Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhardjo
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
641.07 SUH b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur`aeni
"Masalah kesehatan yang masih menjadi beban negara berkembang, salah satunya adalah tingginya prevalensi gizi kurang. Penyebab masalah gizi kurang adalah kurangnya asupan makanan atau anak terkena infeksi, penyebab langsung yaitu konsumsi makanan dan infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih. Semua penyebab tidak langsung ini dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan. Wilayah Puskesmas Depok Jaya merupakan salah satu dari empat wilayah puskesmas di Kecamatan Pancoran Mas dengan persentase gizi buruk pada tahun 2007 sebesar 0,96% yang merupakan persentase diatas rata-rata Kota Depok (persentase gizi buruk di Kota Depok pada tahun 2007 adalah 0,82%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein dan faktor lain dengan status gizi baduta ( 0-23 bulan ) di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya tahun 2008.
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi, sedangkan variabel independen yang diteliti adalah asupan energi, asupan protein, penyakit infeksi, pola asuh, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, pendidikan dan pekerjaan ayah. Populasi dalam studi analisis ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak baduta umur 0-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya. Sedangkan unit sampel adalah anak baduta (0-23 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya. Jumlah sampel 391 orang. Status gizi dihitung berdasarkan indeks BB/U baku rujukan WHO-NCHS, sedangkan asupan energi dan protein dihitung dengan metode recall 1x24 jam. Analisis pengolahan data hasil univariat dan bivariat dilakukan dengan menggunakan komputer.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk (Zskor <-2 SD) berdasarkan indeks BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya adalah 0.8% dan gizi kurang 6.1%. Sebagian besar (61.1%) asupan energi "cukup" (≥100 % AKG) pada anak baduta, demikian juga asupan protein "cukup" (≥100 % AKG) sebesar 70.3%. Proporsi anak yang menderita penyakit infeksi/diare (3.8%), sedangkan ibu dengan pola asuh baik cukup banyak (68%). Sebagian besar (79%) tingkat pendidikan ibu tinggi , sementara proporsi ibu yang tidak bekerja sebesar 70.1%. Ibu dengan tingkat pengetahuan ibu kurang cukup besar (79.5%), Ayah berpendidikan rendah sedikit jumlahnya (13.8%) sedangkan sebagian besar ayah (97.2%) bekerja. Dari 9 variabel bebas sesudah dilakukan uji bivariat terdapat hubungan bermakna antara asupan energi, asupan protein, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendidikan ayah dengan status gizi anak baduta.
Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang pengetahuan gizi yang berkaitan dengan zat-zat gizi, pola pemberian makanan tambahan, menu seimbang, pengasuhan dan perawatan anak serta kadarzi guna mencegah terjadinya gizi kurang. Mengoptimalkan kegiatan posyandu dengan melibatkan lintas sektor (tokoh masyarakat, tokoh agama, lurah, camat) dan LSM guna mencegah dan menanggulangi kejadian kurang gizi baik di Wilayah Kerja Puskesmas Depok Jaya maupun di Kota Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkya Nur Annisa Putri
"Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan ?Window of opportunity?. Pada masa ini, seorang anak memerlukan asupan zat gizi yang seimbang baik dari segi jumlah maupun proporsinya untuk mencapai berat dan tinggi badan yang optimal. Gizi kurang ataupun gizi buruk yang terjadi pada masa baduta akan sangat mempengaruhi masa pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini akan membawa dampak negatif terhadap kondisi kesehatan baduta tersebut di masa yang akan datang (masa dewasa). Masalah gizi kurang maupun gizi buruk yang terjadi pada baduta di Depok tergolong sangat serius. Tren gizi buruk yang terjadi sejak tahun 2003 hingga 2007 selalu mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran status gizi baduta di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas, Depok, tahun 2008 dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Data Dasar Gizi dan Kesehatan Baduta dan Bumil di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, tahun 2008, dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel adalah 570 baduta. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan mendeskripsikan variabel dependen dan independen. Sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan dependen, yaitu dengan menggunakan uji chi square (X2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3,8% tergolong obese, 6,6% tergolong overweight, 9,7% berisiko overweight, 65,6% memiliki IMT yang sesuai dengan umurnya (normal), 11% baduta tergolong kurus, dan 3,4% tergolong sangat kurus. Berdasarkan hasil uji chi square, ternyata penyakit infeksi memiliki hubungan yang bermakna sengan status gizi baduta. Sedangkan anggota keluarga yang merokok dan perilaku menyusui tidak berhubungan dengan status gizi. Begitu juga dengan pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, pekerjaan, dan pendidikan ibu yang tidak berhubungan dengan perilaku menyusui.
Untuk meningkatkan status gizi baduta, disarankan pemerintah setempat untuk meningkatkan kampanye mengenai perilaku hidup bersih dan sehat agar pengetahuan masyarakat terutama ibu baduta dapat meningkat. Selain itu, kampanye mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif juga perlu ditingkatkan mengingat masih rendahnya persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif. Kader sebagai sahabat sumber informasi terdekat bagi masyarakat dapat meningkatkan fungsinya dengan cara membuka pelayanan konseling bagi ibu-ibu hamil atau menyusui mengenai ASI eksklusif dan MP-ASI (makanan pendamping ASI). Perlu diadakan penelitian lebih dalam mengenai hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan status gizi baduta atau faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baduta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S5387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Lestari Asmarani
"Skripsi ini membahas mengenai determinan ganguan gizi pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia. Underweight, stunting dan wasting merupakan gangguan gizi pada anak usia 0-59 bulan yang masih menjadi perhatian. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi anak usia 0-59 bulan underweight, stunting dan wasting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan underweight, stunting, wasting dan gangguan gizi pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah semua individu yang berusia 0-59 bulan yang menjadi responden dalam Riskesdas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh variabel yang secara bersama-sama signfikan memengaruhi underweight, stunting, wasting dan gangguan gizi. Berat badan lahir rendah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian underweight (OR:2.08, 95%CI:1.75-2.47). Status ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting (OR:1.55, 95%CI:1.41-1.71) dan gangguan gizi (OR:1.59, 95%CI:1.45-1.75). Status gizi ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian wasting (OR:1.73, 95%CI:1.52-1.96). Untuk menanggulangi masalah gizi perlu melibatkan banyak sektor untuk dapat berintegrasi menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan gizi.

This paper discusses the determinants of malnutrition in children aged 0-59 months in Indonesia. Underweight, stunting and wasting is a malnutrition in children aged 0-59 months are still a concern. Results Health Research (Riskesdas) in 2007, 2010, and 2013 showed there were many changes in the prevalence of underweight children aged 0-59 months, stunting and wasting. The purpose of this study was to determine the determinant of underweight, stunting, wasting and malnutrition in children aged 0-59 months in Indonesia. The research was quantitative, with cross sectional study design using secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged 0-59 months who were respondents in Riskesdas.
The results showed that there are seven variables that jointly exhibited significantly affect underweight, stunting, wasting and malnutrition. Low birth weight was the most important factors associated with underweight (OR: 2.08, 95% CI:1.75-2.47). Economic status was the most important factors associated with stunting (OR: 1.55, 95% CI: 1.41-1.71) and composite of three index (weight for age, height for age and weight for height) (OR: 1.59, 95% CI: 1.45-1.75). Maternal nutritional status was the most important factors associated with wasting (OR: 1.73, 95% CI: 1.52-1.96). To overcome the problem of nutritional needs to involve many sectors to be able to integrate develop policies that can improve the welfare of the community through improved nutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardjo
Jakarta : Bumi Aksara, 2003
641.107 SUH b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
614.1 GIZ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai kajian di bidang gizi dan kesehatan menunjukkan bahwa untuk dapat hidup sehat dan produktif ,manusia memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi yang harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi,dan tidak ada satu jenis panganpun yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi manusia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iffah Karimah Salsabila
"Masalah kesehatan di wilayah perkotaan semakin meningkat sebagai salah satu dampak negatif dari urbanisasi. Masalah nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di wilayah perkotaan. Masalah nutrisi khususnya pada balita sebagai agregrat berisiko membutuhkan perhatian dari berbagai pihak, terutama keluarga dan khususnya ibu sebagai pengasuh utama. Salah satu penyebab masalah nutrisi yaitu pengetahuan yang kurang terkait nutrisi. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah kesehatan di perkotaan.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi yang dilakukan kepada keluarga dengan masalah nutrisi yaitu gizi kurang pada balita. Peran perawat untuk mengatasi masalah nutrisi dilakukan melalui asuhan keperawatan keluarga.
Metode yang digunakan yaitu studi kasus pada tiga keluarga binaan dengan masalah nutrisi pada balita. Intervensi unggulan yang dilakukan ialah edukasi gizi seimbang. Intervensi yang sudah dilakukan mampu menghasilkan perubahan perilaku ibu dan keluarga dalam meningkatkan kebutuhan nutrisi pada balita serta dihasilkan peningkatan berat badan pada balita.
Diharapkan intervensi edukasi gizi seimbang mampu dilanjutkan dan dioptimalkan oleh perawat komunitas maupun melibatkan kader agar mampu meningkatkan status gizi balita.

Health problems in urban areas are increasing as one of the negative impacts of urbanization. Nutrition issues are one of the most common health problems in urban areas. Nutritional problems, especially in toddlers as aggregates at risk, require attention from various parties, especially families and especially mothers as primary caregivers. One of the causes of nutritional problems is lack of knowledge related to nutrition. Urban community health nursing is one solution to solve urban health problems.
Writing of this scientific paper aims to describe the results of interventions carried out to families with nutritional problems that is less nutrition in toddlers. The role of nurse to overcome the problem of nutrition is done through family nursing care.
The method used is case study on three families managed with nutritional problems in toddlers. The pre-eminent intervention is balanced nutrition education. Interventions that have been done can produce changes in mother and family behavior in improving the nutritional needs in toddlers and resulting in weight gain in toddlers.
It is expected that balanced nutrition education interventions can be continued and optimized by community nurses or involving cadres to be able to improve the nutritional status of toddlers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Mardalena
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2022
610.73 IDA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Bella
"Kelaparan merupakan permasalahan yang sering ditemukan pada masyarakat perkotaan. Kelaparan jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan kekurangan gizi. Balita merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap masalah kekurangan gizi. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini yaitu memberi gambaran asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Desain penelitian menggunakan studi kasus kepada tiga keluarga. Intervensi keperawatan dilakukan selama 4 minggu. Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan adalah Responsive Feeding.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan efektif dalam merubah perilaku pengasuh selama pemberian makan dan meningkatkan motivasi anak untuk makan serta ditemukan hubungan positif antara penerapan Responsive Feeding dengan peningkatan berat badan. Intervensi pemberian makan responsif Responsive Feeding disarankan untuk digunakan oleh perawat dalam mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Starvation is a problem that is often found in Urban community. If it happens continuously can be malnoutrition Child under five age are a population that is susceptible to nutritional problems. The purpose of this paper was give an overview of nursing care to child under five age with imbalance nutrition less than body requirements. The The implementation method uses case studies to the three families. Family nursing care was conducted within 4 weeks. The main nursing intervention is implementation of Responsive Feeding.
The results of the intervention showed that the main intervention was effective to changed the behavior of care giver during feeding practice, increase child motivation to eat, and found that the positive realtion between Responsive feeding and increasing weight child. Responsive feeding intervention is recommended for use by nurses in assisting child under five ages to carry out their underweight problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>