Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ahmad Widodo
"Selama proses pelaksanaan proyek konstruksi, sering ditemui kondisi diperlukanannya percepatan waktu penyelesaian proyek dari rencana semula. Cara yang telah digunakan secara luas dalam optimalisasi biaya dan penjadualan dari sebuah proyek konstruksi dalam konteks percepatan adalah metode least-cost scheduling. Tetapi tidak ada solusi least-cost yang dapat dibuktikan secara absolut karena baik durasi aktivitas maupun biaya tidak dapat diketahui secara pasti di awal. Dengan menggunakan pendekatan probablistik setelah tahapan deterministik dengan metode least-cost scheduling, dimana sebuah model penjadwalan (CPM) disimulasikan menggunakan Pert Master untuk menentukan pilihan durasi yang memiliki probabilitas kemunculan tertinggi. Dan juga dengan menggunakan Multiple Simulation Analysis Technique (MSAT), biaya proyek yang memiliki probabilitas kecil untuk terlampaui pada pilihan alternatif durasi tersebut ditentukan. Sehingga akan tersedia informasi tambahan yang akan meningkatkan peluang suksesnya penentuan sebuah pilihan alternatif durasi dan biaya. Dengan melakukan pendekatan studi kasus pada proyek yang mewakili kondisi diperlukannya percepatan dalam hal ini Apartemen The Capital Residence diharapkan dari informasi yang dihasilkan oleh kedua metode tersebut dapat dijadikan salah satu rujukan dalam penentuan waktu penyelesaian pada proyek lain yang menghadapi kondisi serupa.

During the planning and execution of construction project, it often becomes necessary to shorten the duration of the project. A widely use technique for reducing the duration of a project in term of project schedule and cost optimalization is commonly referred to a least cost scheduling. But there is no absolute, provable least cost solution, because the activity durations and cost values cannot be known exactly in advance.By using probabilistic approach after deterministic with least cost scheduling technique, where the duration in a CPM model is simulated using Pert Master to determining the highest probability of occurence. And also by using Multiple Simulation Analysis Technique (MSAT) a project cost with a small chance of being exceeded is selected. So that will be an available supplementary information to improve the succesful chance of a selected cost and duration. By studying case at a project that represented the condition where shortening the duration is needed, in this case Apartment The Capital Residence, its expected the information yielded from both technique can be made one of the reference in determination of duration and cost in other project which face similar condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S34296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiarso
"Dalam pelaksanaan proses konstruksi, percepatan waktu penyelesaian proyek dari rencana awal sering ditemui untuk mengembalikan ke kondisi yang normal akibat keterlambatan atau membuat kondisi yang lebih baik untuk mempercepat penyelesaian proyek konstruksi tersebut. Metode least- cost scheduling merupakan cara yang sering digunakan dalam mengoptimalisasikan biaya dan penjadwalan dari sebuah proyek konstruksi.
Metode least-cost scheduling menurut Brian J Dregar(1992) pada dasarnya mengkaji hubungan antara waktu selesainya suatu bagian pekerjaan dengan biaya proyek yang bertujuan meyakinkan klien, meningkatkan cara pencapaian mutu, mencapai batas waktu yang telah ditentukan, mengendalikan pengeluaran biaya, dan mengembangkan minimum-cost schedule sesuai dengan permintaan klien dan komitmen proyek.
Namun menurut Stevens (1990), solusi least cost tidak dapat dibuktikan secara absolut karena durasi aktivitas maupun biaya tidak dapat diketahui secara pasti diawal. Diguakan pendekatan probalistik setelah tahapan deterministik dengan metode least-cost scheduling. Setelah melakukan pendekatan studi kasus pada Proyek Pembangunan Flyover Arif Rahman Hakim, Depok, yang mewakili kondisi diperlukannya percepatan, didapat biaya optimum sebesar Rp. Rp. 1,725,811,984.00 pada durasi normal pelaksanaan yaitu 67 hari.

During planning and execution of construction project, it often becomes necessary to escalate the duration of the project in order to adjust to the original schedule, due to time overrun or to simply finished the project ahead of schedule. A widely use technique for reducing the duration of a project in term of project schedule and cost optimalization is commonly referred to a least-cost scheduling.
According to Brian J Dregar (1992), least-cost scheduling method, basically is to examine relation between finishing time from certain activity duration with project cost to assure owner, increased the project quality, finished the project according to time schedule, control the cost project, and to gain minimum-cost schedule according to the owner?s demand and project goal.
But, According to Stevens (1990), there is no absolute, provable least-cost solution, because the activity durations and cost values cannot be precisely known in the beginning. The probabilistic approach were used after deterministic with least-cost scheduling technique.
After case study approach at Arif Rahman Hakim?s Flyover project, Depok, which represent the condition that need to be shorten, the result the optimum cost Rp. 1,715,811,984.00 in normal duration that is 67 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35753
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Di dalam pelaksanaan sebuah proyek, mutu, biaya dan waktu adalah 3 unsur pembatas yang saling berkaitan satu dengan yang lain, dimana ketidakmampuan pihak kontraktor sebagai pelaksana proyek untuk mengatasi ketiga hambatan di atas akan mengurangi kepuasan dari pihap pemberi proyek. Kontraktor pada sisi yang lain juga mempunyai kepentingannya sendiri yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Berdasarkan keinginan tersebut dan dengan tidak melupakan faktor mutu, pihak pelaksana proyek pada pelaksanaannya akan sering mengkaji ulang jadwal pekerjaan proyek agar didapatkan waktu kerja yang lebih sesuai dan pada akhirnya akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan. Untuk mengkaji ulang jadwal tersebut, pihak kontraktor biasanya menggunakan metode biaya terendah atau sering disebut metode least cost. Pada umumnya, pekerjaan perhitungan biaya dan waktu kerja banyak dilakukan secara manual terutama untuk proyek konstruksi tingkat kecil dan menengah. Namun seiring dengan semakin banyaknya komponen-komponen pemograman yang ada sekarang ini maka dirasakan perlu untuk membuat suatu perangkat lunak pemograman yang nantinya akan berfungsi untuk membantu tugas kontraktor. Komponen pemrograman yang digunakan antara lain Microsoft Visual Basic 6, Microsoft Access 2000 dan Crystal Reports v7.00. Perangkat lunak yang dihasilkan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menghitung data-data kegiatan proyek seperti early start, late start, float, slope, menentukan tingkat kekritisan dari suatu kegiatan juga melakukan perhitungan ulang data-data kegiatan di atas bila pengguna melakukan crashing. Hasil perhitungan akan ditampilkan dalam laporan baik perincian biaya per kegiatan maupun laporan rangkuman dari kegiatan crashing yang sudah dilakukan. Dengan penggunaan program yang dihasilkan diharapkan pihak pengguna akan dapat mengurangi kesalahan yang mungkin timbul dalam perhitungan biaya dan waktu secara manual."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Marlyanti Widyaningsih
"PT. OPQ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan serta minuman. Salah satu jenis mesin yang digunakan yaitu mesin mixer dengan motor penggerak yaitu motor induksi A dengan kapasitas 150 kW. Pada penelitian ini penulis mendeskripsikan pemilihan kebijakan perbaikan dan perawatan pencegahan, dimana pada motor ini frekuensi downtime paling tinggi sehingga menyebabkan biaya perawatan melebihi budget yag telah disediakan oleh perusahaan. Berdasarkan hal tersebut perlu diakukan suatu penelitian untuk memilih kebijakan perbaikan dan perawatan pencegahan yang paling efektif dan efisien serta perhitungan keandalan yaitu MTTF, MTTR, dan MTBF dengan mempertimbangkan faktor biaya, frekuensi breakdown, waktu downtime, dan waktu perbaikan. Dari pengolahan data yang dilakukan serta analisis yang didapatkan yaitu berupa jadwal perawatan untuk motor induksi A pada masing-masing klasifikasi kelas komponen yang dibagi atas 3 bagian berdasarkan biaya komponen yaitu kelas A, kelas B dan kelas C maka didapatkan hasil yaitu komponen kelas A menggunakan kebijakan perbaikan dan komponen kelas B dan C menggunakan kebijakan perawatan pencegahan. Penulis menambahkan parameter baru yaitu dowtime cost maka didapatkan hasil yaitu kelas A, B dan C menggunakan kebijakan perawatan pencegahan.

PT. OPQ is a company engaged in the production of food and beverages. One type of machine used is a mixer machine with a motor that is an induction motor A with a capacity of 150 kW. In this study the authors describe the selection of preventive maintenance and repair, where in this motor the highest downtime frequency causes maintenance costs to exceed the budget provided by the company. Based on this matter, it is necessary to conduct a study to choose the most effective and efficient policies between repair and preventive maintenance and reliability calculations, namely MTTF, MTTR, and MTBF by considering the cost factor, breakdown frequency, downtime, and repair time. From the data processing carried out and the analysis obtained is in the form of a maintenance schedule for induction motor A in each component class classification divided into 3 parts based on component costs namely class A, class B and class C, the results are class A components using repair policy and class B and C components use preventive maintenance policy. The author adds a new parameter, namely dowtime cost, then the results are class A, B and C using preventive maintenance policy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Tandean
"Penelitian ini membahas mengenai pembuatan model Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk meminimalkan biaya penjadwalan multi-proyek pada perusahaan manufaktur mesin yang seringkali mengalami keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan optimasinya adalah untuk meminimalkan total biaya penalti keterlambatan proyek dan total biaya karyawan. Biaya karyawan yang dimaksud yaitu apakah lebih optimal jika dilakukan alih daya karyawan atau melakukan lembur. Dengan menggunakan model yang telah dibuat, maka penjadwalan multi-proyek dioptimasi dengan bantuan software Lingo 14.0 menggunakan pendekatan branch & bound.
Hasil yang diperoleh yaitu jika perusahaan ingin mengoptimalkan keterlambatan, maka dengan lembur akan lebih minimal daripada alih daya yaitu total penurunan keterlambatan sebesar 144 hari atau sebesar 73.5%. Sebaliknya jika dilihat dari sisi total biaya yang dikeluarkan, maka dengan alih daya hasilnya lebih minimal daripada lembur yaitu ada penurunan total biaya sebesar Rp. 10,873,000 atau sebesar 28.5%. Hasil ini menunjukkan bahwa model yang dibuat dapat mengoptimasi penjadwalan multi-proyek.

This paper discusses about creating Mixed Integer Linear Programming (MILP) model to optmize cost for multi-project scheduling in a machine maker company. Paper?s objective is to minimize total of project?s penalty cost and labor?s cost. It needs to show whether using outsourcing or overtime will be more optimal to finish all projects. Using the created model, scheduling of multi-project is optimized by Lingo 14.0 software with branch& bound approach.
This paper resulted, if company want to optimize lateness, they should use overtime instead of outsourcing which improves total lateness of projects for 144 days or 73.5%. Whereas, if company want to optmize cost, they should use outsourcing instead of overtime which reduces total cost about IDR10,873,000 or 28.5%. These results indicate that the models can be used to optimize multi-project scheduling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ervan Hardiyanto
"ABSTRAK
Ketahanan energi nasional memberikan dukungan pada kelangsungan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat. Salah satu strategi yang direkomendasikan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional adalah dengan melakukan diversifikasi energi. Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup, namun akibat kurangnya infrastruktur gas maka permintaan domestik masih rendah. Biaya investasi infrastruktur gas cukup tinggi sehingga investor kurang berminat. Lampung memiliki potensi pasokan dan pasar gas yang besar dan kondisi geografis yang mendukung pengembangan jaringan pipa gas. Pemilihan jalur distribusi gas dan spesifikasi pipa yang optimal dapat meminimalkan nilai investasi sehingga dapat menarik minat investor untuk mengembangkan jaringan gas bumi di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi jaringan distribusi gas bumi di Lampung menggunakan analisis Least Cost Path LCP dan Travelling Saleman Problem TSP untuk memperoleh jalur pipa transmisi dan pipa distribusi optimal. Dari hasil simulasi hidrolika gas didapatkan diameter pipa minimal 4 sampai 14 inch dengan total panjang pipa 209,87 km. Total biaya investasi pembangunan wilayah jaringan distribusi Lampung sebesar 85.137.910 USD dengan kapasitas 129.5 MMscfd. Dengan kondisi tersebut, tarif pengangkutan gas dihitung sebesar 0,9057 USD/Mscf dengan nilai IRR14,85 , NPV 8.129.449 USD, Payback Period 5,46 tahun dengan volume gas yang mengalir 65.23 MMscfd. Probabilitas NPV positif adalah 99,04 . Tarif, volume aliran gas, dan nilai investasi berpengaruh besar terhadap IRR dan NPV. Investasi ini layak dilakukan jika variabel tarif lebih dari 0,8246 USD/Mscf, volume aliran gas terkontrak lebih dari 58,7 MMscfd, atau nilai investasi kurang dari 94.597.677 USD.

ABSTRACT
Strong national energy security will support Indonesia rsquo s rapid economic growth. To improve national energy security we have to diversify energy. Indonesia has sufficient gas reserves, but due to lack of gas infrastructure, domestic demand is still low. Gas infrastructure investment cost is not feasible for the investor. Lampung has potential supply, large gas market and geographical conditions that support the development of gas pipelines. Optimal gas distribution route and pipeline specifications will minimize the value of investment and support the development of gas distribution pipelines in Lampung. This study aims to optimize natural gas distribution pipeline using Least Cost Path LCP and Travelling Saleman Problem TSP analysis on spatial data to the select optimal paths for transmission pipelines and distribution pipelines. From the gas hydraulic simulation, we obtained 209.87 km long of pipe with diameter range from 4 14 inch. Total investment cost for development of Lampung distribution network area is 85,137,910 USD with capacity of 129.5 MMscfd. Under these conditions, the gas transportation tariff calculated at 0.9057 USD Mscf with IRR14.85 , NPV 8,129,449 USD, Payback Period 5.46 year with 65.23 MMscfd gas flow. The probability of a positive NPV is 99.04 . Tariff, gas volume, and investment cost have a strong effect on IRR and NPV. To be feasible, the tariff should be more than 0.8246 USD Mscf, the contracted gas volume were more than 58.7 MMscfd, or the investment cost were less than 94,597,677 USD."
2017
T48042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Novita
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mencari solusi dari masalah yang terjadi pada tahapan evolusi usaha mikro di Depok dan Bekasi, dengan menganalisis setiap tahapan evolusi dari fase kewirausahaan entrepreneurial, fase start-up, dan yang terakhir adalah fase on-going. Tahapan evolusi pada penelitian ini mengacu pada model perubahan jaringan yang ditemukan oleh Schutjens Stam 2003. Serta permasalahan yang dibahas yaitu faktor keuangan, faktor bisnis operasional, dan faktor sumber daya manusia terhadap setiap tahapan evolusi dari 10 usaha mikro di Depok dan Bekasi. Dengan menggunakan metode content analysis, secara umum, ditemukan bahwa faktor keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam proses evolusi sebuah usaha. Mayoritas dari pemilik usaha mikro tidak menggunakan sumber pembiayaan dari lembaga formal, mereka lebih mengandalkan pinjaman modal dari lembaga non-formal karena keterbatasan dokumen, persepsi pemilik usaha yang berpikiran bahwa bunga yang diberikan lebih rendah dan diberikan pelatihan bagi para pemilik usaha. Faktor sumber daya manusia tidak memiliki peran yang besar dalam permasalahan evolusi usaha mikro karena sebagian besar pemilik memulai usaha mereka tanpa bantuan pegawai. Kegiatan operasional pada awal usaha tidak rapih karena keterbatasan pengetahuan, sumber daya manusia dan uang. Secara khusus, terdapat indikasi bahwa penanganan usaha mikro di beberapa daerah dalam Indonesia belum efisien, namun jika dibina dengan baik dapat berkembang dengan pesat pada jangka panjang.

ABSTRACT
This study aims to find the problems and the solutions that occur in the stages of Micro Enterprises evolution in Depok and Bekasi, by analyzing each stage of evolution from entrepreneurial phase, start up phase, and the last is on going phase. The stages of evolution in this study refers to the model of entrepreneurial network found by Schutjens Stam 2003. As well as the issues discussed are financial factors, business operational factors, and human resource factors on every single stage of 10 Micro Enterprises in Depok and Bekasi. By using content analysis methods, in general, it was found that financial factors have a very important role in the evolution of a business. The majority of Micro Enterprise owners do not use the source of funding from formal institutions, they rely more on capital loans from non formal institutions due to lack of documents, perceptions of business owners who think that the given interest is lower and training for business owners. Human resource factors do not have a big role in the Micro Enterprises evolution because most of owners start their businesses without employees. Operational activities at the beginning of business is not neat because of limited knowledge, human resources and money. In particular, there are indications that the handling of micro enterprise in some regions in Indonesia has not been efficient, but if it is scouted it can thrive in the long term. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Pertiwi
"Konsultan Quantity Surveyor dalam Konstruksi di Indonesia dewasa ini semakin dibutuhkan dan dirasakan sangat membantu pemberi tugas dalam tahap definisi maupun tahap implementasi. Dalam tahap definisi bagian dari tanggung jawab Konsultan Quantity Surveyor yang paling penting adalah preparation of tender documents, adapun document tersebut antara lain; condition of contract yang termuat dalam spesifikasi khusus, bill of quantity yang telah disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi umum yang disiapkan oleh Construction Management (CM). Persiapan yang balk didukung dengan tools, management dan skill khusus yang dimiliki Konsultan QS akan memberikan gambaran nilai proyek yang mendekati dengan implementasinya. Antara lain penyusunan bill of quantity yang distandarkan akan memudahkan kontraktor peserta tender memiliki kepastian dalam memberikan biaya penawaran proyek sehingga memiliki daya saing tinggi dan menguntungkan owner dalam menetapkan pemenang. Dan dalam tahap implementasi, Konsultan QS memiliki tanggung jawab merekam Site Instruction (SI) dari Construction Management (CM) menjadi suatu Variation Order (VO). 5elain itu tugas dari Q5 pada tahap ini adalah mengimplementasikaa proggres pekerjaan kontraktor menjadi final payment yang harus dibayarkan owner, Konsultan QS juga memberikan masukan mengenai Cost management dan value management. Pendeknya secara generate Konsultan QS dapat dikatakan sebagai oranglbadan yang bertanggung jawab akan bagaimana Proyek menjadi lancar dan memastikan biaya konstruksi dengan production terkelola dengan sangat effisen, sehingga Konsultan QS sangat membantu pemilik proyek dalam peningkatan kinerja pelaksanaan konstruksi agar total biaya yang diperoleh optimum dan penyelesaian proyek tepat waktu. Selanjutnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pecan Konsultan Quantity Surveyor yang terpercaya dengan metode, skill khusus, tools dan management yang sempurna dapat mempengaruhi efisiensi biaya akhir proyek. Berbagai kasus yang terjadi dan menjadi bagian dari tanggung jawab Konsultan QS dalam setiap tahapannya dalam pelaksanaan proyek konst-ruksi akan memberikan gambaran yang nyata bagaimana Konsultan QS berperan dalam setiap tahapan konstruksi. Dengan metode, skill khusus, tools dan manajemen yang sempurna akan menambahkan pentingnya pecan Konsultan Q5 dalam proyek Konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>