Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1994
499.221 TEE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1994
499.221 TEE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Sweeney
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2011
899.28 AMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
070.172 SAS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Bekayat is a literary tradition of Sasak community in Lombok. This tradition is conducted through tale or poem recitation followed by meaning interpretation which is done in turn by the reciter and the interpreter (bujangge). Bekayat is a way for sasaknese to apreciate literary texts. Those texts areorally translated, interpreted, and reviewed deeply, philosphically, and sufistically in order than the text of bekayat will be meaningfull to human life. The function of bekayat is not only as medium of religious teaching but also as tradition to build good relationship among other people. Oral and literacy tradition are still growing within Indonesian people, both of them can not be separated each other. This condition leads khirografik culture to have its good place as a stage of appreciation of traditional texts. As a stage of appreciation, bekayat are presented fully during the performance. The content of the text related to actually issues-social, politic, economy, culture and out of religious teaching deeds-are elaborated during the performances. This approach of appreciation is focused on how the text is used in religious life, social, and culture"
MBSN 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The term of orality is often understood in the narrow sense. It is often paired with the term of uteracy. Language actually contains other matters than merely sound and letters. The idea that language is human and vice versa is believed by the hermeneuticists. Verbal language is always regarded as less important than written language. However, each has its own strengths and characteristics with which each individual’s thinking patter is constructed. Therefore, it is necessary that these two language types be treated equally."
899 JSIO 23:10 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyah Utami
"Gue dan lu ialah dua pronomina persona dialek Melayu Betawi yang secara etimologis berasal dari bahasa lisan Tionghoa dialek Hokkian, yaitu goa dan lu yang masing-masing bermakna `aku' dan `engkau'. Karena pada kedua kata tersebut terkandung makna dan sifat persaudaraan atau persahabatan, kedua pronomina persona tersebut dapat digunakan secara resiprokal oleh penutur dan petutur untuk menunjukkan keakraban di antara mereka.
Setakat ini, banyak pengguna pronomina gue dan lu yang tidak mengetahui asal-muasal kedua pronomina tersebut. Bagi sebagian orang, gue dan lu bukan merupakan bentuk pronomina yang santun sehingga tidak patut digunakan. Namun, kedua pronomina tersebut kerap digunakan pada media massa, terutama televisi.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat ada atau tidaknya penggunaan pronomina gue dan lu pada kelompok responden dosen dan responden kelompok mahasiswa. Di samping itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat bagaimana penilaian kepatutan penggunaan pronomina gue dan lu pada dua kelompok responden, yaitu responden kelompok dosen dan responden kelompok mahasiswa S1 program regular Universitas Indonesia, Depok. Dengan menggunakan parameter kekuasaan (K) dan solidaritas (S), para responden, yang bertindak sebagai penutur dan petutur, diminta menilai kepatutan penggunaan pronomina gue dan lu yang digunakan pada lingkungan keluarga dan lingkungan kampus, baik saat responden sebagai penutur maupun petutur. Di samping menggunakan parameter K dan S, pada penelitian ini juga digunakan beberapa variabel penyela yang berupa usia responden, bahasa pertama responden, dan lama tinggal responden di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Pada lingkungan keluarga, diketahui bagaimana penilaian kepatutan kedua kelompok responden tersebut saat berperan sebagai anak yang menilai kepatutan penggunaan pronomina gue dan lu saat berbicara dengan anggota keluarga batih yang lain. Sementara itu, di lingkungan kampus diketahui bagaimana penilaian kepatutan kedua kelompok responden tersebut saat mereka berperan sesuai dengan status mereka di kampus, yaitu sebagai dosen dan mahasiswa, yang menilai kepatutan penggunaan kedua pronomina tersebut saat berbicara dengan anggota kampus yang sestatus. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ketidakresiprokan penggunaan pronomina gue dan lu oleh para peserta tutur tidak harus diartikan sebagai wujud dari kurangnya keakraban (-S) di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Wojowasito
Malang: Biro I IKIP, 1973
499.221 WOJ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2007
410 Bah
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>