Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penggunaan obat tradisional atau yang disebut jamu masih sangat
luas di masyarakat. Agar dapat diterima dalam sistem pelayanan kesehatan
perlu dilakukan pengujian ilmiah tentang khasiat dan keamanan jamu
tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian jamu
pelangsing yang mengandung ekstrak kering campuran buncis, daun jati
blanda, gamboge dan daun teh hijau terhadap organ jantung tikus putih
melalui pengukuran aktivitas LD dan histologi jantung. Digunakan 40 ekor
tikus putih jantan dan 40 ekor tikus putih betina yang dibagi ke dalam empat
kelompok secara acak. Kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang
diberi suspensi bahan uji dengan dosis berturut-turut 1350 mg/kg bb, 2700
mg/kg bb, dan 5400 mg/kg bb. Kelompok IV adalah kelompok kontrol normal
yang diberi larutan CMC 0,5%. Suspensi bahan uji diberikan setiap hari
secara oral selama 90 hari. Hasil pengukuran plasma tikus pada hari ke-91
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna (α = 0,05) aktivitas LD
antara kelompok perlakuan dan kontrol normal. Hal ini juga ditunjang dengan
pengamatan histologi jantung. Dengan demikian penggunaan jamu
pelangsing yang mengandung ekstrak kering campuran buncis, daun jati
blanda, gamboge dan daun teh hijau tidak mempengaruhi organ jantung."
Universitas Indonesia, 2007
S32617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witriani
"Obat LS merupakan obat hasil sintesis lovastatin yang terbukti berkhasiat sebagai obat hiperlipidemia. Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Untuk menjamin keamanan dalam penggunaan obat LS harus di uji melalui uji keamanan terhadap organ tubuh, salah satunya adalah uji keamanan terhadap organ jantung.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian obat LS terhadap organ jantung tikus putih melalui pengukuran aktivitas LDH dan histologi jantung. Digunakan 80 ekor tikus putih terdiri dari 40 ekor tikus putih jantan dan 40 ekor tikus putih betina yang terbagi kedalam empat kelompok perlakuan yang diberi suspensi bahan uji dengan dosis berturut-turut 1,8; 3,6 dan 7,2 mg/ 200 g bb. Satu kelompok adalah kelompok kontrol normal yang diberi larutan CMC 0,5%. Bahan uji diberikan satu kali sehari secara oral selama 90 hari. Pada hari ke-91 dilakukan pengukuran aktivitas LDH.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan ANAVA satu arah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada aktivitas LDH antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol normal. Hasil pengukuran aktivitas LDH di dukung dengan pengamatan histologi jantung yang menunjukkan tidak terlihat tandatanda kerusakan pada otot jantung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa obat LS tidak mempengaruhi aktivitas LDH dan histologi jantung.

LS is a synthetic medicine of lovastatin that was proved as hiperlipidemia medicine. Hiperlipidemia is one of the risk factor of coronary heart disease. To ensure the safety in using this medicine, it have to be to pass the safety test, one of them is LS medicine safety test to heart organ.
This study was aimed to investigate the effect of disposal LS medicine towards albino rat's heart organ through measurement of LDH activity and histology of the heart. A number of 80 albino rats were used in this study consist of 40 male and 40 female albino rats which were divided into 4 experiment groups that were given suspension of LS medicine with successive dose 1.8, 3.6, 7.2 mg/ 200 g bw. One group acted as a normal control group that was given CMC 0.5%. all of them, either LS medicine suspension or CMC 0.5%, were given once a day orally during 90 days. On day-91, conducting the measurement of LDH activity.
Based on statistic test results by using one way ANOVA showed that no significant difference in LDH activity between experiment and normal control groups. The LDH activity measurement results supported with observation of histology of heart which were shown no damage masking in heart muscle. This study had shown that LS medicine didn?t influence the LDH activity and histology of heart."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33070
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Obesitas adalah keadaan patologis dimana terdapat penimbunan lemak
yang berlebihan di dalam jaringan tubuh. Saat ini telah ada obat tradisional
pelangsing tubuh berupa sediaan jamu dalam bentuk kapsul dengan
komposisi ekstrak simplisia yang terdiri dari: kacang buncis (Phaseolus
vulgaris L), daun jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk), buah gambogee
(Garcinia cambogia), dan daun teh hijau (Camellia sinensis (L) Kuntze). Jamu
ini dipakai lama dan terus menerus sehingga perlu dilakukan penelitian
toksisitas untuk melihat pengaruh komposisi bahan-bahan tersebut terhadap
organ dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian subkronik
pada tikus putih jantan dan betina (Rattus novergicus) dengan memberikan
jamu setiap hari selama 90 hari, kemudian dilihat aktivitas AST dan kreatin
kinase plasma sebagai parameter. Digunakan 40 ekor tikus putih jantan dan
40 ekor tikus putih betina yang masing-masing dibagi menjadi tiga kelompok
perlakuan dosis dan satu kelompok kontrol. Setiap hari tikus diberi suspensi
uji dengan dosis berturut-turut 1350 mg/kg bb, 2700 mg/kg bb, dan 5400
mg/kg bb untuk kelompok I, II, dan III, sedangkan kelompok IV adalah
kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Hasil pengukuran plasma
tikus pada hari ke-91 dianalisa menggunakan uji ANAVA satu arah dan
menunjukkan tidak adanya perbedaan secara bermakna (p>0,05) aktivitas
AST dan kreatin kinase plasma antara kelompok I, II, dan III maupun kelompok IV. Dengan demikian penggunaan jamu pelangsing selama 90 hari
tidak mempengaruhi organ jantung."
Universitas Indonesia, 2007
S32951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Nurwidya Hening
"Jamu hingga saat ini masih digunakan sebagai pengobatan alternatif di masyarakat. Jamu yang akan dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka harus terlebih dahulu diuji secara ilmiah dalam uji pre-klinik mengenai manfaat dan keamanannya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh sediaan jamu dalam bentuk teh celup untuk mengatasi kelainan asam urat terhadap organ jantung tikus putih jantan (Rattus novergicus) dengan melihat aktivitas AST dan kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung sebagai parameter. Digunakan 40 ekor tikus yang dibagi menjadi satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dosis. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal yang diberi larutan CMC 0,5%. Kelompok II, III, dan IV adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturutturut 1800 mg/kg bb, 3600 mg/kg bb, dan 7200 mg/kg bb. Larutan uji diberikan secara oral setiap hari selama 90 hari. Hasil pengukuran plasma tikus pada hari ke-91 menunjukkan tidak adanya perbedaan secara signifikan (α = 0,05) aktivitas AST plasma dan kreatin kinase plasma antara kelompok II, III, dan IV maupun kelompok I. Hal ini juga ditunjang oleh gambaran histologis otot jantung. Dengan demikian penggunaan jamu teh celup asam urat selama 90 hari tidak mempengaruhi organ jantung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Prihandini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bailana Mutiara
"Jamu pelangsing SF mengandung ekstrak dari tanaman Phaseolus vulgaris, Guazuma ulmifolia, Garcinia cambogia dan Camelia sinensis. Keempat tanaman ini berkhasiat untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan seperti obesitas. Perlu dilakukan pengujian terhadap jamu ini untuk pengobatan dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamu pelangsing SF ini terhadap fungsi hati ditinjau dari aktivitas alkali fosfatase (ALP) dan alkali aminotransferase (ALT).
Pada penelitian ini digunakan 80 ekor tikus putih (jantan dan betina) yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III merupakan kelompok yang diberi larutan jamu pelangsing SF dengan dosis berturut-turut: 1350; 2700; 5400 mg/kg bb tikus. Kelompok 4 adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Pada hari ke-91, tikus diambil darahnya. Selanjutnya, dilakukan pengukuran aktivitas ALP dan ALT plasma dengan metode kolorimetri. Hasil pengukuran aktivitas ALP dan ALT plasma menunjukkan tidak terjadi perbedaan bermakna antara kelompok I, II, dan III dengan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penggunaan jamu ini dalam jangka waktu yang cukup lama tidak berpengaruh terhadap fungsi hati."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lina Nadhilah
"Jamu K yang mengandung ekstrak rimpang temu putih (Curcuma
zedoaria) dan daun mimba (Azadirachta indica) secara empiris digunakan
untuk terapi kanker. Oleh karena obat antikanker umumnya digunakan
dalam jangka waktu panjang, maka penelitian tentang keamanannya
terhadap organ vital tubuh perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh pemberian jamu ?K? peroral selama 90 hari terhadap
organ jantung tikus putih dilihat dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST)
dan kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Hewan uji
yang digunakan adalah 48 ekor tikus putih (Ratus novergicus L) galur
Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan. Kelompok
I sampai III diberi bahan uji dengan dosis sebesar 1980 mg/kg bb, 3960
mg/kg bb, dan 7920 mg/kg bb. Kelompok IV, sebagai kontrol, diberi larutan
CMC 0,5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna
pada aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis jantung antara
kelompok dosis dengan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Utami Ningrum
"Masyarakat Indonesia secara empiris menggunakan tanaman obat
untuk mengobati penyakit atau meningkatkan kesehatan. Jamu ?D? adalah
obat tradisional yang mengandung ekstrak tanaman obat Centella asiatica
(L.) Urban dan Apium graveolens L. yang digunakan untuk mengobati
hipertensi. Kebanyakan orang biasanya menggunakan obat tradisional ini
secara berulang dan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, obat
tradisional harus tidak memiliki efek toksik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian jamu ?D? selama 90 hari terhadap organ
jantung tikus putih ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan
kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Jamu ?D?
diberikan secara oral pada 24 ekor tikus jantan dan 24 ekor tikus betina, yang
masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III masingmasing
diberikan dosis 1980; 3960; 7920 mg/kg bb tikus, sedangkan
kelompok IV merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan larutan CMC
0,5 %. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah dan organ jantung
untuk mengetahui aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis
jantung. Hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah (α =
0,05) dan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan bermakna aktivitas
AST dan CK serta gambaran histologis jantung antara kelompok perlakuan
dengan kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan jamu ?D?
selama 90 hari tidak mempengaruhi organ jantung tikus putih."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Wati
"Penggunaan jamu pelangsing “SF” yang merupakan kombinasi dari Phaseolus vulgaris, Guazuma ulmifolia, Garcinia cambogia, dan Green tea secara berulang dan dalam jangka waktu yang panjang menyebabkan perlu dilakukan pengujian terhadap tingkat keamanannya. Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh pemberian jamu pelangsing terhadap fungsi ginjal selama 90 hari. Jamu diberikan secara oral kepada 80 ekor tikus putih galur Sprangue-Dawley yang terdiri dari 40 ekor tikus jantan dan 40 ekor tikus betina.
Hewan uji dibagi secara acak kedalam empat kelompok, yaitu satu kelompok normal yang diberi CMC 0,5% dan tiga kelompok perlakuan yang masing-masing diberi jamu dosis 1,35 g/kg bb, 2,70 g/kg bb, dan 5,40 g/kg bb tikus. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar urea dan kreatinin plasma secara kolorimetri.
Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) menunjukan tidak ada perbedaan bermakna dari kadar urea dan kreatinin plasma antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan jamu pelangsing selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi ginjal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>