Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunaiya
"Loyalitas konsumen merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan pemasaran perusahaan. Loyalitas konsumen terutama menjelaskan bentuk hubungan dan kedekatan konsumen dengan perusahaan. Pada berbagai industri dimana tingkat persaingan sangat tinggi, seperti industri kartu kredit di indonesia, menumbuhkan loyalitas konsumen merupakan pilihan terbaik untuk mempertahankan konsumen yang ada. Citibank Card Center, sebagai unit bisnis strategik dari Citibank Indonesia yang menerbitkan kartu kredit Citibank, selama ini dipandang berhasil sebagai pemimpin pasar kartu kredit di Indonesia. Melalui skripsi ini, penulis bermaksud menganalisa seberapa efektif strategi pemasaran membangun loyalitas konsumen Citibank Card Center dalam memenangkan persaingan industri kartu kredit di Indonesia. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif berguna untuk memahami karakteristik variabel-variabel yang tercakup, seperti definisi pasar produk, analisa pembeli, serta analisa situasi dan persaingan strategik. Selanjutnya dengan metode ini dibahas strategi pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, meliputi strategi akuisisi dan loyalitas konsumennya, serta strategi investasi sumber daya manusia yang telah dilakukan. Penggunaan metode penelitian di atas memperjelas gambaran tentang kondisi ekstemal dan internal yang dihadapi perusahaan serta strategi-strategi pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Citibank Card Center memilih disiplin nilai operational exellence, dan menerapkan strategi differentiated marketing. Pada mulanya, penekanan pasar adalah pada kelas menengah Indonesia, yang sebelumnya kurang disentuh pesaing yang telah ada, serta penekanan pada strategi pemasaran akuisisi. Setelah berhasil menjadi pemimpin pasar, Citibank Card Center berusaha untuk meningkatkan loyalitas konsumen konsumennya melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pembangunan ikatan dengan konsumen. Untuk itu, penekanan adalah dengan menjadikan service exellent sebagai dasar penciptaan kepuasan dan loyalitas konsumen, berfolus pada operasi Citiphone Banking dimana sebagian besar aktivitas Moment Of Truth terjadi, dan pada saat yang sama membangun hubungan dengan konsumen, sebagai syarat terjadinya loyalitas konsumen. Demi mencapai hal tersebut, investasi terbesar adalah pada peningkatan kualitas bagian pelayanan konsumen (Customer Service). Terlepas dari segala usaha yang telah dilakukan, terlihat bahwa usaha Citibank Card Center pada saat ini atInlah berfokus pada upaya meningkatkan kepuasan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mulai lebih memperhatikan kondisi loyalitas konsumennya, dan meningkatkan ldnerja retensi konsumen. Namun demikian, perusahaan harus terus-menerus mewaspadai perangkap dari atribut pelayanan yang diprioritaskan konsumen, yang senantiasa berubah-ubah. Semakin beragamnya produk-produk yang menawarkan manfaat dan atribut jasa yang sama dengan kartu kredit Citibank juga perlu mendapat perhatian. Dan yang lebih penting lagi adalah inovasi produk yang selama ini menjadi salah satu kekuatan produk-produk Citibank harus dipertahankan terus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Alexander Said Mulia
"Analisa Sikap dan Perilaku Fenggunaan Kartu Kredit Citibank. Dijaman modern ini, dikenal kartu plastik (Kartu Kredit) yang dikeluarkan oleh BAN sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Perkembangan pertama didahului dengan perkembangan kartu kredit yang meningkat. Dan sekian banyak kartu kredit yang beredar, ada dua nama yang mendominasi yaitu Visa dan Master.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tak terkecuali bisnis kartu kredit- Bisnis ini semakin terpuruk dengan semakin meningkatnya kredit yang bermasalah ditambah dengan semakin meningkatnya suku bunga kredit. Dan akhirnya, membawa dampak menurunnya nilai transaksi dengan menggunakan kartu kredit.
Keadaan ekonomi membaik sehingga industri kartu kredit ini mulai menimbulkan optimisme baru. Tetapi dampak krisis ekonomi, sedikit banyak telah mengubah perilaku konsumen yaitu konsumen menjadi takut dengan suku bunga yang tinggi dan orang cenderung menghindari pembeiian dengan kredit karena akan menimbulkan beban dikemudian hari. Melihat perubahan perilaku konsumen tersebut timbui suatu ide untuk menerbitkan kartu kredit yang mempunyai persyaratan keanggotaan lebih mudah dan tidak tergantung pada suku bunga.
Dengan adanya kartu kredit ini tentunya motivasi yang dicari konsumen pada tiap jenis kartu tersebut berbeda walaupun semuanya mempunyai fungsi yang hampir sama. Oleh karena itu penetitian ini bertujuan mengidentifikasi sikap dan perilaku pengguna kartu kredit Citibank, dengan demikian dari identifikasi sikap dan perilaku pengguna kartu kredit Citibank tersebut dapat dlketahui apa yang menjadi motivasi konsumen menggunakan kartu kredit Citibank sebagai kartu kredit utama, dan juga tentunya mengetabui sikap dan perilaku mereka juga tehadap kartu kredit Citibank.
Desain penelitian (research design} yang digunakan datam riset ini adalah gabungan riset eksploratori (exploratory research] dan riset deskriptif (descriptive research) dengan melalui metode sample survey, dengan jumlah sampel yang diperoleh adalah 120 responden. Target populasi yang dituju adalah pengguna kartu kredit Citibank yang bertempat tinggal di Jakarta. Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif berupa frekwensi, Mean dan tabulasi data serta analisa inferential Anova. Pengumpulan data dilakukan dengan cara non probability sampling dengan metode judgemental samping dan disproportioned stratified sampling.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sikap dari pengguna kartu kredit Citibank mempunyai banyak persamaan antara responden satu dengan yang lainnya yaitu bahwa kartu kredit Citibank merupakan kartu kredit dengan bunga yang tinggi dan sistem penagihan yang dilakukan oleh Citibank kurang menyenangkan bagi konsumen. Namun demikian juga ternyata faktor yang dianggap penting bagi konsumen dalam memilih dan menggunakan kartu kredit Citibank adalah acceptance dan kredibilitas dari bank penyelenggara kartu kredit tersebut. Jika dilihat dari perilaku konsumen terhadap penggunaan kartu kredit Citibank, sebagian besar responden menggunakannya sebagai kemudahan dalam hal pembayaran yang kebanyakan dilakukan untuk keperiuan belanja kebutuhan sehari-hari baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat mendadak.
Dengan adanya sikap dan perilaku dari konsumen pengguna kartu kredit Citibank, Bank penyelenggara dapat mengadakan promosi/direct sales yang lebih bersifat mengedukasi konsumennya seperti mengadakan acara-acara di televisi baik itu sifatnya entertainment maupun edukasi sehingga dapat menimbulkan motivasi pada calon konsumennya terutama mengenai keuntungan dalam menggunakan kartu kredit. Dan juga dari penelitian ini dapat disarankan kepada Citibank sebagai penerbit kartu kredit untuk lebih sering menggunakan media surat kabar sebagai media komunikasi terhadap konsumennya, melihat source of brand awareness responden dalam mencari informasi mengenai kartu kredit."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002
T278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winawati Wiroreno
"Intisari
Penelitian ini berawal dari suatu pemikiran diperlukannya suatu kajian tentang perbedaan-perbedaan di dalam perilaku konsumen dalam menetapkan strategi pemasaran kartu kredit. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard perbedaan-perbedaan dalam perilaku konsumen merupakan manifestasi dari adanya perbedaan-perbedaan di dalam proses pengambilan keputusan yang antara lain dipengaruhi oleh adanya perbedaan-perbedaan individual.
Penelitian ini ingin melihat perbedaan di antara tiga kelompok konsumen yailu kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit pada dimensi-dimensi gaya hidup, sistem nilai, kepribadian dan sikap terhadap kartu kredit. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi terbaik dari dimensi-dimensi tersebut yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan kemudian memprediksi pengelompokan konsumen atas dasar dimensidimensi tersebut.
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 lull sampai dengan 15 Oktober 1993 dengan cara membagikan kuesioner kepada subyek penelitian yang terdiri dari pria dan wanita berusia 21 tahun ke atas yang telah bekerja dan berpenghasilan minmum Rp. 10 juta per tahun. Penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field studies) yang non eksperimental dan menguji hipotesis. Pengambilan sampel menggunakan teknik "Non Probability Sampling" yang tergolong "purposive". Analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor dan Analisis Diskriminan Tiga-Keloinpok pada taraf signifikansi 0.05 dengan bantuan program komputer SPSS/PC+ ver 4.0.
Hasil analisis faktor terhadap variabel gaya hidup berhasil mengeluarkan 6 faktor gaya hidup yaitu Faktor Gaya Hidup Aktif-sosial, Faktor Gaya Hidup Maju/Ambisius, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif dan Faktor Gaya Hidup Konsumtif. Analisis faktor terhadap variabel sistem nilai menghasilkan 3 faktor nilai yaitu Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Nilai Hubungan Antar Pribadi dan Faktor Nilai Keamanan. Sedang analisis faktor terhadap variabel sikap terhadap kartu kredit menghasilkan 2 faktor yaitu Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu kredit.
Hasil analisis perbedaan kelompok dengan rnenggunakan statistik univariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Pengambilan-resiko, Faktor Keekspresifan, Faktor Kereflektifan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu kredit diantara kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit. Dan hasil analisis diskriminan multivariat menunjukkan bahwa Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor Gaya Hidup Konsumtif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu !credit, Faktor Keekspresifan dan Faktor Kereflektifan secara bersama-sama terlihat dapat memprediksi pengelompokan konsumen ke dalam kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit secara sangat bermakna.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional dan Faktor Gaya Hidup Konservatif. Orang-orang dari kelompok pemakai sering cenderung menganut gaya hidup yang progresiflmaju dan cenderung ambisius sedang gaya hidup kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit cenderung lebih tradisional dan konservatif. Dalam kaitannya dengan pemakaian kartu kredit, hanya Faktor Nilai Kepuasan yang ada pengaruhnya dalam perbedaan antar kelompok. Sedang dalam hal kepribadian, kelompok pemakai cenderung memiliki kepribadian yang lebih ekspresif dan kelompok nir pemakai kartu kredit cenderung memiliki kepribadian yang lebih reflektif. Perbedaan sikap antara kelompok pemakai dan kelompok nir pemakai terlihat sangat bermakna.
Selain itu secara bersama-sama, Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor gaya Hidup Konsumtif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikapn Positif terhadap kartu kredit, Faktor Keekspresifan dan Faktor Kereflektifan dapat memprediksi pengelompokan konsumen ke dalam kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Ugahari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makroekonomi terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit di Indonesia serta mengetahui daya substitusi kartu kredit terhadap transaksi debit maupun transaksi cash. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode statistik, sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kredit yang diberikan (KYD), sales volume, NPL, inflasi, BI rate, impor barang konsumsi, selisih ekspor impor, transaksi debit, dan transaksi cash pada periode Januari 2008 sampai dengan Juli 2013. Metode yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis regresi linear berganda setiap variabel makroekonomi maupun variabel daya substitusi terhadap kredit yang diberikan (KYD).
Dari hasil pengolahan data dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel makroekonomi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan KYD adalah inflasi, BI rate, impor barang konsumsi, dan selisih ekspor impor dimana masing ? masing variabel makroekonomi tersebut memiliki pengaruh yang berbeda. Dimana baik variabel BI rate maupun impor barang konsumsi memiliki hubungan negatif terhadap pertumbuhan KYD, sementara untuk variabel selisih ekspor impor memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan KYD. Selain itu juga berdasarkan hasil penelitian, kartu kredit belum memiliki daya substitusi terhadap transaksi kartu debit, tetapi kartu kredit masih diposisikan sebagai alat penambah daya beli masyarakat.

This study aims to determine the effect of macroeconomic variables on credit card business growth in Indonesia and determine the substitution effect of debit transaction and cash transaction to the credit card transaction. This research is a quantitative study using statistical methods, the sample used in this study include credit card receivables, sales volume, NPL, inflation, central bank rate, imports of consumer goods, the difference between exports and imports, debit transactions and cash transactions on the period of January 2008 to July 2013. The method used in this research is to conduct multiple linear regression analysis of each macroeconomic variable and substitution effect on receivables.
From the data processing can be concluded that macroeconomic variables that have an influence on the growth receivables are inflation, central bank rate, imports of consumer goods, and the difference between exports and imports where each of these macroeconomic variables have different influences. Either central bank rate or imports of consumer goods have a negative relationship to receivables growth, while exports and imports was positively related to growth receivables. In addition, based on the research, credit card can not be a substitution goods for debit card transactions, but credit still positioned as purchasing power adder.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intania Silviani
"Banyaknva bank/lembaga keuangan penerbit kartu kredit akan mengakibatkan timbulnva persaingan.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mendorong perbankan nasional semakin berhati-hati untuk menyalurkan kreditnya ke sektor korporat. Adanya pertumbuhan ekonomi yang semakin balk, peningkatan kredit konsumsi dan pesatnya perkembangan pusat-pusat perdagangan di Indonesia telah memicu peningkatan kebutuhan terhadap alat pembayaran yang berbasis kartu diantaran_ya kartu kredit. Persaingan di bisnis kartu kredit relative ketat dengan Citibank sebagai pemimpin pasar.
Dengan adanya hal tersebut di atas dan adanya keinginan untuk menjadi leader serta menahan dorninasi bank asing maka BNI sebagai salah sate pemain di bisnis kartu kredit berupaya melancarkan berbagai strateginya
Penelitian dilakukan terhadap konsumen pengguna kartu kredit. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan survey kepada para pengguna kartu kredit. Pada survey ini jugs digunakan instrumen berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan. Pendekatan secara kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara dengan beberapa petugas bank yang biasa menangani kartu kredit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa kesirnpulan yang dapat diambil antara lain :
1. Berdasarkan peran perusahaan dalam bisnis kartu kredit maka posisi BNI adalah sebagai penantang pasar (market challenger). Sedangkan posisi pemimpin pasar (market leader) masih dipegang oleh Citibank.
2. Dengan adanya globalisasi maka tidak menutup kemungkinan bank-bank asing ataupun bank-bank yang sebagian saharnnya dimihki oleh asing dapat beroperasi di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan posisi Citibank sebagai market leader dalam bisnis kartu kredit. Jejak Citibank kemudian diikuti oleh bank-bank asing lainnya antara lain HSBC dan Standard Chartered Bank.
Dengan kondisi persaingan yang relatif ketat maka agar tetap dapat eksis dalam bisnis kartu kredit BNI harus rnemiliki strategi yang berdaya saing tinggi yaitu :
1. Strategi persaingan harga
2. Perang Iklan (promosi)
3. Meningkatkan Pelayanan

Many bank or finance institution credit card publisher will cause competition.
Economic crisis which have been in Indonesia since the middle year of 1997 have been pushed national banking to more carefully to distribute their credit to corporate sector. The economic development that more better, the increasing of credit consumption and the rapidly growth of trading centre in Indonesia have caused increasing necessity of payment instrument which is basis card, they are credit card. Credit card business competition is relatively strict with City bank as the market leader.
With that condition and there is desire to be a leader which restrain foreign bank domination so BNI as one of player in this credit card business try to use all strategy.
Research is done to the consumer of credit card. The research is explorative descriptive research with quantitative and qualitative approach. Quantitative approach is done by questionnaire. Qualitative approach is done by interview some bank officers which usually handle credit card.
From the research that has been done, can be take some conclusion. They are:
1. Basis of corporate function in credit card business, BNI position as the market challenger. Besides market leader position is still handled by Citibank.
2. Because of the globalization not to close possible foreign bank or banks which half of share are belong to foreign that operation in Indonesia. This is can be proved by Citibank position as the market leader in credit card business. Citibank step than followed by other foreign banks, they are HSBC and Standard Chartered Bank.
With this competitive condition that straight enough so to keep exist in business credit card, BNI must have strategy with high competitive. They are:
1. Competitive price strategy
2. Promotion war
3. Increasing the service"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T19931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Irawan
"Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola transaksi card holder dan mengetahui hubungan keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan pola transaksi kartu kredit tersebut yang dinyatakan dengan rata-rata amount transaksi.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational research) yang menggunakan variabel terikat rata rata amount transaksi card holder bank X. Sedangkan variabel bebas terdiri dari karakteristik kartu kredit (limit, frekuensi transaksi) dart karakteristik card holder (usia, jenis kelanrin, marital status, jumlah tanggungan) serta dummy kelompok jumlah kartu lainnya (DI, D2, D3). Sampel penelitian berasal dari transaksi 86 card holder selama 2 tahun dari bulan Januari 2003 sampai dengan bulan Desember 2004. Metode Analisis yang digunakan adalah metode Ordinary Least Squares dart Pooled Least Squares dengan pengolahan data menggunakan SPSS 11.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1). analisis secara individual terhadap karakteristik kartu kredit (limit, frekuensi transaksi), dan karakteristik card holder (usia card holder, jenis kelamin card holder, setts dummy kelompok jumlah kartu lainnya (D2 dan D3) berpengaruh secara signifikan pada level signifikansi 5%, kecuali faktor marital status, jumlah tanggungan dan dummy kelompok jumlah kartu lainnya Dl, (2) analisis pengaruh secara serentak pada model 2(a) temyata karakteristik kartu kredit (limit, frekuensi transaksi) dan karaktenstik card holder (usia, jenis kelamin, marital status) serfs dummy kelompok jumlah kartu lainnya (D1, D2, D3) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata amount transaksi card holder sedangkan pada model 2(b) ternyata karakteristik kartu kredit (limit, frekuensi transaksi) dan karakteristik card holder (usia, jenis kelamin, jumlah tanggungan) serta dummy kelompok jumlah kartu lainnya (DI, D2, D3) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata amount transaksi card holder.

This research is aimed to explore factors influencing card holder transaction behavior and to analyze the relationship between factors that influencing card holder transaction behavior (card holder transaction average amount).
This study is correlation research which card holder transaction average amount as a dependent variable. The independent variables consist of credit card characteristics (limit, transaction frequency), card holder characteristics (age, sex, dependent quantity, marital status) and dummy other card quantity groups (DI, D2, D3). This research are used sample from 86 card holder transactions during January 2003 until December 2004. The method of analysis were used ordinary least square and polled least square with SPSS 11 software.
In concluding this study, findings obtained from the study are reorganized below in line with research purpose and research questions that : (1). based on individual analysis of predictors in the models, 6 independent variables those are limit, transaction frequency, age, sex, dummy other card quantity groups (D2, D3) have significantly individual impacts to card holder transaction average amount, except marital status, dependent quantity and dummy other card quantity groups (DI), (2). based on equation models 2 (a), limit, transaction frequency, age, sex, marital status, dummy other card quantity groups (DI, D2, D3) have significantly simultaneous impacts to card holder transaction average amount and 2 (b), limit, transaction frequency, age, sex, dependent quantity, dummy other card quantity groups (DI, D2, D3) have significantly simultaneous impacts to card holder transaction average amount.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andong Tri Setyonegoro
"Karya akhir ini bertujuan untuk mengukur besarnya risiko kredit khususnya untuk scgmen karlu kredit Bank X di tahun 2005 dengan mempergunakan metode CreditRisk+. Alasan pcinilihan topik ini adalah :
a. Produk Karlu Kredit merupakan jenis kredit yang memiliki resiko tinggi, mengingat sejak keputusan pemberian kredit oleh bank cenderung hanya didasarkan kepada verifikasi dokumen pendukung seperti slip gaji, surat keterangan, lembar penagihan kartu kredit bank lain, hasil rating sesama anggota Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), hasil verifikasi melalui telepon, serta lambahan dokumen pendukung lainnya, dan hanya sebagian calon pemegang karlu kredit yang prosesnya didahului oleh survey atau pengecekan lapangan mengingat kemampuan bank umumnya tidak memungkinkan unluk melakukan pengecekan lapangan semua calon pemegang kartu kredit, juga karena proses keputusan kredit hams sudah diberikan paling lambat lima hari sejak aplikasi kartu kredit diterima bank, selain itu kredit yang diberikan adalah unluk tujuan konsumsi dan tidak memiliki jaminan atas pemberian kredit tersebut.
b. Bank X adalah penerbit kartu kredit terbesar not-nor dua di Indonesia di tahun 2005 setelah Citibank dengan jumlah pcmegang kartu kredil lebih dari 800.000 Cardholder dengan total outstanding balanced sebesar lebih dari Rp. 1,5 trilyun sehingga terdapat potensi risiko kredit yang cukup besar khususnya dalam hal terjadinya Default bagi Bank X, apabila pengeiolaan risiko kredit nya tidak dilakukan secara baik.
c. Bank X belum mencrapkan metode Internal Raring Base (IRB) approach khususnya metode CrcclitRiski- untuk menghitung risiko kredit portofolio kartu krcdit nya.
d. Adanya ketentuan Basel 11 tcntang kcharusan menghitung risiko krcdit scbagai salah satu unsur dalam menghitung CAR.
Berdasarkan ketentuan Basel II, perhitungan risiko krcdit dapat mempergunakan beberapa pendekatan, antara lain dengan Standardized Model dan Internal Model, dimana dalam penelitian ini akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan Internal Model dengan pendekatan CreditRisk+.
CreditRisk+ dianggap sebagai Internal Model yang tepat untuk menghitung risiko krcdit pada suatu portofolio, hal ini karena metode ini dapat dipergunakan untuk menghitung risiko krcdit suatu portofolio krcdit dalam jumlah yang banyak namun dengan besaran outstanding masing-masing krcdit kecil, juga karena metode ini tidak memerlukan tambahan data makro sehingga dalam penerapannya lebih efisien namun tetap efektif. Selain itu metode ini dikenal scbagai Default Model yang hanya mcmbedakan portofolio krcdit menjadi dua golongan yaitu bagian portofolio krcdit yang An Del iult dan Default saja scrta mcngabaikan penycbab tcrjadinya Default tersebut.
Penerapan CreditRisk+ dilakukan dengan menghitung risiko kartu kredit di Bank X dengan batasan-batasan scbagai berikut :
a. Data portofolio kartu kredit yang dipergunakan adalah data selama 12 bulan di tahun 2005.
b. Nilai exposure berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 250 juta, mengingat hampir 90% oposure yang ada di dalam portofolio Bank X berada pada kisaran nilai tersebut, tanpa memperhatikan jenis kartu kredit Classic, Gold atau Platinum.
Secara garis besar, tahapan penghitungan risiko kredit mempergunakan metade CreditRisk+ dilakukan dcngan mcnghitung Frequency of Default dan Severity cof Losses, kemudian rnenghitung Distribution of Default Losses. Selanjutnya dari perhitungan terschut, akan diperaleh besamya potensi kerugian berupa Expected Loss. Unexpected Loss dan bcsarnya Economic Capital untuk menutup kerugian yang terjadi.
Perhitungan portofolio kartu kredit dengan mempergunakan metade CreditRisk+ dengan asunisi tingkat keyakinan 95% dan Probability of Default dihitung dcngan Poisson Model, menunjukkan basil sebagai berikut:
a. Nilai Expected Loss yang menunjukkan besamya kerugian yang diperkirakan tcrjadi setiap bulan dapat dihitung nilainya mempergunakan metode CreditRisk+, sebagai contoh nilai Expected Lost di bulan November 2005 bcsarnya adalah Rp.74,823 Milyar. Nilai Expected Loss setiap bulan tersebut diharapkan dapat ditutup olch nilai PPAP yang dibcntuk oleh Bank X dan dcngan mernpergunakan Likelihood Ratio Test dikctahui bahwa hampir scluruh Expected Loss yang ada di tahun 2005 masih dapat ditutup oleh nilai Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP) yang dibcntuk olch Bank X.
b. Dengan pencrapan metade CreditRisk+ dal= penelitian ini, besamya nilai VaR sctiap bulan juga dapat dihitung nilainya, dengan tingkat kepercayaan 95 % maka nilai VaR suatu bulan menunjukkan proyeksi besamya nilai kerugian terbesar (Unexpected Loss) bulan berikutnya, sebagai contoh nilai VaR bulan November 2005 sebesar Rp.82,875 Milyar yang menunjukkan proyeksi nilai kerugian maksimum bulan Desember 2005 dengan tingkat kepercayaan 95 %, dimana nilai kcrugian aktual pada bulan Desembcr adalah sebesar Rp.80,303 Milyar.
c. Hasil pengujian dcngan metode Likelihood Ratio pada tingkat kepercayaan 95%, mcnunjukkan bahwa sclama periodc pengamatan besarnya nilai VaR yang mcrupakan proycksi jumlah kerugian terbcsar bulan bcrikutnya cukup akurat untuk dipcrgunakan dalam mcnghitung risiko krcdit, karena selama periodc pengamatan seluruh nilai kcrugian aktual yang terjadi masih dibawah =bang batas jumlah kcrugian yang dapat ditolelir atau tidak terdapat nilai kerugian aktual yang nilainya lcbih bcsar atau sama dcngan nilai- VaR yang dihitung dcngan mctodc CredirRisk+.
d. Dengan mempcrbunakan mctodc CredizRi.sk+, Bank X mempcrolch insentif berupa penurunan kewajiban pemenuhan modal, scbagai contoh di bulan November 2005 kewajiban pemenuhan modal mempcrbunakan metode CrecliiRisk+ adalah 0.39 % dad total exposure nya, angka ini jauh lcbih rendah dibandingkan dengan mempcrbunakan Standardized Approach yang mcnghasilkan kewajiban pemenuhan modal sebesar 6,29 % dari total exposure, schingga Bank X mempcrolch insentif nilai modal sebesar 5,90% (6,29% - 0,39%) yang dapat dialokasikan oleh Bank X untuk kcpcntingan lainnya yang lcbih produktif.
e. Bank X memperolch manfaat lain dad pcncrapan metode CredirRisk+, selain dapat menghitung risiko kredit nya secara Icbih akurat. pcncrapan metode ini dapat mcmbantu manajcmen Bank X dalam mcnyusun strategi yang lebih cfcktif dan pengalokasian SDM yang Iebih akurat dalam mclakukan penagihan kreditnya yang Default.

The purpose of this thesis is to measure credit risk especially for the credit card segment of Bank X in 2005 by utilizing the CreditRisk+ method.
The reasons of selecting this topic are:
a. Credit Card is a type of credit that has a high risk, because since the decision of credit offer by the bank tends to be only based on supporting document verification for instance salary slip, recommendation letter, other bank's billing statement, rating result from other members of Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), phone verification result, as well as (he addition of the other supporting document, and only some of the process of the cardholder's applicant is proceeded by survey or external verification (on the spot), concerning that the bank's capacity generally does not possible to do field verification for all applicants, also because of the decision must been given at least in five days since the credit card application is accepted by the bank, moreover credit that is given aims for consumption and does not have the collateral.
b. The Bank X is on 2''d rank of credit card's issuer in Indonesia in 2005 after Citibank, with the numbers of cardholders are more than 800.000 and the total outstanding balanced is more than Rp.1,5 trillion. On that condition, The Bank X has a potential high risk on its credit especially in the matter of the default occurrence, if the risk management of its credit is not well developed.
c. The Bank X has not applied the method of Internal Rating Base (IRB) approach yet especially the CreditRisk+ method to calculate the credit risk of its credit card's portfolio.
d. There is the regulation of Basel II about obligation to calculate the credit risk as one of the elements in calculating Capital Adequacy Ratio (CAR).
Based on the Based in regulation, the calculation of the credit risk can be utilized in several approaches, such as by Standardized Model or Internal Model, that in this research it will be done credit risk calculation by using Internal Model with the CreditRisk+ approach.
CreditRisk+ was reputed as the precise Internal Model to calculate the risk of credit in a portfolio, because this method can be utilized to calculate the risk of credit in a large portfolio of each small credit, also because of this method do not need the addition of the macro's economic data, so in its implementation is more efficient but still effective. Moreover this method is known as the Default Model that differentiates the credit portfolio only into two groups, the first is a Not Default credit portfolio and the other one is a Default credit portfolio, also this model ignores the cause of the Default occurrence.
The implementation of CreditRisk+ is done by calculating the risk of the credit card in the Bank X with limitations as follows:
a. The credit card portfolio data is the data for 12 months in 2005.
b. The exposure revolves between Rp. 500 thousand up to Rp. 250 million; considering that almost 90% exposure available in the Bank X's portfolio is in that value range, without considering the type of Classic, Gold or Platinum card.
In general, the stage of calculating credit risk with the CreditRisk+ method will be done by calculating Frequency of Default and Severity of Losses, afterwards calculating Distribution of Default Losses.
From the result, will gel the potential loss such as Expected Loss, Unexpected Loss and the Economic Capital to cover the loss.
The calculation of credit card portfolio by utilizing the CreditRisk+ method with the assumption of the 95%conviction level and probability of default is calculated by Poisson's model, shows results as follows:
a. The Expected Loss that shows the estimated loss occurs every month can be calculated with CreditRisk+ method, for example is the Expected Lost value in November 2005 is Rp.74, 823 Billion. That value is expected to be covered by the PPAP that is formed by Bank X and by utilizing Likelihood ratio test it is known that almost all Expected Loss in 2005 still can be covered by the value of PPAP (Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif) that is formed by Bank X.
b. With implementation of the CrediiRisk+ method in this research, the size of VaR every month also can be calculated, using the 95 % level of reliability so value of VaR (Unexpected Loss) in a month shows the projection of the biggest losses in the following month, for example is the size of VaR in November 2005 is Rp.82, 875 Billion, it shows the projection of the maximum loss in December 2005 with the 95 %level of reliability, the actual loss in December is Rp.80, 303 Billion.
c. The result of the Likelihood Ratio method on 95% level of reliability shows that during the period of observation the size of VaR that shows the projection of the biggest loss in the following month. It is quite accurate to be utilized in calculating the risk of credit, because during the period of observation all of the actual value of loss that is happened is still under the limitation of tolerant total of loss or do not have the actual loss bigger than or same as the VaR value that is calculated with the CreditRisk+ method.
d. By utilizing the Credit Risk+ method, Bank X receives incentive of the capital's fulfillment obligation reduction, for example in November 2005 the fulfillment obligation of capital utilized by the CreditRisk+ method is 0,39 % from the total exposure, this number is much more lower compared with Standardized Approach that produces the fulfillment obligation of capital for 6,29 % from the total exposure, therefore Bank X receives 5,90% (6,29% - 0,39%) capital incentive that can be allocated in more other productive area by Bank X.
e. Bank X receives another benefit from the implementation of CreditRisk+ method, besides it can calculate the credit risk more accurately, this method implementation can help the management of Bank X to develop more effective strategy and more accurate human resources allocation in dunning its Default credit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S21568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Sitasari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel merek, fitur, biaya dan komitmen beragama terhadap preferensi dan perilaku konsumen atas produk kartu kredit syariah. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dengan skala Likert yang telah lulus uji validitas dan reabilitasnya dengan tehnik sampling convenience sample dan jumlah sampel 201. Responden dipilih yang belum memiliki kartu kredit syariah namun memiliki karakteristik sesuai dengan persyaratan keanggotaan kartu kredit syariah yaitu berusia produktif, memiliki penghasilan minimal Rp. 2,5 juta per bulan serta memiliki sekurangnya satu kartu kredit konvensional. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel adalah Analisis Jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa preferensi konsumen atas produk secara keseluruhan berada pada tingkat positif-moderate dengan atribut variabel yang berpengaruh positif secara signifikan adalah merek pada urutan pertama, biaya pada urutan kedua serta fitur pada urutan ketiga. Sebaliknya, tingkat komitmen beragama tidak berpengaruh terhadap preferensi atas produk. Atribut merek yang sangat mendukung adalah persepsi atas reputasi Bank Danamon Syariah yang dipandang baik serta berkompeten dalam menerbitkan kartu kredit syariah serta nama kartu kredit syariah yaitu Dirham Card. Sedangkan atribut fitur yaitu goodwill investment dan atribut merek yaitu pengetahuan tentang produk Bank Danamon Syariah mendapat tanggapan negatif dari responden atau dengan kata lain atribut goodwill investment cenderung tidak disukai dan produk Bank Danamon Syariah cenderung tidak dikenal. Preferensi terbukti berpengaruh positif sangat signifikan terhadap perilaku atau niat beli konsumen.

The purpose of this research is to analyze whether pricing concept, product feature, brand awareness & brand knowledge, and religious commitment have influence in developing consumer preference and behaviour toward the sharia credit card. Data were collected from selected respondent using Likert-scale questionnaire which were valid and reliable. The sampling technique used was convenience sample with 201 respondent data. Selected respondents were those who had not sharia credit card but met the requirements to have sharia credit card, namely: in the phase of productive age, minimum monthly fixed income IDR 2.5 million, and own at least one conventional credit card. To analyze the cause-effect relationship within variables, the path analysis was conducted. The result of this research shows that consumer preference towards product attributes is positive-moderate. The preference is significantly and positively influenced by brand awareness and brand knowledge at the first rank, pricing concept at the second rank and product feature at the third rank. On the other hand, religious commitment does not influence significantly the preference. The supported brand attribute is the consumer perception on the reputation and competence of Bank Danamon Syariah to manage sharia credit card. The brand of sharia credit card, Dirham Card, gives good perception to consumer as well. Goodwill investment and brand knowledge of Bank Danamon Syariah products tend to get negative perception from the respondent meaning that goodwill investment does not liked and Bank Danamon Syariah products are not well known. Behaviour or intention to buy is significantly and positively influenced by the consumer preference toward the product."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy
" ABSTRAK
Kartu kredit telah lama menjadi sistem pembayaran, bahkan telah diadopsi menjadi sistem pembayaran untuk sistem perdagangan yang memanfaatkan jaringan komputer global. Pada sistem perdagangan seperti itu, sistem pembayaran digital dapat menjadi altematif selain sistem pembayaran kartu kredit Pada sistem pembayaran digital, transaksi tidak sekedar melakukan pencatatan atau akunting saja, melainkan diikuti dengan perpindahan data digital sebagai representasi alat pembayaran atau bukti pembayaran, dari satu pihak, misalnya pihak pembeli, ke pihak lain, misalnya pihak penjual. Contoh sistem pembayaran digital adalah uang digital dan kartu kredit digital anorrim. Uang digital adalah alat pembayaran secara tunai dalam bentuk digital. Kartu kredit digital anonim adalah alat pembayaran secara tidak tunai atau kredit dalam bentuk digital dimana detil pembayarannya anonim, artinya tidak ada pihak lain kecuali pembayar yang dapat menelusuri hubungan antara identitas pembayar dengan informasi pembayaran. Uang digital yang terkenal adalah uang digital David Chaum dan uang digital Stefan Brands. Kartu kredit digital anonim diusulkan oleh Steven H Low, Nicholas F Maxemchuk, dan Sanjoy Paul. Kartu kredit mereka, dalam thesis ini, selanjutnya disebut KK-Low.
KK-Low rentan terhadap kejahatan kolusi. Identitas pembayar dapat ditehisuri dari informasi pembayaran jika ada pihak-pihak tertentu yang berkolusi. Dengan kata lain, kolusi antara pihak-pihak tertentu dapat mengasosiasikan identitas pembayar dengan informasi pembayaran. Hal itu dapat merugikan pembayar karena rahasia pembayarannya diketahui pihak tain. Oleh karena itu, thesis ini bertujuan membuat kartu kredit digital anonim yang bebas kolusi.
Tujuan tersebut dicapai dengan membuat kartu kredit digital anonim baru, bukan modifikasi terhadap KK-Low. Penyebab kelemahan KK-Low dan teknik menghindari kelemahan itu dipelajari. Juga, uang digital David Chaum dan uang digital Stefan Brands dipelajari sebagai contoh sistem pembayaran digital. Kemudian, dibuat kartu kredit digital anonim dengan konsep baru.
Thesis ini menghasilkan kartu kredit digital anonim yang diberi nama SMARTCredit. SMARTCredit berbeda dengan KK-Low karena SMARTCredit bcrbasis credential token sedangkan KK-Low berbasis^und transfer. SMARTCredit bersifat bebas kolusi, artinya tidak ada kejahatan kolusi yang dapat merugikan pihak tertentu. Selain itu, SMARTCredit dapat bekerja secara offline."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>