Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udin Syamsudin
"Baja karbon rendah merupakan material ferromagnetik yang banyak digunakan untuk teras besi transformator, rotor pada generator pembangkit listrik, maupun rotor mesin/ motor listrik. Alat-alat ini diroperasikan dalam waktu yang cukup lama pada temperatur tinggi, akan disertai kenaikan temperatur dari alat, khususnya teras besi tersebut. Kenaikan temperatur ini akan menimbulkan perubahan pada microstruktur, sifat mekanik, dan sifat magnetik.
Dilakukan penelitian pada sampel baja karbon rendah untuk mempelajari pengaruh perlakuaan panas secara line heating dan quenching terhadap hysteresis magnet. Sampel diidentifikasi dengan menggunakan peralatan X Ray Diffraksi (XRD) , Scanning Electron Microscope (SEM), Permagraph.
Perubahan sifat kemagnetan sampel yang diukur dengan permagraph dinyatakan dalam bentuk kurva hysteresis magnetik, yang mengambarkan proses magnetisasi dan demagnetisasi. Adanya perubahan bentuk kurva mengidikasikan telah terjadi perubahan sifat kemagnetan sampel.
Dari kurva hysteresis magnet dapat ditentukan besaran-besaran magnetik diantaranya, remanen magnet, koersivitas magnet, saturasi magnet, permeabilitas maksimum, dan hysteresis core losse.
Hasil penelitian menunjukan terjadinya perubahan pada sifat-sifat magnetik setelah dilakukan quenching diantaranya, kenaikan remanen magnet dan koersivitas magnet meningkat dengan adanya kenaikan suhu, tetapi menurun jika waktu penahanan suhu semakin lama. Permeabilitas mencapai harga maksimum pada pemanasan 500°C, dan semakin mengecil pada suhu yang lebih tinggi akibat adanya efek agitasi termal dari molekuk-molekul. Hysteresis core loss mengalami perubahan, dimana besarnya perubahan mengikuti pola perubahan remanen dan koersivitas magnet.

Low carbon steel is ferromagnetic material which is widely used for magnetic core in transformator, rotor at electricity plant generator, and electrical motor. Devices are operated at a long term and at high temperature, and there is always a temperature raise of the devices especially the magnetic core. The raise of temperature will cause changes on the microstructure, mechanical properties, magnetic properties.
A research is conducted to a low carbon steel sample to study the effect of heat treatment by quenching of hysteresis magnetic. Sample will be identified using X Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), and Permagraph.
The magnetic properties of the sample measured wiht permagraph is statead in the in the form of magnetic hysteresis loop, describes the process of magnetization, and demagnetization. The change of the magnetic hyeteresis loop form indicates the change of magnetic properties.
Magnetic hyeteresis loop determines the quantity of such as remanence magnetic, coercivity magnetik, permeability maximum, magnetic saturation, hysteresis core losses.
The result of research show changes on magnetic properties after quenching, that is the raising of magnetic remanent, magnetic coercivity follow with the raisisng of the haeting temperature, but it is opposite of with the holding time. Permeability reaches the maximum point at 500°C heating, and decreases at higer temperature, because of agitasi thermal effect of the molecules, where amount the change of magnetic remanent, and magnetic coercivity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pack carburizing adalah proses pengerasan permukaan dengan cara mendisfusikan atom karbon ke bagian permukaan logam, sehingga diperoleh perubahan mekanik diantaranya kekerasan, struktur mikro dan ketahanan aus. Penelitian proses pack carburizing dilakukan pada suhu pemanasan 900c dan waktu penahanan 120 menit dengan proses quenching meliputi single dan double quenching."
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzul Irham Riza
"

Proses pendinginan adalah langkah paling penting dalam perlakuan panas baja karena proses ini akan menentukan sifat-sifat baja seperti kekuatan dan kekerasan. Laju pendinginan dan konduktivitas termal yang berbeda yang disediakan oleh media pendinginan sangat mempengaruhi sifat baja tersebut. Baru-baru ini, studi untuk nanopartikel ditambahkan dalam medium quench berkembang pesat. Cairan nanopartikel yang ditambahkan ini dikenal sebagai nanofluid dan dapat mempengaruhi sifat termal media pendinginan yang akhirnya mengubah sifat-sifat baja. Komposisi nanopartikel dalam nanofluid akan mempengaruhi sifat termal. Dalam penelitian ini, karbon digunakan sebagai partikel nano. Variasi komposisi adalah 0,1, 0,3, dan 0,5 persen berat dalam 100 ml air suling. Air suling murni juga digunakan sebagai kontrol perbandingan. Ball-mill planet digunakan selama 15 jam pada 500 rpm untuk menghasilkan partikel karbon berukuran nano. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) digunakan untuk memeriksa ukuran partikel, bentuk dan kemurnian partikel karbon nanopartikel. Nanofluida ini kemudian digunakan untuk memuaskan sampel baja karbon S45C yang dianil pada 1000 ° C selama 1 jam. Sampel dilampirkan dengan termokopel yang terhubung ke data logger suhu untuk mengamati laju pendinginan medium pendinginan. Sampel yang dipadamkan diuji untuk mendapatkan informasi tentang kekerasan dan analisis metalografi untuk data pendukung. Dari percobaan setiap jumlah karbon memiliki efek terhadap kecepatan pendinginan.

 

 

 


Quenching process is the most important step in steel heat treatment as this process will determine the properties of the steel such as strength and hardness. Different cooling rate and thermal conductivity provided by the quench medium affect strongly to the mentioned steel properties. Recently, studies for nanoparticle added in the quench medium are developing rapidly. This nanoparticle added fluid is known as nanofluid and could affect the thermal property of the quench medium which ultimately changes the properties of the steel. The nanoparticle composition in nanofluid will affect its thermal property. In this research, carbon was used as the nanoparticle. The composition variations were 0.1, 0.3, and 0.5 weight percent in 100 ml distilled water. Pure distilled water was also used as a comparison control. Planetary ball-mill were utilized for 15 hours at 500 rpm to produce nano-sized carbon particle. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDX) were used to check the particle size, shape and purity of the carbon nanoparticles. These nanofluids were then used to quench S45C carbon steels samples annealed at 1000°C for 1 hour. Samples were attached with a thermocouple which connected to temperature data logger to observe the cooling rate of the quench medium. The quenched samples were be tested to get the information of hardness and metallography analysis for supporting data. From the experiment every number of carbon has an effect to quenching speed.

"
2019
T53174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"ABSTRAK
Proses lapis listrik paduan merupakan salah satu pengembangan dari sistem lapis listrik yang sudah ada.
Prinsip dari lapis listrik paduan yaitu mengendapkan ion-ion atau unsur logam dari larutan elektrolitnya secara bersamaan di katoda.
Pada proses lapis listrik paduan Sn-Ni, kenaikan rapat arus pelapisan (0.10 ; 0.37 ; 0.64 A/dmz) pada dua konsentrasi SnC12.2H20 (35 dan 45 gpl} dalam larutan elektrolit menghasilkan penampakkan visual yang sama baik (mengkilap), tetapi masih terdapat goresan untuk rapat arus 0.10 A/dmz dan terbentuk sumuran pada kondisi 0,64 A/dmz untuk konsentrasi 45 gpl SnClz.2H2U.
Meningkatnya rapat arus pelapisan menjadikan persentase kandungan ion Sn menurun, sedangkan dengan meningkatnya konsentrasi SnCI2.2H20 dalam elektrolit menjadikan persentase kandungan Sn dalam lapisan meningkat. Kekerasan mikro lapisan meningkat seiring dengan meningkatnya rapat arus pelapisan dan konsentrasi Sn 02.2H2U."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhamshah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi grade terhadap
perubahan kandungan spheroidite dalam hal ini fraksi volume spheroidite dan
sifat ulet (ductile) pada baja karbon rendah dan sedang.Sampel baja dari
berbagai grade (grade 12A, grade 45 K dan grade SCM 435) yang
mikrostrukturnya sudah spheroidite dari hasil spheroidizing annealing yang
dilakukan di industri ditentukan kandungan spheroiditenya (fraksi volume
spheroidite) dengan program image analyzer (analisa gambar) berdasarkan hasil
foto optik (uji Metalografi). Setelah itu sampel tersebut diperlakukan uji tarik
untuk menentukan keuletannya (ductility). Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh fraksi volume spheroidite dan keuletan terbesar terjadi pada
sampel baja grade SCM 435, setelah itu sampel grade 45K dan fraksi volume
spheroidite serta keuletan terkecil terjadi pada sampel grade 12A. Ternyata
semakin tinggi kandungan spheroidite (fraksi volume spheroidite) maka baja
semakin ulet ."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T39689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Pribadi Umbara
"Korosi merupakan suatu permasalahan yang seringkali dijumpai pada berbagai sektor industri terutama minyak dan gas, dan dapat memberikan kerugian yang cukup besar. Korosi umumnya terjadi akibat reaksi oksidasi material logam dalam suatu elektrolit. Makin cepat reaksi oksidasi berlangsung maka laju korosi akan makin besar. Inhibitor polyaspartate merupakan salah satu jenis inhibitor organik yang dapat memperlambat laju korosi. Dalam aplikasinya, inhibitor ini ditambahkan ke dalam sistem korosi pada jumlah tertentu untuk mengetahui efisiensi tiap penambahan inhibitor setelah dilakukan pengujian selama 3, 5 dan 7 hari, serta pengaruhnya terhadap laju korosi. Pengujian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian statik yang mengacu kepada standard ASTM Gl-03 dan ASTM G3I72. Material yang digunakan adalah baja karbon rendah Penghitungan laju korosi dilakukan dengan metode kehilangan berat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa laju korosi baja karbon rendah pada penambahan berturut-turut 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 0,5 % NaCl selama tiga hari adalah 2,69; 2,41; dan 2,13 mpy, pada hari kelima laju korosi naik menjadi 3,58; 3,14; dan 2,88 mpy dan pada hari ketujuh turun hingga 2,13; 1,76; dan 1,45 mpy. Pada penambahan 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 2 % NaCl selama tiga hari adalah 2,91; 2,8; dan 2,52 mpy, pada hari kelima laju korosi naik menjadi 3,38; 3,49; dan 2,75 mpy dan pada hari ketujuh turun hingga 2,92; 2,84; dan 2,05 mpy. Pada penambahan berturut-turut 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 3,5 % NaCl selama tiga hari adalah 4,46; 3,27; dan 2,13 mpy, pada hari kelima laju korosi menjadi 4,39; 3,97; dan 2 mpy dan pada hari ketujuh menjadi 4,73; 3,82; dan 2,02 mpy. Dari penelitian diketahui pula bahwa efisiensi inhibitor akan berkurang seiring dengan bertambahnya 'waktu perendaman, namun pada beberapa kondisi, efisiensi inhibitor akan meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Aryo Wijoseno
"Scale adalah lapisan protektif terhadap korosi yang terjadi oleh karena adanya garam Ca ataupun Mg dalam air yang menempel pada permukaan dari logam. Mungkin scale bisa menguntungkan karena menahan laju korosi dari material dengan cara membentuk lapisan protektif, tapi apabila pendeposisiannya terlalu berlebih maka akan sangat merugikan karena dapat menyumbat aliran dari fluida yang mengalir pada pipa. Sebagai contoh pada suatu sistem boiler dilakukan perlakuan secara kimiawi baik untuk mengurangi korosi dan juga untuk mengurangi pembentukan dari scale yang dapat mempengaruhi transfer panas dari boiler tubes. Perlakuan kimia pada suatu sistem biasanya mengunakan suatu zat yang disebut inhibitor, Inhibitor yang digunakan pada penelilian ini ialah inhibitor scale X. Lingkungan yang menjadi fokus penelitian ialah larutan CaC03 10 ppm+ Na2CO3 dengan konsentrasi 100 ppm, 1000 ppm dan 6000 ppm. Material yang digunakan ialah baja karbon rendah karena aplikasinya yang banyak digunakan. Sampel yang digunakan berbentuk plat baja yang dipotong berbentuk kupon. Sebelum dilakukan perendaman pada larutan terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel dan penimbangan berat awal kemudian sampel direndam pada larutan CaCO3 10 ppm+ Na2C01 dengan ditambahkan inhibitor sebesar O ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm. Perendaman dilakukan selama 8 hari yang kemudian ada hari 3,6 dan 8 dilakukan pengukuran perubahan berat dan perhitungan persen berat pada masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oada lingkungan CaCO3 10 ppm + Na2CO3 ppm efisiensi inhibitor akan naik dan pengurangan berat akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi inhibitor (0-100 ppm), namun pada konsentrasi inhibitor 1000 ppm terjadi penambahan berat. Pada lingkungan CaCO3 10 ppm + Na2CO3 1000 dan 5000 ppm efisiensi inhibitor akan naik dan penambahan berat akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi inhibitor (0-1000), namun dengan seiringnya waktu maka efisiensi inhibitor juga akan menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subowo
"Dalam industry perakitan bodi kendaraan (Otomotif), Las Tahanan Titik (Resistance Spot Welding) banyak dipakai untuk penyambungan komponen bodi, yaitu dengan cara pemanasan disertai penekanan. Demikian pula yang dilakukan di PT Toyota Astra Motor, dimana pengambilan specimen dan pengelasan dari penelitian ini dilakukan. Bahkan komponen yang banyak dipakai pada bodi kendaraan Kijang adalah plat baja karbon rendah SPCD (Cold Rolled Steel Sheet) dengan ketebalan 0,8mm, sedang peralatan las yang dipakai adalah model Portebel Type YR-500 SAZ-1 DY 9. Spesimen di las dengan parameter pengelasan dibuat sama atau konstan seperti yang dilakukan dalam perakitan bodi kijang. Pengelasan dilakukan pada satu titik dan dua titik, untuk yang dua titik jarak antar titik las dibuat variasi. Pengaruh siklus termal akibat laku panas dari proses las, secara metalurgi daerah hasil sambungan las mengalami perubahan, makin dekat dengan Manik Las Nugget, butiran semakin besar, begitu pula dengan kekerasannya semakin tinggi. Pengaruh jarak antar nugget terhadap uji tarik, terjadi peningkatan seiring dengan semakin lebar jarak antar nugget. Terhadap uji fatik terjadi peningkatan siklus seiring dengan penurunan tegangan dan terjadi batas limit pada pembebanan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>