Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Lindadevi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aktifitas anti bakteri secara in vitro dari ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.) terhadap sebagai jenis kuman standard internasional dan kuman liar yang diasingkan dari penderita dengan dia cara yaitu dengan penentuan konsentrasi hambatan minimum (iiC) ekstrak bawang putih dan penentuan lebar zona hambatan cakram berisi ekstrak bawang putih 2436,0 ug. Penentuan aktiritas antibakteri ekstrak bawang putih yang didasarkan atas besarnya MIC/mi memberikan hasil sebagei beri kut : 1, Dan! 93 strain yang diperiksa, 24 strain dihambat pada konsentrcsi 5145 9 0 ug/mi, 31 strain dihambat pada konsentrasi 2572,50 ug/mi, 20 strain dihambat pada konsentrasi 1286,25 ug/mi dan 18 strain dihambat pade konsentrasi643,12 ug/mi menggunakan metode pengencaran peda agar. 2. Dan! 93 strain yang diperiksa, 20 strain dihambat peda konsentrasi 2572,50 ug/mI, 27 strain diham&at pade konsentrasi 1286 0 25 ug/mi, 31 strain dihambat pada konsentrasi 643,12 ug/ini dan 15 strain dihambat peda konsentrai 321,56 ug/mi, menggunakan metode pengenceran dengan kaldu. Pemeniksaan aktifitas antibakteri ekstrak hawang putih didasarken atas lebar zone henbatan dari cakrerisi ekstrak bawang putih 2436,0)ug/ml memberikan hasil sebagal berikut 1. Dari 3 strain stenri yang diperiksa, lebar zone hambaten rata-rta dari Steohylococcus aureus adalah 31,01 mm total den lebar zone hambatan raterate dari Escherichje coil den Pseudononas aeruinose berturut-turut adalah 1,39 mm total den 12 0 14 mm total. 2. sari 93 strain kuman yang diperiksa, lebar zora hambatan terkecil adalah 6 mm den terbesar 32 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"bawang daun adalah salah satu sayuran yang diminati konsumen, baik di dalam negeri maupun mancanegara seperti Singapura. Untuk dapat diekspor, mutu dan kesegaran bawang daun perlu diperhatikan. Tanpa pendinganan pengangkutan jarak jauh menyebabkan bawang daun cepat menguning...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
F. Rias Prasetya B
"Telah dilakukan peneiltian aktifitas antibakteri
in vitro dari ekstrak kulit buah Punica granatum L. tenhadap
pelbagai kuman standard dan kurnan liar yang diasin.
gkan dari pendenita, Penentuan aktifitas ekstrak tersebut
menggunakan 2 cara, yaitu dengan penen;tuan konsentrasi
hambatan minimum (MIC) dan pemerik,saan lebar zona
hambatan yang dibentuk .disekelilinq cakram yang mengan -
dung ekstrak kulit buah Punica granatum L.
Penentuan aktifitas antibateni ekstrak kulit buah
Punica gran atum L. yang, didasarkan atas besarnya NIC
menggunakan metoda " Agar dilution " mernbenikan hasil
Konsentrasi hambatan minimum terhadap kuman-kuman standard
Eschenichia coil ATCC 25922, Kiebsiella pneumoniae
ATCC 13883, Pseudomonas aerugiriosa ATCC 27853, Salmonella
typhimuriurn ATCC 14028, Shigelia flexneni ATCC 12022,
Shigella sonnel ATCC 25931, dan Stapylococcus aureus
ATCC 25923 berturut-turut adalah 625,00 mcg/ml, 312950
mcg/ml, 312,50 mcg/ml, 625,00 mcg/ml, 16,2 mcg/ml,
312,50 mcg/ml, dan 78 1,13 mcg/ml.
Bendasarkan lebar zona hambat.an yang terbentuk di
sekeliling . cakrani yang mengandung. ekstrak kulit buah
nica granatum L. dapat diambil kesimpulan : Aktifitas a n.
tibakteni dari ekst.rak kulit. buah Pun ica granatum L. ter
baik terhadap kuman Staphylococcus aureus, menyusul benturu.
t-turut terhadap Shige1l flexneni, Pseudomonas aeru-Qinosa, Kiebsiella pneumoniae, Shigel.la sonnei, Escheri
chia coil, dan Salmonella typhimurium.

A study' of the in'., vitro antibacterial activity of
Punica granatum L. rind extracts has been carried out
against, several standard bacterial strains and wild
strains isolated from patients applying two methods, i.e.
the determination, of the minimum inhibitory concentration.
(N1c) and the determination of the inhibition zone formed
around the disc containing extracts of Punica granatum L.
ri:nd.
The determination of the antibacterial activity of
extracts of Punica granatum L. rind using the agar dilu -
t'.ion method show the following' results (MIC/mi), respec -
t.ively : Minimum inhibitory concentration (L!c) on Es'cherichia
coil ATCC 25922 9 Kiebsiella pn;eumoniae ATCC 138.83,
Pseudomonas aerug'i'nosa ATCC 27853 9 Salmonella ty'phimurium
ATCC 14028 9 Shigella f'lexnerl A1TCC 12022 9 Shigella sonnel
ATCC 25931, and Staphylococcus aureus ATCC 25923 were
625,00 mcg/ml, 312 9 50 rncg/mi, 312,50 mcg/ml, 625,00 mcg/
ml, 156 9 25 mcg/ml, 312,50 m'cg/ml, an.d 78.,13 mcg/ml.
Based' on the size of' the inhibition zone formed
around the disc. containing, extracts of Punica Qranatum L.
rind, the following,-conclusion-could b:e drawn : The antibacterial
activity of Punica granatum L. rind extracts on
Staphy-lococcus aureus is' considered to be the best follow
ed respectively' by, Sh.lqella flexneri, Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumoniae, Shigella sonnei, Escheric.hia
coli, and Salmonella typhimurium.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Purwaningsih
"Bawang merah, yang dikenal dengan nama botani Allium
ascuJonicum Linn, biasa digunakan sebagai penyedap masakan
dan sebegjjal obat bradisional untuk baberapa penyakit terten-
"bu. Akan betapi, informasi ilmiah rnengenai efek farmakologi
bawang rnerah masih sangat sedikit.
Pada penelit/ian ini, dilakukan pengujian efek
antihejpaboboksik bawang rnerah terhadap hewan percobaan. Dua
puluh bujuh eskor bikus betina, strain Wistar, berumur ± 3
bulan, dan berat 130-160 gram, dibagi secara acak dalam tiga
kelompok. Keloinpok I adalah keloropok kontrol, kelompok II
adalah kelompok yang diberi CCl^ 0,55 mg/g BB, dan kelompok
III adalah kelompok yang diberi bawang merah 10 g/kg BB
selama delapan hari dan CCl^ 0,55 mg/g BB.
Efek antihepatotoksik bawang merah ditentukan melalui
perubahan aktivitas GPT-plasma dan pemeriksaan derajat
kerusakan jaringan habi.
Hasil penelitian menunjukkan bahv/a bawang merah
mernpunyai efek ant ihepatotoksik, seperti tampak pada kelom
pok III yang menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap
kelompok II. Maka dapat disimpulkan bahwa bawang merah
mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan
aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan hati akibat
CCI4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S29729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendratni Sulistianti
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa pemakaian antibiotika- yang
tidak rasional dan terus menerus dapat menimbulkan keresistenan kuman terhadap antibiotika tereebut.
Karena itu usaha pencaharian antibiotika baru dilakukan secara terus menerus untuk mengatasi persoalan ini.
Penelitian mengenai "Aktifitas antibakteri Sefotak
Sim terhadap pelbagai kuman yang diasingkan dari penderita di Jakarta" merupakan salah satu usahfi ini dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai salah satu antibiotika pilihan pada situasi gawat dlmana pengobatan dengan antibiotika lain mengalami kegagalan.
Pada penelitian terhadap 500 strain kuman yang terdiri dari 30 strain Streptococcus alfa-haemolvticus. 20 strain Streptococcus beta-haemolyticus. 30 strain Streptococcus pneumonias, 30 strain Staphylococcus aureus. 20 strain Staphylococcus epidei-midis. 30 strain Escberichia coli, 30 strain Salmonella spp, 30 strain Proteus spp. 30 strain P_seudomonas spp. 30 strain Klebsiella snp. 20 strain Pifteroid, yang semuanya diasingkan dari para penderita yang datang dibagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Uni versitas Indonesia Jakarta, ternyata bahwa dari semua strain kuman yang diperiksa.Pseudomonas sun merupakan kuaan yang menuniukan persentase resistensi tinggi terhadap
Sefotaksim yaitu 6 strain ( 20% ), sedangkan kuman yang la in pada umumnya adalah sensitif terhadap Sefotaksim. Inx menunjukkan, bahv/a Sefotaksim secara keseluruhan efektif terhadap semua strain kujran yang dicoba, keruali untuk beberapa strain kuman Pseudomonas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Kartika Marsaulina S.
"Daun sirih Piper betle L memiliki kemampuan anti bakteri yang baik. Profil antibakteri tersebut disediakan oleh kandungan metabolit sekunder di dalam sediaan. Ekstrak etanol 80 daun sirih memiliki kompatibilitas yang baik untuk dijadikan sediaan farmasi. Penelitian oleh American Podiatric Medical Association pada tahun 2014 menunjukkan bahwa bau kaki menjadi permasalahan pada kaki yang banyak dialami masyarakat pada saat ini. Bau kaki tersebut banyak disebabkan oleh adanya bakteri, yakni bakteri Bacillus subtilis. Untuk mengatasi bau kaki dibuat sebuah sediaan antibaukaki. Sediaan spray dipilih karena menyediakan kenyamanan yang tinggi bagi pengguna.
Penelitian ini menguji berbagai konsentrasi ekstrak dalam formula untuk menemukan konsentrasi kandungan ekstrak etanol yang paling baik, yang dapat menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Bacillus subtilis. Selain itu, dilakukan juga uji stabilitas fisik pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu kamar 28 2°C , suhu tinggi 40 2°C, dan suhu rendah 4 2°C. Kontrol, Formula 1, Formula 2, dan Formula 3.
Hasil uji stabilitas menunjukkan profil stabilitas fisik dengan parameter organoleptis yang baik. Kadar ekstrak etanol 80 daun sirih yang tepat untuk dapat memberikan diameter zona hambat minimum, diberikan oleh Formula 3, yakni ge; 2 mg/ml, dengan angka zona hambat minimum terhadap bakteri Bacillus subtilis, dengan diameter hambat yang terbentuk sebesar 2 mm.

Betel leaf has long been proven and widely used in Indonesia for its antibacterial activities. Betel leaf 80 ethanolic extract has high compatibility to be made as a widely used pharmaceutical product, including spray. In 2014 American Podiatric Medical Association, studied a significant increasing of foot odor prevalence between our citizens. One of the reason of foot odor is caused by bacteria, mostly by Bacillus subitilis.
This study focussed on creating a pharmaceutical product with a strong antibacterial that showed minimum bactericidal concentration MBC towards bacteria that caused foot odor. Spray product was chosen because of the great pleasant experience for the user. The study tested various concentrations of betel leaf 80 ethanolic extract, to study its antibacterial activity. Stability testing towards its physical property on 8 week storage in three different temperature room temperature 28 2°C, high tempreature 40 2°C, and low temperature 4 2°C, was also conducted.
The three spray showed great physical stability profile on organoleptic parameters. Betel leaf 80 ethanolic extract, in the Formulation 3 showed Minimum Bactericidal Concentration MBC in 2 mm area with the formula that contained ge 2 mg ml Ethanolic Extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmardi
"Ketepeng Cina (KC) (Cassia alata L.) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang respon imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol KC terhadap aktivitas dan kapasitas makrofag. Duapuluh empat ekor mencit Swiss dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok kontrol pertama (Group I) mendapatkan phytohemaglutinin, kontrol kedua (group II) mendapatkan CMC Na 0,5%, kontrol ketiga (group III) mendapatkan akuades. Sedangkan kelompok perlakuan: group IV mendapatkan 42 mg ekstrak etanol KC/20 g BB, group V 84 mg/20 BB dan dan group VI 168 mg/20 g BB. Ekstrak diberikan sejak hari pertama hingga ketujuh. Pada hari kedelapan, kepada masing-masing mencit diinjeksikan intraperitoneal bakteri Staphylococcus aureus (SA). Aktivitas dan kapasitas sel makrofag dihitung dari sediaan apus cairan peritoneum dengan menghitung persentase fagosit yang melakukan fagositosis dari 100 fagosit. Kapasitas fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah SA yang difagositosis oleh 50 fagosit aktif. Aktivitas fagositosis meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol KC. Aktivitas dan kapasitas terendah terjadi pada kelompok kontrol (Kelompok II dan III), meningkat pada kelompok IV, V, kontrol positif (Kelompok I) dan Kelompok VI.

The Effect of Ethanol Extract of Ketepeng Cina (Cassia alata L.) on the Macropages Activities and Capacyties. Ketepeng cina (KC) (Cassia alata L.) has already been reported to stimulate the immune response. The current study investigates the role of KC on mice macrophages activities and capacyties. Twenty four Swiss mice were divided into 6 equal groups. The first control group (Group I), received phytohemaglutinin. The second control group (Group II), was given CMC Na 0,5%. The third control group (Group III), was given aquadest. The cases group: group IV received 42 mg ethanol extract of KC/20 g BW, group V received 84 mg/20 BW, and group VI received 168 mg/20 g BW. These were admonished orally on day 1 until 7. On day 8, Staphylococcus aureus (SA) were injected intraperitoneally. The macrophages activities and capacyties were counted on slide smears of mice peritoneal fluid. According to enhancement of dose, either the macrophages activities or capacyties were found. The lowest activity encounter on the negative control (group II and III) followed by Group IV, V, positive control (group I) and group VI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Hidayat Syamsurizal
"Akar kucing (Acalypha indica Linn) merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Pemanfaatan secara luas dari tanaman ini harus didukung oleh data-data yang dapat membuktikan keamanannya secara ilmiah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan akar tanaman akar kucing terhadap fungsi ginjal tikus. Penelitian ini menggunakan 40 ekor tikus yang dipilih secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal yang diberi air 2 ml/200 g bb. Kelompok II, III dan IV diberi perlakuan rebusan akar A. indica masingmasing dengan dosis 13,5 g/kg bb, 27 g/kg bb, dan 54 g/kg bb. Frekuensi pemberian sekali sehari selama 90 hari. Pada hari ke-91 tikus diambil darahnya untuk dilakukan pengukuran kadar urea dan kreatinin plasma secara kolorimetri dan dibedah untuk pemeriksaan histologis ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada gejala toksik pada tikus yang diberi rebusan Acalypha indica Linn ditinjau dari kadar urea dan kreatinin plasma serta gambaran histologis ginjal.

Akar kucing (Acalypha indica Linn) is a plant that has many usage such as for reduce uric acid consentration. The comprehensive usage from this preparation must be supported with data which can prove it is safety scientifically. Therefore an experiment is done to know the effect of giving the extract to rat renal function. This research used fourty rats which divided into four groups. Group I as normal control which were given water 2 ml/200 g body weight. Group II, III, IV were given water extract of A.indica roots doses 13,5/kg body weight, 27g/kg body weight, and 54 g/kg body weight. Frequency of exposure A. indica was once a day during 90 days. In the 91st day blood sample was collected from observed rats and measured their plasma urea and creatinine levels through colorimetry methods, and the surgery were done to the rats for the histological inspection of their kidneys. The results shows that no toxic effect of Acalypha indica to white rats seen from plasma urea and creatinine levels and kidney histology."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhana Kinanah
"ABSTRAK
Alfa glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida. Penghambatan pada enzim ini merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah setelah makan (postprandial) dengan cara memperlambat penyerapan glukosa. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% kulit batang karandan (Carissa carandas L.) menunjukkan adanya penghambatan terhadap aktivitas alfa glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa glukosidase pada ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol serta fraksi teraktif dari ekstrak kulit batang karandan dengan penghambatan tertinggi. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode refluks menggunakan pelarut n heksan, etil asetat, metanol berturut-turut dan dilanjutkan fraksinasi terhadap ekstrak dengan penghambatan tertinggi menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut kepolaran bertingkat. Hasil uji menunjukkan ekstrak n-heksan merupakan ekstrak teraktif yang dapat menghambat enzim alfa glukosidase dengan nilai persen inhibisi 30.12% pada konsentrasi 150 μg/mL dan fraksi F merupakan fraksi teraktif yang memiliki nilai persen inhibisi 86.73% pada konsentrasi 150 μg/mL dengan nilai IC50 82.47μg/mL. Pada penapisan fitokimia diketahui adanya golongan senyawa terpenoid, steroid, alkaloid, dan fenol pada fraksi F yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat alfa glukosidase.

ABSTRACT
Alpha glucosidase is an enzyme that can hydrolized glycosidic bonds of oligosaccharides to monosaccharides. Inhibition of this enzyme is one of many mechanism that can be used to decreased after meal blood glucose level by slowing down the absorption of glucose. In previous study, 80% ethanol extract from karandan stem bark (Carissa carandas L.) showed inhibition of alpha glucosidase activity. This study aims to examine alpha glucosidase inhibitory activity of hexane, ethyl acetate, and methanol extracts as well as determine the most active fraction of the extracts with highest inhibition. Extraction was carried out through exhaustive reflux using n-hexane, ethyl acetate, methanol and continued with fractionation of the extract which have highest inhibition using column chromatography with gradient polarity solvents. The results showed that the most active alpha glucosidase inhibition is n-hexane extract with percent inhibition value of 30.12% at concentration of 150 μg/mL and fraction F is the most active fraction which have an inhibition value of 86.73% at concentration of 150 μg/mL and IC50 value of 82.47 μg/mL. The results of phytochemical screening is fraction F contained terpenoids, steroids, alkaloids, and phenolic compounds which were expected to have a role in inhibiting alpha mglucosidase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>