Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ariz Fazli Putra
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Mardiana
"ABSTRAK
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pcmeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan Rekam Medis di rumah sakit meJiputi penerimaan pasien sampai pelaporan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Rl No 269/MENKESIPERIIIU2008 menyatakan bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis. Untuk rawat inap, pengembalian berkas Rekarn Medis yang telah diisi dengan lengkap dan benar adalah sangat penting, saiah satunya untuk penagihan kepada pihak ketiga yang harus disertai resume medis. Berdasarkan pengamat.an pra penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Qadr Tangerang selama bulan Juli dan Agustus tahun 20 l 0, terdapat berkas Rekam Medik: yang belum terisi Iengkap dan menghambat proses penagihan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas informasi rekam medls dengan waktu proses penagihan pada pasien rawat inap jaminan pihak ketiga. Subyek penelitian terdirl 220 rekam medis yang kembali darl ruang rawat inap dan disiapkan untuk diproses penagihannya. Variabel peneiitlan meliputi kelengkapan informasi rekam medis yang meliputi identitas pasien, bukti rekaman, keabsahan rekaman dan tata cara mencatat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Hasil penelitian mernperlihatkan bahwa hubungan antara kualitas infonnasi rekam medis denganwaktu proses penagihan pasien rawat inap adalah signifikan. Hal lni menggambarkan bahwa faktor-faktor informasi rekam medis berperan penting dalam proses penagihan pasien jaminan pihak ketiga khususnya waktu penagihan pada pasien rawat inap.

ABSTRACT
Medical Record is a file that contains records and documents concerning patient identification, examination, treatment. action and other services to patients in health care facilities. Organizing Medical Records at the hospital include patient reception to reporting. Based on the Regulation of the Minister of Health of Indonesia No.269/MENKESIPER/IIl/2008 states that every health care facility must hold the Medical Record. For inpatient. Medical Record file returns that have been filled out completely and correctly is significant, one for billing to third parties who must be accompanied by medical resume. Based on the pre study observation which is conducted in Tangerang Qadr Hospital during July and August of20IO, there was a medical records file that has not been completed and obstructs the process of patient billing by a third patty guarantee. The objective of this study is to investigate the relationship between medical record information quality with billing process times on inpatients third~ party guarantees. Research subjects comprised two hundred twenty medical records that back from the inpatient unit to medical record and billing is p-prepared to be processed by the billing. Research variables included the completeness of medical] record information including patient identification, record evidence. the validity of records and procedure notes. This study uses a quantitative approach to regression analysis. The results shown that the relationship between medical record information quality with patient billing process times is significant This illustrates that the factors of medical record information has an important role in the process of billing patients, especially when third-party insurance billing in-patient. "
2011
T33694
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Aulia Andira
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses respond time rekam medis pasien rawat jalan di RSUP fatmawati tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis proses respond time rekam medis pasien rawat jalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah operational research yang menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan adanya value added 18 sebesar dan non value added sebesar 82 . Hasil respond time penelitian ini adalah RSUP Fatmawati sudah mencapai target respond time rekam medis rumah sakit namun belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal untuk pendistribusian rekam medis ke poliklinik. Untuk dapat memperlihatkan akar masalah peneliti menggunakan analisa tulang ikan yang dilihat dari man, methode, machine, dan environtmental. Untuk desain perbaikan peneliti mengusulkan beberapa saran berdasarkan lean tools.

ABSTRACT
This study discusses about the medical records respond time of outpatients services at Fatmawati Hospital in 2016. The aim of this study was to get an analysis of medical records respond time of outpatients. This type of research is an operational research that use qualitative methods. The results of this study are described with value stream mapping that showed 18 of value added and non value added by 82 . The results of this study respond time is Fatmawati Hospital already reached the target respond time medical records of hospitals but have not reached the target of Standards Minimun Serviceses for the distribution of medical records to the clinic. To be able to show the root of the problem researcher use fishbone analysis views of man, method, machine, and environmental. To design improvements, researchers proposed some suggestions based on lean tools."
2016
S66622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lissa Melissa Jessy Rotua Lumbanraja
"Latar belakang: Ketidaklengkapan rekam medis merupakan salah satu penyebab sehingga berkas klaim sering kali tidak lengkap atau tidak tepat waktu. Banyaknya klaim yang tidak berhasil berhubungan dengan penundaan pembayaran klaim JKN oleh BPJS Kesehatan menggangu cash flow RSU UKI. Oleh karena itu, rumah sakit perlu melakukan penelitian tentang cara pengisian lengkap rekam medis yang baik. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi rekam medis dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses pembayaran klaim BPJS untuk pasien yang menjalani rawat inap di RSU UKI. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan metodologi penelitian kualitatif, dilaksanakan wawancara mendalam dengan informan yang dianggap dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan untuk studi tersebut yang melibatkan pengumpulan dan detail dari data klaim pending yang belum terselesaikan, dibagi berdasarkan berbagai aspek masalahnya. Hasil: Rumah sakit untuk memenuhi target administratif dapat mempengaruhi cara mendokumentasikan dan mengkodekan kasus. Tekanan untuk mengoptimalkan penggantian dari penyedia asuransi atau program kesehatan pemerintah dapat mempengaruhi metode pengkodean diagnosis dan prosedur. Kelengkapan berkas klaim BPJS tinggi dalam hal identitas KTP/KK (100%) dan surat eligibilitas peserta (99.24%). Namun, ada kelemahan signifikan dalam kesesuaian koding (hanya 19.70%), menunjukkan bahwa ini adalah area yang memerlukan perbaikan serius. Ketidaksesuaian koding adalah penyebab utama klaim pending.

Background: Incomplete medical records are one of the reasons why claim files are often incomplete or not timely. The large number of unsuccessful claims related to delays in payment of JKN claims by BPJS Health disrupted RSU UKI's cash flow. Therefore, hospitals need to conduct research on how to properly fill out medical records. Objective: To identify factors related to the completeness of medical record documentation and how these factors influence the BPJS claim payment process for patients undergoing inpatient treatment at RSU UKI. Method: This research uses a descriptive analytical approach with qualitative research methodology, in-depth interviews are carried out with informants who are deemed to be able to provide accurate and relevant information for the study which involves collecting and detailing unresolved pending claim data, divided based on various aspects of the problem. Results: Hospitals' ability to meet administrative targets can influence how cases are documented and coded. Pressure to optimize reimbursement from insurance providers or government health programs may influence diagnosis and procedure coding methods. Completeness of BPJS claim files is high in terms of KTP/KK identity (100%) and participant eligibility letters (99.24%). However, there was a significant weakness in coding compliance (only 19.70%), indicating that this is an area that requires serious improvement. Coding discrepancies are a major cause of pending claims."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ardian
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriwanto Sakidjan
"Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini mengkaji ketidaktepatan pengisian catatan rekam medis dan ketidaktepatan melakukan koding dalam INA-CBG yang menyebabkan pelayanan menanggung risiko financial pada kasus Tetralogy of Fallot di unit Pediatrik Kardiologi dan Penyakit Jantung Bawaan RS Harapan Kita periode Januari-September 2013. Dengan hasil 21,4% kasus dengan diagnosis sekunder yang tidak lengkap dan selisih klaim Rp 251.273.615,00 (4%). Faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan isian rekam medik adalah: tanggung jawab, sarana, standar pelayanan operasional, pembinaan, pemantauan, dan sosialisasi. Saran untuk dilakukan peningkatan sarana dan prasarana fisik serta pengelolaan kebijakan seperti adanya SPO pengisian rekam medis, sosialisasi, pembinaan staf dan pemantauan secara berkala."
Depok: Pusat kajian administrasi kebijakan kesehatan (FKM_UI), 2014
351 JARSI 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Maryati
"Rekam medis manual (kertas) mempunyai beberapa kelemahan, penggunaan rekam medis elektronik merupakan sebuah solusi mengatasinya. Rumah Sakit Husada mulai ujicoba penerapan Electronic Medical Record (EMR) di Klinik Spesialis pada September 2019, sampai Juni 2021 diketahui penggunaan EMR belum 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik, persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, dan minat perilaku terhadap penggunaan EMR. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan populasi adalah tenaga Kesehatan yang terlibat dalam penggunaan EMR yang berjumlah 288 orang yang terdiri dari Dokter, Perawat, Petugas Rekam Medis, Petugas Radiologi, Petugas Laboratorium, Petugas Farmasi dan Admission. Sampel dalam penelitian sebanyak 80 orang yang dihitung menggunakan rumus Lemeshow dan kemudian dilakukan stratifikasi berdasarkan profesi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan EMR tertinggi pada unit Admission dengan skor 24,10 dan terendah pada dokter dengan skor 19,04. Pada hasil uji diketahui tidak terdapat hubungan persepsi kemudahan dengan penggunaan EMR, dan terdapat hubungan persepsi kemanfaatan dan minat perilaku dengan penggunaan EMR dengan nilai signifikansi 0,000. Kemanfaatan yang dirasakan oleh pengguna dengan adanya EMR adalah lebih efisien waktu dan tenaga. Pada persepsi kemudahan rata-rata skornya adalah 36,79, masih ditemukan beberapa kendala diantaranya jaringan yang error atau data pasien tidak muncul. Skor minat perilaku penggunaan EMR adalah 20,55 artinya minat untuk menggunakan EMR cukup baik. Saran terhadap Rumah Sakit Husada adalah perlunya perbaikan jaringan secara menyeluruh untuk mengurangi terjadinya gangguan sistem. Back up data secara rutin dan server cadangan merupakan upaya menghindari masalah jika terjadi down sistem.

Manual medical records (paper) have several weaknesses, the use of electronic medical records is a solution to overcome them. Husada Hospital started testing the implementation of Electronic Medical Record (EMR) at the Specialist Clinic in September 2019, until June 2021 it was found that the use of EMR was not 100%. This study aims to determine the effect of characteristics, perceived usefulness, perceived comfort, and behavioral interest on the use of EMR. This type of research is quantitative with a population of 288 Health Workers involved in the use of ESDM consisting of Doctors, Nurses, Medical Record Officers, Radiology Officers, Laboratory Officers, Pharmacists and Admissions Officers. The sample in this study was 80 people who were calculated using the Lemeshow formula and then stratified by profession. The results showed the highest use of EMR in the Admissions Unit with a score of 24.10 and the lowest in doctors with a score of 19.04. In the test results, it is known that there is no relationship between perceived comfort and the use of EMR, and there is a relationship between perceived usefulness and behavioral interest with the use of EMR with a significance value of 0.000. The benefits that users feel with EMR are that it saves time and effort. In the perception of ease of average score of 36.79, there are still several obstacles, including the network that does not appear error or patient data. The behavioral interest score in the use of ESDM is 20.55, which means that the interest in the use of ESDM is quite good. Suggestions for Husada Hospital are the need for a comprehensive network improvement to reduce the occurrence of system disturbances. Backing up data regularly and server backups is an effort to avoid problems if the system goes down."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Hasani
"Saat ini rumah sakit dan tenaga kesehatan rawan akan tuntutan-tuntutan yaitu tuntutan mutu pelayanan, tuntutan kesejahteraan karyawan, tuntutan hukum dari pasien dan banyak pesaing dalam bidang perumahsakitan. Atas dasar itu diperlukan upaya perbaikan mutu dan menjaga mutu.
Penelitian Departemen Kesehatan tahun 1989 di rumah sakit kelas B, C, D pads enam provinsi rekam medis belum dapat digunakan sebagai alat ukur mutu pelayanan kesehatan dimana - pengisian rekam medis tak lengkap dan data-datanya disangsikan. Kejadian serupa terjadi di RSUD Tarakan Jakarta, dimana dari penelitian bulan Juni 2002 dan wawancara prapenelitian dengan kepala sub bagian rekam medis RSUD Tarakan Jakarta pada bulan Desember 2002, pengisian rekam medis tak lengkap dan pengembalian 100% terlambat.
Untuk itu diperlukan penelitian kelengkapan dan ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap serta faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kelengkapan dan ketepatan waktu pengembalian. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian pada rekam medis rawat inap bulan Oktober 2002 didapat rekam medis, yang lengkap hanya 4,7% dan tak lengkap 95,3% sedangkan tepat waktu pengembalian 18% dan tak tepat waktu 82%. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelengkapan adalah lingkungan kerja kurang menyenangkan, kompensasi belum memadai, ketidakdisiplin waktu kerja, monitoring (supervisi) tak berjalan, belum ada penghargaan yang memadai, peran dan fungsi panitia rekam medis tak berjalan, urgensi terhadap rekam medis masih rendah, sosialisasi buku pedoman pengelolaan rekam medis sangat kurang sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan pengembalian adalah resume medis belum diisi, pengetahuan dan pemahaman petugas administrasi ruang perawatan sangat kurang dan fungsi monitoring ( supervise) tak berjalan.
Atas dasar temuan itu disarankan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan staff sub bagian rekam medis, peningkatan fungsi dan peran panitia rekam medis, peningkatan kompensasi, peningkatan disiplin waktu kerja, peningkatan sosialisasi buku pedoman pengelolaan rekam medis, peningkatan prasarana fisik dan sarana, dilaksanakan sistim pemberian penghargaan dan teguran terhadap petugas yang telah melaksanakan pengelolaan dengan baik dan tidak baik serta untuk masa akan datang digunakan sistim komputerisasi rekam medis dimana bila salah satu petugas tidak mengisi rekam medis maka secara otomatis jasa produksi tak keluar.

Recently, the hospital and health personnel are troubled by claims that are the claim of service quality, the claim of employee's welfare, criminal procedure by the patient and other competitors in hospitalization aspects. Base on those facts, so some effort of improving and maintaining the quality is needed.
The study by Department of Health on 1989 in the hospitals class B, C, D, in six provinces reveals that the medical record is can not be used yet as a measurement device to the quality of health services because the filling up of medical record is still incomplete and the data are doubted.
Similar things happen in RSUD Tarakan Jakarta; where from the study in June 2002 and the pre-study interview with the chief of medical record sub department in RSUD Tarakan Jakarta in the month of December 2002, the filling up of medical record was incomplete and the returns was 100% delayed.
Thus, there is a need to study about the completeness and accuracy of the medical record return in the hospitalized patient and those factors, which affect the completeness, and accuracy in returning time. This study was using the qualitative and quantitative descriptive method.
The study result about the medical record of hospitalized patient in October 2002 revealing only 4,7% of complete medical record and the incomplete of 95,3%, where as the medical record with on time returning of 18% and not on time of 82%. The factors that affect completeness are inconvenient of working environment, insufficient compensation, indiscipline of working hours, stuck monitoring (supervision), insufficient reward, interference in the role and function of medical record committee, low urgency of medical record, the lack of medical record management guiding books socialization. Whereas the factors that affect returns are no filling up of resume of medical record, knowledge and understanding of the health care room administrative officer and the stuck in monitoring (supervision) function.
Based on those findings, it is suggested to improve the quality of human resources and make the staff of the medical record sub department to be efficient, enhance the function and role of the medical record committee, improve compensation, improve the discipline of working hours, enhance the socialization of the guiding book of medical record management, improve the physical utility and pre-utility, do the reward and punishment system for the officer who had done good and bad management respectively, and for the future, it will be used computerization system, where if there is an officer who does not fill up the medical record, then automatically there will be no production services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Erawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26583
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>