Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiyah Egar Imani
"Skripsi ini membahas mengenai Perkembangan Prostitusi di Batavia tahun 1890-1910, dengan studi kasus Penyakit Kelamin sebagai dampak kesehatan dan dampak sosial. Prostitusi merupakan kegiatan transaksi seks yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mendapatkan uang sebagai imbalannya. Prostitusi semakin berkembang pada tahun 1890 setelah dibuat kebijakan penghapusan pergundikan. Selama tahun 1890-1910 perkembangan prostitusi telah berdampak terhadap menyebarnya penyakit kelamin di masyarakat. Peraturan prostitusi yang telah diterbitkan dan dilaksanakan, dinilai telah menemui kegagalan, sehingga pemerintah menetapkan kebijakan pemberhentian pengawasan kesehatan tahun 1910.

This thesis discusses about the prostitution's development in Batavia 1890-1910, syphilis as health and social effect. Prostitution is sexual transaction between two persons or more to gain cash. Prostitutions developed in 1890 as the result of non-concubinage policy. Between 1890-1910 the development of prostitutions caused the spread of syphilis diseases within the society. The prostitutions regulations issued had found failed. The government issued the termination of health supervision in 1910."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S213
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Manor
"Penyakit kolera di Batavia tahun 1901-1927 dan upaya pemberantasan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi fokus penelitian dari penulisan skripsi ini. Penyakit yang disebabkan oleh Vibrio Cholerae ini mewabah secara luas sebagai akibat dari lingkungan Batavia yang kotor dan kurangnya perhatian penduduk mengenai pentingnya kesehatan. Penelitian ini menggunakan empat tahapan dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan menitikberatkan pada sumber-sumber tertulis. Selain itu, penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor geografi, iklim, ekonomi, dan sosial masyarakat Batavia menjadi penyebab mewabahnya penyakit kolera di Batavia yang berdampak pada peningkatan jumlah kematian penduduk sehingga pemerintah Hindia Belanda melakukan tindakan preventif dan kuratif dalam memberantas penyakit kolera di Batavia.

The cholera epidemic disease in Batavia which occurred in 1901-1927 and the eradication effort carried out by the Dutch East Indies government is the focus of this research and thesis. This disease which is caused by Vibro Cholerae is widely prevalent as a result of Batavia’s unsanitary environment and the lack of society’s attention towards the importance of health. With an emphasis on written sources, this research uses four stages in the historical method namely heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Furthermore, this research uses a descriptive analytical approach. The research results showed that Batavia’s geographical, climatic, economic, and social factor became the cause of the cholera outbreak which increased the number of death in the population so that the Dutch East Indies government undertook preventive and curative actions to demolish the cholera epidemic disease in Batavia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai berbagai peristiwa penyakit menular yang pernah berjangkit di Batavia pada abad
ke 19 sampai dengan awal abad ke 20. Dalam penelitian ini diuraikan beberapa hal yang turut meningkatkan penyebaran dan terjadinya kembali wabah penyakit tersebut yaitu, kondisi lingkungan dan pencemarannya serta perilaku kesehatan masyarakat Batavia.
Penelitian ini sepenuhnya dilakukan secara induktif terhadap data yang diperoleh dari arsip berita sejarah dan laporan yang pernah dibuat pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi berbagai peristiwa wabah penyakit menular yang dianggap menakutkan dan mematikan yaitu penyakit malaria, kolera, tipus, TBC, dan cacar. Muncul, penyebaran, dan terulangnya wabah-wabah itu amat terkait dengan lingkungan dan pencemarannya serta perilaku masyarakat yang belum memahami pentingnya kesehatan."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratminto
"From 9th to 10th of October 1740 the riot occurred in Batavia, which was followed by a terrible massacre of the Chinese ethnic. More than 10.000 Chinese were killed. This was the black page of the East Indies Companies history in Batavia. This paper revealed the background of the actors who had played an important role in the tragedy in Batavia in 1740. They were two nobleses groups that influenced the policy of the Republic of the Netherlands, namely the Orangiën (the people who agreed Orange family as their leader and the head of state) or the Prinsgezinden and the Staatgezinden as the other group who was more liberal and against the Orange family. Actually this massacre could be prevented if among those persons in the government had worked together and helped each other in resolving problems."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Amanda Zumayah
"Penelitian ini membahas tentang perkembangankawasan Nieuw Gondangdia yang pada awalnya merupakan tanah partikelir kemudian dikembangkan menjadi hunian eksklusif masyarakat Eropa pada awal abad ke-20. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah awal perkembangan Nieuw Gondangdia sebagai permukiman Eropa serta proses pembangunan dan perkembangannya dalam periode 1910–1942 dan kemudian memaparkan kehidupan sosial masyarakat Eropa yang mendukung terwujudnya Nieuw Gondangdia sebagai hunian eksklusif Eropa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa arsip dan dokumen terjilid yang diakses dari Arsip Nasional Republik Indonesia, buku, artikel jurnal, serta surat kabar sezaman seperti De Ingenieur, Bataviaasch Nieuwsblad, De Locomotief, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie?. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Kota Batavia berhasil mengatasi permasalahan kekurangan permukiman serta mewujudkan suatu kota yang terintegrasi dengan dikembangkannya Nieuw Gondangdia sebagai kawasan permukiman Eropa yang dirancang dengan konsep kota taman yang sehat dan asri. Pada perkembangannya, kawasan ini menjadi wadah bagi masyarakat Eropa generasi baru kelas atas untuk mereproduksi kultur barat yang eksklusif melalui lembaga kesenian, aktivitas hiburan, institusi pendidikan Eropa, serta pembatasan ketat untuk berinteraksi dengan golongan pribumi. Namun, dalam implementasinya hal tersebut tidak dapat diterapkan secara murni karena adanya interaksi dengan pribumi serta adanya kultur indis yang telah mengakar sebagai identitas wilayah koloni Hindia Belanda.

This research discusses the development of the Nieuw Gondangdia area which was originally a private land and then developed into an exclusive European settlement in the early 20th century. This research aims to analyze the early history of the development of Nieuw Gondangdia as a European settlement as well as the process of its construction and development in the period 1910-1942 and then describe the social life of the European community that supported the realization of Nieuw Gondangdia as an exclusive European residence. The method used in this research is the historical method with the stages of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are archives and bound documents accessed from the National Archives of the Republic of Indonesia, books, journal articles, and contemporaneous newspapers such as De Ingenieur, Bataviaasch Nieuwsblad, De Locomotief, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. The results showed that the Batavia City Government succeeded in overcoming the problem of settlement shortages and realizing an integrated city by developing Nieuw Gondangdia as a European residential area designed with the concept of a healthy and beautiful garden city. In its development, this area became a place for the new generation of upper-class European society to reproduce an exclusive western culture through art institutions, entertainment activities, European educational institutions, and strict restrictions on interacting with indigenous groups. However, in its implementation, this could not be applied purely because of the interaction with the natives and the existence of an indigenous culture that had taken root as the identity of the Dutch East Indies colony."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Intisari, 1988
959.8 Bat
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sonya Mamoriska Mulia
"Penelitian ini menguji dampak kapabilitas dinamis dan modal sosial Perum BULOG terhadap kewirausahaan sosial korporasi (Corporate Social Entrepreneurship) sebagai strategi perusahaan yang fokus pada sektor masyarakat miskin (Bottom of the Pyramid), dan selanjutnya dampak Corporate Social Entrepreneurship terhadap kinerja perusahaan bermisi sosial (Social Enterprise). Penelitian ini menguji model yang mencakup anteseden dari Corporate Social Entrepreneurship dan kinerja Social Enterprise dengan menggunakan Structural Equations Modeling (SEM) berdasarkan data pegawai BULOG di 90 lokasi kantor sub nasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial dan kapabilitas dinamis berdampak langsung terhadap Corporate Social Entrepreneurship. Selain itu, modal sosial berdampak tidak langsung terhadap Corporate Social Entrepreneurship melalui kapabilitas dinamis dengan menerapkan inisiatif ambidextrous dalam mencapai tujuan komersial dan sosial. Dalam implementasi strategi, keterlibatan langsung dengan masyarakat miskin meningkatkan kinerja Social Enterprise yang menerapkan strategi Corporate Social Entrepreneurship dalam mencapai tujuan ganda (ekonomi dan sosial), yaitu menjaga kelestarian bisnis dalam jangka panjang sekaligus meningkatkan kesejateraan sosial masyarakat miskin.
Penelitian ini selanjutnya menguji dampak positif kinerja BULOG sebagai Social Enterprise terhadap pemangku kepentingan (stakeholder) eksternal. Hasil penelitian di 67 lokasi kantor sub nasional menunjukkan rerata persepsi stakeholder yang lebih tinggi dibanding pegawai yang mengindikasikan bahwa kelestarian jangka panjang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin kemungkinan merupakan dampak dari anteseden lain (seperti program intervensi pemerintah). Mendefinisikan ulang posisi BULOG di industri perberasan yang menekankan pada keterlibatan langsung dengan sektor masyarakat miskin dalam implementasi strategi merupakan kunci dalam meningkatkan kinerja BULOG sebagai Social Enterprise di masa yang akan datang.

This research examines the effects of dynamic capability and social capital of Perum BULOG on Corporate Social Entrepreneurship (CSE) as firm?s strategy focusing in the Bottom of Pyramid (BOP) sector, in turn the effect of CSE on firm performance as a Social Enterprise. This research propose to test a model of antecedents of CSE and Social Enterprise performance by using Structural Equations Modeling (SEM) with data collected from employees in 90 subnational office locations of BULOG.
The results indicate that social capital and dynamic capability have direct effects on CSE. Furthermore, social capital has indirect effect on CSE through dynamic capability by applying ambidextrous initiative in pursuing commercial and social objectives. During strategy implementation, direct involvement with BOP sector increases Social Enterprise performance of CSE firm through the achievement of double-bottom line objective (economic and social) of maintaining long-term business sustainability and improving the social well-being of BOP sector.
This research further examines the positive impact of BULOG?s performance as a Social Enterprise to external stakeholders. The finding in 67 sub-national office locations confirms higher mean of stakeholders? perception compared to employees?, suggesting that the long-term sustainability and the improvement of well-being BOP sector may be due to other antecedents (e.g. government intervention program). Redefining BULOG's position in the rice industry that emphasizes on direct involvement with BOP sector in strategy implementation is the key to enhancing its performance as a Social Enterprise in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Hatmawan
"Skripsi ini mernbahas mengenai perkembangan transportasi kereta api di Batavia, pada periode tahun 1870 -- 1925. Diawali dengan menjelaskan peranan penting kereta api di Jawa dan menunjukkan bahwa Batavia sebagai pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang mengalami perkembangan dengan munculnya perusahaan-perusahaan kereta api. Pembahasan mengenai kondisi kota Batavia pada abad XIX - XX terdapat di bab kedua, dengan melukiskan keadaan demografis dan geografis yang menunjang dibangunnya jaringan rel kereta api di Batavia. Dijelaskan pula tentang kondisi perekonomian masyarakat betawi sebelum dibangunnya jaringan rel kereta api. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai infrastruktur transportasi kota Batavia. Perkembangan transportasi kereta api di Batavia pada tahun 1870 - 1925 dibahas dalam skripsi, yaitu pada bab ketiga. Pada bab ini menjelaskan faktor - [aktor yang mendorong dibangunnya jaringan rel kereta api di Batavia. Dijelaskan pula kebijakan -- kebijakan yang diambil pemerintah Hindia Belanda dalam pelaksanaan pembangunan jaringan tersebut. Hal ini menimbulkan tumbuhnya perusahaan - perusahaan kereta api di Batavia diantaranya NISM (Nederlansch Indische Spoorweg Maatschapij), SS (Staats Spoorwegen) dan BOS (Bataviasche Ooster-Spoorweg Maatschaapij), yang pada akhirnya semuanya berada di bawah bendera SS. Pada akhir bab ini dijelaskan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan jaringan rel kereta api di Batavia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G. Andika Ariwibowo
"ABSTRAK
Kosmopolitan dapat diartikan sebagai suatu kewarganegaraan global. Giddens mengatakanbahwa salah satu faktor sebuah kota dikatakan kosmopolitan adalah perkembangan globalisasidalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Konektivitas yang semakin mudahberkat perkembangan komunikasi, media, dan transportasi sejak abad ke-19 telah menjadikankota-kota besar seperti Batavia menjadi titik luluh (melting pot) berbagai budaya dan bangsa.Sebuah kota kosmopolitan ditandai dengan hadirnya masyarakat kosmopolitan global yangberasal dari berbagai latar belakang budaya, bangsa, tingkat ekonomi, dan gaya hidup.Kapitalisme dan industrialisasi telah mendorong perubahan pada struktur sosial dalammasyarakat. Kajian ini menggunakan metode sejarah dengan menelisik berbagai literatursezaman yang terdiri atas artikel, dokumentasi, laporan, dan survei baik oleh instansipemerintah, individu, maupun lembaga nonpemerintah. Kajian ini menemukan bahwa kebijakan tata ruang dengan menempatkan berbagai etnis dan bangsa dalam permukimanyang sama telah menghadirkan suasana kota yang lebih toleran. Keberadaan ruang publikrupanya dikelola dengan baik oleh Gemeente Batavia yang menjadi titik luluh beragam etnisdan kelas sosial.
ABSTRACT
Cosmopolitan can be described as a global citizenship. Giddens said that one of factorswhich indicates a cosmopolitan city is the globalization development in various aspects ofpeople's daily lives. Connectivity has become easier due to the development of communica-tion, media and transportation since the 19th century that made big cities like Bataviabecame the melting pot of various cultures and nations. A cosmopolitan city is characterized by the presence of a global cosmopolitan society that comes from various culturalbackgrounds, nationalities, economic levels, and lifestyles. Capitalism and industrializa-tion have driven changes in social structures in society. This study used a historical methodby investigating a variety of contemporary literature consisting of articles, documentation,reports and surveys of both government agencies, individuals, and non-governmental or-ganizations. This study found that spatial policy which put various ethnics and nationalitiesin the same settlement has brought a more tolerant city atmosphere. The existence of publicspace was apparently well-managed by Gemeente Batavia, which became a melting pot forvarious ethnics and social classes."
Kalimantan Barat: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>