Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Teguh Tri Widagdo
"Dalam perkembangan industri yang terjadi akhir-akhir ini, dituntut adanya konsep manajemen yang baik agar bisa mcningkatkan daya saing. Salah satu konsep manajemen yang mulai diterapkan adalah Total Productive Maintenance (TPM). Namun implementasi dari konsep ini mengalami kesulitan, bahkan sempat terhenti. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya daya serap karyawan perusahaan untuk menerapkannya, misalnya tingkat disiplin yang rendah, tempat kerja yang tidak !eratur, dan belum sepenuhnya bekerja sesuai dcngan sistem dan proseclur. Oleh kmena itu scbelum menerapkan konsep TPM, perlu ditanamkan terlebih dahulu budaya industri melalui penerapan disiplin 5R di tcmpaf kcrja. Umuk rncnerapkan konsep 5R di tempat kelja. diperlukan suatu perencanaan yang Sistematis dan terorganisir dengan baik. Dalam mencapai tujuan penerapan TPM. motivasi karyawan haws dilimbulkan dalam pemcliharaan pabrik melalui kegiatan mandiri. Pemeliharaan mandiri oleh karyawan adalah elemen penting dalam TPM, dan jalan masuk ke TPM adalah SR. Diharapkan dengan adanya perencanaan, karyawan dapat menerapkan konsep 5R dengan kesadaran dan disiplin yang baik, sehingga kegiatan TPM dan konser manajemen lainnya dapat diterapkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rochmandianto, Author
"ABSTRAK
Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur dengan jenis produk yang bervariasi dan pelaksanaan produksi berdasarkan pesanan, maka sering dijumpai permasalahan yang berhubungan dengan waktu penyelesaian pesanan. Dengan permasalahan yang sama, juga terjadi pada PT. Boma Stork. Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa perencanaan dan pengendalian pada proses produksi mempunyai performansi yang rendah, dimana ditemukan bahwa perencanaan dan penjadwalan produksi kurang akurat, pengorganisasian dan pemeliharaan data tidak memadai, komunikasi formal kurang, pemantauan pelaksanaan produksi kurang baik serta pengendalian material kurang, sehingga hal ini penyebab utama dalam menepati janji waktu penyelesaian pekerjaan.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada maka ditetapkan untuk perancangan sistem yang dikelompokan menjadi 3 fungsi dalam perencanaan dan pengendalian yaitu fungsi perencanaan , fungsi pengesahan dan fungsi pengendalian . Dari 3 fungsi tersebut dijabarkan lebih mendalam lagi dari masing-masing fungsi tersebut sehingga dapat dihasilkan suatu sistem informasi yang memadai serta dengan bantuan peralatan komputer dalam mendukung pemecahan masalah tersebut .
Dari hasil perancangan tersebut diharapkan dapat menyediakan informasi yang lengkap, formalisasi kegiatan dapat diwujutkan, pemeliharaan 1 pengolahan data dapat terorganisir, performansi dari manajemen perencanaan dan pengendalian dapat diperbaiki sehingga secara keseluruhan performansi perusahaan dapat diperbaiki dan hasil akhir yang diharapkan adalah kepercayaan dari pelanggan serta peningkatan penjualan untuk waktu yang akan datang.

ABSTRACT
As a company that work on industrial manufacturing with a variety product that
base on costumer's order (job order ) , problems related to the delivery time are often happen .
PT. Soma Stork , the kind of that company has that problem as well . From research and analisys were found that the performance of planning and controlling on the production process were low . Then also indicated that planning and scheduling were not accurate, lack of communication, Jack of production monitoring and lack of material control. There for those conditioning were-the major problems for delivery time .
Knowing those problems, related to the planning and controlling there are 3
function as : planning, legaling and controlling, those functions have to be detailed into a such information system to support the problem.
Started from a good planning are expected to support a complete information, to
reach a formal activities, to organize a data and to fixed the performance of planning management , finally those effort could improve the company performance through a good costumer services and a sales increasing .
"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yanuar P.
"ABSTRAK
PD. JB adalah perusahaan home industri pengolahan kayu yang membuat peti pengepakan dan palet dengan menggunakan mesin-mesin modem. Produk yang dihasilkan ini berdasarkan pesanan konsumen yang digunakan untuk mendukung produksi maupun untuk mengirim barang_ Pelanggan utama PD. JB adalah PT. Toyota Astra Motor (peti pengepakan untuk pengiriman eksport CKD komponen mobiI).
Dalam menjalankan usahanya PD. .TB masih dikelola secara tradisional sebagai suatu usaha sampingan Namun seiring dengan naiknya nilai lukar dolar yang menyebabkan meningkamya ekspor yang dilakukan pelanggan, permintaan pun bertambah. Perusahaan mulai tumbuh dan mempunyai prospek yang menjanjikan.
Dipihak lain, perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola permintaan, akibatnya sering teujadi keterlambatan dalam pengiriman karena masalah produksi dan bahan baku.
Tulisan skripsi ini adalah merancang suatu konsep sistem perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan (PPIC) berdasarkan pendekatan integrasi MRP II dan JIT dengan mengambil contoh kasus pada produksi bulan Agustus |999 di PD. JB.
Untuk itu dikumpulkan dan diolah data yang diperlukan. Merancang konsep langkah-langkah pelaksanaan perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan.
Kemudian menganalisa dan menerapkan sistem PPIC pada kondisi produksi bulan Agustus 1999. Diharapkan dapat menjadi pola PPIC untuk mengatasi masalah dan memberikan umpan balik untuk perbaikan kuakitas, biaya dan pengiriman (QCD)"
2000
S49912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armeity Rossi Triwahyuni
Depok: Universitas Indonesia, 2005
TA1302
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
"ABSTRAK
Komunikasi sangat berperan dalam proses produksi, terutama di industri manufaktur. Industri ini merakit beberapa komponen menjadi barang jadi, sehingga komunikasi antarbagian yang menghasilkan komponen tersebut sangat menentukan kelancaran produksi.
Penelitian ini mencari sistem komunikasi di industri manufaktur dan pengaruhnya terhadap proses produksi. Data dikumpulkan dengan wawancara dan penyebaran angket, serta diolah dengan analisis kuantitatif. Kegiatan ini dilaksanakan antara Oktober s.d. Desember 1995, di PT Toa, PT Sanyo, dan PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Selain forum komunikasi formal yang langsung berhubungan dengan kepentingan proses produksi, di industri manufaktur elektronika terdapat juga forum komunikasi semi formal dan nonformal.
Terdapat delapan jabatan pada bagian produksi dengan rata-rata pendidikan SFTA. Sebelum berkomunikasi mereka menyiapkan bahan, penyampaian kepada atasan secara formal, kepada bawahan dan setingkat secara nonformal. Paling mudah berkomunikasi dengan atasan, paling sulit dengan pihak luar.
Arus komunikasi mengalir dari atas ke bawah; bentuk yang sering dipakai ialah laporan untuk atasan, surat untuk bawahan, pertemuan untuk setingkat; Bentuk yang dianggap paling efektif ialah surat dengan sarana bahasa Indonesia. Komunikasi sangat berpengaruh pada proses produksi, hambatan yang sering dijumpai ialah data kurang lengkap, namun dapat dipahami dengan jelas dan' mudah.
Konsultasi masalah lebih banyak kepada jabatan struktural; ditanggapi dengan cepat untuk kerusakan mesin, lambat untuk bahan baku; sedangkan hasil produksi, kecelakaan kerja, dan tenaga kerja cenderung tidak dianggapi.

ABSTRACT
Communication is playing a very important role in production process, particularly in manufacturing industry. This industry assembles some components into a certain finished product, therefore, communication among divisions producing the components will be very deciding in the smoothness of production.
This research was aimed to find out communication systems in manufacturing industry and their effects on production process. Data were obtained by interview and questionnaire circulation, and were analyzed quantitatively. This study was carried out from October to December 1995 at PT Tea, PT Sanyo, and PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Instead of having formal communication forum directly relating to the needs for production process, electronics manufacturing industry also has semi formal and non-formal communication forums.
There are eight occupation at every production division whose employees mostly have Senior High School educational background. Before having communication, they prepare materials to be formally submitted to their superiors and be informally handed in them to both their subordinates and those of the same level. To communicates with superiors is relatively easy, however, it is difficult to do this with outsiders.
Communication flows mostly from upper to lower levels, form of communication mostly adopted is report to superiors, correspondences to subordinates, 'and meetings for those of the same level; the most effective one is letters of the Indonesian language. Communication strongly influences production process; incomplete data are a frequently found constraint, however it is easily understandable.
Consultation on any problems is mostly done, with structural functionaries; problem on broken down machine are immediately responded, those on raw materials are slowly responded; whereas those on production, occupational risks, and laborers tend not to be responded."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Handoyo Widodo
"Laporan Rugi-laba yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia pada umumnya menggunakan metode full costing seperti dianjurkan oleh Persatuan Akuntansi Indonesia. Metode full costing menghitung harga pokok dengan membebankan seluruh komponen biaya baik yang bersifat variabel dan biaya tetap. Kondisi demikian mengakibatkan manajemen terkadang lalai memperhatikan contribution margin yang diberikan oleh setiap jenis/item dan produknya. Untuk itu, menajemen sebaiknya berupaya untuk memperoleh informasi biaya yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan produksi.
Metode variable costing dan activity based costing system dapat dipilih sebagai alternatif untuk pengambilan keputusan produksi karena metode ini memberikan informasi mengenai besarnya biaya variabel yang sungguh-sungguh diserap oleh produk serta informasi contribution margin dari tiap jenis produk. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa berdasarkan metode full costing dan variable costing untuk jenis produk kemeja formal pria, kemeja kasual pria dan pakaian anak wanita sama-sama menunjukkan laba.
Sedangkan untuk jenis produk blouse wanita bila ditinjau dengan metode full costing ternyata menunjukkan adanya kerugian sebesar Rp.15.113.468,00 tetapi bila dicermati dengan menggunakan metode variable costing produk blouse wanita ternyata masih memberikan contribution margin sebesar Rp.41.999.284,00 yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap total. Informasi yang diperoleh dari metode variable costing menunjukkan prestasi yang dapat dicapai oleh setiap jenis produk yang diproduksi.
Dari hasil penelitian ini, direkomendasikan agar manajemen sebaiknya memilih metode variable costing untuk informasi tambahan sebagai pengambilan keputusan produksi khususnya keputusan untuk menghentikan atau meneruskan produksi jenis produk blouse wanita. Walaupun jumlah contribution margin tersebut memang tidak terlalu material dibandingkan omzet penjualan, namun penting untuk diperhatikan karena informasi yang disajikan oleh metode full costing kemungkinan dapat menyesatkan manajemen dalam pengambilan keputusan.
Dengan menggunakan metode variable costing perusahaan sebaiknya tetap memproduksi blouse wanita karena produk tersebut masih memberikan contribution margin bagi perusahaan serta telah mempunyai pasar yang baik di luar negeri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati Husni
"ABSTRACT
This Study proves that the validity of Cobb-Douglas production function with constant return to scale and Hicks neutral technological change at manufacturing industry in Indonesia during 1985-1990, especially for two-digit ISIC 31, 32, 33. The author found that the output elasticities of capital is much more than its labor in each sub-manufacturing industries. Therefore, industries in Indonesia have been developed with capital intensive and labor saving biases in technological progress. In addition, the empirical results indicated that the Cobb-Douglas production function is decreasing return to scale.
On the other hand, the substitution elasticities for ISIC 31 is inelastic, but others are elastic. This results indirectly linked to the government policy. In the economy as a whole, the capital induce become more expensive with the government policy. Consequently, the ISIC 32, 33 will tend to labor intensive, except for ISIC 31. However, actual rate of return on capital is much more greater than its marginal product, reflecting the higher cost of expansion and development of sub-manufacturing industries in Indonesia from social welfare point of view.
Beside that, actual return to labor is lower than value of its marginal product every year during the observed period. Essentially, for the period observed, the sub-manufacturing industries in Indonesia has not benefited the labor cost comparative advantage which should be enjoyed in the labor market with excess supply of labor. Therefore, the prospect of output of the sub-manufacturing industries do not achieve a satisfactory from the Hecksher-Ohlin theory point of view. However, Indonesia should increase the output of industry in order to lower the fixed cost of production per unit through optimality the utilized capacity. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
TA1337
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Adhikara Budi
"Indonesia telecommunication industry has grown rapidly. This growth has increased the competition level in telecommunication industry. indonesia has 3 type of telecommunication services which are fixed line, wireless cellular and lixcd wireless. This cellular telecommunication market has become the largest telecommunication industIy. ln today competition level, if the telecommunication operator want to have high profit, they should have precise marketing strategy. Customer Relationship Management (CRM) concept gives a method to improve customer loyalty by giving special service to those who are worth. Customer loyalty will give the company higher profit than customer acquisition. To make this C RM strategy effective, companies should evaluate their customer value betbre they implement CRM. The purpose of this research is to find the customer prolile who gives more contribution and higher loyalty to the company and segmenling the market using customer value so the company could target thc segment with CRM programs.
This research is conducted to cellular telecommunication custotner in Jakarta. Bogor, Tangerang, and Bekasi. This research use one way ANOVA to evaluate the correlation of customer prolilc and the profit that customer gives to the company. In evaluate the customer value, l use lifetime value model which was developed by Hyunseok Hwang, Tacsoo Jung, and Euiho Suh, from Science and Technology University, South Korea, by ignoring the probability of future customer contribution change.
This research shows that only customer age and customer workplace which give significant effect to customer contribution level or customer loyalty level. This research is also shows that cellular telecommunication customers in Jakarta. Tangerang. Bogor and Bekasi give low contribution to the cellular operator company, even though they have high loyalty level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>