutamol yang terdapat pada 61 pasien. Potensi interaksi obat ini jika terjadi dapat mengakibatkan efek hipokalemia, turunnya efek teofilin dan takikardi. Oleh karena itu perlu monitoring penggunaan obat dan penelitian klinis lebih lanjut.

The aim of this study is to know the potency of the asthma drug interaction at Asthma Polyclinic of RSUP Persahabatan. Screnning of the drug interaction by The Medical Letter Drug Interaction Program. The list of drug which used based on medical record 120 ambulatory patients of asthma at Polyclinic of RSUP Persahabatan period Juni- August 2006, the result is 105 patients (87,5%) have potency of drug interaction and 15 patients (12,5%) have no potency of drug interaction. Drug in few category used by 9 patients, 51 patients in medium category, 45 patients in many category. Based on observation to 105 patients, 18 patients have potency of drug interaction in few category, 10 patients in medium category, 77 patients in many category. Based on analysis correlation with Chi square test there is correlation between the quantity of drug and quantity potency of drug interaction. The most of drug interaction potency is theophylline and salbutamol in 61 patients. This potency of interaction if happened can give consequence of hypokalaemia, decrease theophylline effect and tachycardia. Because of that need to monitoring the use of the drug and clinical research still also to be done."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>