Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
L.M. Rasdi Rere
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2010
535 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhiruddin Maddu
"Pada penelitian ini dikembangkan sistem sensor serat optik dengan cladding termodifikasi lapisan polianilin nanostruktur (nanoserat) untuk mendeteksi uap-uap kimia, meliputi uap amonia (NH3), asam klorida (HCl), metanol (CH3OH), dan uap aseton. Sensor serat optik yang dikembangkan didasarkan pada modulasi intensitas cahaya yang terpropagasi di dalam serat optik akibat perubahan sifat optik (indeks bias atau spektrum absorpsi) cladding modifikasi ketika berinteraksi dengan uap-uap kimia yang dideteksi. Polianilin nanostruktur (nanoserat) disintesis dengan metode polimerisasi antarmuka (interfacial) sistim dua fasa larutan organik/air (aqueous) dan dihasilkan polianilin dalam bentuk terprotonasi atau terdoping (emeraldine salt). Morfologi polianilin diuji dengan mikroskop elektron (SEM), diperoleh morfologi polianilin nanostruktur berbentuk nanoserat dengan diameter beberapa puluh nanometer. Sampel polianilin juga diuji kristalografi dengan difraksi sinar-X (XRD) dan uji spektroskopi FTIR yang mengindikasikan polianilin yang terbentuk adalah emeraldine salt. Uji sifat optik dengan spektrofotometer Vis-NIR memperlihatkan karakteristik spektra spesifik lapisan polianilin dan berubah ketika diberi perlakuan uap-uap kimia (amonia, metanol, aseton dan HCl). Polianilin nanostruktur diterapkan sebagai cladding modifikasi pada serat optik plastik sebagai cladding sensitif. Probe sensor serat optik diuji karakteristik responnya terhadap perlakuan beberapa uap kimia (amonia, HCl, metanol, aseton). Respon dinamik sensor serat optik berupa kurva siklus yang terdiri dari bagian respon dan bagian pemulihan (recovery),yaitu perubahan nilai transmisi intensitas cahaya yang melewati sensor serat optik terhadap waktu. Dari kurva respon ditentukan waktu respon dan waktu pemulihan (recovery) serta juga diketahui kemampuan balik (reversibility) dan kemampuan pengulangan (repeatability). Waktu respon sensor untuk semua uap yang diujikan cukup singkat, yaitu untuk uap amonia, uap asetón dan uap HCl dengan waktu sekitar 20 detik, sedangkan untuk uap metanol lebih lama yaitu sekitar 60 detik. Sebaliknya, waktu pemulihan (recovery time) untuk uap amonia sekitar 50 detik lebih lama dari pada untuk uap metanol (30 detik), uap asetón (10 detik) dan uap HCl (30 detik). Dari kurva siklus respon memperlihatkan kemampuan balik (reversibilitas) sensor yang cukup baik, khususnya untuk respon uap amonia, uap saetón dan uap HCl. Masing-masing siklus tidak memperlihatkan perubahan bentuk yang berarti. Responsivitas sensor terhadap uap kimia memperlihatkan nilai yang berbeda untuk masing-masing uap. Responsivitas terbesar diperoleh untuk uap amonia (1,4 %/detik), diikuti uap aseton (1,25%/detik), uap metanol (0,8 %/detik), dan paling kecil adalah untuk uap HCl (0,05%/detik). Sensor serat optik yang dirancang juga dapat merespon variasi tekanan uap-uap kimia yang diuji dengan batas (limit) deteksi masing-masing, hingga tekanan beberapa puluh mmHg, yaitu 45 mmHg untuk uap amonia dan HCl, 10 mmHg untuk uap metanol dan uap aseton. Respon sensor juga memperlihatkan hubungan logaritmik antara intensitas transmisi terhadap tekanan uap-uap kimia yang diuji dengan linearitas yang cukup baik. Sensitivitas sensor untuk masing-masing uap menunjukkan nilai yang berbeda. Sensitivitas paling baik diperlihatkan oleh sensor uap metanol (0,67 %/mmHg), disusul sensor uap aseton (0,33 %/mmHg), uap amonia (0,20 %/mmHg untuk L=2 cm dan 0,22%/mmHg untuk L=3 cm), dan uap HCl (0,15 %/mmHg)."
2007
D1205
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosari Saleh
"Studi tentang pengaruh anil termal terhadap besaran optis dan disorder lapisan tipis amorf silikon karbon terhidrogenasi (a-SiC:H) telah dilakukan. Lapisan tipis dihasilkan dengan teknik deposisi sputtering menggunakan target grafit dan wafer silikon yang dilakukan dalam campuran gas argon dan hidrogen, kemudian dikarakterisasi dengan spektroskopi uv-vis (ultra violet-visible) sebelum dan setelah diberikan perlakuan anil termal. Indeks bias n dan koefisien absorpsi α diperoleh dari hasil pengukuran transmitansi. Gap optis memperlihatkan sedikit variasi terhadap temperatur anil, yakni meningkat dengan bertambahnya temperatur anil sampai 500 °C. Kenaikan temperatur anil menyebabkan densitas lapisan tipis berkurang dan demikianpula disorder jaringan amorfnya. Hasil eksperimen akan didiskusikan dalam hubungannya dengan kondisi deposisi dan hasil eksperimen lain.

The Effect of Thermal Annealing on the Optical Properties of a-SiC:H Films Produced by DC Sputtering Methods: I. Graphite Target Case. A study of the annealing effect on optical properties and disorder of hydrogenated amorphous silicon carbon (a-SiC:H) films was undertaken. The films were prepared by sputtering technique using graphite target and silicon wafer in argon and hydrogen gas mixture, and then characterized by uv-vis (ultra violet-visible) spectroscopy before and after annealing. Index of refraction n and absorption coefficient α of films have been determined from measurements of transmittance. The optical gap show small variation with annealing temperature, increasing with increasing annealing temperature up to 500 °C. An increase of annealing temperature leads to reduced film density and the amorphous network disorder. The experimental results are discussed in terms of deposition condition and compared to other experimental results."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Bahtiar Yahya
"Studi tentang komponen pandu gelombang turut berkembang sejalan dengan peningkatan penelitian optik terpadu (integrated optics). Penelitian tersebut meliputi perancangan, permodelan dan fabrikasi komponen-komponen optik terpadu. Tulisan ini mencoba menganalisa karakteristik daya keluaran pandu gelombang planar, direksionai kopler, tiga pandu gelombang paralel dan pandu gelombang terisolasi dengan menggunakan metode numerik yaitu method of lines (metode garis). Untuk melihat akurasi hasil analisa metode garis maka metode analitik digunakan sebagai referensi nilai yang akurat dan hasil perhitungan kedua metode tersebut kemudian dibandingkan. Diperoleh kesimpulan bahwa metode garis dapat diandalkan untuk menganalisa karakteristik komponen pasif optik dengan akurasi yang sama dengan metode analitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T10364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Juwita
"ABSTRAK
Dalam tujuh tahun terakhir, jaringan fiber optik koheren telah memungkinkan
berkembangnya generasi komunikasi optik digital berkecepatan tinggi. Teknologi transmisi
koheren meningkatkan kapasitas dan jangkauan sistem transmisi fiber optik jarak jauh. Dengan
didukung oleh teknologi laser koheren linewidth sempit, sistem modulasi multilevel, dan sistem
deteksi koheren, transmisi optik digital koheren dapat mencapai bit rate hingga 100 Gbit/s.
Jaringan fiber optik koheren dengan kapasitas tinggi dapat memenuhi permintaan
bandwidth yang tumbuh dengan cepat di industri telekomunikasi dan merupakan solusi paling
efisien untuk mentransmisikan data berkecepatan tinggi pada jarak jauh (long haul). Fiber optik
menyediakan bandwidth besar dengan latency yang rendah. Perkembangan layangan dengan
konsumsi bandwidth besar memerlukan jaringan transmisi long haul yang dapat membawa data
berkecepatan 40Gbps -100 Gbps, dan diharapkan mencapai 400 Gbps - 1 Tbps di masa datang.
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan membangun sistem kabel laut optik
koheren dengan sistem DWDM berkapasitas 80x100Gbps dan jarak terpanjang sejauh 3.672
km, menghubungkan Dumai sampai ke Menado, dengan nama Indonesia Global Gateway
(IGG). Kabel laut ini menjadi jalur kontingensi layanan PT Telkom ke arah global yang selama
ini hanya melalui Singapura, dengan memberikan jalur alternatif melalui Menado. Dalam
pelaksanaannya, diperlukan evaluasi dan verifikasi terhadap desain yang telah dibuat oleh tim
pembangunan IGG untuk menentukan optimal tidaknya sistem yang akan dibangun.
Dalam tesis ini, dilakukan evaluasi terhadap desain sistem IGG, dengan pemodelan
menggunakan aplikasi simulasi jaringan optik Optisystem. Pemodelan dilakukan dengan
mempergunakan spesifikasi teknis perangkat pembentuk sistem jaringan IGG, dan diverifikasi
dengan memperhatikan pengaruh dispersi terhadap sistem dengan kecepatan tinggi (100 Gbps)
long haul, pemilihan jenis modulasi, pemilihan jenis fiber optik, penggunaan sistem deteksi
koheren, penyempitan linewidth dan pemodelan sistem DWDM. Parameter yang menjadi acuan
evaluasi adalah bentuk konstelasi sinyal terima di penerima dan BER.

ABSTRACT
In the last seven years, the fiber optic network has enabled the development of nextgeneration
coherent optical high-speed digital communications. Coherent transmission
technology increases the capacity and coverage of fiber optic long haul transmission systems.
Supported by a coherent narrow line width laser technology, along with the system of multilevel
modulation and coherent detection systems, the digital coherent optical transmission bit rate
can reach up to 100 Gbit / s.
Coherent optical fiber network with high capacity can meet the demand for bandwidth
and it is growing rapidly in the telecommunications industry since it is the most efficient
solution for transmitting high speed data. Fiber optics provides a large bandwidth with low
latency. The development of services with a large bandwidth consumption require transmission
long haul networks that can carry data speed 40Gbps -100 Gbps, and is expected to reach 400
Gbps- 1 Tbps in the future.
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is intentionally going to build a coherent optical
submarine cable system with a capacity of 80x100 Gbps DWDM systems and the longest
distance as far as 3,672 km, connecting Dumai to Manado, under the name Indonesia Global
Gateway (IGG). This sea cable into contingency lines PT Telkom towards global service,
during which in the past only through Singapore, by providing an alternative route via Manado.
In the implementation, evaluation and verification of the design that has been created by the
IGG development team are needed, in order to determine whether or not the optimum system
to be built.
In this thesis, evaluation of the IGG system design, modeling simulation of optical
network using the application Opti-system. Modeling done by using technical specifications of
devices forming the IGG network system, and verified by observing the effect of dispersion of
the system at high speed (100 Gbps) long haul, the selection of modulation type, the choice of
optical fiber, the use of the system coherent detection, narrowing the line width and modeling
DWDM system. As parameter, the researcher uses the reference signal constellation form which
is received in the receiver and BER."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Inthis paper, we propose a 1x2 and 1x4 optical power splitter from 1500 to 1600 nm based on multimode interference (MMI) structure with tapered input and output waveguides. The results obtained from modal propagation analysis (MPA) and beam propagation method (BPM) show better performance of the tapered structures than that of without taper in term of the power imbalance and insertion loss by 44.94% and 32.50% for 1x2 and 21.18 and 73.03% for 1x4 respectively. These suggest that the proposed structures may be a better candidate foe efficient wideband optical signal processing and communication."
620 JURTEL 14:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Paramitha Maharani Putra
"Pada sistem transnmisi long-haul fiber optik yang menggunakan input daya yang tinggi dan memiliki jarak transmisi yang jauh, gangguan-gangguan dapat terjadi selama proses propagasi. Gangguan-gangguan ini dapat dikategorikan menjadi efek linear dan non-linear yang dipengaruhi oleh kebergantungan intensitas terhadap medium indeks n. Efek-efek ini dibagi terbagi menjadi beberapa orde dan dianalisa secara terpisah karena setiap orde memiliki efek yang berbeda satu sama lain. Pada penelitian ini, dispersi yang menjadi bagian dari efek linear dan beberapa efek non linear akan dianalisa. Secara lebih spesifik, fokus utama dari paper ini adalah keberadaan pulse broadening, pulse oscillation, dan evolusi spektral yang terjadi di dalam pulsa signal. Pendekatan yang baru mengenai pemodelan metode orde tinggi dari NLSE diajukan untuk menjadi topik pembahasan skripsi ini untuk mendeteksi dan menganakusa efek-efek tersebut. Skema baru ini menggunakan high orders sequence, SSFM, dan Symmetrized SSFM yang akan digunakan untuk menganalisa setiap orde di dalam NLSE. Skema baru ini didasarkan kepada deret orde tinggi dari NLSE yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan efek-efek dari parameter-parameter yang ada. Selanjutnya, beberapa metode chirping dari setuap input pulsa juga akan didiskusikan untuk mengkomparasi pulsa yang sudah ataupun belum diberlakukan efek chirping. Sehingga ditemukan bahwa metode chirping juga mempengaruhi hasil dispersi karena kebergantungan dari parameter-parameter-parameter orde tinggi NLSE terhadap metode chirping. Selain itu ditemukan pula bahwa hasil terbaik untuk simulasi berada pada nilai rata-rata PBR yaitu 2,4833 untuk nilai variabel non linear yang tetap, 1,8944 untuk nilai tetap, dan nilai intensitas fiber sebesar 2,433 a.u pada 0,1 untuk TOD. Analisa lebih lanjut terhadap hasil simulasi MATLAB juga dijabarkan di dalam tugas akhir ini.

In a long-haul optical fiber transmission system which uses a high power input and a long distance transmission, disturbances can occur during the propagation process. These disturbances can be categorized into linear and non-linear effects which are affected by the intensity dependence of fiber optic refractive index n . These effects are divided into several orders and analyzed separately since each of the orders has different effects. In this research, dispersion which is part of the linear effect and some of the non linear effects are analyzed. More specifically, the main focus of this paper will be on the phenomena of pulse broadening, oscillation and spectral evolution that occur within a signal pulse. A novel approach which is based on the modeling of high order method of NLSE, SSFM, and Symmetrized SSFM within the modelled equation were proposed in this final project in order to detect and analyze those effects. This new scheme is based on the high order sequence of NLSE which will be used to classify the effects of the parameters. Furthermore, various chirping methods for each input pulse were also discussed to compare the chirped and unchirped pulses. Consequently, it was found that the chirping method affected the dispersion result due to the dependencies of high order parameter with respect to the chirping constants and the best result of PBR found in the average of 2,4833 for constant non linearity variabel, 1,8944 for constant variabel, and 2,433 at 0,1 for best intesity fiber in TOD. Further analysis of the MATLAB results is also presented in this paper based on each output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>