Ditemukan 63888 dokumen yang sesuai dengan query
Muthia Aisha Chandra
"Skripsi ini membahas tentang pemikiran Jansenisme terutama mengenai grâce yang terdapat dalam novel Le Baiser au Lépreux melalui tokoh Jean yaitu dari diri Jean sendiri, lingkungan maupun latar tempat Jean berada. Untuk melihat bagaimana pemikiran tersebut ditampilkan dalam novel Le Baiser au Lépreux maka akan digunakan teori sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes dan teori sekuen Viala dan Schmitt.
AbstractThis thesis analysis the school of thought of Jansenism especially about the grace of God which is implied in the novel of Le Baiser au Lépreux through its main character Jean. The analysis will be focusing on Jean itself, his environment and places where he has been. To demonstrate the way the thoughts are being exposed in the novel of Le Baiser au Lépreux, the structuralism theory of Roland Barthes, Viala and Schmitt are applied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S520
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Dewi Ayuning Kraton
"
ABSTRAKTujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menunjukkan peran Lady Huff, tokoh utama, dalam konflik utama yang terdapat pada Iakon Le Bal des Voleurs karya Jean Anouilh, Pembahasan penulisan skripsi ini meliputi alur cerita, dengan menggunakan skema aktan sebagai dasar pembentukan alur, serta pembahasan tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan tokoh sebagai subyek pengujar. Pembahasan alur cerita digunakan untuk mengetahui konflik utama yang terdapat dalam lakon. Sedangkan pembahasan tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan tokoh sebagai subyek pengujar digunakan untuk mengetahui peran Lady Hurl dalam konflik utama tersebut. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tokoh Lady Hurf, melalui harta kekayaan yang menjadi bagian dari dirinya, merupakan pemicu kontlik utama yang terdapat dalam Iakon. Selain sandiwara yang dimainkannya untuk mengusir kegalauan hatinya akibat tidak memiliki cinta mengembangkan konflik tersebut. Jadi Lady Hurf memegang peranan penting dalam konflik utama pada lakon Le Bal des Voleurs.
"
1996
S14323
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Magda Zefanya Haryandita
"Identitas merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dan dapat terbentuk melalui struktur kebudayaan suatu masyarakat. Kesusastraan Kanada sering kali mengangkat permasalahan identitas sebagai topik utama penulisannya. Québec sebagai wilayah frankofon Kanada menghadapi puncak isu identitasnya pada masa Révolution Tranquille. Jacques Godbout dalam novelnya yang berjudul Salut Galarneau! (1967) membawakan cerita mengenai François, lelaki asal Kanada yang tumbuh di lingkungan multikultur karena Ayah François merupakan orang Prancis dan Ibunya merupakan orang Amerika. Stuart Hall (2005) menyampaikan bahwa identitas budaya merupakan suatu identitas yang akan terus berubah tergantung dengan siapa individu tersebut berinteraksi, kapan dan di mana ia berada. Namun, pada praktiknya manusia akan bertemu manusia lain dan melakukan interaksi di tempat dan dalam situasi yang berbeda. Kemudian masyarakat yang hidup berdampingan ini akan berusaha untuk mempertahankan karakteristik dari budaya mereka masing-masing. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan tekstual pada film sebagai korpus penelitian. Penelitian juga didukung teori fokalisasi oleh Genette (1983) dan teori struktur naratif oleh Roland Barthes (1975). Hasil analisis menunjukkan François pada akhirnya menjauhkan diri dari budaya Prancis serta menunjukkan bahwa multikulturalisme berperan penting dalam pembentukan jati diri seseorang.
Identity is a character that is owned by individuals and can be formed through the cultural structure of a society. Canadian literature often raises the issue of identity as the main topic of its writing. Québec as a francophone region of Canada faced the peak of its identity issue during the Révolution Tranquille. Jacques Godbout in his novel Salute Galarneau! (1967) tells the story of François, a man from Canada who grows up in a multicultural environment because François' father is French and his mother is American. Stuart Hall (2005) said that cultural identity is an identity that will continue to change depending on who the individual interacts with, when, and where he is. However, in practice, humans will meet other humans and interact in different places and situations. Then these people who live side by side will try to maintain the characteristics of their own culture. The research was conducted using a qualitative method with a textual approach to film as a research corpus. This research is also supported by the theory of focalization by Genette (1983) and the theory of narrative structure by Roland Barthes (1975). The results of the analysis show that François ultimately distanced himself from French culture and shows that multiculturalism plays an important role in the formation of one's identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nurindah I.F. Sophiaan Hadianto
"
ABSTRAKSetelah dua unsur dalam teks dibahas, yaitu unsur alur dan tokoh, kita dapat melihat perkembangan sikap tokoh Gaston dan tokoh-tokoh lain yang ingin memiliki Gaston. Tokoh Jacques mempunyai peranan yang penting dalam diri Gaston, karena ia mempunyai Gaston dalam pembentujkan identitasnya
"
1985
S14472
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Petsy Jessy Ismoyo
"Skripsi ini membahas mengenai kebebasan dalam roman L'Âge de Raison karya Jean-Paul Sartre. Skripsi ini menggunakan analisis struktural. Sartre terkenal dengan pemikirannya mengenai kebebasan eksistensial. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai kebebasan yang berkaitan dengan eksistensi, la mauvaise foi dan otentisitas manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menyampaikan pemikirannya melalui seluruh aspek naratif dalam roman ini. Melalui seluruh aspek naratif, Sartre menyampaikan pemikirannya yang menyatakan bahwa manusia dikutuk untuk bebas, eksistensi manusia mendahului esensinya, adanya keberadaan orang lain dan tanggung jawab manusia dalam setiap pilihannya.
This thesis discusses about the freedom from the novel The Age of Reason by Jean-Paul Sartre using structural analysis. Sartre is famous by his thoughts about the existential freedom. This thesis consists of Sartre's existensialism which relates to the existence, the bad faith, and the authenticity. The result showed that Sartre delivers his thoughts through all aspects of the narrative in this novel. Through all aspects of the narrative, Sartre conveys his thoughts that man is condemned to be free, human existence that precedes his essence, the existence of Others, and the responsibility of man in every choice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42847
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Paragitha Kusuma Wardhani
"
ABSTRAKArtikel ini membahas keterasingan tokoh Annah dalam cerpen Orlamonde karya Jean Marie Gustave Le Cl zio Penelitian mengenai keterasingan tokoh Annah dilakukan dengan analisis alur latar tempat dan waktu serta penokohan Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penurunan akan kepedulian masyarakat terhadap sesamanya berdampak buruk terhadap tokoh utama hingga ia mengasingkan dirinya dari lingkungan sosial
ABSTRACTThis article analyse the alienation of Annah in the short story of Orlamonde written by Jean Marie Gustave Le Cl zio This research about the alienation of Annah was done by analysis of storyline space and time background and characterization This research shows that the degradation of people concern for each other has negative effect for the main character until she alienate her self from her social life "
[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Angelia Myrita Parameswara
"Nouvelle vague merupakan istilah yang dipopulerkan oleh sekelompok kritikus film dari majalah Cahiers du cinéma yang merujuk kepada sebuah fenomena kultural yang muncul akibat perkembangan tren politik, sosial, ekonomi, dan estetika pada tahun 1950-an di Prancis. Dalam penelitian ini, akan dibahas film Pierrot le fou (1965) garapan Jean-Luc Godard, seorang sutradara nouvelle vague yang terkenal dengan kekhasan artistiknya seperti teknik jump cuts. Dengan fokus pada tokoh utama film, Ferdinand, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Pierrot le fou yang merupakan produk nouvelle vague menggunakan absurditas sebagai perangkat naratif dan tematik, serta bagaimana pengaluran serta penokohan dalam Pierrot le fou menantang tema konvensional dan norma-norma masyarakat yang ada melalui eksplorasi absurditas. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan visual pada film sebagai korpus penelitian. Teori yang digunakan adalah teori analisis struktur dramatik oleh Gustav Freytag, analisis sinematografi berdasarkan The Art of Watching Film oleh Boggs dan Petrie, serta teori absurditas Albert Camus dari bukunya yang berjudul The Myth of Sisyphus. Analisis skema naratif memperlihatkan keberadaan manusia dalam kacamata absurditas melalui tokoh Ferdinand. Masalah utama dalam kehidupan Ferdinand adalah rasa terjebak dalam kehidupan monoton dan dangkal. Pierrot le Fou mempertanyakan konsep absurditas dalam kehidupan manusia, memperlihatkan repetisi yang tidak bisa dihindari dan berakhir dengan repetisi lainnya. Memperlihatkan kenyataan yang tidak nyata dan serangkaian ilusi melalui kehidupan tokoh Ferdinand dan gambar-gambar yang ditampilkan.
Nouvelle vague is a term popularized by a group of film critics from the magazine Cahiers du cinéma which refers to a cultural phenomenon that arose as a result of developments in political, social, economic and aesthetic trends in the 1950s in France. In this research, we will discuss the film Pierrot le fou (1965) directed by Jean-Luc Godard, a nouvelle vague director who is famous for his artistic peculiarities such as the jump cuts technique. With a focus on the main character of the film, Ferdinand, this research was conducted to find out how Pierrot le fou, a product of nouvelle vague, uses absurdity as a narrative and thematic device, and how the plot and characterizations in Pierrot le fou challenges conventional themes and existing societal norms through an exploration of the absurdity. This research is conducted using qualitative method with a visual approach to film as a research corpus. The theory used is the theory of dramatic structure analysis by Gustav Freytag, cinematographic analysis based on The Art of Watching Film by Boggs and Petrie, and Albert Camus's theory of absurdity from his book titled The Myth of Sisyphus. The analysis of the narrative scheme shows human existence through the lens of absurdity from the main character’s point of view, Ferdinand. The main problem in Ferdinand's life is the feeling of being trapped in a monotonous and shallow life. Pierrot le fou questions the concept of absurdity in human life, showing repetition that is inevitable and ends with another repetition. Showing an unreal reality and a series of illusions through the life of the character Ferdinand and the images shown."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
La Harpe, Jacqueline E. De
Berkeley University of California Press 1955
921 C 365
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Farhani Amalya Azis
"Makalah ini membahas pergolakan pemikiran perempuan yang dialami tokoh utama yaitu Tokoh Aku dalam novel Memoar Seorang Dokter Perempuan. Tujuan makalah ini adalah untuk memaparkan dan mendeskripsikan bagaimana seorang perempuan melawan dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergolakan pemikiran tersebut.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan tokoh Aku adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai dokter dengan perlawanan terhadap keluarga dan masyarakat. Ia berjuang dengan melawan pemikiran menjadi seorang perempuan yang keluar dari tradisi masyarakat. Ia berjuang memenangkan hak-hak perempuan. Pergolakan pemikiran yang terjadi pada tokoh "Aku" dimulai dari rasa keinginannya yang kuat untuk menjadi seorang perempuan yang tinggi harkatnya sehingga ia tidak seperti perempuan lainnya seperti perempuan di sekitarnya.
Penulisan Makalah ini menggunakan Metodologi penelitian kualitatif yang digunakan pada penulisan ini berupa teknik pengunpulan data studi pustaka dan metode strukturalis yang digunakan untuk teknik analisis.
This Article discusses about the uprising of women 39 s Thought experienced by ldquo Me rdquo as the main character in the novel Memoirs of a Woman Doctor. The purpose of this article is to explain and describe how a woman fights against herself as well as the people around her and the factors that lead to the uprising of that thought. From these results we can conclude which the main character who worked as a woman doctor with the resistance against the family and society. She fought against the idea of becoming a woman who came out of the tradition of society. She fought to win women's rights. The uprising of thoughts which happened to the main character begins from her strong desire to become a woman of high dignity so that he is not like other women like women around her. The Article Writing uses a qualitative research methodology with the paper in the form of data collection techniques literature and structuralist methods used to analysis technic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
R.A. Nadia Ratna Nariswari
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperlihatkan kritik sosial tentang tingkah laku berlebihan kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan dalam drama Le Bourgeois Gentilhomme melalui tokoh-tokohnya. Pembahasan penulisan skripsi ini meliputi alur cerita, dengan menggunakan skema aktan sebagai dasar pembentukan alur, pengaluran, tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan latar serta teks sejarah. Pembahasan alur cerita digunakan untuk mengetahui tokoh utama, yaitu Tuan Jourdain yang mewakili kritik Moliere. Sedangkan pembahasan tokoh digunakan untuk memperlihatkan kritik sosial melalui tokoh-tokoh dalam Le Bourgeois Gentilhomme, terutama melalui tokoh utamanya, Tuan Jourdain. Begitu pula dengan pembahasan latar, memperkuat analisis sebelumnya mengenai kritik terhadap kaum bourgeois. Teks sejarah digunakan untuk membuktikan adanya kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan pada akhir abad XVII. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tokoh yang mewakili kritik sosial Moliere pada kaum bourgeois kaya terutama adalah tokoh utama Tuan Jourdain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14529
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library