Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2003
S27391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Riyani
"Melakukan hubungan seksual di luar pernikahan adalah melakukan hubungan fisik dalam bentuk persetubuhan antara laki-laki dan perempuan di luar perkawinan yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Tindakan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan akan diukur dari tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang akan diperhitungkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan adalah tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, jabatan, penghasilan, status pernikahan, status pernikahan orang tua, gaya hidup, tingkat kebebasan bergaul, pernah patah hati atau tidak, mempunyai masalah finansial atau tidak, tingkat kejenuhan, self image, need for acceptance, tingkat kepuasan hidup, tingkat berahi, dan tingkat kerohanian. Dengan menggunakan metode CHAID akan direduksi faktor-faktor yang diduga signifikan mempengaruhi tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dan juga profil orang-orang yang memiliki tingkat kecenderungan tinggi melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. Kemudian faktor-faktor tersebut akan diperiksa dengan metode perbandingan dua model regresi. Selain itu, akan dilihat juga apakah faktor-faktor tersebut berbeda antara pria dan wanita. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan adalah tingkat kerohanian, tingkat kebebasan bergaul, tingkat berahi, dan tingkat pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan antara pria dan wanita berbeda. Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kecenderungan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan pada wanita, sedangkan pada pria tidak mempengaruhi.

Fornication is sexual intercourse between two people who are not married to each other. Fornication will be measured from the level of tendency of fornication. In this study, the factors which be used as factors that influence the level of tendency of fornication are the level of education, age, occupation, income, marital status, parental marital status, life style, level of free sex, broken heart, financial problem, level of burnout, self image, need for acceptance, level of life satisfaction, level of desire, and spirituals level. The significant factors that influence the tendency of fornication will be searched by CHAID Method. In addition, the significant factors on men and women will be compared using the comparing two regression method. The result showed that the significant factors that influence the tendency of fornication are spiritual level, the level of free sex, the level of libido, and level of education. Factors that influence the tendency of fornication between men and women are different. The level of education affects the tendency of fornication in women, whereas in men does not affect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Andrini
"ABSTRAK
Setelah menikah dan memiliki anak, setiap pasangan suami istri memiliki peran
dan tanggungjawab bam yaitu sebagai orangtua. Menjadi orangtua tidak mudah karena
menuntut penyesuaian diri yang berkesinambungan. Proses-proses menjadi orangtua
dengan tujuan untuk mengarahkan anak menjaiani tiap tahapan perkembangar.nya
sehingga ia dapat bersosialisasi di masyarakat, disebut sebagai parenting (Hamner &
Turner, 1990).
Dalam menjaiani tjgas dan perannya tereebut muncul gangguan-gangguan yang
menimbulkan masalah. Salah satu gangguan dari parenting adalah peristiwa perceraian.
Perceraian dianggap setjagai peristiwa yang menimbulkan tekanan pada individu dan
memiliki dampak negatif pada penyesuaian diri (Moeljadi, 1991). Perceraian tidak saja
membah peran dan tanggungjawab suami istn tetapi juga keluarga sebagai keselumhan
sistem.
Dengan bercerai, terjadi bentuk keluarga bam yaitu Orangtua tunggal. Dikatakan
bahwa orangtua tunggal wanita iebih merasakan tekanan daripada orangUia tunggal
pria. Pada periode setahun pertama orangtua tunggal wanita mengaiami masa
penyesuaian diri yang tertjerat yaitu penyesuaian diri sebagai ibu yang mengasuh anak
dan pencari nafkah. Walaupun ada dampak negatifnya, perceraian dapat menjadi solusi
positif daripada memberi iingkungan yang bumk untuk anak. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya perbaikan kualltas hidup orangtua tunggal wanita dan anakanaknya.
Bahkan ada beberapa keluarga orangtua tunggal wanita yang memiliki anakanak
berprestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Iebih dalam faktor-faktor apa yang
mempengamhi parenting orangtua tunggal wanita yang bercerai . Bagaimana proses
yang terjadi sehingga ada orangtua tunggal yang sukses dan ada yang tidak. Penelitian
ini menggunakan teori model proses dari Jay Belsky (1984) untuk memudahkan proses
anallsa data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan
observasi sebagai alat pengumpul data. Sampel yang digunakan 3 orang dengan kriteria
telah bercerai 1-5 tahun dan memiliki anak usia 3-8 tahun saat bercerai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengamhi parenting
adalah sejarah perkembangan, tenmasuk disini latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, hubungan perkawinan, hubungan dengan orang lain dan saudara,
pekerjaan, dan hal-hal yang dapat dianggap sebagai dukungan maupun tekanan.
Kepribadian menjadi faktor yang paling banyak menentukan parenting, sedangkan
karakteristik anak walaupun memiliki pengaaih tetapi tidak sebesar faktor kepribadian.
Hasil penelitian juga menunjukkan kekhasan dari masing-masing individu dalam
menjalankan perannya sebagai orangtua tunggal. Pola parenting yang sama dapat
dilatarbelakangi proses-proses yang berbeda. Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Jay
Belsky maupun peneliti barat lainnya adalah faktor agama.
Hal yang disarankan untuk penelitian berikutnya adalah, meneliti responden
dengan karakteristik berbeda, maupun mengadakan perbandingan dengan budaya lain."
1998
S2728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Fadmawaty
"Merokok pada wanita dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini berjudul “Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita Dewasa Awal" yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Jumlah responden dalam penelitian adalah 35 orang wanita dewasa awal. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling di wilayah Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner dan kemudian diolah dengan analisa deskriptif atau univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal sebanyak 5,71% oleh faktor gambaran diri. Pengaruh teman sebanyak 8,57%, Dipengaruhi oleh stres sebanyak 57,14%, dan 2,85% karena pengaruh iklan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal adalah keadaan stres yaitu sebanyak 57,14%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5428
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Indah Prathiwie
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandi Prihatiningtias
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samini
"Koperasi Asuransi Indonesia (KAI) sebagai badan usaha yang berbentuk koperasi dan bergerak di bidang usaha asuransi jiwa mempunyai keuntungan dalam bidang pemasaran yang tidak dimiliki oleh perusahaan asuransi jiwa lainnya. Tetapi produksi program asuransi perorangannya (Asper) dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1988 tidak pernah mencapai yang telah ditetapkan, sedangkan untuk program asuransi kumpulan (Askum) selalu melampaui target produksi yang ditetapkan. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi program Asper tersebut. target produksi produksinya.
Berdasarkan penelitian yang bersifat deskriptif analitis, melalui pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan wawancara dengan pimpinan serta beberapa kepala bagian KAI, diketahui bahwa unsur-unsur marketing mix sebagai faktor yang dapat dikendalikan, dan secara langsung dapat mempengaruhi tingkat penjualan polis asuransi jiwa dilaksanakan dengan baik oleh KAI, terutama faktor distribusi dan promosi, sehingga target produksi yang ditetapkan untuk program Asper tidak pernah tercapai. Faktor lain yang mempengaruhi belum tidak tercapainya target produksi Asper adalah penentuan target produksi yang tidak mempertimbangkan jumlah agen (aparat dinas luar) yang ada, tetapi mempertimbangkan jumlah agen (aparat dinas luar) yang seharusnya ada dalam struktur organisasi, kenyataannya, badan pelaksana KAI tidak mampu merekrut agen (aparat dinas luar) sesuai dengan jumlah agen (aparat dinas luar) yang seharusnya ada dalam struktur organisasi, sehingga target yang ditetapkan pengurus KAI terlalu tinggi untuk. Sedangkan dicapai oleh badan pelaksana KAI. Untuk menghindari kegagalan dalam mencapai target produksi di masa yang akan datang, penulis menyarankan agar dalam proses penentuan target produksi diadakan nasi antara pengurus dengan badan pelaksana KAI, koordisehingga terdapat kesesuaian jumlah agen (aparat dinas luar) dengan target produksi yang ingin dicapai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S9054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat pemahaman orang tua tentang transfusi darah pada anak thalasemia mayor akan
mempengaruhi dalam pemberian pengobatan transfusi darah dan asuhan keperawatan
pada klien. Orang tua yang mempunyai anak thalasemia mayor belum dikemukakan
tingkat pemahaman tersebut. Tujuan penelitian im untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat pemahaman orang tua tentang transfusi darah pada anak
thalasemia mayor. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif ekspIoratif jumlah
responden adalah sebanyak 30 orang tua yang memiliki anak thalasemia mayor di ruang
anak bagian thalasemia RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Pengumpulan data
di lakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden sesuai dengan
kriteria. Setelah dilakukan pengumpulan data dilakukan analisa data dengan
menggunakan statistik tendensi sentral nilai mean didapatkan hasil bahwa faktor-faktor
seperti tingkat pendidikan, minat persepsi, pengalaman dan sosial budaya berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman orang tua dengan nilai mean lebih dari tiga. Hasil penelitian
perlu ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian berikutnya maupun memperhatikan
hasil guna perbaikan hasiI pelayanan keperawatan di institusi pelayanan kesehatan"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5266
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>