Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Pradana
"ABSTRAK
Kanker mulut rahim merupakan kanker terbanyak yang di derita oleh para
wanita dan menduduki urutan pertama dari sepuluh jenis kanker dl Indonesia.
Kanker inl disebabkan oleh infeksl Human Papillomavirus (HPV). Dalam
kemampuannya memlcu kanker mulut rahim, HPV digolongkan menjadi dua
tipe yaitu tipe high-risk dan tipe low-risk. Tipe HPV yang termasuk high-risk
di dunia adalah tipe 16, 18, 31, dan 45, sedangkan di Indonesia adalah tipe
16, 18, dan 52. Untuk mengurangi tingginya insiden kanker mulut rahim yang
terjadi, perlu dikembangkan tindakan pencegahan dengan merancang suatu
vaksin. Jenis vaksin yang tengah dikembangkan adalah vaksin chimeric
Virus-like Particle yang mempunyai sifat polyvalent dengan cara
mensubstitusikan epitope-epitope dari protein LI HPV 18, 31, 45, dan 52 ke
dalam protein backbone 11 HPV 16. Vaksin ini diharapkan dapat memicu
respon imunitas terhadap kelima tipe HPV tersebut. Untuk memprediksi
epitope T-cell digunakan server MULTIPRED dengan kedua metode
algoritma. Artificial Neural Network dan Hidden Markov Model. Sedangkan untuk memprediksi epitope B-cell dlgunakan server Conformational Epitope
Prediction (CEP). Hasil rancangan vaksin dilakuikan pembandingan
similaritas dengan protein database dengan server BLAST dan didapat 91%
identity. Struktur vaksin cVLP divisuallsasikan dan dilakukan homology
modeling dengan menggunakan program Swiss-PdbViewer/DeepView. Darl
hasil evaluasi menggunakan Ramachandran Plot dan metode VAST didapat
struktur tersier vaksin memiliki kesamaan struktur dengan protein database
11 HPV 16 yaitu 92% identity. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin yang
dirancang mempunyai kualitas yang cukup baik dan dapat digunakan sebagai
vaksin"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Hulman
"Kanker mulut rahim adalah Ranker yang paling banyak terjadi diantara
semua jenis kanker yang ada dan merupakan penyebab angka kematlan
terbesar di dunia termasuk di Indonesia. Penyebab utama kanker mulut rahim
adalah Human Paviloma Vims (HPV), virus yang termasuk dalam kelompok
papova virus. Tindakan yang umum dilakukan pada pencegahan dan
pengobatan kanker mulut rahim dilakukan dengan mengamati perkembangan
sel kanker mulut rahim dengan metode pap smear. Perkembangan terakhir
/■
adalah pengembangan Hybrid Capture, kit pendeteksi kanker mulut rahim
dengan memonitoring virus HPV penyebab kanker tersebut yang mendeteksi
materi genetik HPV penyebab kanker mulut rahim. Terobosan ini menjadi
sangat menjanjikan seiring perkembangan bioteknologi dan bioinformatik
yang sangat pesat pada tahun-tahun terakhir. Pada penelitian ini dilakukan
studi bioinformatik pada genom HPV dan desain primer yang selektif hanya
terhadap tipe HPV penyebab kanker mulut rahim untuk selanjutnya
digunakan sebagai pengganti probe pada modifikasi Hybrid Capture. Metode
yang digunakan adalah dengan melakukan serangkaian multiple alignment
terhadap genom HPV untuk mencari conserve region spesifik. Conserve
region ini akan digunakan sebagai template perancangan primer. Multiple
alignment dilakukan terhadap genom HPV yang terlebih dulu dikelompokkan
menurut tempat hidup virus dan keterkaitan virus dengan kanker mulut rahim.
Conserve region hasil multiple alignment dari masing-masing-kelompok kemudian dipisahkan dari sikuens genom totalnya dan selanjutnya dilakukan
multiple alignment terhadap conserve region yang didapat pada masingmasing
kelompok HPVuntuk mendapatkan conserve region spesifik.
Keseluruhan proses multiple alignment yang dilakukan menghasilkan 6
conserve region yang spesifik hanya dimiliki oleh kelompok virus penyebab
kanker mulut rahim {genital high-risk cancer dan genital low-risk cancer)
dengan ukuran sikuens yang beragam. Kemudian enam conserve region
tersebut digunakan sebagai template perancangan primer spesifik terhadap
tipe virus penyebab kanker mulut rahim. Terhadap kandidat primer hasil
rancangan menggunakan enam conserve region yang dihasilkan, dilakukan
uji selektivitas dengan menggunakan BLAST pada database sehingga
didapatkan satu conserve region terbaik dengan ukuran 117pb yang
menghasilkan 3 primer yang memiliki selektivitas tertinggi diantara kandidat
primer yang didapat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakapu, Jusly Adrianus
"Kanker leher rahim merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita, dimana 1.4 juta wanita diseluruh dunia mengalaminya.Di Indonesia insiden kanker leher rahim adalah 12.3/100.000 perempuan.Hasil dari program deteksi dini kanker leher rahim di Kabupaten Karawang dengan metode IVA, mendapatkan kasus kanker leher rahim sebanyak 246 dari tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2014 sampai bulan Juni terdapat 56 kasus kanker leher rahim.Tinggi nya kasus kawin cerai (200 kasus/tahun)dan meluasnya tempat-tempat prostitusi di Kabupaten Karawang merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker leher rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko prilaku seks berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim serta faktor kovariatnya di Kabupaten Karawang.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan perbandingan kontrol terhadap kasus 2:1.Data kasus dan kontrol diperoleh dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Informasi mengenai umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat keluarga kanker, usia seks pertama, merokok, pengunaan kontrasepsi paritas dan pola konsumsi dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung dengan kuesioner. Besarnya risiko prilaku seks berganti pasangan ditentukan dengan odds ratio (OR) dan 95% confidence interval (CI) menggunakan analisis logistic regression. Sebanyak 52 kasus dan 104 kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil analisis bivariate terhadap hubungan prilaku seks berganti pasangan dan kejadian kanker leher rahim, mendapatkannilai p=0.0003, OR=3.57 (CI 95%:1.67-7.6). Sedangkan hasil analisis multivariate mendapatkan nilai p=0.042, OR: 2.68 (CI 95%: 1.03-6.9). Terdapat 5 variabel confounding yaitu umur, pendidikan, riwayat kanker keluarga, merokok aktif dan penggunaan kontrasepsi. Terdapat hubungan signifikan antara prilaku seks berganti berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim.Wanita yang berprilaku seks berganti pasangan memiliki risiko 2.68 kali untuk terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak berprilaku seks berganti pasangan. Dinas kesehatan diharapakan memberikan penyuluhan kepada para wanita akan risiko prilaku berganti pasangan seks serta meningkatkan upaya deteksi dini untuk pencegahan ke stadium yang lebih lanjut.

Cervical cancer is commonly occurs in woman. More than 1.4 million of women suffer from this disease.In Indonesia the Incidence Rate of cervical cancer is 13/100.000 woman. The result of early detection cervical cancer program with IVA method in Karawang revealed 246 cases from 2010-2013. In 2014 until June there are 56 cases. The increasing of divorced rate (200 cases/year)and prostitutions di Karawang District are the risk factor of cervical cancer. The purpose of this research is to know the risk factor of changed sex partner towards cervical cancer in Karawang District.
A case control study design was conducted with two controls per case. The source of data identified from public health centre register and confirmed cases from hospital register of Karawang during 2014. Information collected on participants using pretested questionnaires, during household interviews included age, education level, occupation, income, family cervical cancer history, age of first sex, smoking, using hormonal contraception, parity and consumption pattern. We estimated odds ratio (OR) and confidence interval (CI 95%) using multivariate logistic regression. Fifty-two cases and 104 controls were enrolled.
The bivariate model of changing sex partner towards cervical cancer showed (OR: 3.57 CI 95%: 1.67-7.6). The multivariate model included age, level education, income, family cervical cancer history, smoking active and passive, parity, age of first time sex, using hormonal contraception, and food contain carcinogen consumption. The odds ratio adjusted (ORadj: 2.68, CI 95%: 1.03-6.9). The variable of age, level of education, family cervical cancer history, active smoking and using hormonal contraception are the confounders in relation between changing sex partner with cervical cancer. Woman with changing sex partner behaviour were more likely to have cervical cancer 2.68 times compared with women who did not changing sex partner. District Health office of Karawang should increasing the health campaign of the risk factor of cervical cancer and preventing cervical cancer with early detection in public health centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Edi Prastyo
"Kanker serviks uteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian kanker serviks uteri sebesar 12,6/100000 wanita dan angka kematiannya sebesar 7,0/100000 wanita (IARC, 2008). Hal ini dimungkinkan karena faktor resiko yang masih belum tertangani di masyarakat. Multi paritas (khususnya paritas > 4 kali) atau jumlah melahirkan pada wanita sebagai salah satu faktor resiko kanker serviks uteri ternyata masih tinggi di masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh paritas > 4 kali terhadap kejadian kanker serviks uteri di 6 rumah sakit Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol berbasis rumah sakit, dengan sampel sebanyak 364 wanita yang telah dipasangkan berdasarkan asal rumah sakit dan umur interval 10 tahun. Analisis multivariat menggunakan conditional logistic regression. Hasil menunjukkan bahwa paritas > 4 meningkatkan resiko kanker serviks uteri OR: 1,85 ; CI 95% (1,14 -3,02). Oleh karenanya usaha untuk pengembangan program yang dapat membatasi kelahiran seperti program Keluarga berencana akan membantu menurunkan terjadinya kasus serviks uteri.

Uterine cervical cancer is still a public health problem in Indonesia with incidence rate of 12.6 / 100,000 women and mortality rate 7.0 / 100,000 women. (IARC, 2008). Indonesian mortality rate is still high due to the risk factors that have not been handled in community. Multi parity (especially parity > 4) or total of women giving birth as a risk factor for uterine cervical cancer was still high. This study aims to determine the effect of parity > 4 to uterine cervical cancer. The study design is a hospital-based case-control, which samples were taken from 6 hospitals and then matched by hospital and age interval of 10 years. Multivariate analysis using conditional logistic regression shows the parity > 4 increases the risk of uterine cervical cancer OR: 1.85, CI 95% (1.14 -3.02). Therefore, efforts to develop programs that can limit births as family planning program will help reduce the occurrence of cases of cervix uteri.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadzila Anindya Tejaputri
"Terapi kanker serviks saat ini memiliki beragam efek samping dan memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu, diperlukan alternatif terapi, seperti pengobatan herbal. Kandungan flavonoid dari aerial part R.brittoniana terbukti memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik bunga R.brittoniana terhadap sel kanker serviks HeLa. Bunga R. brittoniana diekstraksi secara bertahap dengan pelarut n-heksana, etanol, dan etil asetat. Hasil ekstrak dilakukan uji analisis fitokimia uji kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengevaluasi komponen senyawa organik dan seberapa banyak komponen senyawa dalam ekstrak tersebut. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH dan aktivitas sitotoksik ekstrak terhadap sel kanker serviks HeLa dievaluasi menggunakan metode MTT. Analisis fitokimia menunjukkan seluruh ekstrak memiliki kandungan tanin, glikosida, triterpenoid, alkaloid, dan flavonoid. Hasil uji KLT menunjukkan ekstrak n-heksana dan etil asetat memiliki 4 komponen senyawa, sementara ekstrak etanol memiliki 5 komponen senyawa. Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat memiliki nilai IC50 >50 ppm. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki rata-rata nilai IC50 sebesar 116,55 ppm, ekstrak n-heksana sebesar 123,09 ppm, dan ekstrak etil asetat sebesar 54,23 ppm. Hasil uji statistik terhadap aktivitas sitotoksik seluruh ekstrak menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai IC50 antara ekstrak etill asetat dan n-heksana.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat bunga R. brittoniana memiliki potensi menjadi antioksidan. Selain itu, ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana bunga R. brittoniana terbukti memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks HeLa.

Cervical cancer therapy today has a variety of side effects and costs expensive. Therefore, herbal medicine as alternative therapy are needed. Flavonoids in aerial part Ruellia brittoniana has been shown to have anticancer and antioxidant activity. This study aims to analyze the phytochemicals, antioxidant activity, and cytotoxic activity of R. brittoniana flower against HeLa cervical cancer cells. R. brittoniana flower is extracted with ethanol, ethyl acetate, and n-hexane solvents. These three extracts are tested for phytochemical analysis and thin layer chromatography (TLC) to evaluate the components of organic compounds. Antioxidant activity of the extracts is measured by DPPH method while the cytotoxic activity is measured by MTT method. The phytochemical analysis result shows that all extracts contain tannins, glycosides, triterpenes, alkaloids, and flavonoids component. The result of the TLC test shows hexane and ethyl acetate extract has 4 components, while ethanol extract has 5 components. The antioxidant test results show that the IC50 value of ethanol and ethyl acetate extract is >50 ppm. The cytotoxic test results show that the average IC50 of ethanol extract is 116.55 ppm, hexane extract is 123.09 ppm, and ethyl acetate extract is 54.23 ppm. Statistic test shows that there is a significant difference in IC50 values between the extracts of ethyl acetate and hexane. The result of this study indicates that the ethanol and ethyl acetate extracts of R. brittoniana flower have the potential to be an antioxidant. In addition, these three extracts of R. brittoniana have cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cells."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fona Qorina
"Kanker serviks adalah kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Akan tetapi, pengobatan yang ada masih memiliki keterbatasan yaitu banyak efek samping dan biaya yang mahal. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dalam terapi kanker serviks. Daun sirsak (Annona muricata) merupakan tumbuhan yang sudah lama diyakini berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk kanker. Namun penelitian terkait aktivitas antioksidan dan efek sitotoksisitas daun sirsak yang berasal dari Indonesia terhadap kanker serviks belum banyak dilakukan. Studi ini merupakan penelitian eksperimental untuk menguji kandungan fitokimia dan jumlah senyawa ekstrak daun sirsak, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa dengan MTT Assay. Berdasarkan hasil penelitian, daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, steroid, glikosida, alkaloid dan tanin. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun sirsak memiliki 3 komponen senyawa dengan nilai Rf 0,771, 0,857 dan 0,971. Ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50=35,51 ug/mL, sementara etil asetat >50 ug/mL. Daun sirsak memiliki efek sitotoksik yang aktif terhadap sel kanker serviks HeLa. Nilai IC50 ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun sirsak adalah 5,91, 7,56, dan 8,39 ug/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan daun sirsak berpotensi dikembangkan menjadi antioksidan alami dan terapi kanker serviks.

Cervical cancer is the highest prevalance cancer in Indonesia. Unfortunately, treatment for cervical cancer still have serious side effects and very expensive. Therefore, it is necessary to develop innovation in cervical cancer treatment. Soursop (Annona muricata) has been used in folk medicine to treat various diseases, including cancer. However, studies about its antioxidant activity and cytotoxicity against cervical cancer are still limited. This is an experimental study to analyze phytochemistry and identified number of chemical compounds in soursop leaves. Its antioxidant activity was determined by DPPH method and cytotoxicity against cervical HeLa cells was evaluated by MTT Assay. The results showed that soursop leaves contain flavonoid, steroid, glycoside, alkaloid and tannin. Thin Layer Chromatography revealed that ethanol, ethyl acetate, and hexane extracts have 3 spots with Rf values 0.771, 0.857 and 0.971. Antioxidant IC50 value of ethanol extract was 35,51 ug/mL meanwhile for ethyl acetate was >50 ug/mL. Results from MTT Assays showed that all soursop leaves extracts had active cytotoxicity against cervical HeLa cells with IC50 value for ethanol, ethyl acetate, and hexane were 5.91, 7.56 and 8.39 ug/mL, respectively. To conclude, soursop leaves extracts are potential to be developed as natural antioxidant and therapy for cervical cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Immanuel B.
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker serviks dengan kanker nasofaring. Dalam penelitian ini telah dievaluasi data film verifikasi penyinaran pasien radioterapi untuk jenis kanker serviks dan nasofaring. Jumlah pasien untuk jenis kanker serviks berjumlah 45 pasien dan untuk jenis kanker nasofaring 45 pasien. Peneliti tidak melakukan verifikasi secara langsung dan tidak berhubungan dengan pasien, Data diperoleh dari status pasien yang tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker nasofaring lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kanker serviks.

My research study is focused on evaluating the verification success rates of cervical cancer and nasopharyngeal cancer survivors. 45 patients underwent radiotherapy procedures to identify specific types of the two mentioned cancers followed by data recording, for a total of 90 patients. The experimenter conducted no direct verification and had no direct contact with the patients since the data samples were obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital. Research findings proved that the success rates of nasopharyngeal cancer verification were higher than the cervical cancer verification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novina Fortunata
"Latar Belakang: Belum tersedia penelitian yang membandingkan teknik radiasi
konvensional dengan teknik bone marrow sparing (BMS) di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan mengetahui teknik yang paling superior secara dosimetri dan akan menjadi data dasar untuk studi-studi klinis berikutnya. Metode: Sepuluh data Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) Computed Tomography (CT) simulasi pasien kanker serviks stadium IB2 - IVA di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo pada studi eksperimental eksploratorik ini menjalani proses perencanaan radiasi teknik 3D konformal dengan 4 lapangan dan teknik BMS menggunakan intensity-modulated radiation therapy (IMRT) step-and-shoot (SS) dengan 7 lapangan, volumetric modulated arc therapy (VMAT) dengan full 2-arc dan tomoterapi spiral. Dosis 50 Gy dipreskripsikan terhadap planning target volume (PTV) dalam 25 fraksi. Parameter dosimetri pada target dan organ kritis, jumlah monitor units (MU) dan lama waktu radiasi dibandingkan melalui analisis statistik dan sistem skor keunggulan. Hasil: Seluruh teknik memberi cakupan PTV yang sangat baik. Perbedaan statistik terlihat pada rerata D98%; D95%; dan homogeneity index (HI), dengan IMRT SS dan tomoterapi merupakan teknik yang paling superior (D98% = 48 Gy; D95% = 48,98 Gy dan 48,97 Gy; HI = 0,06). VMAT memberi rerata terendah pada V40 (22,2%), Dmean (26,45 Gy) dan D2% (50,42 Gy) usus halus, namun IMRT SS paling mudah mencapai batasan dosis-volume V45 < 195 cc untuk volume usus halus yang luas. IMRT SS juga memberi rerata terendah pada V30 (86,93% dan 92,55%), V40 (65,92% dan 70,81%), Dmean (42,05 Gy dan 43,03 Gy) dan D2% (50,51 Gy dan 50,91 Gy) rektum dan buli, secara berurutan. Tomoterapi memberi rerata terendah pada V10 (83,31%), V20 (67,5%), V30 (46,04%), V40 (27,38%) dan Dmean (28,43 Gy) bone marrow, namun dengan rerata kedua tertinggi pada D2% (50,82 Gy) bone marrow. Teknik 3D konformal memberi rerata terendah pada V5 RVR (43,8%), jumlah MU (275,3) dan lama waktu radiasi (0,46 menit). Total skor keunggulan yang tertinggi diperoleh pada teknik IMRT SS (80), diikuti dengan VMAT (68), tomoterapi (65) dan terendah pada 3D konformal (43). Kesimpulan: Teknik IMRT SS, VMAT dan tomoterapi mampu menyelamatkan bone marrow pelvis dengan cakupan dosis PTV adekuat, homogenitas dan konformitas yang baik, serta memberi dosis radiasi yang aman terhadap organ-organ kritis. Secara keseluruhan, IMRT SS paling superior
dibanding ketiga teknik lainnya, terutama terlihat pada dosis rektum, buli dan usus halus yang luas. VMAT paling superior menurunkan dosis usus halus secara umum.
Tomoterapi paling superior menurunkan dosis bone marrow kecuali untuk parameter
D2%, sedangkan 3D konformal paling superior menurunkan dosis RVR, jumlah MU dan lama waktu radiasi.

Background: Currently there is no research that compares conventional radiotherapy
technique with bone marrow sparing (BMS) techniques in Indonesia. The aim of this
research was to discover the most superior technique dosimetrically and will be the basic data for further clinical studies. Method: Ten Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) images of simulation Computed Tomography from stage IB2 - IVA cervical cancer patients at Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital were enrolled in this experimental exploratory study and planned for four-field three-dimensional (3D) conformal radiotherapy and BMS technique using seven-field step-andshoot intensity-modulated radiation therapy (SS IMRT), full 2-arc volumetric modulated arc therapy (VMAT), and helical tomotherapy. A dose of 50 Gy was prescribed to the planning target volume (PTV) in 25 fractions. Dosimetric parameters of the target and critical organs, total monitor units (MU), and beam-on time were compared by means of statistical analysis and superiority score system. Result: All techniques provided excellent PTV coverage. Statistical difference was seen in the average of D98%; D95%; and homogeneity index (HI), with SS IMRT and tomotherapy were the most superior techniques (D98% = 48 Gy; D95% = 48.98 Gy and 48.97 Gy; HI = 0.06). VMAT delivered the lowest average of small bowel V40 (22.2%), Dmean (26.45 Gy), and D2% (50.42 Gy), but SS IMRT was the easiest to achieve V45 < 195 cc dose-volume constraint for a large volume of the small bowel. SS IMRT also delivered the lowest average of rectum and bladder V30 (86.93% and 92.55%), V40 (65.92% and 70.81%),Dmean (42.05 Gy and 43.04 Gy), and D2% (50.51 Gy and 50.91 Gy), respectively. Tomotherapy delivered the lowest average of bone marrow V10 (83.31%), V20 (67.5%), V30 (46.04%), V40 (27.38%) and Dmean (28.43 Gy), although with second-highest average of D2% (50.82 Gy). Three-dimensional conformal radiotherapy delivered the lowest average of Remaining Volume at Risk (RVR) V5 (43.8%), total MU (275.3), and beam-on time (0.46 minutes). The highest total superiority score was obtained by SS IMRT (80), followed by VMAT (68), tomotherapy (65), and 3D conformal (43). Conclusion: SS IMRT, VMAT, and tomotherapy techniques were able to spare pelvic bone marrow with adequate PTV dose coverage, good homogeneity and conformity, and
provided safe radiation dose to critical organs. Overall, SS IMRT was the most superior technique compared to the other three techniques, particularly seen in the dose of rectum, bladder and a large volume of the small bowel. VMAT was most superior to decrease the dose of the general small bowel. Tomotherapy was most superior to decrease the dose of bone marrow except for the D2% parameter, while 3D conformal was most superior to decrease the dose of RVR, total MU, and beam-on time.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firliana Yuniar
"Kanker servik adalah jenis kanker terbanyak kedua yang dialami oleh perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Skrining atau deteksi dini kanker servik bermanfaat untuk mendeteksi perubahan abnormal sel pada servik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik demografi dan faktor lainnya yang memengaruhi pengetahuan dan praktik perempuan dalam melakukan skrining kanker servik. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 100 Perempuan Usia Subur (usia 20-49) tahun yang berdomisili di Kecamatan Ajibarang, tidak terdiagnosis kanker servik, menikah, dan seksual aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 100 responden, perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap kanker servik sebanyak 54 responden, sedangkan perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap skrining kanker servik sebanyak 43 responden, serta hanya 8 responden yang pernah melakukan Pap Smear dan belum terdapat responden yang pernah melakukan Tes IVA. Hal ini disebabkan karena responden belum mengetahui atau belum mendapatkan informasi mengenai skrining kanker servik. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai kanker servik hanya dukungan suami/keluarga (p= 0,026). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai skrining kanker servik hanya usia (p= 0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik skrining kanker servik antara lain usia (p= 0,039) dan pekerjaan (p= 0,029). Data hasil penelitian ini akan diserahkan kepada puskesmas wilayah setempat agar dapat dilakukan peningkatan layanan promosi kesehatan mengenai kanker servik secara umum dan skrining kanker servik secara khusus bagi perempuan usia subur.

Cervical cancer is the second largest type of cancer experienced by women in Indonesia after breast cancer. Screening or early detection of cervical cancer is useful for detecting abnormal cell changes in the cervix. This study aims to analyze demographic factors and other factors that influence women's knowledge and practices in cervical cancer screening. This research is based on a quantitative model with cross sectional design method. The sample of this research is 100 women of reproductive age (aged 20-49) years old who live in Ajibarang District, have not been diagnosed with cervical cancer, married, and sexually active. The results of this study showed that from 100 respondents, 54 respondents had good knowledge of cervical cancer, while only 43 respondents had good knowledge of cervical cancer screening and only 8 respondents who have had a Pap Smear and there are no respondents who have ever done an IVA test because respondents do not know or have not received information about cervical cancer screening The results showed that the only factors related to women's knowledge about cervical cancer were husband/family support (p= 0.026). The only factors related to women's knowledge regarding early detection of cervical cancer were age (p= 0.000). Factors related to the practice of early detection of cervical cancer include age (p= 0.039) and occupation (p= 0.029). The data from this research will be submitted to the local health center in order to improve health promotion services regarding cervical cancer in general and cervical cancer screening specifically for women of reproductive age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>