Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Catur Suharnanto
"Pada akhir proyek konstruksi kerap terjadi penyimpangan biaya (cost overrun) yang dapat merugikan pemilik (owner) maupun pelaksana (contractor). Penyimpangan ini salah satunya disebabkan oleh penyimpangan biaya material. Untuk mengatasi permasalahan tersebut usaha yang dapat dilakukan kontraktor adalah mengelola dengan baik material yang ada, yaitu dengan menerapkan manajemen material dengan benar, karena sekitar 50-60% biaya total proyek konstruksi digunakan dalam pengadaan material dan peralatan. Salah satu usaha dalam menekan biaya material adalah dengan melakukan pembelian terpusat (centralized purchasing). Metode ini telah banyak digunakan di luar negeri dan tidak hanya terbatas pada dunia konstruksi. Penerapan sistem ini belum dapat menjamin kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi, karena sistem ini juga mempunyai beberapa kerugian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan sentralisasi pengadaan material terhadap kinerja proyek konstruksi gedung bertingkat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada proyek pembangunan Kayamas Residences. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, non-statistik, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penerapan sistem sentralisasi pengadaan material pada proyek yang diteliti (Kayamas Residences) menunjukan bahwa risiko kenaikkan biaya pengadaan material dapat dikurangi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Gerry Lomi
"Tesis ini membahas pengaruh inflasi, harga minyak dan investment grade terhadap harga saham di Indeks BISNIS-27. Investasi pada Pasar Modal terus dirancang agar mampu menarik lebih banyak lagi investor agar bersedia untuk menginvestasikan dananya ke dalam instrumen- instrumen Pasar Modal. Tidak hanya itu itu, penelitian ini juga akan membahas tentang Reksadana dan beberapa pandangan dari Makroekonomi dihubungkan dengan Pasar Modal. Penelitian ini merupakan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskripsi dan regresi berganda dan sampel dari penelitian ini adalah harga saham emiten - emiten yang secara konsisten terdaftar pada Indeks BISNIS-27 selama periode Januari 2009 hingga Desember 2011. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa variabel independen yang dimasukkan dalam model (inflasi, harga minyak dan investment grade) tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap 11 emiten yang diuijkan. Rekomendasi untuk penelitian mendatang bisa menambahkan periode penelitian dan juga menambah variabel independen kedalam model.

This thesis discusses the effects of inflation, oil prices and investment grade on stock prices in the BISNIS-27 Index. Investment in Capital Markets is designed to be able to continue to attract more investors to be willing to invest funds into the capital market instruments. Not only that, this study will also discuss about mutual funds and some of Macroeconomic?s overview associated with the Capital Market. This study is a quantitative research study with multiple regression methods and descriptions and samples of this study is the stock price - which is consistently listed issuers on BISNIS-27 index during the period January 2009 to December 2011. The results of this study found that the independent variables included in the model (inflation, oil prices and investment grade) no significant effect on the 11 issuers that tested. Recommendations for future research could add the study period and also adds to the independent variables into the model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Arts Abimanyu
"Di dalam penelitian ini, penulis mencoba membahas mengenai determinan d8li struktur modal pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji apakah beberapa determinan tertentu (dalam penelitian ini determinan yang digunakan tangibility, growth opportunities, firm size dan profitability) mempengaruhi struktur modal perusahaan-pemsahaan di Bursa Efek Jakarta dengan periods waktu tahun 1997 - 1999 yang merupakan masa awal krisis moneter indonesia dan melihat perilaku struktur modal perusahaan-perusahaan apakah sesuai dengan teori struktur modal yang ada.
Adapun determinan dari struktur modal yang dipakai (diuji) pada penelitian ini terdiri dari tangibility, growth opportunities, firm size dan profitability, sementara Struktur modal di-proxy dengan leverage (rasio total kewajiban terhadap total aktiva), Dengan menggunakan metode regresi linier berganda, sampel dari penelitian ini diambil dari saham-saham yang secara konsisten tercatat di dalam indeks LQ 45 dari periode tahun 1997 - 1999 dan diolah dengan menggunakan metode cross section. Selain konsisten tercatat di dalam indeks LQ 45 dari periode tahun 1997 - 1999, perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di dalam industri non keuangan.
Hasil dari penelitian ini adalah tangibility memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal dengan hasil yang lidak signifikan secara statistik. Growth opportunities memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal dengan hasil yang tingkat signifikan secara statistik. Firm size memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal dengan hasil yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh ukuran besar kecilnya pcrusahaan yang berarti semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan cenderung semakin tinggi pula tingkat hutang pemsahaan tersebut. Profitability memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal dengan hasil yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang berarti semakin tinggi laba suatu perusahaan maka akan cenderung semakin rendah tingkat hutang perusahaan tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelilian ini terutama untuk variabel firm size dan profitability menegaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harris dan Raviv (1991), Rajan dan Zingales (1995). Chen dan Hammes (2003). Gaud et.al (2003) dan Drobetz dan Fix (2003).

This paper try to explain about the determinant of capital structure from the company which are listed in the Jakarta Stock Exchange. The purpose of this paper is to examine when some selected deteminant (in this paper, those detemiinant are tangibility, growth opportunities, firm size and profitability) influence the listed companies? capital structure in the Jakarta Stock Exchange under period 1997 - 1999 which period is beginning period of monetery crisis in Indonesia and to examine the behaviour of companies? capital structure follows the theory of capital structure.
We define the determinant of capital structure in this paper consisting of tangibility, growth opportunities, firm size and profitability, while the capital structure is proxied by leverage (total debt divided by total assets). Using multiple linear regression, the sample of this paper was derived from stocks that is consistently listed in index LQ 45 From period 1997 - 1999 and the data was examined using cross section method. Beside consistently listed in index LQ 45 from period 1997 - 1999, the sample of this paper derived only from non finance industry.
The result of this paper are tangibility has positive correlation and not significant with capital structure. Growth opportunities has negative correlation and not significant with capital structure. Firm size has significant positive correlation with capital structure lt means that the capital structure is influenced by firm size and if the company has high firm fize makes more higher leverage of the company. Profitability have significant negative correlation with capital structure. lt means that capital structure is influenced by profitability and if the company has high profitability makes more lower leverage of the company. The result of this paper especially firm size and profitability confirming the result ofthe paper of Harris and Ravtv (1991), Rajan and Zingales (1995), Chen and Hammes (2003). Gaud et.al (2003) and Drobetz dan Fix (2003)."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Octovani Dahlan
"Marker timing muncul sebagai aspek penting dalam kebijakan pembiayaan perusahaan. Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menerbitkan saham daripada hutang ketika marker value tinggi. Ada beberapa tujuan dalam melakukan penelitian ini. Pertama, untuk melihat pengaruh market timing terhadap struktur modal dan memfokuskan pada rasio marker to book ratio untuk menangkap adanya usaha marker timing. Kedua, untuk melihat apakah pengaruh market to book ratio terhadap perubahan dalam leverage terutama berasal dari penerbitan saham seperti yang dinyatakan oleh teori marker timing. Ketiga, untuk melihat apakah ada perbedaan pemilihan sumber pembiayaan antara periode krisis dan periode sebelum krisis.
Hasil peneiitian menunjukkan bahwa market to book ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan dalam leverage. Penelitian ini juga menemukan bahwa market to book ratio berhubungan negatif dan signifikan terhadap penerbitan saham, yang artinya perusahaan cenderung mengurangi penerbitan saham ketika nilai market to book ratio meningkat. Hasil ini kontradiktif dengan teori market timing. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa market to book ratio berhubungan positif dengan penerbitan hutang maupun dengan laba ditahan. Hubungan antara market to book ratio dengan perubahan dalam leverage terutama disebabkan oleh laba ditahan.
Pada periode krisis moneter perusahaan cenderung tidak menahan laba dan lebih memilih melakukan pembiayaan dengan menerbitkan saham daripada menerbitkan hutang.

Market timing appears to be an important aspect in a firm?s financial policy. Evidences had shown that firms tend to issue more equity than debt when market value is high. The intentions of conducting this study are, first, to see whether market timing has an effect on capital structure and to focus on market to book ratio to capture any effort on market timing. Second, to see whether the impacts of market to book ratio on the changes in leverage comes mainly lrom equity issuance as market timing theory recommends. Third, to see whether there are any changes in choosing financial resources during and before the crisis.
The results shows that market to book ratio has significant and negative effect on changes in leverage. This study also finds that market to book ratio has significant and negative effect on equity issue, which means means tend to reduce equity issue when market to book ratio is high (grows). This result contradicts the market timing theory. The results also show that market to book ratio has positive effects on debt issuance and retained earnings The effect of market to book ratio on the change in leverage mainly comes through retained earnings.
In the period of financial crisis firms tend to not retain earnings and are more likely to choose financing by issuing equity rather than debt."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T15788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Nanda Wretta Mahardhika
"Proyek konstruksi adalah hasil kerja tim dari berbagai latar belakang berbeda. Tim Proyek yang efektif adalah salah satu syarat kinerja optimal dari proyek. Penelitian difokuskan pada Efektivitas Tim sebagai variabel pengaruh kepada Kinerja Biaya Proyek. Studi ini mengambil sampel Gedung Bertingkat dan dicari korelasinya antar Efektivitas dan Kinerja Biaya. Skripsi ini mendapatkan bahwa ada korelasi antara efektivitas tim proyek dengan kinerja biaya pada konstruksi gedung bertingkat. Ditemukan bahwa Tujuan Tim dan Lingkungan Tim memiliki pengaruh terhadap besar kinerja biaya.

Construction Project is a product of teamwork from different backgrounds. One of prerequsitions of successful project is having an effective project team. Research is focused into Team Effectiveness as influence factor to Project Cost Performance. This Study took High-Rise Building Construction as sample to find correlation between Effectiveness and Cost Performance. Research in this paper concludes that correlation exists between Effectiveness and Cost Performance. It also finds that Team Goals and Objectives and Team Environment has influence to Cost Performance amount.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Purpose of the study is to examine two variables, market value and earning per share, which are influencing the length of holding period for stocks investment...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Aquisition according to Act No. 40/2007 slightly differs to the Act No. 1/1995. Firstly, the Act No. 40/2007 does not discuss quantity of acquired share have impact on the shifting control; whilst the Act No.1/1995 stresses on quantity of acquired share that should acquire in a whole share or big-part share which causes to the shifting control over corporate...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Sari
"Sistem pola hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan telah menjadi hal yang wajar dan sering ditemui pada proses bisnis masa kini. Pola ini dikenal juga sebagai konglomerasi. Hal ini dilakukan dengan jalan mendirikan perusahaan baru atau membeli saham perusahaan yang telah ada. Salah satu syarat suatu perusahaan disebut anak perusahaan jika lebih dari 51 persen saham dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan lain yang dikenal dengan perusahaan induk. Anak perusahaan hadir untuk menjembatani kepentingan bisnis utama perusahaan induk dari proses penyediaan bahan baku, produksi, dan distribusi bahkan penyediaan modal usaha bagi perusahaan induk dan anak perusahaan lainnya. Keberadaan anak perusahaan juga merupakan salah satu upaya perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha dalam rangka perluasan baik dari segi produksi maupun produknya. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan diversifikasi adalah meminimalkan risiko kerugian. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh jumlah anak perusahaan yang dimiliki dengan harga rata-rata saham perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumen primer.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif panel data dinamis dengan model estimasi System Generalized Method of Moment (SYS GMM) two step dengan hasil penelitian bahwa jumlah anak perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga rata-rata saham.

The structure of the relationship between a parent company and its subsidiaries has become a common in today's business processes. This pattern is also known as conglomeration. This is done by establishing a new company or buying shares of an existing company. One of the requirements for a company to be called a subsidiary is if more than 51 percent of the shares are owned and controlled by another company known as the parent company. Subsidiaries are present to bridge the main business interests of the parent company from the process of supplying raw materials, production, and distribution to even providing business capital for the parent company and other subsidiaries. The existence of subsidiaries is also one of the company's efforts to diversify its business to expand both in terms of production and products. One of the objectives to be achieved by diversification is to minimize the risk of loss. This study is intended to analyze the effect of the number of subsidiaries owned with the average share price of companies engaged in the primary consumer goods sector.
In this research, the quantitative approach of dynamic panel data was used with the System Generalized Method of Moment (SYS GMM) two-step estimation model with the result that the number of subsidiaries has a significant positive effect on the average share price.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Ryan D. Faindlay
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap imbal hasil value stocks dan growth stocks. Periode penelitian mencakup tahun 2020-2022 dengan total sampel penelitian sebanyak 14 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta menjadi konstituen indeks IDX Value30 dan IDX Growth30 selama periode penelitian. Penelitian ini juga dilengkapi dengan variabel kontrol aspek makroekonomi seperti suku bunga Bank Indonesia dan imbal hasil pasar saham yang diukur dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Lebih lanjut, variabel kontrol faktor spesifik perusahaan seperti size perusahaan, price-to-book ratio, dan price-to-earnings ratio juga dimasukkan untuk memperkaya penelitian. Hasil penelitian dengan regresi data panel menunjukkan bahwa pengaruh inflasi terhadap imbal hasil saham tidak signifikan secara statistik untuk value stocks dan growth stocks. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dari pengaruh inflasi terhadap imbal hasil value stocks dan growth stocks di Bursa Efek Indonesia.

This study aims to analyze the effect of inflation on the returns of value stocks and growth stocks. The research period covers 2020-2022 with a total research sample of 14 companies listed on the Indonesia Stock Exchange and constituents of the IDX Value30 and IDX Growth30 indices during the research period. This study is also equipped with control variables for macroeconomic aspects such as Bank Indonesia interest rates and stock market returns as measured by the IDX Composite Index. Furthermore, firm-specific factor control variables such as firm size, price-to-book ratio, and price-to-earnings ratio are also included to enrich the research. The results through panel data regression show that the effect of inflation on stock returns is not statistically significant for value stocks and growth stocks. However, there is a statistically significant difference in the effect of inflation on the returns of value stocks and growth stocks on the Indonesia Stock Exchange."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Vyatry Anggraini
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas (DOL, DFL, aciivity dan liquidity) berpengaruh terhadap risiko sistimatis (BETA) pada periode krisis (tahun 1997-1999) dan pasca krisis (tahun 2000-2002). Penelitian dilakukan dengan menggunakan seluruh sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 1995-2002.
Sebagai proksi risiko sistimatis digunakan variabel beta., yang diukur dengan menggunakan model pasar dan regresi time series. Beta diukur sebagai koefisien regresi, dimana variabel terikatnya adalah return saham sedangkan variabel bebasnya adalah return pasar (IHSG). Untuk menguji pengaruh variabel bebas (DOL, DFL, activity dan liquidity) terhadap risiko sistimatis (beta) digunakan data panel dengan metode pooled cross-section. Regresi dilakukan dua kali, yaitu pada periode krisis (tahun 1997-1999) dan pasca krisis (tahun 2000-2002).
Dari hasil regresi metode pooled cross-section diperoleh variabel DOL terbukti berpengaruh positif terhadap beta pada periode pasca krisis. Tapi, pada periode krisis diperoleh adanya pengaruh yang negatif antara DOL terhadap beta. Adanya perbedaan hasil antara kedua periode tersebut, disebabkan umumnya perusahaan manufaktur memiliki capital intensive yang tinggi, dimana perusahaan melakukan investasi yang besar terhadap pabrik atau mesin-mesin berat yang memerlukan biaya operasi yang besar. Sedangkan, penjualan pada lcrisis ekonomi umumnya mengalami penurunan yang relatif cukup besar akibat menurunnya daya beli masyarakat. Akibatnya, EBIT perusahaan banyak yang negatif. DFL terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap beta pada periode pasca krisis, tapi pada periode krisis diperoleh adanya pengaruh yang tidak signifikan. Karena umumnya penxsahaan manufaktur memiliki hutang yang besar untuk membiayai operasinya (baik dalam mata uang rupiah maupun asing). Sehingga, pada saat lcrisis ekonomi banyak perusahaan yang mengalami kesulitan untuk membayar kembali hutangnya karena nilai nominal hutang menjadi tinggi akibat kenaikan kurs. Sedangkan, liquidity untuk kedua periode pengamatan terbukti tidak signifikan berpengaruh terhadap beta. Terbukti adanya pengaruh signifikan yang negatif antara activity terhadap beta hanya pada periode krisis, sedangkan pada periode pasca krisis tidak ditemukan pengaruh yang signiiikan. Ketidakefektifan perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan sales dikarenakan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan akibat adanya kenaikan kurs, sedangkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengurangi sales-nya agar mereka masih dapat bertahan dalam kondisi kisis ekonomi.

This research is aimed at identifying whether free variables (DOL, DFL, activity and liquidity) are influential on the systematic risk (beta) during the period of crisis (1997-1999) and post-crisis period (2000-2002). The research was conducted by using all samples of manufacturing companies registered in Jakarta Stock Exchange (JSX) from 1995 until 2002.
Beta variable is used as the proxy of systematic risk, meastued by employing market and time series regression models. Beta is measured as the coefficient of regression where the attached variable is the return shares while the free variable is the return of market. To test the free variable (DOL, DFL, activity and liquidity) on systematic risk (beta), data panel is used by applying pooled cross-section method. Regression is multiplied twice, in the crisis period (1997-1999) and post-crisis period (2000-2002).
From the result of regression of pooled cross-section method was obtained DOL variable which proved to have positive impact on beta during post crisis period. However, during the crisis, there was negative impact of DOL on beta. The cause of the difference in the results of both periods was that in general manufacturing companies had high intensity capital, in which they invested large amounts in factories or machinery - heavy machinery requires large operational costs. While sales dining economic crisis in general decreased in a relatively gig manner because of decreased purchase power of the people. Consequently, many EBIT of companies were negative. DFL proved to have a negative impact on beta during post crisis, but during the crisis the impact was not significant. As in general manufacturing companies have large debts for hnancing their operations (in rupiahs as well as foreign denominations), dining the economic crisis many companies met with difficulties to repay their debts. The nominal value of debts became high because of increase in rate of exchange. While liquidity during both periods of observation proved to have insignificant impact on beta. Activity proved to have a negative impact on beta only during the crisis period, and no signiticant impact was found during post crisis. Ineffectiveness of companies in managing their assets in order to produce sales was the results of high cost of production which in turn was caused by increased rate of exchange, while the purchase power of the people decreased. This caused companies to reduce their sales so that they may still survive under the economic crisis condition."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>